Anda di halaman 1dari 15

Tugas 5 Keperawatan Jiwa

Dosen : Amira BSA, M. Kep

MAKALAH / RINGKASAN
“LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN KEHILANGAN”

OLEH:

NAMA :Akrim Malase


NIM :20144010057
KELAS :IV/B KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TERNATE


PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
TA 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Bismillah Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan Taufik. Hidayah dan Inayah-
Nya kepada kita, sehingga kita masih dapat menghirup nafas keislaman sampai sekarang ini.
Shalawat dan salam semoga tercurah pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
berjuang dengan semangatnya yang begitu mulia yang telah membawa kita dari zaman
Jahilliyah zaman islamiyah.
Dengan mengucap Alhamdulillah kami dapat menyusun makalah yang berjudul
“LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN KEHILANGAN”. Kami banyak
terimakasih kepada dosen pengampu yang telah membimbing kami, tidak lupa teman-teman
yang senantiasa kami banggakan yang semoga kita selalu dalam lindungan Allah serta dapat
berjuang dijalan Allah SWT.
Kami menyadari tentunya makalah ini jauh dari sempurna, maka dari itu saya mohon
saan dan kritik yang sifatnya membangun. Akhirnya kami mengucapkan terimakasih dan
mohon maaf apabila dalam penulisan masih terdapat kalimat-kalimat yang kurang dapat
dipahami agar menjadi maklum. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Ternate, 21 Januari 2023

Akrim Malase
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................4
B. Tujuan..........................................................................................................4
C. Manfaat........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian ...................................................................................................5
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Reaksi Kehilangan.....................5-6
C. Tipe-tipe Kehilangan..................................................................................6
D. Jenis-jenis Kehilangan..............................................................................6-7
E. Rentang Respon ..........................................................................................7
F. Tanda Dan Gejala.......................................................................................8
G. Faktor Predisposisi......................................................................................8
H. Faktor Presipitasi......................................................................................8-9
I. Sumber Koping ...........................................................................................9
J. Mekanisme Koping.....................................................................................9
K. Konsep Asuhan Keperawatan Kehilangan............................................9-13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................14
B. Saran............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sepanjang kehidupan manusia tidak dapat terlepas dan perubahan yang dapat
memengaruhi responsnya. Perubahan dapat menimbulkan kehilangan yang memengaruhi
respons individu Kehilangan dapat diantisipasi atau luga, tetapi ada pula kehilangan yang
tidak dapat diduga Contoh ke hilangan yang dapat diantisipasi adalah proses
pertumbuhan, yakni setelah masa lalita akan tiba masa sekolah dan kehilangan masa
balita, akan tiba selanjutnya akan kehilangan masa balita saat tiba masa sekolah, dan
seterusnya contoh kehilangan yang tidak dapat diantisipasi adalah kebakaran rumah
bangir, dan bencana lain.
Bangsa Indonesia baru saja mengalami kehilangan yang tidak dapat diantisipasi, yaitu
gempa bumi tsunami, dan berbagai bencana lamnya, seperti banjir dan tanah longsor yang
mengakibatkan berduka nasional. Berduka dialami oleh mereka yang menjadi korban
langsung dan korban tidak langsung Respons berduka karena kehilangan yang dialami
olet korban dan keluarganya dapat dipelajari Respons berduka membutuhkan tindakan
keperawatan. Dalam bagian ini, kita akan mempelajari tentang konsep kehilangan dan
respons berduka yang merupakan bagian dari masalah psikososial Materi yang akan
dibahas adalah konsep kehilangan dan tindakan keperawatan yang diperlukan.
1.2 Tujuan
1. Melakukan pengkajian pasien dengan kehilangan dan
2 .Menetapkan diagnosis keperawatan pasien dengan kehilangan
3. Menyusun rencana tindakan keperawatan pasien dan keluarga dengan kehilangan
4. Melakukan tindakan keperawatan pasien dan keluarga dengan kehilangan dan
5. Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dengan behilangan dan
6. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pada pasien dan keluarga dengan
kehilangan
1.3 Manfaat
Menambahkan wawasan bagi penulis dan pembaca mengenai aplikasi asuhan
keperawatan pada pasien dengan rasa kehilangan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Lambert& Lambert mengatakan bahwa: kehilangan adalah suatu keadaan individu
berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, kemungkinan menjadi tidak ada, baik
terjadi sebagian atau keseluruhan.Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami
oleh setiap individu selama rentang kehidupan cenderung mengalami kembali walaupun
dalam bentuk berbeda.
Kehilangan (loss) adalah suatu situasi aktual maupun potensial yang dapat dialami
individu ketika berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, baik sebagian atau
keseluruhan, atau terjadi perubahan dalam hidup sehingga terjadi perasaan kehilangan
(Hidayat, 2012). Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap
individu selama rentang kehidupannya. Sejak lahir, individu sudah mengalami kehilangan
dan cenderung akan mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk yang berbeda. Setiap
individu akan bereaksi terhadap kehilangan. Respons terakhir terhadap kehilangan sangat
dipengaruhi oleh respon individu terhadap kehilangan sebelumnya (Potter dan Perry,
1997).
Seseorang dapat kehilangan citra tubuh, orang terdekat, perasaan sejahtera,
pekerjaan, barang milik pribadi, keyakinan, atau sense of self baik sebagian atau pun
keseluruhan. Peristiwa kehilangan dapat terjadi secara tiba-tiba atau bertahap sebagai
sebuah pengalaman traumatik. Kehilangan sendiri dianggap sebagai kondisi krisis, baik
krisis situasional atau pun krisis perkembangan. Dalam hal ini persepsi individu, tahap
perkembangan, mekanisme koping, dan sistem pendukungnya sangatlah berpengaruh
terhadap respons individu dalam menghadapi proses kehilangan tersebut. Apabila proses
kehilangan tidak dibarengi dengan koping yang positif atau penanganan yang baik, pada
akhirnya akan berpengaruh pada perkembangan individu atau port of being matur-nya
(Mubarak dan Chayatin, 2007).

2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Reaksi Kehilangan, Tergantung:


a. Arti dari kehilangan
b. Sosial budaya
c. kepercayaan / spiritual
d. Peran seks/jenis kelamin
e. Status social ekonomi
f. kondisi fisik dan psikologi individu

2.3 Tipe Kehilangan


Kehilangan dibagi dalam 2 tipe yaitu:
a. Kehilangan aktual atau nyata. Kehilangan ini sangat mudah dikenal atau diidentifikasi
oleh orang lain, seperti hilangnya anggota tubuh sebahagian, amputasi, kematian
orang yang sangat berarti / di cintai.
b. Kehilangan persepsi. Kehilangan jenis ini hanya dialami oleh seseorang dan sulit
untuk
dapat dibuktikan, misalnya; seseorang yang berhenti bekerja / PHK, menyebabkan
perasaan kemandirian dan kebebasannya menjadi menurun.

2.4 Jenis-Jenis Kehilangan


Terdapat 5 jenis kehilangan, yaitu:
a. Kehilangan seseorang seseorang yang dicintai, dan sangat bermakna atau orang yang
berarti merupakana salah satu jenis kehilangan yang paling mengganggu dari tipe-tipe
kehilangan. Kematian akan berdampak menimbulkan kehilangan bagi orang yang
dicintai. Karena hilangnya keintiman, intensitas dan ketergantungan dari ikatan atau
jalinan yang ada, kematian pasangan suami/istri atau anak biasanya membawa
dampak emosional yang luar biasa dan tidak dapat ditutupi.
b. Kehilangan yang ada pada diri sendiri (loss of self) Bentuk lain dari kehilangan adalah
kehilangan diri atau anggapan tentang mental seseorang. Kehilangan ini meliputi
kehilangan perasaan terhadap keatraktifan, diri sendiri, kehilangan kemampuan fisik
dan mental, sersta kehilngan akan peran dalam kehidupan, dan dampaknya.
Kehilangan dari aspek diri mungkin sementara atau menetap, sebagian atas
seluruhnya. Beberapa aspek lain yang dapat hilang dari seseorang misalnya
kehilangan pendengaran, ingatan, usia muda, fungsi tubuh.
c. Kehilangan objek eksternal Kehilangan objek eksternal misalnya kehilangan benda
milik sendiri atau bersama-sama, perhiasan, uang atau pekerjaan. Kedalaman berduka
yang dirasakan seseorang terhadap benda yang hilang tergantung pada arti dan
kegunaan benda tersebut.
d. Kehilangan lingkungan yang sangat dikenal Kehilangan diartikan dengan terpisahnya
individu dari lingkungan yang sangat dikenal termasuk dari kehidupan latar belakang
keluarga dalam waktu satu periode atau bergantian secara menetap. Misalnya pindah
kekota lain, maka akan memiliki tetangga yang baru dan proses penyesuaian baru.
e. Kehilangan kehidupan/ meninggal Seseorang dapat mengalami mati baik secara
perasaan, pikiran dan respon pada kegiatan dan orang disekitarnya, sampai pada
kematian yang sesungguhnya. Sebagian orang berespon berbeda tentang kematian.

2.5 Rentang Respon Kehilangan


Denial —–> Anger —–> Bergaining ——> Depresi —— > Acceptance
a. Fase denial
• Merupakan reaksi pertama pada fase ini adalah syok, tidak mempercayai kenyataan
• Ungkapan verbal pada fase ini biasanya individu mengatakan itu tidak mungkin, ―
saya tidak percaya itu terjadi .
• Perubahan fisik; letih, lemah, pucat, mual, diare, gangguan pernafasan, detak jantung
cepat, menangis, gelisah.
b. Fase anger / marah
• Individu mulaimenyadari akan kenyataan yang terjadi
• Tibul respon marah diproyeksikan pada orang lain
• Reaksi fisik yang timbul adalah; muka merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur,
tangan mengepal, serta perilaku agresif.
c. Fase bergaining / tawar- menawar.
• Ungkapan secara verbal pada fase ini adalah; kenapa harus terjadi pada saya ? kalau
saja yang sakit bukan saya,seAndainya saya hati-hati .
d. Fase depresi
• Menunjukan sikap menarik diri, tidak mau bicara atau putus asa.
• Gejalapada fase ini individu menolak makan, mengeluh suslit tidur, letih, dorongan
libido menurun. 5
e. Fase acceptance
• Pikiran pada objek yang hilang mulai berkurang.
• Ungkapan verbal pada fase ini adalah” apa yang dapat saya lakukan agar saya cepat
sembuh, yah, akhirnya saya harus operasi”
2.6 Tanda dan Gejala
Gejala yang timbul pada pasien dengan kehilangan antara lain:
a. Adaptasi terhadap kehilangan yang tidak berhasil
b. Depresi, menyangkal yang berkepanjangan
c. Reaksi emosional yang lambat
d. Tidak mampu menerima pola kehidupan yang normal
Tanda yang mungkin dijumpai pada pasien kehilangan antara lain:
a. Isolasi sosial atau menarik diri
b. Gagal untuk mengembangkan hubungan/ minat-minat baru
c. Gagal untuk menyusun kembali kehidupan setelah kehilangan

2.7 Faktor Predisposisi


Dalam Hidayat (2012), faktor predisposisi yang mempengaruhi rentang respon kehilangan
adalah sebagai berikut.
a. Faktor genetik. Individu yang dilahirkandan dibesarkan dalam keluarga dengan riwayat
depresi akan sulit mengembangkan sikap optimis dalam menghadapi suatupermasalahan,
termasuk dalam menghadapu perasaan kehilangan.
b. Faktor fisik. Individu dengan fisik, mental, serta pola hidup yang teratur cenderung
mempunyai kemampuan dalam mengatasi stres yang lebih tinggi dibandingkan dengan
individu yang mengalami gangguan jasmani.
c. Faktor mental. Individu yang mengalami gangguan jiwa, terutama yang mempunyai
riwayat depresi yang ditandai dengan perasaan tidak berdaya dan pesimis, selalu
dibayangi masa depan peka dalam mengahadapi situasi kehilangan.
d. Pengalaman kehilangan di masa lalu. Kehilangan atau perpisahan dengan orang yang
dicintai pada masa kanak-kanak akan mempengaruhi kemampuan individu dalam
mengatasi perasaan kehilangan pada masa dewasa.
e. Struktur kepribadian. Individu dengan konsep diri negatif dan perasaan rendah diri akan
menyebabkan rasa percaya diri rendah dan tidak objektif terhadap stres yang dihadapi.

2.8 Faktor Presipitasi


Ada beberapa stresor yang dapat menimbulkan perasaan kehilangan. Stresor ini dapat
berupa stresor yang nyata ataupun imajinasi individu itu sendiri, seperti kehilangan
biopsikososial yang meliputi kehilangan harga diri, pekerjaan, seksualitas, posisi dalam
masyarakat, milik pribadi (harta benda, dan lain-lain). Berikut beberapa stresor
kehilangan tersebut.
a. Kehilangan kesehatan
b. Kehilangan fungsi seksualitas
c. Kehilangan peran dalam keluarga
d. Kehilangan posisi dalam masyarakat
e. Kehilangan harta benda atau orang yang dicintai
f. Kehilangan kewarganegaraan

2.9 Sumber Koping


Cara individu mengatasi proses kehilangan amat bergantung pada sumber yang
tersedia. Sumber koping tersebut dapat berupa kemampuan dan bakat mengatasi
kedukaan, teknik pertahanan, dukungan sosial, dan motivasi. Sumber koping lainnya
adalah dukungan spiritual, keyakinan positif, pemecahan masalah, kemampuan sosial,
kesehatan fisik, sumber materi dan sosial, keluarga, kerabat dekat, dan perawat.

3.1 Mekanisme Koping


Mekanisme koping yang sering dipakai individu dengan respon kehilangan antara
lain : pengingkaran, regresi, intelektualisasi, disosiasi, supresi, dan proyeksi yang
digunakan untuk menghindari intesitas stres yang dirasakan sangat menyakitkan. Dalam
keadaan patologi, mekanisme koping sering dipakai secara berlebihan atau tidak
memadai.

3.2 Konsep Asuhan Keperawatan Kehilangan


A. Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah kumpulan data yang berisikan status kesehatan
klien, kemampuan klien untuk mengelola kesehatan dan keperawatannya terhadap
dirinya sendiri dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya. Hal-hal
yang perlu dikaji adalah :
a. Pengkajian tanda klinis berupa adanya distres somatis seperti gangguan lambung, rasa
sesak, sering mengeluh.
b. Faktor Presdiposisi
c. Respon klien terhadap kehilangan, diantaranya :
a) Respon spiritual
1. Kecewa dan marah terhadap Tuhan
2. Penderitaan karena ditinggalkan
3. Tidak memiliki harapan, kehilangan makna
b) Respon fisiologis
1. Sakit kepala, insomnia
2. Gangguan nafsu makan
3. Berat badan turun
4. Tidak bertenaga
5. Gangguan pencernaan
6. Perubahan sistem imun dan endokrin
c) Respon emosional
1. Merasa sedih dan cemas
2. Kebencian
3. Merasa bersalah
4. Perasaan mati rasa
5. Emosi yang berubah
6. Keinginan yang kuat untuk mengembalikan ikatan dengan individu atau benda
yang hilang
7. Depresi, apatis, putus asa selama fase disorganisasi
8. Saat fase reorganisasi, muncul rasa mandiri dan percaya diri
d) Respon kognitif
1. Gangguan asumsi dan keyakinan
2. Mempertanyakan dan berupaya menemukan makna kehilangan
3. Berupaya mempertahankan keberadaan orang yang meninggal
4. Percaya pada kehidupan dan seolah-olah orang yang meninggal menjadi
pembimbing

d. Keadaan Fisik
e. Keadaan Psikososial
f. Status Mental
g. Kebutuhan Persiapan Pulang
h. Mekanisme Koping
i. Masalah Psikososial dan Lingkungan
j. Pengetahuan
k. Aspek Medik
l. Data fokus yang perlu dikaji :
Data subjektif Data objektif

- Merasa sedih - Menangis


- Merasa putus asa dan kesepian - Mengingkari kehilangan
- Kesulitan mengekspresikan perasaan - Tidak berminat dalam berinteraksi
- Konsentrasi menurun dengan orang lain
- Merenungkan perasaan bersalah secara
berlebihan
- Adanya perubahan dalam kebiasaan
makan, pola tidur, tingkat aktivitas

B. Pohon Masalah

Gangguan Konsep Diri efek

Berduka core problem

Kehilangan cause

C. Masalah Keperawatan Yang Muncul


Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada gangguan kehilangan dan berduka
antara lain :
a. Berduka (disfungsional, antisipatif)
b. Kehilangan
c. Gangguan konsep diri

D. Diagnosis Keperawatan
PPNI (2016) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan indikator diagnostik,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI. Hal-182:
1. Berduka berhubungan dengan kematian keluarga atau orang yang berarti
2. Berduka berhubungan dengan kehilangan (objek, pekerjaan, fungsi, status, bagian
tubuh, hubungan sosial)
3. Berduka berhubungan dengan antisipasi kehilangan (objek, pekerjaan, fungsi, status,
bagian tubuh, hubungan sosial)

E. Rencana Tindakan Keperawatan


1. Berduka berhubungan dengan kematian keluarga atau orang yang berarti
2. Berduka berhubungan dengan kehilangan (objek, pekerjaan, fungsi, status, bagian
tubuh, hubungan sosial)
3. Berduka berhubungan dengan antisipasi kehilangan (objek, pekerjaan, fungsi, status,
bagian tubuh, hubungan sosial)
Tujuan: Tercapainya Tingkat Berduka: Membaik
Kriteria Hasil:
 Verbalisasi menerima kehilangan meningkat
 Verbalisasi perasaan sedih menurun
 Verbalisasi perasaan bersalah atau menyalahkan orang
 Marah menurun
 Panik menurun
Rencana Tindakan Keperawatan:
Observasi
1. Identifikasi kehilangan yang dihadapi
2. Identifikasi proses berduka yang dialami
3. Identifikasi sifat keterikatan pada benda yang hilang atau orang yang meninggal
4. Identifikasi reaksi awal terhadap kehilangan
Terapeutik

1. Tunjukkan sikap menerima dan empati


2. Motivasi agar mau mengungkapkan perasaan kehilangan
3. Motivasi untuk menguatkan dukungan keluarga atau orang terdekat
4. Fasilitasi melakukan kebiasaan sesuai dengan budaya, agama, dan norma sosial
5. Fasilitasi mengekspresikan perasaan dengan cara yang nyaman (mis. Membaca buku,
menulis, menggambar atau bermain)
6. Diskusikan strategi koping yang dapat digunakan
Edukasi
1. Jelaskan pada pasien dan keluarga bahwa sikap mengingkari marah, tawar menawar,
depresi dan menerima adalah wajar dalam menghadapi kehilangan
2. Anjurkan mengidentifikasi ketakutan terbesar pada kehilangan
3. Anjurkan mengekspresikan perasaab tentang kehilangan
4. Ajarkan melewati proses berduka secara bertahap

F. Implementasi
Setelah membuat rencana tindakan, maka dilakukan implementasi keperawatan.
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih
baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Implementasi keperawatan
dilaksanakan berdasarkan rencana tindakan yang telah dibuat.

G. Evaluasi
Evaluasi terhadap masalah kehilangan dan berduka secara umum dapat dinilai dari
kemampuan untuk menghadapi atau memaknai arti kehilangan, reaksi terhadap kehilangan,
dan perubahan perilaku yang menerima arti kehilangan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kehilangan adalah suatu situasi potensial yang dapat dialami individu ketika terjadi
perubahan dalam hidup atau berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada baik sebagian
ataupun keseluruhan. Berduka merupakan respon total terhadap pengalaman emosional akibat
kehilangan. Terjadi efek- efek yang mempengaruhi terjadinya kehilangan dan berduka. Pertam
efek fisik dimana seseorang akan merasakan lelah, kehilangan selera serta sulit untuk tidur.
Kedua merupakan efek emosi dimana seseorang akan merasa bersalah, marah kebencian,
depresi, kesedihan, perasaan gagal dan menerima kenyataan. Efek sosial dimana seseorang
akan merasa dirinya dikucilkan dan menarik diri dari lingkungan.

Ada beberapa tugas yang harus dilaksanakan oleh klien yang mengalami peristiwa berduka.
Klien harus menerima realita kehilangan, menerima sakitnya rasa duka dan harus dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan. Status ekonomi yang rendah, kesehatan yang buruk,
kematian yang tiba- tiba atau sakit yang mendadak, merasa tidak adanya dukungan sosial yang
memadai dan kurangnya dukungan dari kepercayaan keagamaan merupakan faktor- faktor yang
menjadi penyebab proses kehilangan dan berduka.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas penulis merumuskan saran yang dapat diaplikasikan dalam
berbagai kalangan antara lain.
1. Perawat
Diharapkan untuk perawat memahami kehilangan dan dukacita yang dialami klien,
sehingga dapat membantu klien dengan baik dalam menghadapi proses kehilangan dan
berduka. Perawat juga diharapkan dapat menerapkan asuhan keperawatan dengan baik.
2. Masyarakat
Dengan mengetahui setiap individu akan mengalami kehilangan dan berduka seperti
yang telah dipaparkan penulis diharapkan masyarakat dapat mengetahui dampak berduka
yang berkepanjangan sehingga masyarakat dapat mengendalikan rasa kehilangan dan
berduka dengan baik nantinya
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A, Aziz Alimul. 2012. Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan
jilid 1. Jakarta : Salemba Medika.
Mubarak dan Chayatin. 2007. Kebutuhan Dasar Manusia : Teori dan Aplikasi Dalam Praktik. Jakarta
: EGC
Potter and Perry. 2005. Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik Edisi 4 Volume 2.
Jakarta : EGC
Stuart and Sundeen. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa, ed.3. Jakarta : ECG.
Suseno, Tutu April. 2004. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia: Kehilangan, Kematian dan
Berduka dan Proses keperawatan. Jakarta: Sagung Seto.
PPNI (2016) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan indikator diagnostik, Edisi 1
. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan tindakan Keperawatan,
Edisi1.
Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta: Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai