Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS INTERELASI ILMU HUKUM DENGAN ILMU

AGAMA

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah


Pengantar Ilmu Hukum

Oleh:
GEDE REZA WIWEKA ARSANA
2019.1814.1.02
KELAS A

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI KEIMIGRASIAN


POLITEKNIK IMIGRASI
2020
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Analisis
Interelasi Ilmu Hukum dengan Ilmu Agama” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari karya tulis ilmiah ini adalah untuk memenuhi
tugas Bapak Mercy Marvel pada mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum. Selain itu, karya
tulis ilmiah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang kaitan ilmu hukum
dengan ilmu agama bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Mercy Marvel, selaku dosen
mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan program studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Saya menyadari, karya tulis ilmiah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.

Singaraja, 27 April 2020

Gede Reza Wiweka Arsana

POLITEKNIK IMIGRASI i
2

DAFTAR ISI

JUDUL.......................................................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
1.4 Manfaat...........................................................................................................2
1.5 Metode Penulisan Karya tulis ilmiah.............................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Tinjauan/Kajian Teoretis................................................................................3
2.1.1 Pengertian Ilmu Hukum.........................................................................3
2.1.2 Pengertian Ilmu Agama.........................................................................4
2.2 Pembahasan....................................................................................................6
2.2.1 Perbedaan Antara Ilmu Hukum dan Ilmu Agama.................................6
2.2.2 Persamaan Antara Ilmu Hukum dan Ilmu Agama.................................7
2.2.3 Interelasi Ilmu Hukum dengan Ilmu Agama.........................................8
BAB III PENUTUP.................................................................................................9
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................9
3.2 Saran...............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

POLITEKNIK IMIGRASI ii
2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara dengan nilai spiritual dan rasa religius yang tinggi.
Hal tersebut tertuang dalam dasar negara kita yaitu Pancasila pada sila pertama yang
berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Itu menunjukkan bahwa negara Indonesia
adalah negara yang menghargai dan mengakui adanya keberadaan Tuhan Yang Maha
Esa sebagai pencipta dan penguasa alam semesta. Di Indonesia, agama adalah hal yang
dianggap penting sebagai pedoman bertindak dalam keseharian hidup manusia. Namun,
Indonesia juga merupakan negara hukum. Hal tersebut tertuang dalam pasal 1 ayat 3
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berbunyi “Negara
Indonesia adalah negara hukum”. Itu menunjukkan bahwa negara Indonesia memiliki
sistem konstitusi yang jelas serta mengikat bagi setiap warga negara Indonesia.
Hukum dan agama kerap kali disangkut pautkan sebab antara ilmu agama dan
ilmu hukum memiliki interelasi atau hubungan satu sama lain. Hukum dan agama
keduanya saling mengandaikan dan sama-sama mengatur perilaku manusia. Hukum
membutuhkan agama. Hukum tidak berarti banyak kalau tidak dijiwai oleh nilai-nilai
luhur spiritual. Tanpa agama, hukum adalah kosong. Oleh karena itu, ilmu hukum harus
selalu diukur dengan ilmu agama. Namun, ilmu agama juga membutuhkan ilmu hukum
dalam penerapannya di lingkungan masyrakat. Indonesia terdiri dari beragam golongan
masyrakat dengan ragam agama yang berbeda ajaran satu dengan yang lainnya. Ilmu
agama akan kacau jika tidak ditata dan dilembagakan dalam masyarakat majemuk
melalui suatu konsep general yaitu ilmu hukum. Hukum dan agama juga saling
berkaitan dan mewarnai karena keberadaan hukum memperkuat ajaran agama begitu
pula sebaliknya. Antara hukum dan agama nampaknya seperti pelangi yang memiliki
warna yang berbeda, tetapi menciptakan daya keindahan yang sangat luar biasa.
Meskipun demikian, diantara keduanya pasti terdapat sebuah perbedaan dan persamaan
yang mendasar. Hal tersebut yang membuat ilmu hukum dengan ilmu agama tidak dapat
disatukan, tetapi dapat berjalan beriringan. Perbedaan antara hukum dan agama dapat
dilihat berdasarkan tiga hal yaitu berdasar sumber, isi, dan sanksi yang diberikan oleh
masing-masing kaidah tersebut.

POLITEKNIK IMIGRASI 1
2

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, dapat disusun beberapa rumusan masalah,
diantaranya adalah sebagi berikut.
1. Apa perbedaan antara ilmu hukum dan ilmu agama?
2. Apa persamaan antara ilmu hukum dan ilmu agama?
3. Bagaimana interelasi ilmu hukum dengan ilmu agama?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami perbedaan antara ilmu hukum dan ilmu
agama.
2. Untuk mengetahui dan memahami persamaan antara ilmu hukum dan ilmu
agama.
3. Untuk mengetahui dan memahami interelasi ilmu hukum dengan ilmu agama.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut.
a. Manfaat Teoretis
Untuk mengembangkan pengetahuan yang diperoleh selama mengikuti
perkuliahan dengan melihat kenyataan pada prakteknya di lapangan, serta
penulisan karya tulis ilmiah ini dapat pula digunakan sebagai tambahan referensi
dalam mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum tentang interelasi ilmu hukum dengan
ilmu agama
b. Manfaat Praktis
Dengan makalah ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran pada
para pembaca terkait hubungan satu sama lain antara ilmu hukum dan ilmu
agama.

1.5 Metode Penulisan Karya Tulis Ilmiah


Penulisan makalah ini menggunakan metode pustaka. Metode pustaka adalah
metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang
berhubungan dengan alat, baik berupa buku maupun informasi dari internet.

POLITEKNIK IMIGRASI 2
2

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan/Kajian Teoretis


2.1.1 Pengertian Ilmu Hukum
Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian
kekuasaan kelembagaan dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik,
ekonomi dan masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara utama
dalam hubungan sosial antar masyarakat terhadap kriminalisasi dalam hukum pidana,
hukum pidana yang berupayakan cara negara dapat menuntut pelaku dalam konstitusi
hukum menyediakan kerangka kerja bagi penciptaan hukum, perlindungan hak asasi
manusia dan memperluas kekuasaan politik serta cara perwakilan mereka yang akan
dipilih. Administratif hukum digunakan untuk meninjau kembali keputusan dari
pemerintah, sementara hukum internasional mengatur persoalan antara berdaulat negara
dalam kegiatan mulai dari perdagangan lingkungan peraturan atau tindakan militer.
Filsuf Aristotle menyatakan bahwa "Sebuah supremasi hukum akan jauh lebih baik
daripada dibandingkan dengan peraturan tirani yang merajalela".
Hingga saat ini, belum ada kesepahaman dari para ahli mengenai pengertian
hukum. Telah banyak para ahli dan sarjana hukum yang mencoba untuk memberikan
pengertian atau definisi hukum, tetapi belum ada satupun ahli atau sarjana hukum yang
mampu memberikan pengertian hukum yang dapat diterima oleh semua pihak.
Ketiadaan definisi hukum yang dapat diterima oleh seluruh pakar dan ahli hukum pada
gilirannya memutasi adanya permasalahan mengenai ketidaksepahaman dalam definisi
hukum menjadi mungkinkah hukum didefinisikan atau mungkinkah kita membuat
definisi hukum? Lalu berkembang lagi menjadi perlukah kita mendefinisikan hukum?
Ketiadaan definisi hukum jelas menjadi kendala bagi mereka yang baru saja
ingin mempelajari ilmu hukum. Tentu saja dibutuhkan pemahaman awal atau pengertian
hukum secara umum sebelum memulai untuk mempelajari apa itu hukum dengan
berbagai macam aspeknya. Bagi masyarakat awam pengertian hukum itu tidak begitu

POLITEKNIK IMIGRASI 3
2

penting. Lebih penting penegakannya dan perlindungan hukum yang diberikan kepada
masyarakat. Secara umum dapat disimpulkan definisi ilmu hukum adalah ilmu
pengetahuan yang objeknya adalah hukum. Kajian ilmu hukum tidak terbatas pada suatu
wilayah saja karena juga membutuhkan perbandingan mengenai hukum ditempat yang
berbeda. Demikian pula bahwa ilmu hukum mempelajari dan menelaah semua hal yang
berhubungan dengan hukum. Untuk itu secara sederhana, dapat dikatakan bahwa
definisi ilmu hukum adalah ilmu pengetahuan yang obyek kajiannya atau obyek
telaahannya adalah hukum. Dalam konsep umum, rumusan pengertian hukum
setidaknya mengandung beberapa unsur sebagai berikut:
1. Hukum mengatur tingkah laku atau tindakan manusia dalam masyarakat.
Peraturan berisikan perintah dan larangan untuk melakukan sesuatu atau tidak
melakukan sesuatu. Hal ini dimaksudkan untuk mengatur perilaku manusia agar
tidak bersinggungan dan merugikan kepentingan umum.
2. Peraturan hukum ditetapkan oleh lembaga atau badan yang berwenang untuk itu.
Peraturan hukum tidak dibuat oleh setiap orang melainkan oleh lembaga atau
badan yang memang memiliki kewenangan untuk menetapkan suatu aturan yang
bersifat mengikat bagi masyarakat luas.
3. Penegakan aturan hukum bersifat memaksa. Peraturan hukum dibuat bukan
untuk dilanggar namun untuk dipatuhi. Untuk menegakkannya diatur pula
mengenai aparat yang berwenang untuk mengawasi dan menegakkannya
sekalipun dengan tindakan yang represif. Meski demikian, terdapat pula norma
hukum yang bersifat fakultatif/melengkapi.
4. Hukum memliki sanksi dan setiap pelanggaran atau perbuatan melawan hukum
akan dikenakan sanksi yang tegas. Sanksi juga diatur dalam peraturan hukum.

2.1.2 Pengertian Ilmu Agama


Agama merupakan kata yang sudah biasa di dengar dan diucapkan oleh berbagai
kalangan masyarakat karena kata tersebut nampaknya sudah menjadi bagian yang
mendasar bagi kehidupan manusia. Kata agama memang sulit sekali ketika diberikan
sebuah pengertian menurut kebenaran universal, karena berkaitan dengan individu dan
sesuatu yang gaib. Akan tetapi bukan tidak mungkin “agama” itu bisa didefinisikan
menurut berbagai perspektif. Kata agama berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri

POLITEKNIK IMIGRASI 4
2

dari dua perkataan yaitu A dan Gama. A berarti tidak dan Gama yang berarti kocar-
kacir atau berantakan. Sehingga kata agama dapat diartikan dari gabungan dua suku
kata tersebut yaitu tidak kocar-kacir (Bashori, 2002:22). Berbeda dengan Gazalba yang
mengatakan bahwa kata agama berasal dari kata dasar gam yang memiliki pengertian
sama dengan go (bahasa Inggris) yang berarti pergi, dan setelah mendapatkan awalan
dan akhiran a menjadi agama yang berarti jalan. Dengan demikian pengertian dari kata
agama secara etimologis mengandung arti yang bersifat mendasar yang dimiliki oleh
berbagai agama yaitu agama adalah jalan, jalan hidup atau jalan yang harus ditempuh
oleh manusia dalam kehidupannya di dunia (Muhaimin, 2008:5-6).
Selain itu di Indonesia juga sering disebutkan mengenai religi yang berasal dari
bahasa Inggris yang berarti “berhati-hati” dan berpegang teguh pada norma-norma atau
aturan-aturan secara ketat. Dengan demikian religi dapat dikatakan sebagai suatu
keyakinan akan adanya kekuatan gaib yang suci, yang menentukan jalan hidup dan
memengaruhi kehidupan manusia, yang dihadapi secara berhati-hati dan diikuti jalan-
jalan dan aturan-aturan yang ketat sehingga tidak menyimpang dari jalan yang
ditetapkan oleh kekuatan gaib yang suci tersebut (Muhaimin, 2005:6).
Dalam kamus besar bahasa Indonesia dijelaskan bahwa Agama adalah ajaran
atau sistem yang mengatur tata keimanan atau kepercayaandan peribadatan yang
berhubungan dengan pergaulan manusia dengan manusia serta manusia dengan
lingkungannya (Departemen Pendidikan Nasional, 2008:15).
Agama dalam agama budha berarti tradisi yang diwariskan para guru secara
turun temuru atau sabda. Agama juga berarti aturan atau tata cara hidup manusia dalam
hubungannya Tuhan dan sesamanya (Ensiklopedi Nasional Indonesia, 1988:125).
Lain lagi dalam bahasa arab yang menyebut agama sebagai din. Salah Satu kata
din dapat dibaca pada QS- Al Kafirun ayat 6 “Lakum diinukum waliyadin”yang berarti
“untukmu agamamu dan untukku agamaku”. Kata din sendiri memiliki arti “hutang”
atau sesuatu yang harus dipenuhi. Dalam bahasa semit kata din diartikan sebagai
undang-undang atau hukum (Ensiklopedi Nasional Indonesia, 1988:6-7). Dari kedua
pengertian tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa kata din adalah undang-
undang atau hukum yang harus ditaati oleh manusia, dan ketika manusia itu tidak taat
hukum maka dia berhutang yang akan terus ditagih, serta akan mendapatkan balasan
jika tidak segera dibayar.

POLITEKNIK IMIGRASI 5
2

Dari beberapa pandangan mengenai pengertian agama di atas, ilmu agama dapat
didefinisikan sebagai suatu keyakinan yang dimiliki oleh setiap individu mengenai
perintah dan larangan Tuhan, baik ketika berhubungan dengan sesuatu yang gaib,
individu dengan dengan individu lainnya, serta individu dengan lingkungannya untuk
mencapai sebuah tatanan kehidupan yang baik. Agama adalah sebuah koleksi
terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya, dan pandangan dunia yang
menghubungkan manusia dengan tatanan/perintah dari kehidupan. Banyak agama
memiliki narasi, simbol, dan sejarah suci yang dimaksudkan untuk menjelaskan makna
hidup dan/atau menjelaskan asal usul kehidupan atau alam semesta. Dari keyakinan
mereka tentang kosmos dan sifat manusia, orang memperoleh moralitas, etika, atau gaya
hidup yang disukai. Banyak agama yang mungkin telah mengorganisir perilaku,
kependetaan, definisi tentang apa yang merupakan kepatuhan atau keanggotaan, tempat-
tempat suci, dan kitab suci. Praktik agama juga dapat mencakup ritual, khotbah,
peringatan atau pemujaan tuhan, dewa atau dewi, pengorbanan, festival, pesta, trance,
inisiasi, jasa penguburan, layanan pernikahan, meditasi, doa, musik, seni, tari,
masyarakat layanan atau aspek lain dari kebudayaan manusia. Agama juga mungkin
mengandung mitologi.

2.2 Pembahasan
2.2.1 Perbedaan Antara Ilmu Hukum dan Ilmu Agama
Tabel 1 Perbedaan Ilmu Hukum dan Ilmu Agama

Ilmu Hukum Agama


Berdasarkan
Sumber Dari masyarakat yang Dari Tuhan melalui
diwakili oleh pemerintah kitab suci
Isi Berkenaan dengan sikap Berkenaan dengan
lahir sikap lahir dan batin
Sanksi Eksternal yaitu berupa Intern yaitu berupa dosa
pidana maupun denda

Antara ilmu hukum dan ilmu agama memiliki sumber yang berbeda. Ilmu agama
biasanya bersumber pada kitab suci. Jika ilmu agama bersumber pada kitab suci, ilmu
hukum merupakan segala apa saja yang menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai
kekuatan memaksa dan jika itu dilanggar maka akan mengakibatkan sanksi yang tegas

POLITEKNIK IMIGRASI 6
2

dan nyata. Aturan-aturan itu bisa berupa peraturan perundang-undangan, kebiasaan,


yurisprudensi, traktat, maupun doktrin.
Ilmu hukum membatasi diri pada tingkah laku manusia secara lahiriah saja.
Sedangkan di dalam ilmu agama, aturan antara lahiriah dan batiniah keduanya dianggap
sangat penting sehingga kedua hal tersebut wajib diwadahi. Dalam ilmu agama, istilah
ini disebut dengan akhlak.
Sanksi yang berkaitan dengan hukum berlainan dengan sanksi yang berkaitan
dengan agama. Hukum untuk sebagian besar dapat dipaksakan, orang yang melanggar
hukum akan mendapat sanksi/hukuman. Suatu contoh ketika ada orang yang melakukan
pencurian maka di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dikatakan
orang yang mencuri tersebut mendapatkan pidana penjara atau denda. Jadi sanksi yang
diberikan oleh hukum ini bersifat tegas dan nyata. Sedangkan sanksi yang diberikan
agama nyata dan juga abstrak karena bukan hanya sekarang (di dunia), akan tetapi
setelah manusia itu mengalami kematian.
Hukum didasarkan atas kehendak masyarakat dan akhirnya atas kehendak
negara. Jika hukum tidak secara langsung berasal dari negara seperti hukum adat,
hukum itu harus diakui oleh negara supaya berlaku sebagai hukum. Nilai-nilai
spiritual/religius didasarkan pada norma-norma agama yang melampaui para individu
dan masyarakat. Dengan cara demokratis ataupun cara lain, masyarakat dapat mengubah
hukum tetapi tidak pernah masyarakat mengubah atau membatalkan suatu norma agama
yang muncul dan berkembang di lingkungannya. Akan tetapi, jika hubungan dengan
perbuatan yang bersifat melawan kebenaran, agama dan hukum itu saling bertemu.

2.2.2 Persamaan Antara Ilmu Hukum dan Ilmu Agama


Tabel 2 Persamaan Ilmu Hukum dan Ilmu Agama

Ilmu Hukum Agama


Berdasarkan
Bentuknya Berupa kewajiban dan Berupa kewajiban dan
larangan larangan
Sifat Memaksa Memaksa
Tujuan Ketertiban masyarakat Tatanan hidup yang baik
di lingkungan di dunia dan akhirat

POLITEKNIK IMIGRASI 7
2

Bentuk ilmu hukum dan ilmu agama adalah berupa perintah dan larangan yang
harus dilakukan manusia dalam melakukan sebuah tindakan. Larangan dan perintah
dalam ilmu hukum dan agama bersifat memaksa dan mengikat. Larangan untuk
melakukan pencurian adalah salah satu contoh perintah untuk menghargai hak milik
orang lain sehingga negara (melalui peraturan perundang-undangan) melarang
perbuatan pencurian tersebut. Di dalam agama juga sama, yaitu berbentuk perintah dan
larangan. Perintah untuk menghargai sesama dan larangan untuk mencuri adalah salah
satu contoh perintah Allah yang tersurat dalam Al Qur’an. Antara ilmu hukum dan ilmu
agama bertujuan untuk menciptakan ketertiban individu dilingkungan masyarakat.
Hukum ada untuk mengatur tingkah laku individu dalam bertindak di lingkungan
masyarakat. Sedangkan agama lebih daripada hukum karena bukan hanya
dipertanggung jawabkan di dunia melainkan ketika melakukan kegiatan di masyarakat,
segala amal perbuatan yang baik maupun buruk akan dicatat dan dipertanggung
jawabkan kelak di alam akhirat.

2.2.3 Interelasi Ilmu Hukum dengan Ilmu Agama


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 Pasal 29 ayat 2
menyatakan “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing- masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya
itu”. Pasal tersebut merupakan bukti bahwa antara ilmu hukum dan ilmu agama tidak
bisa dilepaskan dalam tatanan kehidupan masyarakat Indonesia. Hukum dan agama
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam tatanan kehidupan
masyarakat Indonesia. Antara hukum dan agama mempunyai hubungan yang erat
sehingga diantara keduanya dapat memperkuat satu sama lain untuk menjalankan
kaidah-kaidahnya. Orang yang menganut suatu ajaran agama, maka sudah pasti dia taat
akan hukum. Hal tersebut didasarkan pada suatu realita bahwa di dalam ajaran agama
apapun tidak ada yang mengajarkan tentang bagaimana berbuat buruk atau jahat kepada
orang lain. Setiap agama mengandung suatu ajaran yang menjadi pegangan bagi
perilaku para penganutnya. Diantara ilmu hukum dan ilmu agama, keduanya saling
mengandaikan dan sama-sama mengatur perilaku manusia. Untuk mendapatkan
legalitas dari suatu negara maka harus melaksanakan ritual sesuai dengan ajaran agama.
Suatu contoh sepasang mempelai yang melakukan pernikahan maka terlebih dahulu

POLITEKNIK IMIGRASI 8
2

harus disahkan menurut ajaran agamanya. Fenomena ini terjadi karena untuk
melaksanakan hukum yang dibuat oleh pemerintah. Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor I Tahun 1974 tentang Perkawinan, menyatakan bahwa
perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya
dan kepercayaannya itu. Hal ini yang memberikan salah satu bukti bahwa antara ilmu
hukum dan ilmu agama memiliki hubungan yang sangat erat.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ilmu hukum dan ilmu agama merupakan dasar yang dapat dijadikan pedoman
bagi manusia dalam bertindak dan bersikap. Dalam penerapannya, ilmu hukum dan
ilmu agama kerap diperdebatkan untuk lebih mana didahulukan. Antara ilmu hukum
dan ilmu agama terdapat interelasi yang membuat ilmu hukum dan ilmu agama
memiliki hubungan satu sama lain. Ilmu hukum dan ilmu agama memiliki persamaan
dan perbedaan yang mendasar. Hal tersebut menyebabkan antara ilmu hukum dan ilmu
agama tidak dapat disatukan konsepnya, tetapi dapat dipadukan sehingga mampu
berjalan beriringan di masyarakat. Ilmu agama cakupannya sangat luas, bukan hanya
sebatas ukuran baik dan buruk menurut kebenaran hati serta pikiran yang bersih, bukan
juga hanya sebatas perintah, larangan, dan sanksi yang bersifat lahiriah saja. Akan
tetapi, ada sanksi pada kehidupan setelah manusia meninggal. Berbeda dengan ilmu
hukum dimana ilmu hukum mengatur larangan dan keharusan dengan aturan sanksi
yang jelas yang dibuat oleh negara, serta keberadaan hukum sangat dipengaruhi oleh
rasionalitas manusia.

3.2 Saran
Sebagai seorang Taruna Politeknik Imigrasi, saran yang saya dapat berikan
terkait simpulan di atas adalah sebagai berikut.
1. Kita sebagai manusia haruslah memahami bahwa ilmu hukum dan ilmu agama
tidak dapat disatukan, tetapi harus dipadukan agar dapat berjalan beriringan
2. Kita sebagai manusia hendaknya memiliki kesadaran rasionalitas serta rasa
spiritual agar antara pikiran dan hati bisa seimbang sehingga kita dapat

POLITEKNIK IMIGRASI 9
2

membedakan mana yang baik dan mana yang buruk dalam mengambil suatu
tindakan atau keputusan.

DAFTAR PUSTAKA

Eri Hendro Kusuma, “Hubungan Antara Moral dan Agama dengan Hukum”, dalam
Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, (Kediri: Universitas
Kahuripan Kediri, 2015).
Fuady, Munir. 2013. Teori-Teori Besar dalam Hukum. Kencana. Jakarta.
Kansil, C.S.T. 1989. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. Balai Pustaka.
Jakarta.

DAFTAR INTERNET

https://id.wikipedia.org/wiki/Agama, diakses pada hari Minggu (26 April 2020), pukul


18. 23 WITA.
https://id.wikipedia.org/wiki/Hukum, diakses pada hari Minggu (26 April 2020), pukul
18.17 WITA.

POLITEKNIK IMIGRASI 10

Anda mungkin juga menyukai