Menyimak Keberhasilan China Di Antariksa (Suara Merdeka, 7 November 2011)
Menyimak Keberhasilan China Di Antariksa (Suara Merdeka, 7 November 2011)
di Antariksa
Teknologi Industri Pertanian,
Fakultas Teknologi Pertanian,
Institut Pertanian Bogor,
Shinta Permatasari, bersama
timnya melakukan peneli-
tian mengenai nasi berbahan
buah sukun.
● Oleh Yudi Supriyono Menurut keterangan pers
Humas IPB di Bogor, baru-baru
ini,penelitian yang dibimbing
dosen IPB Dr Ir Titi Candra Sunarti
KESUKSESAN pesawat antariksa MSi itu berjudul ”Produk Inovasi Baru
Nasi Cepat Masak Alternatif Pengganti Beras dengan Bahan
Shenzhou VIII melakukan pengaitan Dasar Sukun yang Kaya Isoflavon”.
Penelitian yang dilakukan mahasiswa IPB, yakni Devi Aryati,
dengan modul laboratorium antariksa Yana Taryana, Moh Arya wicaksana, dan Rahayu Kurnia itu,
adalah bagian dari Program Kreativitas Mahasiswa Bidang
Tiangong-1 pada 3 November lalu, seolah Penelitian tahun 2010.
menjadi bukti kedigdayaan negara China Menurut Shinta Permatasari, kebutuhan beras setiap tahun
terus meningkat, sedangkan ketahanan pangan di Indonesia belum
sebagai negara superpower baru. Tidak stabil.
Karena itu, kata dia, untuk memenuhi kebutuhan pangan
cukup dengan meraih gelar superpower di masyarakat yang terus meningkat, diperlukan suatu program
diversifikasi pangan yang tepat.
bidang militer dan ekonomi, tapi juga di Ia mengatakan, Kementerian Kehutanan pernah meng-
galakkan penanaman sejuta pohon yang sebagian besar meru-
bidang antariksa. pakan pohon sukun. Dengan demikian, dalam beberapa tahun
mendatang diperkirakan komoditas buah sukun akan dihasilkan
dalam jumlah cukup melimpah.
D
unia memang se- seri 1 hingga seri 4. Di sisi lain, pemanfaatan buah sukun masih terbatas untuk pem-
dang dibuat kagum Setelah menguasai teknologi buatan makanan ringan, seperti keripik atau gorengan yang dikon-
dengan pencapaian antariksa (roket dan satelit), China sumsi dalam jumlah relatif kecil. (ant-24)
China dalam tekno- mulai aktif memasarkan wahana
logi antariksanya. peluncur satelitnya ke pasar komer-
Dulu dunia hanya mengenal AS dan
Rusia sebagai dua negara yang
mampu menjelajahi dan ”mengua-
sial. Pasar peluncuran satelit untuk
tujuan komersial memang dikenal
keras. Selain China, tercatat di seg-
Motor Berbahan
sai” antariksa. Namun secara berang-
sur-angsur anggapan itu mulai dit-
men ini ada negara-negara seperti
AS, Rusia, Konsorsium Eropa, India
Bakar Tinja
inggalkan. Sedikit demi sedikit dan Jepang yang saling berebut bis- MOTOR beroda tiga itu tidak berbahan bakar minyak, tetapi
Negeri Tirai Bambu ini mulai nis peluncuran satelit. menggunakan kotoran manusia, alias tinja, sebagai sumber
mengejar ketertinggalannya. Sama halnya dengan produk-pro- energinya. Motor yang dijuluki Toilet Bike Neo merupakan hasil
Dan tentunya yang paling kentara duk teknologinya yang dikenal karya perusahaan toilet Toto terkemuka di Jepang.
adalah pada tahun 2003 lalu, negara murah meriah, mulai dari telepon Seperti dilaporkan Daily Mail, kendaraan unik ini muncul
berpenduduk terbanyak di dunia ini genggam, komputer, laptop, TV, berawal dari sebuah ide sederhana tentang biofuel, para insinyur
berhasil mengirim taikonot (sebutan hingga produk otomotif, China pun Jepang menciptakan motor toilet berbahan bakar tinja.
China untuk astronaut) pertamanya memasang tarif murah bagi pihak Toto menggunakan toilet yang sudah dimodifikasi dan sebuah
ke antariksa. Sekaligus menjadikan yang memanfaatkan jasa peluncuran SM/Reuters laboratorium berjalan untuk pemproses tenaga. Dalam
negara itu sebagai negara ketiga sete- satelitnya. Tarif peluncuran yang Peluncuran roket Long March 2F yang membawa Shenzhou VIII. aplikasinya, si pengendara motor ini dianjurkan untuk menggu-
lah Amerika Serikat dan Rusia yang murah dan teknologi peluncuran nakan toilet portabel itu sesering mungkin dalam setiap perjalanan
mampu mengirimkan manusia ke satelit yang memadai, tentunya men- yang dimiliki, China akhirnya me- mampu menguasai teknologi dock- Sayangnya teknologi peroketan karena kotoran itu akan diubah menjadi biofuel untuk men-
luar angkasa. jadi keunggulan tersendiri. mutuskan untuk mengembangkan ing di antariksa. yang dirintis oleh Indonesia itu ter- jalankan mesin.
Berbicara mengenai teknologi Tepatnya pada tahun 1990, China stasiun antariksanya sendiri. Teknologi antariksa bukanlah henti. Akibatnya, teknologi roket Meskipun berbahan bakar tinja, motor tersebut tergolong
antariksa China, tentunya tak bisa mulai memasuki pasar internasional Sebagai langkah awal, China teknologi yang bisa dikuasai secara Indonesia tertinggal jauh jika di- ramah lingkungan. Perusahaan Toto berharap, motor toilet yang
lepas dari nama Qian Xuesen. Dialah peluncuran satelit, dengan berhasil meluncurkan modul laboratorium instan, China membutuhkan lebih bandingkan dengan China, India dan bisa mencapai kecepatan maksimum 80 km/jam bisa membantu
perintis teknologi roket China dan meluncurkan satelit AsiaSat 1 sam- antariksa tak berawak Tiangong-1 dari 40 tahun untuk bisa menjadi Jepang. Tiga negara Asia ini me- mengurangi emisi CO2 hingga 50 persen sampai enam tahun ke
dikenal sebagai bapak program pai ke orbit GTO (Geostationary (Istana Surga-1) pada tanggal 29 seperti sekarang ini. Apa yang telah mang dikenal sangat konsisten dan depan. Motor beroda tiga model chopper itu menyelesaikan tur
teknologi antariksa China. Qian Transfer Orbit). Peluncuran satelit September. Kemudian disusul de- dilakukan China tentunya membuka memiliki komitmen yang kuat dalam sepanjang 965 km mengelilingi Jepang. Motor itu berangkat dari
Xuesen memulai program luar ang- AsiaSat 1 ini menggunakan roket ngan peluncuran pesawat antariksa mata negara-negara lain tentang mengembangkan teknologi peroke- kantor pusat Toto di Kitakyushu dan tiba di Tokyo pada 2
kasa China pada tahun 1950-an. Ber- Long March 3. China memasarkan tanpa awak Shenzhou VII pada 1 pentingnya pengembangan teknolo- tannya. November 2011. (Kawe S-24)
kat kerja kerasnya, China berhasil teknologi antariksanya melalui Chi- November lalu. gi keantariksaan. Negara-negara Indonesia walaupun telah lama
meluncurkan satelit pertamanya, na Great Wall Industry Corporation Seperti diberitakan Harian Suara seperti India, Jepang, Iran, dan Korea menggunakan teknologi antariksa,
Dong Fang Hong 1, pada tanggal 24 (CGWIC). Perusahaan inilah yang Merdeka, Rabu (2/11), bahwa pesa- Selatan juga tak mau ketinggalan, tetapi belum sepenuhnya menguasai
April 1970 dengan menggunakan juga dipilih oleh PT Indosat Tbk wat antariksa tanpa awak Shenzhou telah mengembangkan kemampuan- teknologi ini. Hal itulah yang men-
roket Long March 1F. Peristiwa ini- untuk meluncurkan satelit komu- VIII diluncurkan dengan bantuan nya dalam penguasaan teknologi dasari LAPAN untuk segera mereal-
lah yang kemudian menobatkan Chi- nikasi Palapa-D pada 2009 silam. roket Long March 2F yang dimodi- antariksa dengan membangun roket isasikan roket peluncur satelit buatan
na sebagai negara kelima yang mam- Setelah malang melintang di jasa fikasi dari pusat antariksa (space cen- dan satelit secara mandiri. sendiri. Apalagi Pemerintah telah
pu meluncurkan satelitnya sendiri. peluncuran satelit, tak membuat ter) Jiuquan di Provinsi Gansu. Tertinggal mendorong LAPAN untuk me-
Long March China cepat berpuas diri. China tetap Tujuan dari peluncuran ini adalah Lalu bagaimana dengan Indone- ngembangkan roket RX-550 (dia-
Roket Long March (di China terus mengembangkan teknologi untuk melakukan uji coba pengaitan sia? Terus terang, Indonesia sebe- meter 550 mm) yang merupakan ba-
dikenal dengan nama Chang Zheng) antariksanya. Ambisi berikutnya Shenzhou-VIII dengan Tiangong-1. narnya sudah sejak lama mengem- gian dari roket pengorbit satelit RPS-
merupakan hasil modifikasi dari adalah memiliki sebuah stasiun Proses pengaitannya sendiri, bangkan teknologi roket. Pada 14 01. Harapan ke depannya, roket
rudal balistik antarbenua (interconti- antariksa berawak buatan sendiri sebagaimana diumumkan Koman- Agustus 1964, melalui Lembaga Pe- buatan LAPAN ini bisa segera diwu-
nental ballistic missile -ICBM) jenis yang rencananya beroperasi penuh dan Umum Proyek Penerbangan nerbangan dan Antariksa Nasional judkan, sehingga bisa menjadi
Dong Feng (Angin Timur) milik pada tahun 2020. Tekad ini dilatarbe- Antariksa Berawak China Chang (LAPAN), Indonesia berhasil me- kebanggan kita semua. Karena terus
China. Roket inilah yang menjadi lakangi oleh penolakan AS terhadap Wanquan, yang dikutip China Radio luncurkan roket Kartika 1, yang me- terang negeri ini begitu haus akan
andalan China, baik untuk peluncu- keinginan China untuk ikut berga- International (3/11), berlangsung rupakan roket buatan sendiri, sehing- kebanggan di bidang teknologi. (24)
ran satelit maupun pesawat antarik- bung dengan Stasiun Antariksa lancar. Sekaligus mencatatkan China ga tercatat sebagai negara kedua (se-
sa. Sampai saat ini, China telah Internasional (International Space sebagai negara ketiga di dunia sete- telah Jepang) di Asia, yang berhasil --Yudi Supriyono, pemerhati
mengembangkan roket Long March Station). Dengan bekal teknologi lah Amerika Serikat dan Rusia yang meluncurkan roketnya sendiri. pertahanan dan dirgantara.