Anda di halaman 1dari 4

BAB II

PEMBAHASAN

Mengatasi GTM ( Gerakan Tutup Mulut) pada anak

A. Gagasan Solusi

Gerakan Tutup Mulut atau GTM yaitu perilaku susah makan atau menolak makan
yang sering kali dialami pada anak yang memulai MPASI. Tepatnya di usia 6 – 9 bulan
merupakan masa kritis dalam memperkenalkan makanan padat secara bertahap. Perilaku ibu
dalam pemberian makanan pendampaing ASI (MPASI) pada anak akan mempengaruhi ibu
untuk memilih dan menyiapkan makanan anak . Hal ini akan dapat berdampak pada status
gizi anak akibat dari susah makan atau menutup mulut pada saat akan disuapi sehingga
banyak ibu yang mengalihkan perhatian anak dengan cara memberi makan sambal
menonton tv atau menunjukkan video di youtube agar anak bersedia makan. Faktor
penyebab dari GTM ini yaitu anak bosan dengan menu makanan, makanan berbau dan rasa
yang tidak menarik. Dan inappropriate feeding practice, yaitu perilaku makanan yang tidak
benar dan pepmerian makan uang tidak sesuai usia anak (Chumairoh, N. 2021)

Solusi yang dapat diberikan yaitu :

1. Memberi edukasi pada ibu terkait GTM

Edukasi yang diberikan berupa cara pemberian makan yang benar seperti menyesuaikan
porsi dan tekstur makanan yang sesuai pada anak.

2. Memberikan menu yang simple

Menu yang diberikan pada anak harus simple namun bervariasi serta mengandung zat gizi
yang cukup. Pemberian makanan yang kurang disukai anak misalkan sayur dapat diolah
dengan cara sayur tersebut disembunyikan didalam olahan makanan agar anak tidak melihat
sayur atau makanan yang kurang disukai dalam 1 porsi makanan, contohnya seperti sayuran
dihancurkan kecil-kecil dan diolah dan disampur dengan bahan makanan lainnya seperti
ayam atau daging sehingga anak tidak mengetahui ada sayuran didalamnya.

3. Mengetahui jam lapar


Jam makan anak harus bertepatan dengan jam-jam biasanya anak mengalami lapar, jika anak
mengalami lapar saat tersebut maka anak akan menghabiskan makanan dan tidak menutup
mulut.

4. Tidak menakut-nakuti anak dengan makanan

Terkadang anak pernah mengalami trauma pada jenis makanan tertentu karena pernah
ditakuti oleh orang tua atau orang sekitarnya, sehingga anak tidak mau atau takut memakan
jenis makanan tersebut meski makanan tersebut sangat penting.

5. Menetapkan jadwal makan yang konsisten

Saat memberi makanan atau MPASI perlu diterapkan jadwal makanan agar anak mengetahui
mana waktu harus makanan dan mana waktu tidak makan. Dan saat memberi makan pada
anak sebaiknya para ibu menjauhkan mainan dan peralatan lainnya seperti HP, TV, tab dan
lainnya yang tidak berhubungan dengan makan agar anak focus terhadap makanannya.
Memberi makan anak juga sebaiknya hanya dalam waktu 30 menit saja tidak lebih, meskipun
makanan belum habis untuk menghindari kebosanan pada anak serta berikan anak makan
dengan porsi kecil tapi sering

6. Memberi makan anak pada posisi yang sesuai serta lingkungan yang nyaman

Sebaiknya memberi makan anak tidak dalam posisi anak terbaring, karena dapat membuat
anak tersedak sehingga anak tidak mau makan atau menutup mulut saat disuapi. Disarankan
memberi makan anak dengan posisi kepala agak lebih tinggi atau anak diposisi setengah
duduk. Lingkungan saat memeri makan sebaiknya tidak ramai agar anak focus dan sebiknya
ayah dan ibu sama-sama memberi makan pada anak agar anak merasa hal itu adalah momen
yang selalu ditunggu anak.

7. Dorong anak agar makan sendiri

Saat ibu menyuapi anak memang dapat membuat anak lebih banyak bakan dan cepat
selesai, tapi hal ini akan membuat anak tidak tertantang untuk makan, oleh karena itu
biarkan anak menyendokkan makanan sendiri ke mulutnya sehingga menghindari GTM,
namun tetap harus diawasi kebersihan tempat makan dan tangan anak.
B. Pihak yang Dilibatkan

1. Dokter Spesialis Anak

Dokter spesialis anak sangat direkomendasikan untuk konsultasi terkait GTM dan penanganan GTM
pada anak

2. Posyandu dan Kader

Petugas posyandu terlatih dapat memberikan edukasi kepada Ibu untuk mengatasi GTM

C. Langkah Strategis dan Timeline


Dapus

Chumairoh, N. (2021). Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Feeding Rules pada Batita
Gerakan Tutup Mulut (GTM). CoMPHI Journal: Community Medicine and Public Health of Indonesia
Journal, 1(3), 148-154.

Anda mungkin juga menyukai