Anda di halaman 1dari 8

Pemeriksaan klinis meliputi: a.

Riwayat medis, yaitu


catatan mengenai perkembangan penyakit, untuk
mengetahui apakah malnutrisi disebabkan oleh konsumsi
makanan atau bukan. b. Pemeriksaan fisik Melihat dan
mengamati gejala malnutrisi meliputi sign (gejala yang
dapat diamati) dan symptom (gejala yang tidak dapat
diamati, tetapi dirasakan oleh penderita). Meliputi
pemeriksaan terhadap semua perubahan fisik yang ada
kaitannya dengan malnutrisi
Food Recall 24 jam adalah cara pengukuran konsumsi dengan
cara menanyakan kepada responden terhadap makanan dan
minuman yang dikonsumsi selama 24 jam yang lalu. Responden
ditanya semua jenis dan kuantitas makanan dan minuman yang
dikonsumsi sejak bangun tidur sampai tidur kembali. Untuk
mendapatkan informasi yang representatif, survei ini dilakukan
3 hari dalam satu minggu secara tidak berturut-turut. Hasil
survei konsumsi metode food recall sering terjadi hasil yang
lebih rendah (underestimate) dari yang sebenarnya. Petugas
pengumpul data harus mengenal betul ukuran rumah tangga
(URT) makan dan minuman agar kemudian mampu
menerjemahkan variasi ukuran, misal sendok, mangkok,
potong, irisan, buah, ikat dan lain-lain makanan yang
dikonsumsi responden untuk diterjemahkan ke dalam ukuran
secara kuatitatif, yaitu dalam ukuran berat misal ke dalam gram
atau ke dalam ukuran volume seperti mililiter.

Food frequensi adalah cara mengukur konsumsi makanan yang


dikaitkan dengan suatu kasus atau kelainan yang terkait dengan
konsumsi makanan. Sebagai contoh penelitian tentang kaitan
antara konsumsi sayur hijau dan anemia. 
Maka dibuat daftar sayur hijau sebagai sumber zat besi antara
lain daun singkong, daun pepaya, daun katuk, kangkung, daun
kelor, dan seterusnya. Selanjutnya dibuat formulir kekerapan
atau keseringan jensi sayur tersebut apakah dikonsumsi setiap
kali makan, setiap hari, 2 kali seminggu, 1 kali seminggu, dan
seterusnya. 
Dietary history merupakan cara mengukur konsumsi makanan
secara kualitatif dengan cara menanyakan jenis dan jumlah
pangan yang dikonsumsi. Teknis pelaksanaan survei responden
diminta mengisi sendiri kuesioner yang didisain untuk
menunjukkan variasi atau keragaman makanan dan minuman
yang dikonsumsi, termasuk informasi tentang pengolahan,
penyimpanan dan pengolahan atau pemasakan. Survei
konsumsi metode dietary history dapat menggambarkan pola
makan seseorang dalam waktu yang relatif lama. Selain
menggambarkan pola makan juga dapat mengungkap adanya
kesalahan makan, yaitu pola makan yang tidak sesuai dengan
prinsip gizi seimbang.

Food Record adalah pengukuran konsumsi pangan dengan cara


mencatat makanan dan minuman yang dikonsumsi. Metode ini
disebut juga food records atau diary records, yang digunakan
untuk mencatat jumlah yang dikonsumsi. Responden diminta
untuk mencatat semua yang makanan dan minuman setiap kali
sebelum dikonsumsi dalam Ukuran Rumah Tangga (URT) atau
menimbang dalam ukuran berat (gram) dalam periode tertentu
(2-4 hari berturut-turut), termasuk cara persiapan dan
pengolahan makanan tersebut.
Food Weighing adalah menimbang kuantitas makanan dan
minuman yang dikonsumsi sehari-hari. Makanan dan minuman
diukur dengan cara ditimbang sebelum dikonsumsi, setelah
selesai makan ketika masih mentah baik dalam keadaan kotor
maupun sudah bersih. Pada metode penimbangan makanan,
responden atau petugas menimbang dan mencatat seluruh
makanan yang dikonsumsi responden selama 1 hari.
Penimbangan makanan ini biasanya berlangsung beberapa hari
tergantung dari tujuan, dana penelitian dan tenaga yang
tersedia.

Umumnya pemeriksaan biokimia digunakan untuk melengkapi metode lain dalam penilaian
status gizi, misalnya data penilaian konsumsi pangan, klinis dan antropometri telah terkumpul
tetapi dengan adanya data biokimia masalah gizi yang spesifik agar dapat lebih mudah
diidentifikasi.

 Zat besi
Ada 3 faktor utama yang menjadi kesetimbangan besi dalam tubuh dan
mencegah seseorang tidak kekurangan besi. Pertama, asupan besi. Kedua,
simpanan besi dan ferrit, ketiga, kehilangan besi. Asupan besi ditentukan oleh
kuantitas, maksudnya banyaknya besi yang dimakan melalui makanan dan
minuman, dan kualitas yaitu bioavalablity besi dari makanan atau minuman,
maksudnya mudah tidaknya besi yang berasal dari makanan/minuman diserap
oleh usus. Jumlah besi dari makanan/minuman yang diserap dalam tubuh
ditentukan oleh kebutuhan tubuh terhadap besi dan berbagai ferrit yang
mempengaruhi bioavalability dari besi yang dimakan melalui
makanan/minuman. Simpanan besi sangat bervariasi pada setiap orang,
tergantung pada jenis kelamin, dan status besi. Besi yang terikat pada ferritin
siap untuk digunakan dibandingkan dengan besi
yang terikat pada hemosiderin. Pada kasus seseorang yang menderita kekurangan besi kronik, maka
simpanan besi pada sumsum tulang, limpa dan hati akan dipecah lebih dahulu, setelah jaringan yang
kekurangan besi terjadi. Begitu juga sebaliknya, begitu terjadi kesetimbangan positif pada besi, maka
simpanan besi akan bertambah.

Bagaimana Memeriksa Kekurangan Zat Besi? Pemeriksaan besi dalam


darah, total iron binding capacity (TIBC) dan transferrin saturation atau
kejenuhan transferrin sangat penting dilakukan untuk memastikan
bahwa anemia yang diderita adalah karena kekurangan besi bukan
karena anemia infeksi kronik, inflamasi atau penyakit neoplastik kronik.
Orang yang kekurangan besi dalam darah akan rendah kadar serum
besinya, rendah kadar TIBC-nya dan rendah kadar kejenuhan transferrin
juga akan lebih rendah.

HB:

gurangi sensitivitas pengukuran. Kekurangan zat gizi lain juga dapat menyebabkan anemia, yang mana
nilai Hb juga rendah, sehingga tidak spesifik untuk menyatakan bahwa Hb yang rendah disebabkan oleh
kekurangan besi. Sebagai contoh kekurangan vitamin A, vitamin B6 dan Vitamin B12, riboflavin, asam
folat, dan zat tembaga. Berikut ini batasan kadar Hb.

Infeksi parasit, juga dapat menyebabkan menurunnya Hb dalam darah. Sebagai contoh malaria yang
disebabkan oleh protozoa Plamodium Falciparum yang menyebabkan turunnya konsentrasi Hb. Pada
kasus cacing dan parasit lain (schistosoma) dapat juga menurunkan Hb dan menurunkan status besi.

Penyakit lain juga memperngaruhi Hb seperti penyakit infeksi kronik, inflamasi, dan penyakit kronis
seperti HIV-AIDS, perdarahan dan Energy-Protein Malnutrition dan lainnya dapat menurunkan kadar Hb
darah. Orang yang merokok, ternyata dapat meningkatkan kadar Hb pada orang dewasa, karena terjadi
penurunan pada kapasitas pembawa oksigen meningkat dari adanya carbon monoksida yang
menginduksi tingkat carboxy hemoglobin.

Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) adalah sekumpulan gejala yang timbul karena tubuh
seseorang kekurangan unsur iodium secara terus menerus, dalam jangka waktu yang cukup lama.
Kekurangan iodium memberikan gambaran klinik yang semuanya disebut Iodine Deficiensy Disorders
(IDD) yang meliputi gondok Endemik dan Kretin. Spektum seluruhnya terdiri dari gondok dalam berbagai
stadium, kretin endemik yang terutama ditandai oleh gangguan mental, gangguan pendengaran,
gangguan pertumbuhan pada anak dan orang dewasa, kadar hormon rendah, dan angka lahir dan
kematian bayi meningkat. Kekurangan iodium dapat menurunkan konsentrasi hormon tiroid dan
hormon perangsang-tiroid atau TSH meningkat, sehingga kelenjar tiroid mampu menyerap lebih banyak
iodium. Jika kekurangan berlanjut, maka sel kelenjar tiroid membesar. Pembesaran kelenjar tiroid
dinamakan gondok. Gondok biasanya disertai dengan gejala-gejala yaitu malas dan lamban, kelenjar
tiroid membesar, pada ibu hamil dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin, dan bayi
lahir dalam keadaan cacat mental yang permanen serta hambatan pertumbuhan yang disebut
kretinisme.

Anda mungkin juga menyukai