Pak Subagiyo Fix
Pak Subagiyo Fix
B. Tujuam Pembelajaran
1. Peserta didik dapat memahami Cabang Iman
2. Peserta didik dapat menguasai Cabang Iman
3. Peserta didik dapat menerapkan Cabang Iman dengan berfikir kreatif dalam
mengatasi berbagai permasalahan Pendidikan Agama Islam
4. Peserta didik dapat mengembangkan pemahaman dengan jelas dan tepat
menggunakan bahasa Pendidikan Agama Islam yang tepat
5. Peserta didik dapat mengembangkan kemampuan berpikir abstrak dan menerapkan
Cabang Iman dalam situasi berbeda
6. Melalui pembelajaran yang menarik dan aplikasi konsep dalam cerita atau konteks
yang menarik, diharapkan peserta didik dapat menumbuhkan minat dan kecintaan
terhadap Pendidikan Agama Islam sebagai ilmu pengetahuan yang menarik dan
bermanfaat
C. Materi Pembelajaran
1. Cabang Iman
2. Teks Fiksi “Warisan Cahaya: Perjalanan Melintasi Cabang Iman”
D. Kegiatan Pembelajaran
F. Sumber Belajar
Buku ajar Kurikulum Merdekan kelas XI (Kemendikbud)
Teks Fiksi "Resonansi Kehidupan: Kisah Elektronika yang Menjadi Makhluk Sintetis"
(media sosial)
G. Asesmen Diagnostik
Umpan balik Teks Fiksi
Subagiyo, S.Pd
LAMPIRAN 1
Materi Pembelajaran
PENERAPAN INSTALASI DAN SISTEM AUDIO
Sistem Audio:
Komponen utama sistem audio: Pengenalan tentang peran dan fungsi komponen seperti
mikrofon, speaker, amplifier, mixer, equalizer, dan sumber audio.
Pemahaman tentang panjang gelombang suara, frekuensi, amplitudo, dan karakteristik
audio lainnya.
Penerapan Lanjutan:
Sistem audio profesional: Penerapan dalam lingkungan profesional seperti studio rekaman,
pertunjukan langsung, dan konferensi.
Teknologi terkini: Pengenalan tentang teknologi baru dalam industri audio seperti audio
nirkabel, suara 3D, dan audio berkecepatan tinggi.
LAMPIRAN 2
“Warisan Cahaya: Perjalanan Melintasi Cabang Iman”
Di suatu desa yang terhampar di lereng pegunungan, terdapat seorang pemuda bernama Amir. Desa tersebut
dihuni oleh masyarakat yang mayoritas beragama Islam, namun mereka memiliki pemahaman yang berbeda-
beda mengenai cabang iman. Meskipun demikian, kerukunan tetap terjaga dalam keseharian mereka.
Amir tumbuh dalam keluarga yang memegang teguh ajaran Sunni, salah satu cabang iman dalam Islam.
Ayahnya, seorang ulama setempat, selalu membimbing Amir tentang pentingnya keyakinan dalam Rukun
Iman, dan bagaimana mempraktikkan ajaran Islam dengan benar. Namun, Amir merasa penasaran tentang
cabang iman lain yang ada di sekitarnya.
Pada suatu hari, Amir bertemu dengan Sofia, seorang gadis yang berasal dari keluarga yang memeluk Syiah.
Sofia memiliki pengetahuan mendalam tentang ajaran-ajaran Syiah dan dengan sabar menjelaskan perbedaan-
perbedaan dalam pandangan mereka terhadap sejarah dan kepemimpinan dalam Islam. Amir merasa terbuka
oleh wawasan baru ini, dan dia juga berbagi pemahamannya tentang Sunni kepada Sofia.
Amir tidak puas hanya mendapatkan pengetahuan tentang Sunni dan Syiah. Ia mulai mempelajari cabang-
cabang iman lainnya seperti Ibadi, Ahmadiyyah, dan Sufi. Selama perjalanannya menimba ilmu, Amir semakin
menyadari bahwa setiap cabang iman memiliki keunikan dan alasan historis yang membentuk keyakinan
mereka.
Suatu hari, Amir dan Sofia berbincang dengan seorang tetua bijak bernama Ibrahim. Ibrahim telah melihat
banyak generasi datang dan pergi, serta perdebatan seputar cabang iman. Dia berkata, "Anak muda, cabang-
cabang iman adalah hasil dari perjalanan panjang umat Islam. Meskipun kita memiliki perbedaan, tetapi pada
intinya, kita semua menyembah Allah dan menghormati Nabi Muhammad."
Amir tersentuh oleh kata-kata Ibrahim. Dia sadar bahwa meskipun berbeda dalam pandangan, semua cabang
iman memiliki tujuan akhir yang sama, yaitu mendekatkan diri kepada Allah dan menjalani kehidupan yang
penuh berkah.
Setelah bertahun-tahun menjelajahi perbedaan dan persamaan dalam cabang-cabang iman, Amir pulang ke
desanya dengan hati yang penuh dengan pemahaman baru. Dia memutuskan untuk berbagi pengetahuannya
dengan masyarakat desanya. Dengan bimbingan ayahnya, dia mengadakan forum diskusi tentang keberagaman
dalam Islam.
Forum tersebut membawa pemahaman yang lebih mendalam dan saling pengertian antara warga desa.
Masyarakat belajar bahwa perbedaan dalam cabang iman tidak seharusnya menghalangi persatuan mereka
sebagai umat Islam. Mereka merayakan keragaman dan bersatu dalam membangun komunitas yang lebih baik.
Amir, Sofia, dan masyarakat desa menjadi teladan bagi semua umat Islam di sekitarnya. Mereka membuktikan
bahwa meskipun cabang iman membedakan pandangan, kebersamaan dalam cinta kepada Allah adalah benang
merah yang mengikat mereka bersama. Warisan cahaya pengetahuan dan toleransi yang mereka sebarkan akan
terus berlanjut, mengilhami generasi-generasi mendatang untuk menjaga keharmonisan dalam perbedaan.
LAMPIRAN 3
DOKUMENTASI KEGIATAN
UMPAN BALIK SISWA