OLEH :
M.Haikal
Arvin Genta sanjaya
Samuel
Jurusan AT
SMK N 2 METRO
Provinsi Lampung
. 2022-2023
LEMBAR PENGESAHAN
Disetujui oleh :
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT. Karena atas segala rahmat, taufik dan
hidayahnya sehingga kami dapat melaksanakan kegiatan kunjungan
pemeliharaan lebah trigona di Wanabee farm ,metro dan juga dapat
menyelesaikan laporan ini dengan baik guna memenuhi kelengkapan bukti
belajar.
Metro,2023
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Lebah tak bersengat (Stingless) merupakan salah satu marga lebah sosial yang
termasuk suku Apidae. Di Indonesia lebah tak bersengat dikenal dengan beberapa
nama tergantung daerahnya, antara lain Teuwel (Jawa Barat) dan Klanceng (Jawa
Tengah dan Jawa Timur). Sementara itu di Sumatra Barat, kelompok lebah ini disebut
dengan Galo-galo.
Penyebaran lebah tak bersengat terdapat di daerah tropik dan subtropik atau
wilayah yang dilalui garis khatulistiwa (Hubbel & Johnson 1977, Free1993 dalam
Sumatra ada sekitar 31 jenis, Kalimantan ada 40 jenis, Jawa 14 jenis, dan Sulawesi
ada 3 jenis (Guntoro, 2013). Beberapa jenis diantaranya adalah T. Minangkabau dan
Barat teridentifikasi 2 jenis yaitu Trigona clypearis dan Trigona sapiens (BPTHHBK,
2012).
Salah satu jenis lebah tak bersengat yang umum dan dapat dijumpai diseluruh
pelosok Indonesia adalah Trigona laeviceps. Ciri cirinya adalah tubuh berukuran
kecil, ramping, panjangnya 2,5 mm – 3,25 mm. Tubuh berwarna coklat kehitaman,
pinggir bagian belakang scutellum. Tarsusnya berbulu warna pucat, tetapi permukaan
2013).
pohon, rongga kayu dan lubang bambu. Lubang pohon dan rongga kayu memiliki
bentuk yang hampir sama, dibandingkan dengan lubang bambu yang memiliki
permukaan tidak rata. Lubang bambu memiliki permukaan yang lebih halus
didalamnya dan pintu keluar sangat kecil untuk menjaga agar kenyamanan dalam
sangkar tetap stabil. Lebah klanceng menyukai sangkar yang kondisi didalamnya
stabil dan jauh dari predator yang mengganggu kenyamanan lebah. Peternak lebah
klanceng dalam mengambil hasil produksinya harus membuka bentuk sangkar lebah
terlebih dahulu, sehingga banyak klanceng yang pindah koloninya karena sangkamya
dari berbagai jenis dan umur lebah klanceng. Aktivitas lebah klanceng dipengaruhi
salah satunya ketersediaan pakan. Saat sumber pakan melimpah frekuensi aktivitas
keluar masuk lebah klanceng pada stup akan meningkat. Lebah pekerja dalam
mencari pakan berupa nektar dan tepung sari untuk memberi pakan pada koloninya
1. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Antropoda
Sub phylum : Mandibulata
Kelas : Insekta (Hexapoda)
Ordo : Hymnoptera
Sub Ordo : Apocrita
Famili : Apidae
Sub Famili: Meliponinae
Genus : Trigona
Spesies: Trigona sp.
Lebah ini memiliki fungsi sebagai penyerbuk bunga-bunga kecil dan membuat
sarang dalam batang kayu yang masih hidup maupun yang sudah ditebang, dalam
tanah, bekas sarang semut atau sarang rayap (Rosmarlinasiah, 2010 dalam Priyanto
2012). Untuk tempat keluar masuk tersedia lubang kecil sepanjang 1 cm yang
dikelilingi zat pelekat. Tempat tinggalnya tersusun atas beberapa bagian. Setiap
bagian digunakan untuk menyimpan madu, tepung sari, tempat bertelur, dan tempat
Setiap kelompok didalam koloni terdiri dari ratu, beberapa pekerja dan
jumlah pejantan sepertiga dari jumlah pekerja. Selama hidupnya lebah klanceng
mengalami siklus metamarfosis yang lengkap yaitu mulai dari telur sampai
baik ratu, lebah jantan maupun lebah pekerja. Siklus hidup lebah dibagi dalam
beberapa tahapan yaitu periode telur, periode larva, penutupan sel, pra pupa dan
pupa. Ukuran panjang tubuh lebah klanceng kurang lebih 4 mm, Trigona duckei
Friese dikenal jenis lebah tanpa menyengat yang paling kecil, Melipona
interrupta Latrielle adalah yang paling besar. M. beechii adalah lebih kecil
dibanding Apis mellifera. Warna jenis yang berbeda bervariasi dari hitam ke
biasanya memiliki seekor ratu lebah. Ratu lebah berukuran paling besar (paling
besar diantara lebah jantan dan lebah pekerja). Ratu Lebah melepaskan
sehingga tidak berfungsi sempurna. Ukuran jenis lebah pekerja adalah terkecil
dibandingkan dengan lebah ratu dan lebah jantan. Sayap lebah pekerja hampir
menutupi bagian perut, kaki belakang berkembang menjadi alat pembawa pollen,
tubuhnya berbulu, mempunyai sengat lurus dan berkait (Mace, 1984 dalam
Abdilah, 2008). Lebah Pekerja adalah lebah betina yang tidak subur. Lebah
dan menyediakan makanan terdiri dari madu dan tepung sari(Anonymous, 2005
lebah pekerja selama 60 hari. Sejak usia 1 minggu lebah pekerja mulai bekerja
membersihkan lubang sel bekas hunianya tatkala ia menjadi larva. Usia 2 minggu,
lebah pekerja bekerja membuat royal jelly. Usia 3 minggu, membuat sel-sel dalam
sarang. Usia 4 minggu, mengikuti lebah pekerja dewasa untuk mencari makan di
luar sarang. Usia 5 minggu, bekerja mencari makan untuk memenuhi kebutuhan
hidup koloni. Usia 5 minggu, lebah pekerja sering disebut lebah pangan (pencari
makan). Lebah pekerja sering disebut lebah pencari jejak, karena mampu
membaca sinar ultraviolet matahari untuk mencari jejak dimana terdapat sumber
makanan. Usia 6-7 minggu, lebah pekerja bekerja menjaga keamanan koloni dan
lebah. Jumlahnya sekitar sepertiga dari jumlah lebah betina dan tugas utamanya
adalah pemacek atau harem bagi lebah ratu. Lebah jantan tidak mencari madu
atau tepung sari untuk makanana. Tujuan yang utama lebah jantan adalah untuk
mengawini ratu lebah klanceng yang baru. Lebah jantan kawin dengan lebah ratu
pada saat terbang, lebah jantan mati dengan seketika setelah kawin (Anonymous,
B. Penampilan Koloni
1. Produksi Brood
Brood adalah kumpulan dari pengeraman pada sarang yang berisi telur, maupun
pupa. Menurut Morse dan Hooper (1985), siklus hidup lebah klanceng dibagi dalam
beberapa tahapan yaitu periode telur, periode larva, penutupan sel, pra pupa dan pupa.
pengeraman terbuka, yaitu berisi telur dan pupa, dan pengeraman tertutup sebagi
Kehidupan lebah dimulai dengan telur yang ditelurkan oleh ratu didalam sel
sisiran sarang. Telur akan menetas setelah 3 hari menjadi larva. Lebah pekeda
memberi larva pakan sehingga tumbuh sangat cepat sehingga memadati sel dalam
waktu 4 hari. Larva tersebut membuat satu koloni dalam selnya, lebah pekerja
menutup sel sararng dengan lilin, kernudian fase pupa. Fase pupa inilah tedadi
perubahan besar menjadi lebah dewasa. Banyaknya koloni tetasan (brood) tergantung
dari musim dan kondisi lungkungan, pada keadaan normal biasanya terdapat sekitar
2. Perkembangan koloni
larva, pupa, dewasa dan akhimya keluar dari sarang (Seeley, 1985). Telur ratu
ditempatkan di dalam sarang pekerja atau pejantan dan menetas menjadi larva.
Umur larva di dalam sarang cukup, panjang sehingga terdapat waktu. Untuk
makan dan tumbuh menjadi jenis lebah yang berlainan (Winston, 1991).
Setiap koloni lebah klanceng merupakan bentuk keluarga yaitu lebah ratu,
lebah jantan dan lebah pekeda. Setiap sarang hanya mempunyai seekor lebah ratu
dengan lebah jantan sekitar 200 ekor dan lebah pekerja lebih banyak lagi sampai
Jumlah koloni akan meningkat seiring meningkatnya telur, larva dan pupa
lebah pekerja yang membawa nektar dan pollen semakin banyak. koloni kuat
adalah yang didukung oleh lebah pekerja dalam jumlah cukup banyak, keadaan
C. Kandang Lebah
melakukan tugas yang berbeda-beda pada berbagi jenis kelamin dan umurnya Seeley,
1985. Sangkar lebah seperti kota besar yang multiguna, berada di dalam rongga kayu
dengan lubang tertentu dan sisiran sarang yang dirancang untuk berbagai fungsi dan
semua ada hubungannya dengan arsitektur dan fisiologi lebah (Winston, 1991).
Morse and Hooper (1985), yang menyatakan bahwa besarnya sarang ini
sangat tergantung pada ras dan umur koloni. Sejalan dengan itu Winston 1991 dalam
sarang lama baik lebah Eropa maupun lebah tropis, di mana pada awalnya
membangun sarang lebih kecil dan akan dibesarkan kalau wntir koloni sudah tua.
fenomena ini juga ada hubungannya dengan suhu koloni lebah, dan kemungkinan
juga adanya adaptasi dari lebah tropis yang dimulai dari besaran sarang pekerja yang
kecil dalam siklus koloni, kemudian untuk menyimpan sumber daya koloni yang
besar dari pollen dan nektar maka sel sarang pekerja dibesarkan.
Lebah tak bersengat adalah makhluk sosial yang hidup secara berkoloni. Di
dalam satu sarang di kepalai oleh ratu yang jumlahnya hanya satu dan mempunyai
pekerja yang membantu sang ratu dalam mengerjakan dan memenuhi kebutuhan
kehidupan koloni. Lebah pekerja jumlahnya sangat banyak 300 – 80.000 individu,
tergantung pada jenis dan umur koloninya (Free 1982). Masing-masing individu
mempunyai tugas dan saling berhubungan. Ratu bertugas hanya untuk bertelur, yang
nantinya akan menjadi lebah baru, untuk melanjutkan keturunannya, menjadi pekerja
yang bertugas mencari makanan, dan lain-lain. Makanan berupa nektar dan polen
tumbuhan, serta resin dikumpulkan oleh lebah pekerja secara gotong royong.
Sarang terbuat dari material resin yang juga berasal dari tumbuhan. Pintu
sarangnya hanya ada satu untuk masuk dan keluar-nya anggota koloni. Pintu ini
dihiasi dengan corong yang terbuat dari resin dan memiliki bentuk yang bermacam-
macam, ada yang pendek dan ada yang panjang, tergantung jenisnya. Struktur sarang
Salmah (1983), sarang terbagi tiga bagian, yaitu bagian tempat anakan, tempat nektar
atau madu, dan tempat polen yang disebut sel. Susunan sel di dalam sarang terdiri
dari 2 tipe yaitu Cluster (susunan sel tidak teratur) dan susunan sel berbentuk Comb
Cluster dan bentuk Comb. Umumnya lebah tak bersengat banyak dijumpai hidup di
hutan – hutan, namun beberapa jenis telah beradaptasi di daerah hutan terbuka,
padang rumput, dan bahkan sudah banyak dijumpai di pemukiman (Inoue et al.
1984). Lebah tak bersengat bersarang pada rongga batang pohon yang sudah mati
atau pada sarang rayap dan semut yang sudah tidak terpakai (Michener 1974,
Sakagami 1982). Selain itu sarang T. laeviceps sering dijumpai di daerah pemukiman
penduduk di Jawa, menempati rongga – rongga bambu penyangga atap atau dinding
rumah, rongga – rongga pada celah pintu, tepi – tepi lantai, tepi jendela, pada tembok
batu, dan rongga di bawah pot bunga (Hambali 1979 ; Erniwati & Ubaidillah 2012
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
Praktikum ini dilaksanakan pada hari minggu, tanggal 11 Oktober 2014, pada
pukul 08.00 WITA sampai selesai. Bertempat di Kampus Baru Universitas Halu Oleo
Kendari.
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu kos tangan, kapak, obeng
bunga, botol plastik ukuran kecil, tali raffia, kamera, baskom, timbangan dengan
C. Prosedur Kerja
1. Membuat sarang/stup lebah dengan dua model yaitu model baring dan model
berdiri.
Trigona sp.
4. Menempatkan stup/sarang yang telah dibuat pada sarang yang terdapat di alam
kemudian memindahkan sarang dan Ratu lebah kedalam stup/sarang buatan dan
6. Menimbang kembali berat stup/sarang yang telah terisi lebah Trigona sp dan
menghitung berapa banyak jumlah lebah pekerja, lebah jatan, sel telur dan
pekerja dan lebah jantan serta sel telur dan kantong madu yang dihasilkan.
pemukiman masyarakat, sebaiknya terlebih dahulu kita perlu mengetahui apa dan
Sebagaimana kita ketahui lebah trigona adalah lebah berukuran kecil yang tak
memiliki sengat, namun demikian bukan berarti mereka lemah dalam hal pertahanan
diri, selain mengandalkan propolis sebagai pertahanan mereka juga memiliki gigitan
yang lumayan kuat, memiliki trik dalam menentukan sasaran penyerangan, bila
menyerang manusia biasanya mereka memilih bagian tubuh kita yang lumayan vital
dan memiliki daerah kejut seperti lubang hidung, lubang telinga, leher, mata dan sela-
sela rambut. Walau pun gigitannya tidak membahayakan namun terasa cukup
mengejutkan dan mengganggu bila terus di biarkan. Setiap lebah memiliki kebiasaan
menyerang orang yang pertama mereka kenali, jadi tidak heran kalau melihat ada
Dalam pencarian habitat trigona sp. pada peraktikum ini ditemukan sarang
trigona yang berhabitat jika dirata-ratakan bertempat pada lokasi yang terdapat
adanya aktifitas manusia, misalnya suara kendaraan, pejalan kaki, kegaduhan dan
lainya. Sehingga dapat dikatakan bahwa lebah jenis ini tidak terpengaruh oleh
gangguan manusia yang bersifat keributan atau dengan kata lain mudah beradaptasi
pada lingkungannya. . Dalm peraktikum ini letak/ lokasi sarang yang ditemukan dapat
J Kondisi/
u keadaan fisik
No Pohon/Tempat m warna
pintu masuk
l
Ada model
a
/tidak
h
1 Kayu Besi (Metrossideros Petiolata) 4 ada corong
2 Kayu Eha (Castanopsis burana 2 ada corong
miq.)
3 Kayu Longkida (Naucleo orientalis) 1 ada datar
4 Kayu Akasia (Acacia Mangium) 1 ada datar
5 Kayu Mete (Anacardium Ocidentale) 2 ada corong
6. AC Rusak 1 ada corong
7. Bekas Pot 1 ada datar
8. Dinding Papan 1 ada corong
9. Tiang Lampu Taman 1 tidak datar
yang berlubang maupun pada tempat- tempat yang memiliki rongga didalamnya yang
lebah trigona yang ditemukan lebih senang membangun sarangnya pada jenis-jenis
kayu keras seperti pada kayu Besi (Metrossideros Petiolata) atau tempat lainnya yang
memiliki ketinggian yang cukup tinggi. Menurut Widantara (2013) Hampir semua
jenis lebah trigona mampu bersarang di seluruh media yang disebutkan dias, walau
ada jenis tertentu yang sangat spesifik dalam memilih media sarang seperti T.
thoracica yang mayoritas memilih tanah sebagai media sarang koloninya. Jenis lain
yang memilih media tertentu sebagai sarangnya adalah T. Itama, jenis ini cenderung
memilih media kayu untuk sarangnya seperti di lubang pohon-pohon besar dan atau
Dalam melakukan proses pemindahan koloni pada stup yang telah disiapkan
sebelumnya, merupakan hal yang paling penting untuk diperhatikan dan dilakukan
secara hati-hati. Proses pemindahan yang dilakukan dengan cara pemindahan secara
langsung dan tidak langsung. Namun yang efektif dalam metode pemindahan koloni
Pada pemindahan sarang lebah dalam peraktikum ini, hal yang pertama
parang, gergaji hingga obeng bunga yang semua alat digunakan tergantung pada
media sarang lebah tersebut. Untuk langkah awal pembongkaran, hal yang harus
diperhatikan adalah letak dari sarang telur, madu dan polennya melekat sehingga
memindahkan beberapa lembar telur ke dalam kotak koloni atau stup serta
menyimpan bagian penting penanda sarang ke dalamnya. Penanda ini sangat penting
kedudukannya dalam memecah koloni. Ratu lebah trigona kami biarkan berada di
sarang toping (awal), atau diantara sel-sel telur tersebut dengan asumsi agar lebah
jantan ataupun lebah pekerja berpindah sarang pada tempat yang baru.
Selama beberapa jam setelah semua sampel koloni di pecah, kami melakukan
pemantauan aktivitas lebah baik di media asalnya maupun di sarang buatan selama
kurang lebih sampai satu minggu hingga dianggap koloni lebah telah mampu
beradaptasi pada stup lebah yang baru dengan memperlihatkan kestabilan koloninya.
Menurut Widantara (2013) jenis yang paling mudah beradaptasi adalah T. laeviceps
lubang asal sarang lebah ditutup dengan kain hingga tidak ada ruang untuk
adalah memindahkan stup ke rumah stup. Proses pemindahan ini dilakukan secara
hati-hati terutama pada goncangan yang berlebihan terutama jika lokasi pemindahan
dirasa cukup jauh dan medan jalan banyak yang berlubang., hal ini diupayakan agar
stuptetap terjaga.
C. Perkembangan Koloni
2. Aktifitas koloni
D. Produksi