TINJAUAN TEORI
1. Definisi
Resiko bunuh diri merupakan tindakan melukai diri sendiri dengan sengaja untuk
mengakhiri hidupnya. Orang dengan gangguan jiwa memiliki resiko lebih tinggi dalam
percobaan bunuh diri karena individu lebih sering berperilaku impulsif dan agresif dan
2. Faktor Risiko
a. Gangguan prilaku (misalnya euforia mendadak setelah depresi, perilaku mencari senjata
pengangguran )
d. Masalah sosial ( misalnya berduka, tidak berdaya, putus asa, kesepian, kehilangan
e. Gangguan psikologis ( misalnya penganiayaan masa kanak – kanak, riwayat bunuh diri
penyalahgunaan zat ).
Menurut Purbaningsih (2019) tindakan bunuh diri seseorang disebabkan oleh dua
faktor yaitu :
a. Faktor Internal
1) Faktor Biologi
Dalam hal riwayat keluarga, individu dengan riwayat bunuh diri juga
lebih mungkin memiliki penyakit mental dan pernah mencoba bunuh diri atau
pernah bunuh diri daripada individu tanpa riwayat keluarga bunuh diri.
2) Gangguan Jiwa
mereka, bunuh diri yang disebabkan oleh depresi atau episode depresi dari
bunuh diri.
3) Karakteristik Kepribadian
4) Faktor Kognitif
yang lebih tinggi daripada individu yang tidak pernah mencoba bunuh diri.
5) Faktor Prilaku
Sikap seseorang yang semakin tegas setuju dengan perilaku bunuh diri,
b. Faktor Eksternal
Model teori stres menunjukkan bahwa stres adalah salah satu penyebab
keluarga dan gaya pengasuhan keluarga juga dapat mempengaruhi ide bunuh diri.
4) Faktor Kebudayaan
Suasana budaya yang kuat dapat mempengaruhi ide bunuh diri dengan
Menurut PPNI (2018) penatalaksanaan resiko bunuh diri dengan intervensi utama
a. Observasi
1. Identifikasi gejala resiko bunuh diri ( mis. Gangguan mood, halusinasi, delusi, panik,
3. Monitor lingkungan bebas bahaya secara rutin ( mis. Barang pribadi, pisau cukur,
jendela )
diri
4) Berika lingkungan dengan pengamanan ketat dan mudah dipantau ( mis.
shif )
) jika perlu
c) Edukasi
penyedia layanan)
terdekat
5) Latih pencegahan resiko bunuh diri ( mis. latihan asertif, relaksasi otot
progresif )
d) Kolaborasi
B. Guided Imagery
1. Definisi
adalah imajinasi terpimpin. Menurut Potter and Perry (2006) imajinasi terpimpin
menggunakan imajinasi seseorang dalm suatu cara yang dirancang secara khusus
relaksasi dan meredakan nyeri serta menurunkan tekanan darah yang dapat terdiri
Seperti dalam Academic for Guided Imagery (2010) Istilah Guided Imagery
membayangkan apa yang dilihat dirasakan, didengar, dicium, dan disentuh atau
2. Tujuan
efek rileks dengan menurunkan ketegangan otot sehingga nyeri akan berkurang.
Pasien yang melakukan guided imagery ini diharuskan berkonsentrasi terhadap
imajinasi yang disukai dengan di pimpin oleh perawat. Guided Imagery ini
3. Manfaat
Menurut Perry and Potter (2006) imajinasi terpimpin memiliki efek relaksasi
orang dewasa atau anak – anak, dapat juga untuk menurunkan sensasi
nyeri, susah tidur, dan menurunkan tekanan darah (Fiani, 2016).
2. Prosedur Tindakan
prosedur yang berbeda-beda. Tetapi pada intinya, terapi ini diberikan kepada
kesadaran patologis fisik maupun mental pada pasien. Guided Imagery yang
diberikan pada pasien harus di dukung oleh keadaan intern dan ekstern.
Keadaan yang intern yang mendukung lancarnya proses terapi ini adalah salah
Teknik yang dilakukan pada guided imagery menurut Asmadi (2008) dalam
Fiani (2016) :
semua indera.
yang menyenangkan.
pelan.
yang dirasakan.
diinginkan.
yang disenangi.
a. Persiapan
dari kebisingan.
b. Pelaksanaan
2) Berikan privasi
hitungan mundur.
terbimbing.
imajinasi sediri.
endorfin. Hormon ini merupakan analgesik alami dari tubuh yang terdapat