Oleh :
Oleh :
i
ii
Skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana fisioterapi
OLEH
NIM : 16121001052
ii
iii
HALAMAN PENGESAHAN
OLEH:
I GEDE LINGGA SEPUTRA
NIM : 16121001052
(Indah Pramita, SST., FT., M.Fis) (I Made Astika Yasa, S.Ft., M.Erg)
NIP : 02198916 NIDN. 0810108801
NIDN : 0817018901
Mengetahui,
Ketua Program Studi Fisioterapi
Fakultas Ilmu Kesehatan, Sains dan Teknologi
Universitas Dhyana Pura
iii
iv
NIM : 16121001052
Apabila kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam tulisan ini, maka saya bersedia
menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan Peraturan
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena
atas berkat dan rahmat-Nya, serta tuntunan dan bimbingannya, kami dapat
judul “Daya Tahan Otot Gastrocnemius Dengan Latihan Ankle Hops Pada Pengemudi
Truk Pasir di Desa Susut, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli”, kami menyadari
bahwa dalam penulisan proposal ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari
kata sempurna.Oleh sebab itu kami mengharapkan sumbangan pikiran berupa kritik
dan saran yang membangun demi perbaikan penulisan dan pengetahuan yang lebih
untuk kami.
Akhirnya kepada Tuhan Yang Maha Esa atas pentunjuk dan bimbingannya
dan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal ini
v
vi
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
Latihan Ankle Hops Pada Pengemudi Truk Pasir di Desa Susut, Kecamatan Susut,
Tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui, latihan ankle hops dapat
meningkatkan daya tahan otot gastrocnemius pada pengemudi truk pasir di Desa
Susut, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli. Skripsi ini disusun sebagai salah satu
Bali.
Skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu penulisan mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
1. Bapak Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MMA., MA. Selaku Rektor
Universitas Dhyana Pura yang telah member kesempatan pada penulis untuk
2. Bapak Dr. Rahmadi Prasetyo, S.T., M.T Selaku Dekan Fakultas Ilmu
3. Bapak Antonius Tri Wahyudi, SPD., M.Erg, Selaku ketua Program Studi
Pura.
vi
vii
4. Bapak Ir. I Gede Arya Sena, M.Kes, Selaku Sekretasi Progran Studi
Pura.
5. Ibu Indah Pramita, SST., FT., M.Fis Selaku pembimbing utama skripsi.
skripsi.
Universitas Dhyana Pura dan semua pihak yang telah membantu dalam
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kata sempurna, karena
kurangnya ilmu dan pengalaman yang dimiliki oleh penulis. Sehingga penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk tulisan ini. Akhirnya penulis
berharap kiranya skripsi ini dapat berguna untuk sekarang dan masa yang akan dating
Badung,Juli 2020
Penulis,
vii
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
PRASYARAT GELAR................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... iii
SURAT BEBAS PLAGIAT......................................................................... iv
KATA PENGANTAR.................................................................................. v
UCAPAN TERIMAKASIH........................................................................ vii
DAFTAR ISI ................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... ix
DAFTAR TABEL........................................................................................ x
viii
ix
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
ix
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Gerakan Menginjak Pedal.................................................................7
Gambar 2.2 Otot Gastrocnemius...........................................................................9
Gambar 2.3Dorso dan Plantar Fleksi...................................................................16
Gambar 2.4Calf Raises Repetition Maximum.......................................................20
Gambar 2.5 Ankle Hops.........................................................................................21
x
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3.1 Kerangka konsep...................................................................................24
Tabel 3.2 Definisi Operasional..............................................................................23
Tabel 4.1 Kegiatan Penelitian................................................................................32
Tabel 5.1 Data Distribusi Frekuensi Umur Sampel Penelitian..............................40
Tabel 5.2 Hasil Pengukuran Daya Tahan Otot Gastrocnemius.............................41
Tabel 5.3 Deskriptif Statistik Daya Tahan Otot Gastrocnemius Sebelum dan
Sesudah Latihan Ankle Hops..................................................................42
Tabel 5.4 Hasil Uji Normalitas..............................................................................43
Tabel 5.5 Data Uji t Berpasangan (paired sample t test).....................................43
1
BAB I
PENDAHULUAN
pembangunan, dan distribusi hasil pembangunan. Di dalam supply chain perlu alat
transportasi untuk suatu distribusi barang atau produk. Lima sarana distribusi
yang utama adalah truk, kereta api, saluran pipa, moda udara, dan moda laut.
sebuah kendaraan transportasi yang juga masuk kategori alat berat. Truk adalah
konsentrasi tinggi karena membutuhkan kordinasi yang tepat antara otak, tangan,
kaki, dan mata dengan jam kerja berdurasi 8-10 jam setiap hari (Yogisutanti dkk,
dan ganti kopling. Posisi pergerakan ankle saat dipedal remdan kopling ketika
dalam kedaan normal yaitu plantar fleksi ankle 20º-30º dengan tekanan yang
berbeda. Gerakan menginjak pedal pada saat mengemudi yaitu gerakan plantar
fleksi yang digerakan oleh otot utama yaitu otot gastrocnemius. Pekerjaan sebagai
pengemudi truk akan menimbulkan gerakan yang secara terus menerus dan
berulang pada otot gastrocnemius yang menjadi otot penggerak pada saat gerakan
1
2
plantar fleksi. Otot yang berkontraksi secara terus menerus memerlukan daya
tahan otot yang maksimal. Daya tahan otot tungkai bawah berperan penting dalam
gerakan menginjak pedal secara terus menerus dan berulang. Kondisi ini
diperparah dengan gaya hidupkurang sehat seperti pola makan dan istirahat yang
Nurhayati, 2014:22).
skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai
sangat sakit (Tarwaka dkk, 2004:72). Apabila otot menerima beban statis secara
berulang dan dalam waktu yang lama akan dapat menyebabkan gangguan berupa
kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon (Agustin ,2012 : 63). Gangguan
musculoskeletal muncul akibat postur kerja yang terdiri dari posisi tubuh yang
janggal, gerakan repetitif atau berulang, gaya berlebih pada bagian kecil tubuh
seperti pada bagian pergelangan dan pada pekerjaan dengan gerakan kecepatan
tinggi tanpa jeda. Penyebab gangguan musculoskeletal pada tungkai bawah adalah
durasi kerja atau frekuensi yang sangat berpengaruh pada timbulnya keluhan.
Berdasarkan hal tersebut maka pada postur kerja secara terus menerus akan
Pemberian latihan Ankle Hops bertujuan untuk meningkatkan daya tahan otot
pada kedua kaki yang diharapkan terjadi perubahan biomekanik pada saat
3
melakukan latihan pergerakan yang banyak berulang – ulang dengan setiap latiha
(2015) pemberian latihan Ankle Hops, yang dilakukan selama 5 minggu pada 20
penelitian Irnawati (2018) pemberian latihan ankle hops dapat memberi pengaruh
pengaruh antara latihan calf raises dan latihan ankle hops dalam peningkatan daya
minggu.
pemberian latihan Ankle Hops untuk daya tahan otot gastrocnemius pada
disampaikan adalah apakah latihan ankle hops dapat meningkatkan daya tahan
otot gastrocnemius pada pengemudi truk pasir di Desa Susut, Kecamatan Susut,
Kabupaten Bangli? .
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui latihan ankle hops dapat
meningkatkan daya tahan otot gastrocnemius pada pengemudi truk pasir di Desa
bidang fisioterapi.
belajar mengajar.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Truk merupakan sebuah kendaraan transportasi yang juga masuk kategori alat
berat. Truk adalah kendaraan angkutan jalan raya dengan spesifikasi tertentu
yang dipergunakan untuk mengangkut barang dalam ukuran besar dan berat.
Supply chain perlu alat transportasi dalam suatu distribusi barang atau produk.
Lima sarana distribusi yang utama adalah truk, kereta api, saluran pipa, moda
udara, dan moda laut. Sebagian besar barang produksi dipindahkan dengan truk.
Salah satu kelebihan yang dimiliki oleh truk adalah fleksibilitas pengirimannya.
Truk sebagai alat angkut memiliki daya angkut maksimal yang diijinkan. Daya
kekuatan ban, jumlah ban, muatan sumbu, jumlah sumbu dan daya dukung jalan.
Maka jika daya dukung jalan sebuah truk memungkinkan, maka daya angkut
maksimal truk semakin bertambah sesuai dengan jumlah sumbu. Semakin banyak
jumlah sumbunya, semakin besar pula daya angkutnya (Heizer dan Render, 2011).
2.1.1 Mengemudi
dan kondisi cuaca yang tidak dapat diperkirakan, oleh karena itu mengemudi
5
6
membutuhkan perpaduan yangtepat dan cepat antara otak, tangan, kaki, dan
sepertimobil, truk atau bus. Sejak abad 20-an, industri transportasi jalan telah
2.1.2 Pengemudi
kopling. Posisi kaki saat dipedal remdan kopling ketika dalam kedaan normal
7
yaitu fleksi ankle 20º-30º dengan tekanan yang berbeda (Ismail, 2003:14) .
Posisi kaki kanan mengikuti pedal rem yang berada di sebelah kanan, untuk
menekan kopling menggunakan kaki kiri. Pada saat menginjak pedal ada
soleus, dan m plantaris yang terus berkontraksi pada saat pergantian kopling,
Kelelahan ada dua jenis, yaitu kelelahan otot dan kelelahan umum. Kelelahan
impuls saraf berjalan secara normal dan potensial aksi menyebar ke serat otot.
Kelelahan otot dapat timbul akibat kontraksi otot yang kuat dan lama. Kelelahan
otot rangka yang lama dan kuat dan proses metabolisme tidak mampu lagi
metabolism,khusus asam laktat. Jika asam laktat yang banyak (dari penyodium
ATP) terkumpul, otot akan kehilangan kemampuan. Aliran darah terbatas pada
otot (ketika berkontraksi), otot menekan pembuluh darah dan membawa oksigen
Otot berfungsi dalam berbagai aktivitas sebagai generator produksi paksa dan
decelerator eksesntrik / peredam kejut terutama karena sifat aktif dan elastik di
dalam otot. Sifat elastik ini membentuk dasar mekanis mekanika otto dan
(PEC). Ketiga komponen tersebut berinteraksi satu sama lain untuk menghasilkan
gaya. Aktivitas otot meningkat selama aktivitas seperti berjalan, berlari, dan
melompat.
Pada ekstremitas bawah, kelompok otot triceps surae terdiri dari otot soleus,
(GL) berasal dari epicondilus lateral femur. Otot-otot tersebut termasuk dalam
tendon achilles. Tendon achilles merupakan tendon terbesar dan terkuat dalam
pembentukan gaya reaksi tanah (ground reaction forces) secara horizontal dan
vertikal. Triceps surae memiliki dua peran penting, yaitu memberi kontribusi pada
torsi plantar fleksi yang besar serta menstabilkan ankle dan memungkinkan
rolling ke depan dari total massa kaki tungkai bawah, dan tubuh selama fase
dan decelerator eksentrik / peredam kejut terutama karena sifat aktif dan
elastik di dalam otot. Sifat elastis ini membentuk dasar mekanis mekanika otot
dan disebabkan oleh tiga komponen structural di dalam otot yaitu komponen
Pada ekstremitas bawah, kelompok otot triceps surae terdiri dari otot
memiliki dua peran yang penting, yaitu member kontribusi pada torsi plantar
fleksi yang lebih besar serta menstabilkan ankle dan memungkinkan rolling ke
depan dari total massa kaki, tungkai bawah, dan tubuh selama fase stance dari
termasuk otot tipe ini. Otot yang banyak mengandung serat tipe I
geser dua set filamen (aktin dan myosin). Menurut geser ini
Isokinetik
otot.
Isometrik
Isotonik
otot.
13
Isotonik Eksentrik
kontraksi memanjang.
Isotonik Konsentrik
memendek.
kerobekan ketika terjadi trauma pada tungkai bawah dan beresiko tinggi
mengalami cedera karena posisinya berada pada dua sendi, yaitu knee dan
ankle dank arena kepadatan yang tinggi dari serabut otot tipe II fast twich.
melewati dua sendi. Peregangan yang berlebihan dan kontraksi yang kuat dari
menghasilkan gerakan aktin yang sangat kecil. Untuk gerakan yang kuat CB
Kontraksi otot terjadi oleh adanya interaksi antar protein kontraktil aktin
dan myosin serta adanya daya (energi) ATP. Aktin adalah protein globiun
yang berpolimerisasi, yang berpilin satu sama lain menjadi inti filament tipis.
disebut Cross Bridge (CB). Bagian ekornya berjalan sejajar satu sama lain
untuk melekatnya filamen aktin, dan di sebelahnya terdapat situs enzim ATP-
garis M. Pada kontraksi filament aktin ditarik ke tengah sehingga kedua ujung
sarkomer tertarik kea rah garis M maka pada kontraksi otot, sarkomer
memendek.
timbulnya potensial aksi pada membrane sel otot sampai dengan terjadinya
aktivitas CB.
Perilaku membrane sel otot adalah sama dengan perilaku membrane sel
saraf. Potensial aksi pada sel otot berlangsung selama 1-2 milisecond, dan
listrik pada membrane sel otot tidak berpengaruh langsung kepada protein
kontraktil, akan tetapi meningkatkan kadar Ca2+ dalam sarkoplasma dan baru
Ankle and foot merupakan distal ekstremitas bawah yang berfungsi sebagai
stabilisator dan penggerak. Secara gerakan sendi ini dapat melakukan gerakan
16
keadaan normal untuk dorso fleksi adalah 20˚, plantar fleksi adalah 50˚, gerakan
eversi adalah 20˚, dangerakan inversi adalah 40˚. Penulisan yang disesuaikan
gerak dorso fleksi dan plantar fleksi akan tertulis (S) 20-0-50 dan gerak inversi
dan eversi tertulis (S) 20-0-40 (Russe, 1975 dalam Nugroho, 2016 : 30).
mungkin terjadi adalah dorso fleksi (fleksi) dan plantar fleksi (ekstensi) dengan
jangkauan gerakan yang bervariasi untuk dorso fleksi antara 13-33˚ dan plantar
sendi ankle adalah dorso fleksi 20˚ dan plantar fleksi 50˚.
Gerakan menginjak pedal gas dan rem pada saat mengemudi merupakan
Ini merupakan hinge joint yang dibentuk oleh cruris (tibia dan fibula)
dan os talus. Diperkuat oleh ligament tibio fibular ligamen sisi superior juga
posterior, inferior dan anterior tibiotalar ligamen, serta posterior, inferior dan
kearah atas atau plantar fleksi. Otot yang bekerja pada saat gerakan ini yaitu
(meninggalkan bagian dorsal kaki). Gerakan kearah bawah atau dorsal fleksi.
Otot yang bekerjapada saat gerakan ini yaitu anterior tibial m, exs. M
18
2017:72).
Daya tahan merupakan istilah yang luas yang mengacu pada kemampuan
berkelanjutan dalam jangka waktu yang lama. Daya tahan otot adalah
yang cukup lama. Hal tersebut diperkuat dari teori yang dikemukakan Astra
Parahita (2009:13) yaitu “Daya tahan otot adalah kemampuan otot rangka
atau sekelompok otot untuk meneruskan kontraksi pada periode atau jangka
waktu yang lama dan mampu pulih dengan cepat setelah lelah”.
lama (Kisner & Colby, 2007:198). Daya tahan otot merupakan suatu
kemampuan kerja otot atau sekelompok otot dalam jangka waktu tertentu
(Bostick et al, 2010:346). Jadi yang dimaksud dengan daya tahan otot di sini
tungkainya untuk berkontraksi secara terus menerus dengan beban tertentu dan
banyak atau mempertahankan kontraksi otot untuk waktu yang lama. Elemen
penting dalam latihan daya tahan adalah kontraksi otot dengan intensitas
jangka waktu yang lama. Otot-otot yang terlibat dalam latihan ini,beradaptasi
Colby, 2007:159).
Daya tahan otot betis dapat diukur sebagai jumlah maksimal dari heel
raise yang dapat dilakukan pada posisi tumpuan penuh atau full weight
bearing. Daya tahan otot betis yang diukur dengan hell raise lebih menyerupai
fungsi harian otot betis sehingga dapat menjadi ukuran klinis yang berguna.
bahwa pemulihan daya tahan otot betis penting dalam mencegah tendinopati
dalam jangka waktu yang lebih lama, serta dilakukan terhadap tingkat
1. Kekuatan otot
maupun statis.
2. Fleksibilitas
3. Keseimbangan
tubuh secara tepat pada saat berdiri (static balance) atau pada saat
mampu berkontraksi selama 1 menit. Hasil yang diperoleh dikatakan baik apabila
2. Kedua kaki dibuka selebar bahu dan posisi kaki lurus, kedua tangan subjek
2.8.1 Definisi
terarah yang dilakukan oleh pergelangan kaki. Latihan ini berguna untuk
mengkondisikan otot dan jaringan pada tungkai bawah. Ankle hops terdiri dari
plantar fleksi ankle dan berkonsentrasi untuk cepat melompat. Pada penelitian
kali ini yang digunakan adalah ankle hops jenis melompat ke depan (forward).
Latihan ankle hops dimulai dengan berdiri pada dua kaki selebar bahu
dan posisi badan tegak, digunakan hanya untuk momentum, lompatan hop
pada satu tempat. Pergelangan kaki memanjang secara maksimal pada satu
lompatan hop ke atas. Usahakan mendarat pada posisi semula seperti pada
yang akan diterapkan yaitu selama 4 minggu, 3 kali per minggu dilakukan 2 -
menit di sela - sela set (Desliana, 2011:71). Gerakan lompat ke depan dengan
garis yang dibuat menggunakan tepung dengan jarak yang sama dan
23
konsentrik secara bergantian. Otot – otot yang bekerja dalam latihan ankle
hops pada fase awalan adalah otot rectus femoris dan otot gastrocnemius
yang berkontraksi secara konsentrik serta otot hamstring yang bekerja secara
spinal cord agar dapat melakukan lompatan, otot yang bekerja adalah otot
otot, yaitu otot menjadi lebih kuat dan tahan terhadap regangan dan
2007:208).
pada ligamen dan tendon yang kuat (Kisner & Colby, 2007:211).
25
BAB III
KERANGKA KONSEP
Pengemudi truk yang harus memiliki daya tahan otot gastrocnemius yang
faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi usia, jenis kelamin, dan
indeks masa tubuh (IMT). Sedangkan faktor eksternal meliputi waktu kerja, sikap
dan posisi bekerja, merokok, jenis pekerjaan, upah kerja, dan asupan makan. Pada
saat menginjak pedal ada gerakan plantar fleksi yang melibatkan otot
daya tahan otot gastrocnemius yang baik. Pemeberian latihan Ankle Hops
diharapkan dapat meningkatkan daya tahan otot dari pengemudi truk di Desa
25
26
Keterangan :
: Alur berpikir
3.2 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah latihan ankle hops dapat meningkatkan
daya tahan otot gastrocnemius pada pengemudi truk di Desa Susut, Kecamatan
3.3 Variabel
obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu
1. Variabel Bebas
2. Variabel Terikat
kejadian, luaran, manfaat, efek, atau dampak. Variabel terikat juga disebut
kemampuan dalam
mengendalikan
suatu kendaraan.
Latihan Ankle Ankle hops adalah Latihan ankle -
Hops suatu lompatan hops dimulai
submaksimal dengan dengan berdiri
komponen terarah pada dua kaki
yang dilakukan oleh selebar bahu dan
pergelangan kaki. posisi badan
Latihan ini berguna tegak, digunakan
untuk hanya untuk
mengkondisikan otot momentum,
dan jaringan pada lompatan hop
tungkai bawah. pada satu tempat.
Ankle hops terdiri Pergelangan kaki
dari beberapa jenis memanjang
lompatan,yaitu secara maksimal
,melompat di pada satu
tempat, melompat ke lompatan hop ke
depan atas. Usahakan
(forwards),melompat mendarat pada
ke belakang posisi semula
(backwards), seperti pada awal
melompat lateral dan gerakan kemudian
melompat secara bersiap melompat
diagonal. Latihan lagi.
ankle hops
dilakukan dengan
gerakan plantar
fleksi ankle dan
berkonsentrasi untuk
cepat
melompat.Dosis
aplikasi latihan
ankle hops yang
akan diterapkan
sama dengan squat
jump yaitu selama 4
minggu, 3 kali per
minggu dilakukan 2
- 3 set dengan
jumlah pengulangan
8 - 12 kali dengan
periode istirahat 2 -
3 menit di sela - sela
set.
29
mengangkat
kedua tumit
(calf raises)
secara
berulang
selama 1
menit setelah
diberikan aba-
aba.
4. Peneliti
memulai
perhitungan
dengan
menggunakan
stopwatch.
5. Peneliti
memperhatika
n alignment
subjek dan
mencatat
hasilnya.
BAB IV
METODELOGI PENELITIAN
31
grup pre and post test. Rancangan ini hanya menggunakan satu kelompok subjek
pengukuran yang dilakukan sebelum dan setelah perlakuan. Perbedaan kedua hasil
P S O1 O2
Keterangan :
P : Populasi
S : Sampel
Bangli
dilakukan tanggal 28 Juni 2020. Analisis data dilakukan 29 Juni 2020 dan
Bulan
Kegiatan
April Mei Juni Juli Agustus
Penulisan
Proposal
Study
Pendahuluan
Penelitian
Pengumpulan
Data
Analisi Data
Penulisan Hasil
Penelitian
Seminar Hasil
Penelitian
Sidang Skripsi
suatu penelitian (Nasir dkk, 2014 : 188). Populasi penelitian ini adalah seluruh
Sebagian dari populasi yang mewakili populasi disebut sebagai sampel (Nasir
ekslusi :
1. Kriteria inklusi
2. Kriteria eksklusi
penelitian
kegiatan penelitian
Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada fisioterapi yang khusus untuk
Bahan penelitian ini adalah menggunakan data sekunder yang diperoleh dari
buku dan jurnal yang memiliki hubungan dan memiliki tujuan yang sama dengan
penelitian ini. Data primer adalah data yang diperoleh langsung melalui proses
1. Stopwatch
35
2. Kamera
3. Alat tulis
4. Hand Sanitizer
5. Sphygmomanometer
6. Stetoskop
1. Tahap persiapan
2. Tahap pemeriksaan
36
penelitian
diberikan intervensi
3. Tahap akhir
intervensi
berdasarkan variabel dan seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang
2. Uji Normalitas
mengetahui data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Jika data
uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Shapiro Wilk Test
karena sampel penelitian <50. Shapiro Wilk Test merupakan tes yang baik
3. Uji Hipotesis
penelitian ini menggunakan uji statistik parametrik karena data yang sudah
penelitian ini yaitu uji Paired Sample T-test. Menurut Sujarweni (2015:100)
38
perbedaan rata-rata sampel yang sama dengan memiliki dua data berbeda.
BAB V
39
seminggu pada hari rabu, hari jumat dan hari minggu yang dimulai dari pukul
16.00 WITA sampai 17.00 WITA pada pengemudi truk pasir. Populasi
39
40
Hasil penelitian yang akan ditampilkan yaitu dalam bentuk tabel, data
distribusi frekuensi, data deskriptif, uji normalitas, uji hipotesis dan tabel
persentase peningkatan.
1. Umur
sampel yang paling sering muncul (modus) dalam penelitian ini yaitu
tahan otot sebelum (Pre test) dan sesudah (Post test) dilakukan latihan ankle
hops. Nilai tersebut dapat dilihat dalam tabel analisis deskriptif sebagai
berikut :
42
Daya Tahan
Otot Minimu Maximu Mea Std.
N Persentase
Gastrocnemiu m m n Deviation
s
pengukuran pre test dengan jumlah sampel 5 orang memperoleh hasil rata-
rata 53,40. Dengan skor terendah adalah 51,00, nilai tertinggi adalah 55,00.
post test dengan jumlah sampel 5 orang memperoleh hasil 64,60. Dengan
skor terendah adalah 62,00, skor tertinggi adalah 69,00. Pada pengukuran
Mean pretest
uji Shapiro Wilk Test dengan nilai signifikan dari Pre-test 0,492 data
berdistribusi normal dan nilai Post-test 0,391 data berdistribusi normal. Data
43
disebut berdistribusi normal karena nilai signifikan lebih dari 0,05 (p>0,05).
Nilai tersebut dapat dilihat dalam tabel analisis deskriptif sebagai berikut:
Uji hipotesis menggunakan uji paired sample t-test karena hasil uji
normalitas p>0,05. Uji paired sample t-test bertujuan untuk mengetahui ada
atau tidaknya perbedaan nilai rata-rata pada data yang diambil saat pre test
dan post test yang akan membuktikan hipotesis yang dibuat oleh peneliti.
Berikut tabel hasil uji paired sample t-test dari data yang diperoleh peneliti.
menunjukkan nilai rata – rata pre test 53,40 dan post test 64,60 dari jumlah
sampel 5 orang nilai signifikan dari data yang diperoleh adalah 0,001 yang
artinya terdapat perbedaan nilairata-rata signifikan antara data pre test dan
post-test. Hal tersebut juga menjawab hipotesis yang dibuat oleh peneliti
44
bahwa latihan ankle hops dapat meningkatkan daya tahan otot gastrocnemius
5.2 Pembahasan
Semakin bertambahnya usia semakin rendahnya daya tahan otot hal ini
ditandai dengan penurunan otot kaki dan punggung sekitar 60% dari usia 20 -
30 tahun dan penurunan otot lengan dari usia 30 – 80 tahun. Penurunan ini
komposisi ini berhubungan dengan tingkat aktivitas fisik, asupan makanan dan
mineral juga diikuti dengan kehilangan cairan tubuh (Brown, et all, 2005).
memerlukan daya tahan otot gastrocnemius yang baik. Hal ini sesuai dengan
mengemudi bisa menjadi sumber masalah pada kaki dan pergelangan kaki.
Pertama, kelelahan otot – otot kaki yang ikut serta dalam tugas mengemudi
Gerakan plantar fleksi yang otot penggeraknya adalah otot gastrocnemius dan
Pegemudi Bus Malam Jarak Jauh PO. Restu Mulya menyatakan keluhan
dirasakan sebagian besar pengemudi adalah keluhan sakit pada betis kaki
kendaraan dengan digunakan untuk menginjak pedal gas dan rem. Sehingga
beban kerja kaki kanan lebih tinggi daripada beban kerja kaki kiri dan kaki
distribusi daya tahan otot gastrocnemius sebelum dilakukan latihan ankle hops
dengan nilai rata-rata 53,40 yang berarti nilai daya tahan otot gastrocnemius
5.2.2 Pengaruh Latihan Ankle Hops Terhadap Peningkatan Daya Tahan Otot
Gastrocnemius
pada tabel 5.3 terhadap data nilai daya tahan otot gastrocnemius sebelum
latihan sebesar 53,40 dan nilai rata-rata daya tahan otot gastrocnemius
daya tahan otot gastrocnemius dari kategori dibawah nilai normal ke diatas
tabel 5.5 antara sebelum dan sesudah latihan maka didapatkan hasil signifikan
dengan latihan ankle hops. Pada penelitian Putra 2015 latihan ankle hops
terdapat beberapa cara untuk melatih daya tahan otottungkai, yaitu salah
kelincahan dan daya tahan otot dimana pada gerakan tersebut terjadi gerakan
peningkatan daya tahanotot dengan ankle hops. Pada latihan ankle hops ini
kontraksi tetanic dengan latihan ini gerakan yang akan mengalami fatique
gastrocnemius pada pre test nilai rata – rata yaitu 53,40 yang berada pada
kategori dibawah normal. Pada post test daya tahan otot gastrocnemius yang
didapat yaitu 64,60 yang berada pada kategori diatas normal setelah diberikan
daya tahan otot gastrocnemius tersebut akibat adaptasi otot terhadap latihan
yang diberikan. Menurut Markovic & Jaric (2007:1360) posisi awal dan
ketika melompat pada latihan tersebut akan terjadi kontraksi eksentrik dan
konsentrik secara bergantian. Otot – otot yang bekerja dalam latihan ankle
hops pada fase awalan adalah otot rectus femoris dan otot gastrocnemius
yang berkontraksi secara konsentrik serta otot hamstring yang bekerja secara
spinal cord agar dapat melakukan lompatan, otot yang bekerja adalah otot
Penelitian ini jauh dari sempurna karena masih terdapat banyak kekurangan
1. Dalam penelitian ini hanya terbatas fokus pada daya tahan otot
Covid-19
49
BAB VI
6.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada pengemudi truk pasir di
Desa Susut, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli, maka dapat disimpulkan bahwa
terjadinya peningkatan daya tahan otot gastrocnemius setelah latihan ankle hops. Hal
ini ditunjukkan oleh nilai rata-rata (mean) daya tahan otot gastrocnemius sebelum
(pre-test) dilakukan latihan yaitu53,40 yang menandakan bahwa daya tahan otot
gastrocnemius dalam kategori dibawah normal. Setelah diberikan latihan ankle hops
dengan frekuensi 3 kali seminggu selama4 minggu dilakukan 2 - 3 set dengan jumlah
yang menunjukkan nilai daya tahan otot gastrocnemius dalam kategori diatas normal
6.2 Saran
Bangli dapat melakukan kembali latihan ankle hops untuk daya tahan otot
efektif.
49
50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian
xii
55
PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)
Nama :
Umur : Tahun
Jenis Kelamin : P / L
Alamat :
sampel penelitian dengan sukarela dan tanpa paksaan dan saya bersedia
akhir.
Bangli, ........................2020
(.........................................)
xiii
56
Descriptives
Statistic Std. Error
Pre-Test Mean 53.4000 .67823
95% Confidence Lower Bound 51.5169
Interval for Mean
Upper Bound 55.2831
5% Trimmed Mean 53.4444
Median 54.0000
Variance 2.300
Std. Deviation 1.51658
Minimum 51.00
Maximum 55.00
Range 4.00
Interquartile Range 2.50
Skewness -1.118 .913
Kurtosis 1.456 2.000
Post-Test Mean 64.6000 1.32665
95% Confidence Lower Bound 60.9166
Interval for Mean
Upper Bound 68.2834
5% Trimmed Mean 64.5000
Median 64.0000
Variance 8.800
Std. Deviation 2.96648
Minimum 62.00
58
Maximum 69.00
Range 7.00
Interquartile Range xv 5.50
Skewness .839 .913
Kurtosis -.411 2.000
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
*
Pre-Test .254 5 .200 .914 5 .492
*
Post-Test .210 5 .200 .897 5 .391
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
xvi
Identitas Diri :
Nama I Gede Lingga Seputra
Tempat/Tanggal Lahir Gianyar/27-Juli-1998
Jenis Kelamin Laki-laki
Agama Hindu
Alamat Br. Susut Kaja, Desa Susut, Kec. Susut, Kab. Bangli
Kewarganegaraan Indonesia
No. Telp/HP 081339682652
Email linggaseputra09@gmail.com
xvii
KINEMATIKA VII di Desa Susut, Bangli 2017
KINEMATIKA VIII di Universitas Dhyana Pura, Kab. Badung 2017
Pelayanan Kesehatan di Desa Tibubeneng, Kab. Badung 2017
60
xix
62
xx
63
xxi
64
xxii
65
xxiii