Anda di halaman 1dari 19

Vol. VII No. 1 Januari Tahun 2022 No.

ISSN 2807-1832
`

KEPASTIAN HUKUM PEMANFAATAN RUANG PASCA ADANYA


PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG YANG MENYATAKAN TIDAK SAH
DAN TIDAK BERLAKU UMUMNYA PASAL YANG MENGATUR
PERUNTUKAN RUANG DALAM PERATURAN DAERAH

Oleh :
Ainil Ma’sura1, Suparji2, Sadino3

Magister Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Al Azhar Indonesia Jalan Sisingamangaraja, Jakarta,
Kode Pos 12110

Email: 1ainilmasura817@gmail.com, 2suparjiachmad@yahoo.com, 3sadinob@gmail.com

Abstrak
Dokumen rencana tata ruang di Indonesia bersifat hierarkis komplementer. Ditetapkan
dalam bentuk produk peraturan perundang-undangan. Dokumen-dokumen Rencana Tata
Ruang pada saat disusun haruslah melibatkan peran masyarakat. tahap pelibatan peran
Masyarakat dalam penyusunan Rencana Tata Ruang ini sebagai upaya untuk mengakomodasi
kebutuhan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Penataan Ruang, serta tahap penetapan
Rencana Tata Ruang. Dokumen rencana tata ruang merupakan instrumen yang sangat penting
karena menyangkut semua remcama pemanfaatan ruang yang menentukan untuk apa dan
bagaimana sumber daya dimanfaatkan dalam upaya mewujudkan pembangunan
berkelanjutan. Namun di sisi lain terdapat Putusan Mahkamah Agung yang menyatakan
beberapa pasal yang mengatur peruntukan ruang dalam rencana tata ruang tidak sah dan tidak
berlaku umum. Tulisan ini disusun dengan cara meneliti bahan kepustakan atau data sekunder
sebagai bahan dasar untuk diteliti dengan cara mengadakan penelusuran terhadap peraturan-
peraturan dan literatur-literatur yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang, pengaturan
komposisi Ruang Terbuka Hijau, dan terkait permohonan uji materiil peraturan perundang-
undangan di Indonesia.
Kata Kunci: Rencana Tata Ruang, Ruang Terbuka Hijau, Uji Materiil.
Abstract
Spatial planning documents in Indonesia are complementary and hierarchical. As
we known as a one of laws and regulations. Spatial Planning Documents at the time of
preparation must involve the role of the community. The Stage of involving the
community's role in the preparation of this Spatial Plan as an effort to accommodate the
needs of the Community in the Implementation of Spatial Planning, as well as the stage of
determining the Spatial Plan. The spatial planning document is a very important
instrument because it involves all types of spatial use that determine what and how
resources are used in an effort to realize sustainable development. However, on the other
hand, there is a Supreme Court Decision which states that several articles governing the
allocation of space in spatial plans are invalid and not generally applicable. This paper by
examining library materials or secondary data as the basic material to be researched by
conducting a search on regulations and literature related to space utilization, setting the

52
Vol. VII No. 1 Januari Tahun 2022 No. ISSN 2807-1832
`

composition of Green Openspace, and related application for judicial review of laws and
regulations in Indonesia.
Keywords: Spatial Planning, Green Openspace, Judicial Review.
1) optimalisasi pemanfaatan
I. PENDAHULUAN sumberdaya (produktifitas
A. Latar Belakang dan efisiensi);
Menurut Pasal 1 Angka 1 2) alat dan wujud distribusi
Undang-Undang Nomor 26 Tahun sumberdaya (pemerataan,
2007 tentang Penataan Ruang keberimbangan,dan
sebagaimana telah diubah sebagian keadilan), dan
dengan Undang-Undang Nomor 11 3) keberlanjutan
Tahun 2020 tentang Cipta Kerja bahwa (sustainability).
“ruang adalah wadah yang meliputi Hal-hal yang mendasari perlunya
ruang darat, ruang laut dan ruang udara tata ruang direncanakan adalah sebagai
termasuk ruang di dalam bumi sebagai berikut2:
satu kesatuan wilayah tempat manusia 1. Optimalisasi sumber daya alam.
dan makhluk lain hidup, melakukan 2. Menciptakan pembangunan
kegiatan dan memelihara kelangsungan berkelanjutan.
hidupnya”. 3. Acuan pembangunan wilayah
Keberadaan ruang dalam yang jelas.
dimensi fisik terbatas sehingga harus 4. Menghindari konflik
ditata dengan transparan, efektif dan pemanfaatan ruang.
partisipatif, agar terwujud ruang yang 5. Kepastian hukum selama jangka
aman, nyaman, produktif dan waktu penetapan rencana tata
berkelanjutan. ruang.
Rustiadi et al. (2004), menyatakan Rencana tata ruang
bahwa penataan ruang memiliki tiga merupakan salah satu alat untuk
urgensi, yaitu1: mendukung pendudukan dan
penggunaan tanah yang tertib dan
menghindari adanya pembangunan
1
Darmawati, Chaerul Saleh, dan
Imam Hanafi, Implementasi Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) dalam Perspektif Pembangunan
Berkelanjutan, JISIP Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu 2
Waskito, Hadi Arnowo,
Politik, ISSN. 2442-6962 Vol. 4, No. 2 Tahun Pertanahan, Agraria dan Tata Ruang, Kencana,
2015, hlm. 378-379. Diakses pada 16 Juli 2021. Jakarta. 2017 hlm 41.

53
Vol. VII No. 1 Januari Tahun 2022 No. ISSN 2807-1832
`

yang merugikan3. Dengan demikian, C. Tujuan Penelitian


rencana tata ruang tersebut berfungsi Berdasar latar belakang dan
sebagai instrumen kepastian hukum rumusan masalah di atas maka terdapat
dalam pemanfaatan ruang. Namun, beberapa tujuan penelitian yakni
dengan adanya putusan Mahkamah sebagai berikut:
Agung yang menyatakan beberapa 1. Menguraikan secara singkat
pasal peruntukan ruang dalam rencana pemanfaatan ruang di Indonesia.
tata ruang menjadi tidak sah dan tidak 2. Menganalisa konsekuensi hukum
berlaku umum menyebabkan atas adanya gugatan uji materiil
terjadinya kekosongan hukum ke Mahkamah Agung terhadap
penataan ruang pada wilayah yang Pemanfaatan Ruang dan
menjadi objek putusan yang diterima kepastian hukum pemanfaatan
tersebut. Berdasarkan hal tersebut, ruangnya pasca adanya putusan
menjadi menarik untuk dikaji lebih yang diterima.
dalam kepastian hukum penataan ruang D. Landasan Teori
pemanfaatan ruang pasca adanya Dalam penelitian ini
putusan Mahkamah Agung yang menggunakan Teori Kepastian Hukum.
demikian. Adanya teori ini dipahami sebagai
B. Rumusan Masalah suatu keadaan yang menggambarkan
Berdasarkan latar belakang telah pastinya suatu hukum karena
masalah yang telah dijabarkan tersebut adanya kekuatan yang konkret bagi
maka rumusan masalah yang akan hukum yang bersangkutan dimana ini
dikaji yakni Pertama, Bagaimanakah merupakan sebuah bentuk
pemanfaatan ruang di Indonesia? perlindungan bagi para pencari
Kedua, Bagaimana konsekuensi keadilan terhadap tindakan
hukum atas adanya gugatan uji materiil kesewenang-wenangan. Dengan
ke Mahkamah Agung terhadap demikian seseorang akan dan dapat
Pemanfaatan Ruang dan kepastian memperoleh sesuatu yang diharapkan
hukum pemanfaatan ruangnya pasca dalam keadaan tertentu.
adanya putusan yang diterima? Menurut Van Apeldoorn sebagai
3 berikut:
Willy. Verheye, Encyclopedia of
Land Use, Land Cover, and Soil Sciences. “Kepastian hukum memiliki dua
eolss.net/Sample-Chapters/C12/E1-05-03-00.pdf.
Diakses pada tanggal 9 April 2021, Pukul 16.05 segi, yaitu dapat ditentukannya
WIB

54
Vol. VII No. 1 Januari Tahun 2022 No. ISSN 2807-1832
`

hukum dalam hal yang konkret dan hukum manakala hukum itu secara
keamanan hukum. Hal memiliki arti jelas merupakan perintah eksplisit.
bahwa pihak yang mencari keadilan Dia yang berdaulat, seperti yang
ingin mengetahui apa yang menjadi dikatakan Austin bahwa (positive)
hukum dalam suatu hal tertentu law is the command of sovereign.
sebelum ia memulai melaksanakan Hukum itu bukan lagi asas-asas
suatu perbuatan hukum dan abstrak yang tak dapat ditunjukkan
perlindungan bagi para pencari dimana dan bagaimana
keadilan”.4 rumusannya yang jelas dan tegas,
Teori Kepastian Hukum dan bagaimana pula ciri-cirinya
dikenal berkaitan erat dengan aliran yang menengarai bahwa “hukum”
positivisme, bahkan ada yang itu memang benar-benar hukum.
menyatakan bahwa Teori Kepastian Hukum dalam konsep kaum
Hukum ini merupakan anak kandung positivis ini bukan lagi berupa ius ,
dari aliran positivisme. Secara melainkan harus benar-benar
epistimologis aliran positivisme lahir berciri sebagai lex atau lege.”
sebagai kritik terhadap mazhab Hukum Positivisme menciptakan suatu
Alam yang menitikberatkan pada hukum yang konkret atau nyata dan
hubungan moral dan hukum, yang terbebas dari konsepsi abstrak yang
mengaitkan teorinya dengan dimensi akan menciptakan ketidakpastian. Hal
mosaik kemanusiaan. Menurut ini sudah sesuai dengan ide utama dari
Soetandyo Wignyosoebroto aliran asas kepastian hukum yang menjamin
5
positivisme adalah: agar para pencari keadilan dapat
“Hukum hanya akan boleh menggunakan suatu hukum yang pasti
dipandang dan diakui sebagai dan konkret serta objektif, tanpa
adanya pandangan-pandangan yang
4
Mario Julyano, Aditya Yuli subjektif. Ide dan pemikiran utama dari
Sulistyawan, “Pemahaman Terhadap Asas
Kepastian Hukum Melalui Konstruksi Penalaran positivisme hukum menjadi dasar
Positivisme Hukum” Jurnal Crepido, Jurnal
pemikiran dari kemunculan Teori
Mengenai Dasar-Dasar Pemikiran Hukum: Filsafat
dan Ilmu Hukum Volume 01, Nomor 01, Juli 2019, Kepastian Hukum yang selanjutnya
hlm 14.
5 diwujudkan dalam hukum positif yakni
Soetandyo Wignyosoebroto,
Ragam-Ragam Penelitian Hukum, Metode dalam bentuk peraturan perundang-
Penelitian Hukum, Konstelasi dan Refleksi, cet. 2,
Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Jakarta. 2011, undangan.
hlm 125.

55
Vol. VII No. 1 Januari Tahun 2022 No. ISSN 2807-1832
`

Teori Kepastian Hukum termasuk jurnal-jurnal penataan ruang


tersebut digunakan oleh peneliti sebab baik dari dalam negeri maupun luar
selain analisis terhadap putusan itu negeri.
sendiri, pengaturan mengenai penataan II. PEMBAHASAN
ruang pada saat terjadi permasalahan A. Pemanfaatan Ruang di Indonesia
sebagaimana pasca putusan Mahkamah Para teoritisi bidang perencanaan
Agung dimaksud belum memiliki wilayah mengakui bahwa konsep
aturan hukum yang jelas dalam abstrak ruang ini amat penting dalam
peraturan perundang-undangan bidang mengarahkan pandangan tentang
penataan ruang. pengertian ruang. Konsep ini bersama-
E. Metode Penelitian sama dengan konsep yang digunakan
Metode yang digunakan dalam oleh para ilmuwan fisik. Para ilmuwan
penelitian ini adalah metode penelitian fisik berpandangan bahwa ada dua
hukum yuridis-normatif. Adapun konsepsional tentang ruang. Pertama,
Soerjono Soekanto6 berpendapat ruang dalam artian absolut. Pengertian
bahwa: ini bersumber dari asas-asas
“Pendekatan yuridis normatif yaitu pengetahuan alam. Ruang dipandang
penelitian hukum yang dilakukan seperti apa adanya menurut objek yang
dengan cara meneliti bahan ada di dalamnya. Keberadaan ruang
kepustakan atau data sekunder dapat diukur dengan sistem geometrik.
sebagai bahan dasar untuk diteliti Harvey (1973) berpendapat bahwa
dengan cara mengadakan penelusuran secara sosial, ruang mengandung
terhadap peraturan-peraturan dan pengertian sebagai objek yang ada di
literatur-literatur yang berkaitan.” dalamnya, dalam arti bahwa suatu
Dengan demikian, peneliti objek hanya dapat dikatakan eksis bila
akan mengumpulkan data-data berupa objek tersebut mengandung dan
peraturan perundang-undangan di mewakili, saling hubungan di dalam
bidang penataan ruang yang relevan dirinya sendiri dan dengan objek lain
dengan putusan Mahkamah Agung di luarnya.
serta referensi pustaka lainnya Selanjutnya, menurut D.A.
Tisnaatmadjaja, ruang adalah “wujud
6
Soerjono Soekanto & Sri fisik wilayah dalam dimensi geografis
Mamudji, Penelitian Hukum Normatif (Suatu
Tinjauan Singkat), CV Rajawali, Jakarta. 2001, hlm dan geometris yang merupakan wadah
13-14.

56
Vol. VII No. 1 Januari Tahun 2022 No. ISSN 2807-1832
`

bagi manusia dalam melaksanakan termasuk ruang di dalam bumi sebagai


kegiatan kehidupannya dalam suatu satu kesatuan wilayah, tempat manusia
kualitas hidup yang layak”.7 Ruang dan makhluk hidup lain hidup,
sebagai salah satu tempat untuk melakukan kegiatan, dan memelihara
melangsungkan kehidupan manusia kelangsungan hidupnya.”
juga sumber daya alam merupakan Sebagaimana pengertian Ruang
salah satu karunia Tuhan kepada yang diuraikan di atas, maka ruang
Bangsa Indonesia. Dengan demikian, pada dasarnya terbagi atas beberapa
ruang wilayah Indonesia merupakan kategori yang diantaranya adalah:
suatu aset yang harus dapat a. Ruang Daratan adalah
dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat ruang yang terletak di atas
dan bangsa Indonesia secara dan di bawah permukaan
terkoordinasi, terpadu, dan seefektif daratan termasuk
mungkin dengan memperhatikan permukaan perairan darat
faktor-faktor lain seperti ekonomi, dan sisi darat dari garis
sosial, budaya, pertahanan dan laut terendah.
keamanan, serta kelestarian lingkungan b. Ruang Laut adalah ruang
untuk mendorong terciptanya yang terletak di atas dan
pembangungan nasional yang serasi di bawah permukaan laut
dan seimbang.8 Sedangkan menurut dimulai dari sisi laut dari
ketentuan Pasal 1 angka 1 Undang- sisi garis laut terendah
Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang termasuk dasar laut dan
Penataan Ruang sebagaimana telah bagian bumi di bawahnya,
diubah dengan Undang-Undang dimana Negara Indonesia
Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta memiliki hak
Kerja, menyebutkan bahwa “Ruang yurisdiksinya.
adalah wadah yang meliputi ruang c. Ruang Udara adalah ruang
darat, ruang laut, dan ruang udara, yang terletak di atas ruang
daratan atau ruang laut
7
D.A Tisnaadmidjaja dalam Asep sekitar wilayah negara dan
Warlan Yusuf, Pranata Pembangunan, Universitas
melekat pada bumi,
Parahiayangan, Bandung. 1997, hlm 6.
8
Juniarso Ridwan dan Achmad dimana negara Indonesia
Sodik Sudrajat, Hukum Tata Ruang (dalam Konsep
Otonomi Daerah), Nuansa, Bandung. 2008, hlm
23.

57
Vol. VII No. 1 Januari Tahun 2022 No. ISSN 2807-1832
`

memiliki hak Perencanaan tata ruang juga


yurisdiksinya.9 merupakan sebuah ilmu ilmiah, teknik
Pasal 1 angka 2 Undang-Undang administrasi, dan kebijakan, yang
Nomor 26 Tahun 2007 tentang dikembangkan sebagai pendekatan
Penataan Ruang sebagaimana telah lengkap dan antar-ilmu, yang
diubah dengan Undang-Undang diarahkan kepada kegiatan
Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta pembangunan dan organisasi fisik
Kerja, menjelaskan pula bahwa yang terhadap sebuah strategi utama”.10
dimaksud dengan Tata Ruang adalah Perencanaan Tata Ruang menurut
“wujud struktural ruang dan pola Pasal 1 angka 13 Peraturan Pemerintah
ruang”. Adapun Rencana Tata Ruang Nomor 21 Tahun 2021 tentang
merupakan “hasil perencanaan tata Penyelenggaraan Penataan Ruang
ruang”. Perencanaan atau planning adalah “suatu proses untuk
merupakan “suatu proses, dapat menentukan struktur ruang dan pola
dipandang sebagai bagian dari setiap ruang yang meliputi penyusunan dan
kegiatan yang lebih sekedar refleks penetapan Rencana Tata Ruang”.
yang berdasarkan perasaan semata”. Penyusunan rencana tata ruang,
Meskipun demikian, perencanaan meliputi proses penyusunan itu sendiri,
dipandang sebagai suatu komponen pelibatan peran masyarakat melalui
yang penting dalam setiap keputusan penjaringan opini publik, forum
sosial, setiap unit keluarga, kelompok, diskusi, dan konsultasi publik yang
masyarakat maupun pemerintah meliputi atau mewakili kondisi
terlibat dalam perencanaan pada saat wilayah yang di susun rencananya, dan
membuat keputusan dan kebijakan- pembahasan rancangan rencana tata
kebijakan untuk mengubah sesuatu ruang. Penyusunan Rencana Tata
dalam dirinya atau lingkungannya. Ruang tersebut dilakukan melalui
Perencanaan tata ruang tahapan:
merupakan “metode-metode yang a. persiapan;
digunakan oleh sektor publik untuk b. pengumpulan data;
mengatur penyebaran penduduk dan c. pengolahan dan analisis data;
aktivitas dalam ruang yang skala dan
10
kedalaman materinya bervariasi.
http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9
40/5/121801003_file%205.pdf diakses pada tanggal
9 22 Juni 2021 Pukul 11.12 WIB.
Ibid. hlm 24.

58
Vol. VII No. 1 Januari Tahun 2022 No. ISSN 2807-1832
`

d. perumusan konsepsi; dan Perencanaan berdasarkan


e. penyusunan rancangan peraturan pendekatan wilayah dan kota yang
tentang Rencana Tata Ruang. diwujudkan dalam perencanaan tata
Adapun proses penetapannya ruang perlu perlu dipandang sebagai
menyesuaikan dengan prosedur proses terpadu dan menyeluruh
penetapan peraturan perundang- mencakup perencanaan fisik-spasial,
undangan yang diatur dalam ketentuan perencanaan komunitas, perencanaan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun sumber daya yang dilakukan
2011 tentang Pembentukan Peraturan berdasarkan kepentingan masyarakat
Perundang-undangan sebagaimana yang juga disertai pertimbangan
telah diubah dengan Undang-Undang sumber daya yang tersedia dan yang
Nomor Nomor 15 Tahun 2019 tentang paling utama adalah rencana tata ruang
Perubahan Atas Undang-Undang yang akan disusun merupakan rencana
Nomor 12 Tahun 2011 tentang yang dapat diwujudkan.12
Pembentukan Peraturan Perundang- Dalam praktik penyusunan
undangan untuk Rencana Tata Ruang rencana tata ruang di Indonesia,
Wilayah Nasional, sedangkan untuk dokumen-dokumen rencana tata ruang
tingkat provinsi, kabupaten, dan kota sifatnya berhierarki yakni Rencana
diatur ketentuan tertentu dalam Tata Ruang Wilayah Nasional
prosedur penetapannya. (RTRWN), Rencana Tata Ruang
Konsep perencanaan tata Wilayah Provinsi (RTRWP), Rencana
ruang mempunyai kaitan erat dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota
konsep pengembangan wilayah kota di (RTRWK), Rencana Detail Tata Ruang
Indonesia. Menurut Taliziduhu (RDTR), serta Rencana Tata Bangunan
Ndaraha “pengembangan wilayah dan Lingkungan.13 Namun demikian
adalah kombinasi antara Rencana Tata Bangunan dan
pendayagunaan potensi manusia untuk Lingkungan tidak ditetapkan dalam
mengolah sumber daya alam yang satu dokumen perundang-undangan
11
terdapat dalam wilayahnya”.
12
Adinda Aulia Nur, dkk,
11
Aditya Pula Nugraha, “Evaluasi Penerapan Teori Perencanaan pada Program
Pengembangan Wilayah dalam Meningkatkan KOTAKU, dihimpun dalam Buku Aplikasi Teori
Kawasan Agropolitan di Kabupaten Tabalong Perencanaan: Dari Konsep Ke Realita. CV Buana
(Studi Wilayah Pembangunan Utara)” Jurnal Ilmu Grafika, Yogyakarta, 2019, hlm. 39.
13
Politik dan Pemerintahan Lokal, Volume I Edisi 2, Santun, R.P. Sitorus, Penataan
Juli-Desember 2012, hlm 95. Ruang, IPB Press, Bogor. 2020, hlm 55.

59
Vol. VII No. 1 Januari Tahun 2022 No. ISSN 2807-1832
`

sebagaimana halnya rencana tata ruang suatu wilayah”.14 Oleh karena itu data
lainnya. Dokumen Rencana Tata dan informasi bidang pertanahan
Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) merupakan salah satu data yang wajib
ditetapkan dengan Peraturan Presiden, dipenuhi dalam proses penyusunan
dokumen Rencana Tata Ruang Rencana Tata Ruang pada level
Wilayah Provinsi (RTRWP) dan manapun baik nasional, provinsi,
Rencana Tata Ruang Wilayah maupun kabupaten/kota.
Kabupaten/Kota (RTRWK) ditetapkan Data dan informasi pertanahan
dengan Peraturan Daerah, serta yang dimaksud diolah dengan sistem
dokumen Rencana Detail Tata Ruang informasi geografis. Sumber data
(RDTR) Kabupaten/Kota ditetapkan lainnya yakni dari kegiatan
dengan Peraturan Kepala Daerah. Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap
Penetapan Rencana Detail Tata Ruang (PTSL) yang diolah dan diintegrasikan
(RDTR) Kabupaten/Kota dengan dengan Sistem Informasi Geografis
Peraturan Kepala Daerah merupakan atau Geographic Information System
terobosan perubahan Undang-Undang (GIS).
Nomor 26 Tahun 2007 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Penataan Ruang dalam Undang- (RTRW) juga merupakan instrumen
Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang yang sangat penting menyangkut
Cipta Kerja. Dokumen-dokumen semua rencana pemanfaatan ruang,
Rencana Tata Ruang pada saat disusun baik sebagai sumberdaya maupun
haruslah melibatkan peran masyarakat sebagai wadah kegiatan. RTRW inilah
sebagai upaya untuk mengakomodasi yang menentukan untuk apa dan
kebutuhan Masyarakat dalam bagaimana sumber daya dimanfaatkan
Penyelenggaraan Penataan Ruang, agar semua kepentingan dapat
serta tahap penetapan Rencana Tata terakomodasi. RTRW merupakan alat
Ruang. dalam upaya mewujudkan
Rencana Tata Ruang pembangunan yang berkelanjutan
Wilayah merupakan “rencana letak
dari berbagai macam penggunaan dan
pemanfaatan tanah yang direncanakan
14
dalam rangka memenuhi berbagai Slamet Muryono, Manfaat Neraca
Penatagunaan Tanah dalam Penyusunan Rencana
ragam keinginan dan kebutuhan dalam Tata Ruang Wilayah, STPN Press & Amongkarta.
Yogyakarta. 2019, hlm 3.

60
Vol. VII No. 1 Januari Tahun 2022 No. ISSN 2807-1832
`

sebagai tujuan inti dari semua kegiatan pola ruang dan struktur ruang dalam
pembangunan.15 rencana program strategis spasial
Pemanfaatan ruang adalah “upaya hingga realisasi investasi.
untuk mewujudkan struktur ruang dan Kenyataan di lapangan dalam
pola ruang sesuai dengan rencana tata pemanfaatan ruang di Indonesia masih
ruang melalui penyusunan dan banyak terdapat penyimpangan
pelaksanaan program beserta ataupun inkonsistensi. Beberapa hasil
pembiayaannya”. Hal ini diatur dalam studi menunjukkan penyebab
Pasal 1 angka 14 Undang-Undang terjadinya karena beberapa hal yakni16:
Nomor 26 Tahun 2007 tentang 1) Pengendalian ruang masih lemah;
Penataan Ruang sebagaimana telah 2) Kekurangtahuan masyarakat;
diubah dengan Undang-Undang 3) Penggunaan lahan telah ada
Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta sebelum rencana tata ruang
Kerja. Dengan demikian pemanfaatan disusun.
ruang yang di dalamnya termasuk Faktor ketiga ini sangat besar
struktur ruang, pola ruang dan kawasan potensi datangnya dari penyusun
strategis di tingkat pusat maupun di rencana tata ruang. Apabila dalam
tingkat daerah harus sesuai dengan proses menyusun rencana tata ruang
Rencana Tata Ruang Wilayah yang tidak mengumpulkan data penggunaan
telah ditetapkan. Adapun kebijakan lahan dengan baik dan akurat, atau
(rencana tata ruang) yang telah tidak dijadikannya pelibatan
ditetapkan dalam bentuk Peraturan masyarakat sebagai aspek penting
Daerah tersebut menjadi mengikat penyusunan rencana tata ruang yang
semua pihak, dan masing-masing pihak dalam hal ini adalah produk hukum
memiliki peran dalam proses baik di tingkat pusat maupun daerah.
pelaksanaan menuju keberhasilan yang B. Konsekuensi Hukum atas Adanya
diharapkan bersama. Gugatan Uji Materiil Ke Mahkamah
Implementasi rencana tata ruang Agung Terhadap Pemanfaatan
adalah implementasi dari rencana Ruang dan Kepastian Hukum
pengaturan atau pengelolaan pola Pemanfaatan Ruangnya Pasca
ruang dan struktur ruang yakni upaya Adanya Putusan yang Diterima
sistematis menterjemahkan rencana

15 16
Ibid, hlm 56. Ibid., hlm 196.

61
Vol. VII No. 1 Januari Tahun 2022 No. ISSN 2807-1832
`

Pelanggaran terhadap peruntukan ataupun inkonsistensi. Faktor yang


dan penggunaan kawasan berdasarkan menjadi titik perhatian adalah faktor
rencana tata ruang yang telah ketiga yakni dari penyusun rencana
dialokasikan merupakan bentuk tata ruang. Faktor tersebut disebabkan
pelanggaran terhadap undang-undang dalam penyusunan rencana tata ruang
dan ketentuan peraturan perundang- tidak mengumpulkan data penggunaan
undangan lain yang mengaturnya. lahan dengan baik dan akurat, atau
Kasus pelanggaran ini sangat banyak tidak dijadikannya pelibatan
terjadi. Terdapat 3.200 (tiga ribu dua masyarakat sebagai aspek penting
ratus) pelanggaran pemanfaatan ruang penyusunan rencana tata ruang yang
di 121 (seratus dua puluh satu) dalam hal ini adalah produk hukum
kabupaten/kota di seluruh Indonesia baik di tingkat pusat maupun daerah.
baik berdasarkan kegiatan audit tata Pelibatan peran masyarakat
ruang yang dilaksanakan oleh sangat penting dan merupakan proses
Kementerian Agraria dan Tata yang wajib dilalui dalam penyusunan
Ruang/Badan Pertanahan Nasional dari rencana tata ruang yang merupakan
tahun 2015 sampai dengan tahun 2020 salah satu produk peraturan perundang-
maupun dari pengaduan masyarakat. undangan. Pelibatan peran masyarakat
Sebanyak 1.200 (seribu dua ratus) juga merupakan salah satu upaya
pelanggaran pemanfaatan ruang telah melaksanakan ketentuan Pasal 7 ayat
dilakukan penertiban.17 (3) Undang-Undang Nomor 26 Tahun
Namun demikian, bahwa 2007 tentang Penataan Ruang
pemanfaatan ruang selalu didasarkan sebagaimana telah diubah dengan
pada rencana tata ruang dimana dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun
pemanfaatan ruang di Indonesia masih 2020 tentang Cipta Kerja yang
banyak terdapat penyimpangan menyatakan bahwa penyelenggaraan
penataan ruang dilakukan dengan tetap
17
Mengutip Konferensi Pers Secara memperhatikan hak-hak yang dimiliki
Daring oleh Direktur Penertiban Pemanfaatan
orang misalnya hak atas tanah sesuai
Ruang, Direktorat Jenderal Pengendalian dan
Penertiban Tanah dan Ruang, Kementerian Agraria dengan ketentuan peraturan
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, Andi
perundang-undangan. Hak
Renald. Diakses dari laman
https://www.google.com/amp/s/bisnis.tempo.co/am sebagaimana dimaksud termasuk hak
p/1437647/lebih-dari-3-200-pelanggaran-tata-
ruang-bpn-banyak-terjadi-di-perkotaan pada atas tanah serta hak untuk
tanggal 22 Juli 2021 Pukul 19.43 WIB.

62
Vol. VII No. 1 Januari Tahun 2022 No. ISSN 2807-1832
`

memanfaatkannya sebagaimana diatur sesuai dengan rencana


dalam Undang-Undang Nomor 5 tata ruang di wilayahnya;
Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar e. mengajukan tuntutan
Pokok-Pokok Agraria. pembatalan persetujuan
Terhadap kerugian yang timbul kegiatan penataan ruang
dapat diajukan gugatan ganti kerugian dan/atau penghentian
sebagaimana diatur dalam Pasal 60 pembangunan yang tidak
Undang-Undang Nomor 26 Tahun sesuai dengan rencana
2007 tentang Penataan Ruang tata ruang kepada
sebagaimana telah diubah dengan pejabat berwenang; dan
Undang-Undang Nomor 11 Tahun f. mengajukan gugatan
2020 tentang Cipta Kerja, bahwa setiap ganti kerugian kepada
orang berhak untuk18: Pemerintah Pusat,
a. mengetahui rencana tata Pemerintah Daerah
ruang; dan/atau kepada
b. menikmati pertambahan pelaksana kegiatan
nilai ruang sebagai pemanfaatan ruang
akibat penataan ruang; apabila kegiatan
c. memperoleh penggantian pembangunan yang tidak
yang layak atas kerugian sesuai dengan rencana
yang timbul akibat tata ruang menimbulkan
pelaksanaan kegiatan kerugian.
pembangunan yang Dalam Undang-Undang Penataan
sesuai dengan rencana Ruang ini hanya menyebutkan gugatan
tata ruang; ganti kerugian. Padahal jika melihat
d. mengajukan tuntuan potensi penyebab inkonsistensi
kepada pejabat pelaksanaan pemanfaatan ruang bisa
berwenang terhadap jadi berasal dari proses penyusunan
pembangunan yang tidak produk rencana tata ruangnya yang
bisa ditempuh dengan mekanisme
18 pengujian peraturan perundang-
Indonesia, Undang-Undang
Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang undangan atau Uji Materiil.
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, Pasal
60.

63
Vol. VII No. 1 Januari Tahun 2022 No. ISSN 2807-1832
`

Menurut Prof. Dr. Jimly yakni menyebutkan bahwa Mahkamah


Asshiddiqie, Uji Materiil adalah Agung mempunyai wewenang menguji
“pengujian atas materi muatan dari peraturan perundang-undangan di
suatu peraturan perundang- bawah Undang-Undang terhadap
undangan”.19 Undang-Undang, dan Mahkamah
Dapat dicermati bahwa dalam hal Agung menyatakan tidak sah peraturan
ini Undang-Undang Penataan Ruang perundang-undangan di bawah
tidak menyebutkan secara eksplisit Undang-Undang atas alasan
mengenai gugatan uji materiil namun bertentangan dengan peraturan
tentunya tetap dapat dilakukan karena perundang-undangan yang lebih tinggi
masih dalam lingkup wewenang atau pembentukannya tidak memenuhi
Mahkamah Agung sebagaimana diatur ketentuan yang berlaku.
dalam Pasal 24A ayat (1) Undang- Kemudian, dalam Pasal 9 ayat (2)
Undang Dasar 1945. Undang-Undang Nomor 12 Tahun
“MA berwenang mengadili 2011 tentang Pembentukan Peraturan
pada tingkat Perundang-undangan sebagaimana
kasasi, menguji peraturan telah diubah dengan Undang-Undang
perundang-undangan di Nomor 15 Tahun 2019 tentang
bawah undang-undang Perubahan Atas Undang-Undang
terhadap undang-undang, Nomor 12 Tahun 2011 tentang
dan mempunyai wewenang Pembentukan Peraturan Perundang-
lainnya yang diberikan oleh undangan bahwa dalam hal suatu
undang-undang.” Peraturan Perundangan-undangan di
Selanjutnya, bahwa Undang- bawah Undang-Undang diduga
Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang bertentangan dengan Undang-Undang,
Perubahan Undang-Undang Nomor 14 pengujiannya dilakukan oleh
Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung Mahkamah Agung.
juncto Undang-Undang Nomor 3 Sejalan dengan hal tersebut,
Tahun 2009 Pasal 31 kembali terdapat gugatan Uji Materiil dengan
menegaskan kewenangan yang sama, Nomor Register Perkara 03
19 P/HUM/2018 tertanggal 5 Desember
Dikutip dari laman
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/ 2017 yang diterima di Kepaniteraan
cl4257/judicial-review-vs-hak-uji-materiil yang
diakses pada tanggal 26 Juli 2021 Pukul 07.48 Mahkamah Agung pada tanggal 3
WIB.

64
Vol. VII No. 1 Januari Tahun 2022 No. ISSN 2807-1832
`

Januari 2018. Dalam gugatan berlaku. Penetapan Ruang Terbuka


permohonan uji materiil ke Mahkamah Hijau dalam dokumen Peraturan
Agung meliputi beberapa pasal dalam Daerah Kota Depok Nomor 1 Tahun
Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 2015 tentang Rencana Tata Ruang
1 Tahun 2015 tentang Rencana Tata Wilayah Kota Depok Tahun 2012-
Ruang Wilayah Kota Depok Tahun 2031 dinilai terbukti bertentangan
2012-2031. dengan Pasal 65 Undang-Undang
Terhadap permohonan uji materiil Nomor 26 Tahun 2007 tentang
yang diajukan, Mahkamah Agung Penataan Ruang, Pasal 4 ayat (1) dan
dalam amar putusannya menyatakan ayat (2) Undang-Undang Nomor 5
ketentuan Pasal 37 ayat (2) juncto Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pasal 138 ayat (4), Pasal 41 ayat (2) Pokok-Pokok Agraria, dan Pasal 3 dan
huruf b angka 6, huruf c angka 9, huruf Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor
f angka 7, angka 31, huruf g angka 6, 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
angka 8, angka 23, angka 52, angka 53 Tanah. Oleh karena itu Majelis Hakim
dan angka 56, dan huruf j, Pasal 41 yang mengadili perkara menyatakan
ayat (5), Pasal 55 ayat (2) huruf e, g, pasal-pasal sebagaimana diuraikan
m, q, aa, ayat (3) huruf d, l, p, z, ayat pada bagian sebelumnya terkait pasal-
(9) huruf a, tidak sah dan tidak berlaku pasal yang diterima dinyatakan tidak
umum. Adapun dalam pertimbangan sah dan tidak berlaku umum.
putusannya, Mahkamah Agung menilai Putusan Mahkamah Agung ini
bahwa secara prosedural pada waktu memang tidak menegaskan mengenai
pembahasan rancangan peraturan apa yang harus dilakukan setelahnya
daaerah yang di dalamnya termasuk namun mengingat dari sisi kebutuhan
objek hak uji materiil, Pihak pengaturan seharusnya ada langkah
Pemerintah Daerah Kota Depok dalam hukum yang sah untuk operasional
hal ini Walikota Depok dan Dewan pemanfaatan ruang pada wilayah-
Perwakilan Rakyat Daerah Kota Depok wilayh yang dicabut pengaturan
tidak melibatkan Pemohon sehingga peruntukan dan pemanfaatan ruangnya.
dianggap tidak memperhatikan Dalam hal peraturan daerah ini
kepentingan Pemohon sebagai karena sifatnya hierarkis
pemegang Hak Atas Tanah berupa Hak komplementer. Dalam hirarkinya,
Guna Bangunan (HGB) yang masih rencana tata ruang dengan produk

65
Vol. VII No. 1 Januari Tahun 2022 No. ISSN 2807-1832
`

hukum lebih tinggi dijadikan acuan Namun demikian, permasalahan


dalam rencana tata ruang dengan berikutnya yakni bahwa Peraturan
produk hukum yang lebih rendah. Daerah Kota Depok Nomor 4 Tahun
Kemudian secara komplementer saling 2018 tentang Rencana Detail Tata
melengkapi, rencana tata ruang yang Ruang dan Peraturan Zonasi Kota
lebih rinci melengkapi rencana tata Depok Tahun 2018-2038 diterbitkan
ruang yang makro tersebut.20 Artinya, sebelum putusan Mahkamah Agung
dasar pemanfaatan ruang pada ruang diterima oleh Pemerintah Daerah Kota
yang diatur dalam Peraturan Daerah Depok. Selain itu, dasar
Kota Depok Nomor 1 Tahun 2015 penyusunannya masih menggunakan
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Peraturan Daerah Kota Depok Nomor
Kota Depok Tahun 2012-2031 yang 1 Tahun 2015 tentang Rencana Tata
kemudian dicabut dengan adanya Ruang Wilayah Kota Depok Tahun
putusan Mahkamah Agung Nomor 03 2012-2031. Selain itu, dengan prinsip
P/HUM/2018 dapat menggunakan komplementer suatu rencana tata
Rencana Detail Tata Ruangnya yakni ruang, pelaksanaan pemanfaatan ruang
Peraturan Daerah Kota Depok Nomor dapat menggunakan Peraturan Daerah
4 Tahun 2018 tentang Rencana Detail Nomor 22 Tahun 2010 tentang
Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kota Rencana Tata Ruang Provinsi Jawa
Depok Tahun 2018-2038 dengan Barat Tahun 2009-2029. Peraturan
catatan tetap dikecualikan terhadap Daerah Nomor 22 Tahun 2010 tentang
pasal-pasal yang terkait dengan pasal - Rencana Tata Ruang Provinsi Jawa
pasal yang telah dicabut dalam Barat Tahun 2009-2029 ini cukup
Peraturan Daerah Kota Depok Nomor menguntungkan mengingat bahwa
1 Tahun 2015 tentang Rencana Tata skala perencanaan pada rencana tata
Ruang Wilayah Kota Depok Tahun ruang provinsi tidak mengatur
2012-2031. pendetailan sebagaimana skala rencana
tata ruang wilayah kabupaten/kota
maupun RDTR. Namun demikian,
20
Abdul Kamarzuki dalam Rapat rencana tata ruang provinsi
Koordinasi Lintas Sektor Revisi Perda No. 7 Tahun
berdasarkan skalanya dipahami belum
2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Batang tahun 2011-2030, cukup operasional dalam rangka
diakses dari laman
https://tataruang.atrbpn.go.id/Berita/Detail/3460 perizinan.
pada tanggal 27 Juli 2021 Pukul 22.53 WIB.

66
Vol. VII No. 1 Januari Tahun 2022 No. ISSN 2807-1832
`

Mekanisme selanjutnya yang dicabut dan digantikan dengan


memungkinkan untuk ditempuh adalah Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun
peninjauan kembali rencana tata ruang, 2021 tentang Penyelenggaraan
namun proses ini tidak dapat dilakukan Penataan Ruang. Dalam Peraturan
secara serta merta. Dalam Pasal 82 Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021
ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor tentang Penyelenggaraan Penataan
15 tahun 2010 tentang Ruang ini diatur bahwa:
Penyelenggaraan Penataan Ruang yang “Peninjauan kembali
berlaku pada saat putusan Mahkamah rencana tata ruang dapat
Agung Nomor 03 P/HUM/2018 ini dilakukan lebih dari 1 (satu)
diterbitkan, diatur bahwa: kali dalam periode 5 (lima)
“Peninjauan kembali tahunan apabila terjadi
rencana tata ruang dapat perubahan lingkungan
dilakukan lebih dari 1 strategis berupa:
(satu) kali dalam 5 (lima) a. bencana alam skala besar
tahun apabila terjadi yang ditetapkan dengan
perubahan lingkungan peraturan perundang-
strategis berupa: undangan;
a. bencana bencana alam b. perubahan batas teritorial
skala besar yang negara yang ditetapkan
ditetapkan dengan dengan undang-undang;
peraturan perundang- c. perubahan Batas Daerah
undangan; yang ditetapkan dengan
b. perubahan batas teritorial undang-undang; atau
negara yang ditetapkan d. perubahan kebijakan
dengan undang-undang; nasional yang bersifat
atau strategis.”
c. perubahan batas wilayah Dari syarat dilakukannya
daerah yang ditetapkan peninjauan kembali rencana tata ruang
dengan undang-undang. sebagaimana diuraikan, tidak terdapat
Saat ini, Peraturan Pemerintah alasan peninjauan kembali karena
Nomor 15 Tahun 2010 tentang adanya putusan Mahkamah Agung.
Penyelenggaraan Penataan Ruang telah Oleh karena itu seharusnya menjadi

67
Vol. VII No. 1 Januari Tahun 2022 No. ISSN 2807-1832
`

perhatian besar bagi Pemerintah. sehingga penataan ruang yang baik


Sebagai langkah preventif dilakukan yang terwujud alam rencana tata
proses pengumpulan dan analisis data ruang yang berkualitas masih
dengan sebaik-baiknya. Terhadap menjadi tantangan besar bagi
Putusan Mahkamah Agung seharusnya Pemerintah baik Pemerintah Pusat
dilakukan upaya permohonan fatwa maupun Pemerintah Daerah.
Mahkamah Agung yang dapat B. Saran
dijadikan dasar hukum pelaksanaan Adapun beberapa saran
pemanfaatan ruang pasca adanya yang diajukan yaitu:
pencabutan pasal yang mengatur 1. Menyarankan Pemerintah dan Tim
peruntukan ruang dalam peraturan Penyusun Rencana Tata Ruang
daerah untuk menghindari adanya melaksanakan proses penyusunan
kekosongan hukum rencana tata ruang dengan sebaik-
III. PENUTUP baiknya terutama dalam hal
A. Kesimpulan pengumpulan dan analisis data
Berdasarkan pembahasan, dapat serta kesesuaian kondisi lapangan.
disimpulkan sebagai berikut: Selain itu, terhadap Putusan
1. Permasalahan penyimpangan atau Mahkamah Agung yang demikian
inkonsistensi pemanfaatan ruang di seharusnya dilakukan upaya
Indonesia salah satunya disebabkan permohonan fatwa Mahkamah
karena pada saat dilakukan Agung yang dapat dijadikan dasar
penyusunan rencana tata ruang hukum pelaksanaan pemanfaatan
tidak mengumpulkan data ruang pasca adanya pencabutan
penggunaan lahan/tanah dengan pasal yang mengatur peruntukan
baik dan akurat, atau tidak ruang dalam peraturan daerah
dijadikannya pelibatan masyarakat untuk menghindari adanya
sebagai aspek penting penyusunan kekosongan hukum.
rencana tata ruang. 2. Menyarankan Pemerintah untuk
2. Permohonan Uji Materiil di melakukan penyesuaian dengan
Mahkamah Agung masih ketentuan peraturan perundang-
berpotensi terjadi di masa undangan terutama dalam hal
mendatang karena merupakan hak proses peninjauan kembali rencana
yang dijamin oleh Undang-Undang tata ruang.

68
DAFTAR PUSTAKA Muhammad Arifin, Cet.I, Rajawali,
Jakarta, 1990.
Buku
Wignyosoebroto, Soentadyo, Ragam-
D.A Tisnaadmidjaja dalam Asep Warlan Ragam Penelitian Hukum, Metode
Yusuf, Pranata Pembangunan, Penelitian Hukum, Konstelasi dan
Universitas Parahiayangan, Refleksi, cet. 2, Yayasan Pustaka
Bandung. 1997. Obor Indonesia, Jakarta. 2011.

H.R. Sri Soemantri M. Hak Uji Material Peraturan Perundang-Undangan


Di Indonesia, Alumni, Bandung,
1997. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007
(Lembaran Negara Republik
L.J. van Apeldoorn, Pengantar Ilmu Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Hukum, Pradnya Paramita, Jakarta, Tambahan Lembaran Negara
2004. Republik Indonesia Nomor 4725).

Ridwan, Juniarso, Achmad Sodik Sudrajat, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009


Hukum Tata Ruang (dalam Konsep tentang Perubahan Kedua Atas
Otonomi Daerah), Nuansa, Undang-Undang Nomor 14 Tahun
Bandung. 2008. 1985 tentang Mahkamah Agung
(Lembaran Negara Republik
Muryono, Slamet, Manfaat Neraca Indonesia Tahun 2009 Nomor 3,
Penatagunaan Tanah dalam Tambahan Lembaran Negara
Penyusunan Rencana Tata Ruang Republik Indonesia Nomor 4958).
Wilayah, STPN Press &
Amongkarta. Yogyakarta Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja (Lembaran
Muta’ali, Lutfi, Penataan Ruang Wilayah Negara Republik Indonesia Tahun
dan Kota (Tinjauan Normatif- 2020 Nomor 245, Tambahan
Teknis), Badan Penerbit Fakultas Lembaran Negara Republik
Geografi (BPFG) Universitas Indonesia Nomor 6573).
Gajah Mada, Yogyakarta, 2013.
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun
Santun, R.P. Sitorus, Penataan Ruang, 2021 tentang Penyelenggaraan
IPB Press, Bogor. 2020 Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2021
Soekanto, Soerjano, Sri Mamudji, Nomor 31, Tambahan Lembaran
Penelitian Hukum Normatif (Suatu Negara Republik Indonesia Nomor
Tinjauan Singkat), CV Rajawali, 6633).
Jakarta. 2001.
Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Waskito, Hadi Arnowo, Pertanahan, Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Agraria dan Tata Ruang, Kencana, Nasional Nomor 11 Tahun 2021
Jakarta, 2017. tentang Tata Cara Penyusunan,
Peninjaun Kembali, Revisi, dan
W. Friedman, Teori-Teori Filsafat Hukum Penerbitan Persetujuan Substansi
Telaah Kritis Atas Teori-Teori Rencana Tata Ruang Wilayah
Hukum (Susunan I), Penerjemah Provinsi, Kabupaten, Kota, dan
Rencana Detail Tata Ruang (Berita

69
Negara Republik Indonesia Tahun Sumber Lain
2021 Nomor 329). Willy. Verheye, Encyclopedia of Land
Use, Land Cover, and Soil
Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 1 Sciences. eolss.net/Sample-
Tahun 2015 tentang Rencana Tata Chapters/C12/E1-05-03-00.pdf.
Ruang Wilayah Kota Depok Tahun Diakses pada tanggal 9 April 2021.
2012-2032.
Internet
Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 4
Tahun 2018 tentang Rencana Detail https://tataruang.atrbpn.go.id/Berita/Detail/
Tata Ruang Kota Depok Tahun 3460 diakses pada tanggal 27 Juli
2018-2048. 2021.

https://www.google.com/amp/s/bisnis.tem
Putusan
po.co/amp/1437647/lebih-dari-3-
Putusan Mahkamah Agung Republik 200-pelanggaran-tata-ruang-bpn-
Indonesia Nomor 03 P/HUM/2018, banyak-terjadi-di-perkotaan diakses
diputuskan dalam rapat pada tanggal 22 Juli 2021.
permusyawaratan Mahkamah
Agung pada hari Selasa, tanggal 6
Maret 2018.

Jurnal
Darmawati, Chaerul Saleh, dan Imam
Hanafi, Implementasi Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) dalam
Perspektif Pembangunan
Berkelanjutan, JISIP Jurnal Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, ISSN.2442-
6962, Volume 4, Nomor 2, 2015.

Julyano, Mario, Aditya Yuli Setiawan,


Pemahaman Terhadap Asas
Kepastian Hukum Melalui
Konstruksi Penalaran Positivisme
Hukum, Jurnal Crepido, Jurnal
Mengenai Dasar-Dasar Pemikiran
Hukum: Filsafat dan Ilmu Hukum
Volume 01, Nomor 01, Juli 2019.

Aditya Pula Nugraha, Evaluasi


Pengembangan Wilayah dalam
Meningkatkan Kawasan
Agropolitan di Kabupaten
Tabalong (Studi Wilayah
Pembangunan Utara), Jurnal Ilmu
Politik dan Pemerintahan Lokal,
Volume I Edisi 2, Juli-Desember
2012.

70

Anda mungkin juga menyukai