Secara singkat acuan teori pada paper ini disadur melalui buku Makroekonomi Edisi Keenam,
Penerbit Erlangga (2007), Mankiw, Gregory N., kemudian dengan karya terbarunya
Macroeconomics Eleventh Edition, Macmillan Worth Publisher New York (2020). Kemudian
dari buku Theory of Consumption Function, Princeton University Press (1957), oleh Milton
Friedman. Untuk bibliografi atau referensi secara utuh dapat dilihat pada halaman referensi di
akhir halaman.
Contributor
( ) ( )
C=
1
T
W+
R
T
Y
C=α 1 W + α 2 Y
Pertama, propensite untuk konsumsi dari pendapatan, didasarkan atas proporsi umur hidup,
life-span, dengan umur pada masa bekerja, earning life-span, tak hanya sekadar perubahan
proporsi konsumsi terhadap pendapatan saja seperti yang diinterpretasikan oleh model
Keynes.
C (W ,Y + h )−C (W , Y )
lim =α 2
ΔY → 0 ΔY
Kedua, average propensite untuk konsumsi, didasarkan pengganda atas usia hidup konsumen,
life-span multiplier atau Modigliani multiplier.
C W
=α 1 +α 2
Y Y
Ketiga, konsumsi didasari atas fraksi α 2, dimana seseorang semasa hidupnya akan
mengakumulasi tabungannya sebanyak (1−α 2 ), seseorang yang ingin segera pensiun lebih
awal harus makin mengorbankan valuasi konsumsinya untuk mengakumulasi tabungan yang
lebih banyak pada masa pensiun sampai akhir hayat
S= ( 1−α 2 ) Y −α 1 W
C=( 1−α 2 ) Y +α 2 Y −S
S= ( 1−α 2 ) Y + α 2 Y −C
Koefisien α 2 mengartikan bahwa makin cepat seseorang ingin segera pensiun/ tidak bekerja
maka makin besar tabungan yang mereka harus akumulasi sebanyak (1−α 2 ) untuk menjaga
preferensi konsumsinya semasa mereka masih produktif dan bekerja.
Keempat, Dissaving Modigliani. Ketika seseorang telah memasuki purna tugas, orang tersebut
mengandalkan akumulasi tabungannya sebanyak (1−α 2 )Y selama orang tersebut bekerja
yang terakumulasi kedalam α 1 W , untuk menginterpretasikan Dissaving Modigliani perlu
bantuan interpretasi persamaan log-log,
1
M14 Herdianty, Pasha, Nissa, dan Rahma 2023
( ) ( )
α1
W Y S
ln =( 1−α 2 ) ln −ln +ϵ
W −1 Y −1 S−1 1
W −1 dan S−1 merupakan kekayaan dan tabungan pada usia masa pensiun periode t−1 dan ϵ 1
merupakan diskrepansi statistik untuk menyesuaikan nilai dari variabel terkait.
ln =−ln +ϵ1
W −1 S−1
Retirement akan mengakibatkan kondisi, lalu substitusikan kedalam model
ln
C
C−1 ( )
=−ln
S
S−1 ( )
Model Dissaving Modigliani
( ) =ln ( CC )+ϵ
α1
W
−ln 1
W −1 −1
ln
( WW )=−α ln ( CC )−ϵ
−1
−1
1
−1
1
Penguaraian matematis yang lebih komprehensif dapat dilihat melalui (Pasha, 2023).
Dissaving terjadi pada masa seseorang telah memasuki masa purna tugas atau pensiun,
sehingga kekayaan W seseorang akan digunakan seutuhnya untuk konsumsi. Model
Dissaving Modigliani kami urai dengan persamaan log-log daripada dengan persamaan linear,
tentu tujuannya untuk mempermudah penjelasan dan mempermudah manipulasi variabel.
Model Dissaving Modigliani menyatakan bahwa kenaikan konsumsi 1 persen pada usia masa
purna t akan mengakibatkan penurunan kekayaan sebesar α −1 1 persen koefisien. Walau saja,
kami mengurai model Modigliani yang telah diringkas oleh Mankiw, Gregory N. menjadi
persamaan log-log tetap saja model ini bekerja secara konsisten, sama sekali tidak menciderai
pada model itu sendiri, Dissaving terjadi ketika konsumsi pada usia purna atau usia masa
pensiun meningkat, dimana konsumsi orang yang tidak lagi bekerja tidak lagi dideterminasi
oleh pendapatan namun telah dideterminasi sepenuhnya oleh kekayaan yang dimiliki.
Kekayaan ini sepadan korelasinya dengan tabungan yang terakumulasi sehingga korelasi
antara tabungan dengan kekayaan berbanding lurus.
Consumption Behaviour : Milton Friedman’s Conjecture
Model konsumsi yang dikonstruksi oleh Milton Friedman ini didasarkan oleh conjecture
beliau yang disebut sebagai Permanent Income Hypothesis, ini merupakan salah satu model
yang menantang model Keynes dikarenakan model konsumsi standard yang masih
mengandung errors variable didalamnya.
Pertama, conjecture dari Milton Friedman adalah pendapatan dapat didiversifikasi melalui
tiga bagian
Y =Y p+ Y T
Bagian tersebut adalah Y merupakan pendapatan total atau measured income, Y p merupakan
pendapatan permanen, dan Y T merupakan pendapatan transitoris. Outline penting dari model
2
M14 Herdianty, Pasha, Nissa, dan Rahma 2023
Friedman adalah korelasi antar variabel, (Friedman, 1957) melakukan uji determinasi antar
variabel dengan data yang ada di Amerika Serikat diketemukan bahwa
2 2 2
RY Y =R C C =RY C =0
P T P T T T
Dapat dimengerti bahwa determinan transitoris tidak berkorelasi/ korelasi sama dengan nol
dengan variabel pendapatan permanen dan atau antar determinan transitoris, tetapi pada
determinasi pendapatan transitoris masih berkorelasi dengan konsumsi permanen C T disinilah
keunggulan dari model yang diciptakan oleh Milton Friedman
Kedua, kecenderungan konsumsi secara marjinal dari k model Friedman (Friedman, 1957)
lebih teguh daripada model Keynes c 1
c 1=
ΔC
c 1=k
∑ ( Y p−Y p )
2
ΔY ∑ ( Y −Y )
2
ΔY
∑
2
(Y −Y )
c 1=k P y
Marginal Propensite to Permanent Consume dari model Friedman
k =c 1
∑ ( Y −Y )2
2
∑ ( Y P−Y P )
ΔCp c1
k= k=
ΔY p PY
Kecenderungan konsumsi yang di propose oleh Milton Friedman telah diurai sedemikian rupa
sebagai bagian untuk menghilangkan sampling error pada perhitungan konsumsi dalam suatu
perekonomian (Friedman, 1957). P y merupakan bagian dari total varian atas pendapatan
permanen yang ada dalam suatu perekonomian sehingga sensitivitas perubahan pendapatan
dalam model Friedman cenderung lebih sensitif daripada model Keynes relatif terhadap
konsumsi.
Ketiga, model Friedman dapat secara mudah dipahami melalui interpretasi
C=C T +C P
( ∑
) ( ∑ ( Y p −Y p )2
)
2
( Y p−Y p )
C=k 1− 2
(Y )+ k 2
(Y )
∑ ( Y −Y ) ∑ ( Y −Y )
C=k (1−PY ) Y +k PY Y
Model konsumsi Friedman
C=k Y T + k Y P
Sebab korelasi nol pada pendapatan transitoris, sehingga sederhanakan
C=k Y P
Sehingga, menurut Friedman konsumsi didterminasikan oleh pendapatan permanen menurut,
kemudian perhitungan yang dilakukan Friedman marginal propensite pada model Keynes
masih memasukkan unsur transitoris, padahal secara riil konsumsi lebih berkorelasi terhadap
pendapatan permanen bukan dari pendapatan transitoris, pengikisan error sampling ini
3
M14 Herdianty, Pasha, Nissa, dan Rahma 2023
bertujuan untuk mengikis dinamika variabel transitoris pada model konsumsi sehingga efek
dari perubahan pendapatan permanen akan terkorelasi secara kuat dengan konsumsi.
Keempat, average propensite to consume dalam model Friedman dapat menjawab kesalahan
determinasi dari model konsumsi yang di-propose oleh Keynes
C k YT k YP
= +
Y Y Y
Sejak korelasi atas R =0 antara Y dengan Y T sehingga
2
C
Y ( )
=k P
Y
Y
2
Kalkulasi pada RY Y =0 yang dilakukan oleh Milton Friedman pada (Friedman, 1957)
T
4
M14 Herdianty, Pasha, Nissa, dan Rahma 2023
CASE STUDY
Why Always Keynes’s Lenses? Moved On, Shall We?
Tradisi pada pengajaran disiplin makroekonomi pada siswa undergraduate pada major
ekonomi terhadap model konsumsi Keynes (1939) terus didompleng teruntuk menganalisis
perekonomian jangka pendek, tentu dengan segala simpleksitas yang ada memang menjadi
keunggulan dari model konsumsi Keynes, namun bagaimana jika analisis fluktuasi ekonomi
ini didasari dengan model yang berbeda apakah model tersebut bekerja selayaknya?, paper
kami akan menjelaskannya.
Life Cycle Hypothesis milik Franco Modigliani (Modigliani, 1986), Permanent Income
Hypothesis milik Milton Friedman (Friedman, 1957), dan Random Walk Hypothesis milik
Robert E. Hall (Hall, 1987) merupakan bagian dari bentuk revolusi yang mengubah
interpretasi perilaku konsumen dalam disiplin makroekonomi.
Tiga konsorsium tersebut di padankan menjadi satu model yang dirumuskan oleh Mankiw,
Gregory N. dan koleganya Campbell, John Y. dalam (Mankiw & Campbell, 1989), model ini
didasarkan atas Consumer’s Rule of Thumb dimana semua hipotesis yang telah disebutkan
tadi dipadankan menjadi satu model berikut yang kami pinjam
Model Mankiw-Campbell (1978) Log-Log Equation
( 1−ρρ ) ln μ ¿
∞
ln (C ¿ ¿ t −Y t )= Et ∑ ρ ln (Δ Y t + j−σ r t + j)−
j
j=1
Dengan alasan efisiensi, penguraian matematis yang lebih komprehensif ada pada (Pasha,
2023), model ini terlihat cukup rumit, maka dari itu dapat kami sederhanakan dengan
merubah horizon model dari infinite menjadi finite dengan n=1 sehingga menjadi,
Model Mankiw-Campbell (1978) Linear Equation
1 1
(
C t=Y t + ρ ( Et Δ Y t +1 ) −ρ ( E t σ r t +1 )−
W t −Ct
Ct
μ)
C t menunjukkan pengeluaran konsumsi pada periode t , Et Δ Y t +1 merupakan pertumbuhan
pendapatan yang diharapkan atau diekspektasi pada periode t untuk pengharapan pendapatan
dimasa depan periode t+ 1, Et r t+1 merupakan suku bunga riil—di Amerika Serikat diacukan
pada Three Month Treasury Rate, σ merupakan sensitivitas suku bunga terhadap perubahan
konsumsi, μ merupakan deflator perekonomian. Jika μ merupakan deflator, kami dapat
mengasumsikan bahwa variabel tersebut merupakan harga agregatif sehingga jika kami
pinjam determinasi atas harga dari (Blanchard & Johnson, 2013) akan dapat diestimasikan
model menjadi seperti berikut—derivasi estimasi dapat dilihat pada (Pasha, 2023),
Estimasi Model Konsumsi Mankiw-Campbell-Blanchard
1 1
C t=Y t + ρ ( Et ΔY t +1 ) −ρ ( E t σ r t +1 )−β ( Et P ) −β (1+m)
Untuk mengutuhkan estimasi yang kami urai, kami pula meminjam model permintaan
likuiditas dari Money Balances dari Phillip Cagan, (Cagan, 1956), sehingga model akan
menjadi seperti berikut—penguaraian pada (Pasha, 2023),
Estimasi Model Konsumsi MCBC
5
M14 Herdianty, Pasha, Nissa, dan Rahma 2023
( )
d
1 1 1 Mt
C t=Y t + ρ ( Δ Y t +1 )− ρ ( Et σ r t +1 ) + β −β ( μ )−β ( 1+ m )
γ Pt
Kami mengurai dari beberapa determinasi, karena kami hanya mahasiswa semester 2 maka
analisis statistik-ekonoterik belum dapat dimungkinkan untuk kami urai secara rinci hanya
beberapa pembahasan yang kami sertakan. Selain itu, kami jelaskan secara intuitif atas
transmisi model estimasi, apakah sesuai dengan kaidah disiplin makroekonomi atau tidak.
Estimasi MCBC ini menunjukkan bahwa pendapatan riil, pertumbuhan pendapatan riil yang
diharapkan, permintaan likuiditas dari Money Balances atau M1 terkorelasi secara positif
dengan masing-masing parameter terkait, sebaliknya suku bunga riil yang diharapkan,
deflator saat ini dan presentasi mark-up yang ditargetkan oleh firm terkorelasi secara negatif
terhadap konsumsi periode t , sehingga estimasi ini secara intuitif tidak menciderai transmisi
analisis fluktuasi ekonomi.
Selain observasi intuitif, berikut observasi atas keteguhan determinan dalam determinasinya
terhadap konsumsi agregat
T A B E L. 1.
( )
∞
Amerika Serikat 1953-1986 E t ∑ ρ Δ Y t +1
j
j=1
Ukuran Konsumsi R
2
Konsumsi Barang Habis Pakai dan Jasa (Non-Durable and Services) .792
Total Pengeluaran Konsumsi (Total Consumer Spending/ Aggregative) .463
Barang Habis Pakai, Jasa, dan Sewa Terimputasi terhadap Barang Tahan
.776
Lama
Sumber. (Mankiw & Campbell, Consumption, Income, and Interest Rates : Reinterpreting the Time Series
Evidence, 1989)
Catatan. Penghitungan regresi diestimasikan menggunakan OLS (Ordinary Least Squares)
Pada Tabel 1 jelas memperlihatkan bahwa kedua determinan baik atas pertumbuhan
pendapatan yang diharapkan Et ρ 1 Δ Y t +1 pada periode t pada masa mendatang periode t+ 1 dan
pendapatan Y t pada periode t memiliki determinasi yang kuat pada konsumsi barang habis
pakai dan konsumsi atas jasa, tetapi cukup kuat dengan Consumption Expenditure atau
konsumsi agregat.
Pada Tabel 2 menunjukkan determinasi tingkat bunga riil, hasil regresi menunjukkan korelasi
yang insignifikan terhadap konsumsi, karena standard error terhitung besar, tentunya dalam
kaidah statistik/ekonometrik standard error yang cenderung tinggi menunjukkan R2 yang
relatif rendah, kemudian dapat dilihat bahwa spread antara standard error dengan koefisien r
relatif besar sehingga kondisi ini disebut sebagai not-significant statistically, dapat
disimpulkan determinan tingkat bunga riil misspecified sehingga perlu dilakukan pembenahan
pada estimasi MCBC, hal ini terjadi karena adanya substitusi intertemporal atas pendapatan
permanen sebagai reaksi konsumen terhadap perubahan tingkat bunga pada parameter σ ,
dalam (Mankiw & Campbell, 1989) dijelaskan bahwa secara empiris parameter ini justru
mendekati nol atau insensitif terhadap perubahan tingkat bunga riil.
T A B E L 2.
Amerika Serikat 1953-1986 (r t )
6
M14 Herdianty, Pasha, Nissa, dan Rahma 2023
Kemudian temuan dari (Elyasiani & Nasseh, 1994) menunjukkan bagaimana permintaan
likuiditas dan juga uang memengaruhi konsumsi
T A B E L. 3.
Amerika Serikat 1961-1991 L(r , Y )
2
Ukuran Uang R
Permintaan Likuiditas dari Money Balances (M1) .505
Permintaan Uang (M2) .589
Sumber. (Elyasiani & Nasseh, 1994) dalam The Appropriate Scale Variable in the Money Demand : An
Application of Nonnested Tests of Consumption Versus Income Measures
Didapati bahwa koefisien ini significant terhadap konsumsi pada periode t dengan standard
error masing-masing secara respektif M1 dan M2, sebesar .0068 dan .005, sehingga
permintaan uang terkorelasi secara positif dan tentunya signifikan terhadap konsumsi agregat.
Estimasi model konsumsi MCBC ini sebetulnya lebih baik digunakan untuk analisis atas
implikasi kebijakan atau diskresi moneter alih-alih analisis implikasi dinamika kebijakan
fiskal karena adanya kemungkinan ketidakcocokan hipotesis didalam estimasi MCBC,
tentunya pembenahan lebih lanjut pada estimasi MCBC sebetulnya akan memberikan hasil
model yang tentunya jauh lebih variatif bagi para mahasiswa. Dimungkinkan pula bahwa
model tradisional yang selalu digunakan oleh mahasiswa atau model Keynes dapat dialihkan
dengan estimasi model Mankiw-Campbell-Blanchard-Cagan yang kami urai ini.
7
M14 Herdianty, Pasha, Nissa, dan Rahma 2023
8
M14 Herdianty, Pasha, Nissa, dan Rahma 2023
|
( ) ∙ d [ e ( ) ]∙ d Y |
t t
∞
− ∫ r s ds − ∫ r s ds
−1
Zero Risk Premia Expectation=Et −1 e 0 0
t 0
0 ρ
Integrasi akan menghasilkan rasio antara keuntungan atas aset yang diharapkan pada periode
t pada masa t + 1 terhdap biaya replacement modal perusahaan
Kedua, K C merupakan biaya replacement atas modal dapat diinterpretasikan sebagai
∞
ν
K=∫ E t ν ( t+1 ) e
−rt
dt =
0 r
Sehingga didapati dua perspektif bilingual dalam interpretasi q Tobin
q Tobin sisi Perusahaan q Tobin sisi Pemegang Saham
V r
q= q=
KC ρ
q Tobin mengindikasikan bahwa keputusan atas pengadaan modal didasari dengan hasil rasio
dari q dimana q <1, q=1, dan q >1.
q merupakan nilai modal yang didterminasi oleh dinamika pasar modal suatu perekonomian,
sehingga kami menyadurkan dua sisi atau bilingual q Tobin untuk memberikan pemahaman
yang lebih wujud
q > 1 Condition. Jika q terhilampau besar artinya nilai pasar atas modal yang dimiliki jauh
lebih besar daripada replacement cost, kembali bahwa modal disini dapat diartikan pula
sebagai valuasi perusahaan, sehingga valuasi perusahaan yang tinggi dapat memberikan
9
M14 Herdianty, Pasha, Nissa, dan Rahma 2023
insentif untuk meningkatkan pengadaan modal, sesampai q=1, pengadaan modal ini sama
saja perusahaan akan menjual saham baru entah melalui Right Issue ataupun Shares Issuances
melalui bursa. Kemudian, kondisi q >1 berlaku jika profitabilitas atas saham yang disadur
kedalam portofolio terlamapau besar daripada risk premia yang berlaku dalam perekonomian
sehingga memang investasi ini saling berkaitan walau saja bilingual q Tobin memberikan
dikotomi investasi yang jelas antara investasi ekonomi (sisi perusahaan) dan investasi
finansial (sisi pemegang saham ataupun pelaku pasar uang domestik/pasar modal). Tentunya
analisis ini berlaku sebaliknya pada kondisi q <1.
10
Referensi