Anda di halaman 1dari 12

Perilaku Konsumsi, Investasi, dan Estimasi Mankiw-Campbell-Blanchard-Cagan

M14 Tidar University Study Paper


Made in Economics Faculty, Westside Faculty 01 of Tidar University
Computed with Macintosh Mojave 1.1.16
May,20th 2023

Secara singkat acuan teori pada paper ini disadur melalui buku Makroekonomi Edisi Keenam,
Penerbit Erlangga (2007), Mankiw, Gregory N., kemudian dengan karya terbarunya
Macroeconomics Eleventh Edition, Macmillan Worth Publisher New York (2020). Kemudian
dari buku Theory of Consumption Function, Princeton University Press (1957), oleh Milton
Friedman. Untuk bibliografi atau referensi secara utuh dapat dilihat pada halaman referensi di
akhir halaman.

Contributor

Safira H. Prasetyo Dwi N. Fadhilatun


2220101074 2240101198
K4 K4
Ekonomi Pembangunan Ekonomi Pembangunan
Bogor Magelang

Muhammad R. Pasha Galuh N. Rahma


2220101075 2240101200
K4 K4
Ekonoomi Pembangunan Ekonomi Pembangunan
Magelang City Kebumen
M14 Herdianty, Pasha, Nissa, dan Rahma 2023

Consumption Behaviour : Preliminary


Kritik terhadap model konsumsi Keynes makin bertambah seiring perkembangan disiplin
makroekonomi makin pesat. Dalam paper ini, kami akan membahas beberapa model
konsumsi yang tentunya lebih sarat akan analisis fluktuasi ekonomi guna memahamkan
pemahaman terkait fluktuasi ekonomi yang telah dipelajari pada perkuliahan sebelumnya.
Model konsumsi berikut merupakan bagian dari Keynesian Revolution (Modigliani, 1986).
Consumption Behaviour : Franco Modigliani’s Conjecture
Franco Modigliani dan koleganya Albert Ando (Modigliani, 1986) menyatakan hipotesis—
yang secara singkat—bahwa seseorang ingin agar bisa mempertahankan gaya konsumsinya
atau preferensi konsumsinya walau saja seseorang itu tak lagi bisa mendapati pendapatan dari
ia bekerja, ketika pensiun sesampai akhir hayat. Sehingga, model ini disebut Life Cycle
Hypothesis.
Model Modigliani ini kami pinjam dari ringkasan pemodelan yang ada dalam (Mankiw, 2022)
yang diringkas oleh beliau sedemikian rupa menjadi

( ) ( )
C=
1
T
W+
R
T
Y

C=α 1 W + α 2 Y
Pertama, propensite untuk konsumsi dari pendapatan, didasarkan atas proporsi umur hidup,
life-span, dengan umur pada masa bekerja, earning life-span, tak hanya sekadar perubahan
proporsi konsumsi terhadap pendapatan saja seperti yang diinterpretasikan oleh model
Keynes.
C (W ,Y + h )−C (W , Y )
lim =α 2
ΔY → 0 ΔY
Kedua, average propensite untuk konsumsi, didasarkan pengganda atas usia hidup konsumen,
life-span multiplier atau Modigliani multiplier.
C W
=α 1 +α 2
Y Y
Ketiga, konsumsi didasari atas fraksi α 2, dimana seseorang semasa hidupnya akan
mengakumulasi tabungannya sebanyak (1−α 2 ), seseorang yang ingin segera pensiun lebih
awal harus makin mengorbankan valuasi konsumsinya untuk mengakumulasi tabungan yang
lebih banyak pada masa pensiun sampai akhir hayat
S= ( 1−α 2 ) Y −α 1 W
C=( 1−α 2 ) Y +α 2 Y −S
S= ( 1−α 2 ) Y + α 2 Y −C
Koefisien α 2 mengartikan bahwa makin cepat seseorang ingin segera pensiun/ tidak bekerja
maka makin besar tabungan yang mereka harus akumulasi sebanyak (1−α 2 ) untuk menjaga
preferensi konsumsinya semasa mereka masih produktif dan bekerja.
Keempat, Dissaving Modigliani. Ketika seseorang telah memasuki purna tugas, orang tersebut
mengandalkan akumulasi tabungannya sebanyak (1−α 2 )Y selama orang tersebut bekerja
yang terakumulasi kedalam α 1 W , untuk menginterpretasikan Dissaving Modigliani perlu
bantuan interpretasi persamaan log-log,

1
M14 Herdianty, Pasha, Nissa, dan Rahma 2023

( ) ( )
α1
W Y S
ln =( 1−α 2 ) ln −ln +ϵ
W −1 Y −1 S−1 1
W −1 dan S−1 merupakan kekayaan dan tabungan pada usia masa pensiun periode t−1 dan ϵ 1
merupakan diskrepansi statistik untuk menyesuaikan nilai dari variabel terkait.

Kemudian asumsikan telah memasuki masa pensiun sehingga ln


Y
Y −1( )
=0 , sehingga

persamaan sebelumnya menjadi seperi berikut


W α
( ) S 1

ln =−ln +ϵ1
W −1 S−1
Retirement akan mengakibatkan kondisi, lalu substitusikan kedalam model

ln
C
C−1 ( )
=−ln
S
S−1 ( )
Model Dissaving Modigliani

( ) =ln ( CC )+ϵ
α1
W
−ln 1
W −1 −1

ln
( WW )=−α ln ( CC )−ϵ
−1
−1
1
−1
1

Penguaraian matematis yang lebih komprehensif dapat dilihat melalui (Pasha, 2023).
Dissaving terjadi pada masa seseorang telah memasuki masa purna tugas atau pensiun,
sehingga kekayaan W seseorang akan digunakan seutuhnya untuk konsumsi. Model
Dissaving Modigliani kami urai dengan persamaan log-log daripada dengan persamaan linear,
tentu tujuannya untuk mempermudah penjelasan dan mempermudah manipulasi variabel.
Model Dissaving Modigliani menyatakan bahwa kenaikan konsumsi 1 persen pada usia masa
purna t akan mengakibatkan penurunan kekayaan sebesar α −1 1 persen koefisien. Walau saja,

kami mengurai model Modigliani yang telah diringkas oleh Mankiw, Gregory N. menjadi
persamaan log-log tetap saja model ini bekerja secara konsisten, sama sekali tidak menciderai
pada model itu sendiri, Dissaving terjadi ketika konsumsi pada usia purna atau usia masa
pensiun meningkat, dimana konsumsi orang yang tidak lagi bekerja tidak lagi dideterminasi
oleh pendapatan namun telah dideterminasi sepenuhnya oleh kekayaan yang dimiliki.
Kekayaan ini sepadan korelasinya dengan tabungan yang terakumulasi sehingga korelasi
antara tabungan dengan kekayaan berbanding lurus.
Consumption Behaviour : Milton Friedman’s Conjecture
Model konsumsi yang dikonstruksi oleh Milton Friedman ini didasarkan oleh conjecture
beliau yang disebut sebagai Permanent Income Hypothesis, ini merupakan salah satu model
yang menantang model Keynes dikarenakan model konsumsi standard yang masih
mengandung errors variable didalamnya.
Pertama, conjecture dari Milton Friedman adalah pendapatan dapat didiversifikasi melalui
tiga bagian
Y =Y p+ Y T
Bagian tersebut adalah Y merupakan pendapatan total atau measured income, Y p merupakan
pendapatan permanen, dan Y T merupakan pendapatan transitoris. Outline penting dari model

2
M14 Herdianty, Pasha, Nissa, dan Rahma 2023

Friedman adalah korelasi antar variabel, (Friedman, 1957) melakukan uji determinasi antar
variabel dengan data yang ada di Amerika Serikat diketemukan bahwa
2 2 2
RY Y =R C C =RY C =0
P T P T T T

Dapat dimengerti bahwa determinan transitoris tidak berkorelasi/ korelasi sama dengan nol
dengan variabel pendapatan permanen dan atau antar determinan transitoris, tetapi pada
determinasi pendapatan transitoris masih berkorelasi dengan konsumsi permanen C T disinilah
keunggulan dari model yang diciptakan oleh Milton Friedman
Kedua, kecenderungan konsumsi secara marjinal dari k model Friedman (Friedman, 1957)
lebih teguh daripada model Keynes c 1

c 1=
ΔC
c 1=k
∑ ( Y p−Y p )
2

ΔY ∑ ( Y −Y )
2

Marginal Propensite Consume dari model Keynesian


ΔC
=k
∑ ( Y p−Y p )
2

ΔY

2
(Y −Y )
c 1=k P y
Marginal Propensite to Permanent Consume dari model Friedman

k =c 1
∑ ( Y −Y )2
2
∑ ( Y P−Y P )
ΔCp c1
k= k=
ΔY p PY
Kecenderungan konsumsi yang di propose oleh Milton Friedman telah diurai sedemikian rupa
sebagai bagian untuk menghilangkan sampling error pada perhitungan konsumsi dalam suatu
perekonomian (Friedman, 1957). P y merupakan bagian dari total varian atas pendapatan
permanen yang ada dalam suatu perekonomian sehingga sensitivitas perubahan pendapatan
dalam model Friedman cenderung lebih sensitif daripada model Keynes relatif terhadap
konsumsi.
Ketiga, model Friedman dapat secara mudah dipahami melalui interpretasi
C=C T +C P

( ∑
) ( ∑ ( Y p −Y p )2
)
2
( Y p−Y p )
C=k 1− 2
(Y )+ k 2
(Y )
∑ ( Y −Y ) ∑ ( Y −Y )
C=k (1−PY ) Y +k PY Y
Model konsumsi Friedman
C=k Y T + k Y P
Sebab korelasi nol pada pendapatan transitoris, sehingga sederhanakan
C=k Y P
Sehingga, menurut Friedman konsumsi didterminasikan oleh pendapatan permanen menurut,
kemudian perhitungan yang dilakukan Friedman marginal propensite pada model Keynes
masih memasukkan unsur transitoris, padahal secara riil konsumsi lebih berkorelasi terhadap
pendapatan permanen bukan dari pendapatan transitoris, pengikisan error sampling ini

3
M14 Herdianty, Pasha, Nissa, dan Rahma 2023

bertujuan untuk mengikis dinamika variabel transitoris pada model konsumsi sehingga efek
dari perubahan pendapatan permanen akan terkorelasi secara kuat dengan konsumsi.
Keempat, average propensite to consume dalam model Friedman dapat menjawab kesalahan
determinasi dari model konsumsi yang di-propose oleh Keynes
C k YT k YP
= +
Y Y Y
Sejak korelasi atas R =0 antara Y dengan Y T sehingga
2

C
Y ( )
=k P
Y
Y
2
Kalkulasi pada RY Y =0 yang dilakukan oleh Milton Friedman pada (Friedman, 1957)
T

merupakan kalkulasi untuk error-sampling diketemukan bahwa konsumsi dideterminasikan—


dominan—oleh pendapatan permanen, pendapatan transitoris hanya memiliki pengaruh yang
kecil pada konsumsi. Sehingga disaat terjadi fluktuasi ekonomi, berdasar pada temuan dari
Milton Friedman, rerata konsumsi justru menurun secara proporsional.

4
M14 Herdianty, Pasha, Nissa, dan Rahma 2023

CASE STUDY
Why Always Keynes’s Lenses? Moved On, Shall We?

Tradisi pada pengajaran disiplin makroekonomi pada siswa undergraduate pada major
ekonomi terhadap model konsumsi Keynes (1939) terus didompleng teruntuk menganalisis
perekonomian jangka pendek, tentu dengan segala simpleksitas yang ada memang menjadi
keunggulan dari model konsumsi Keynes, namun bagaimana jika analisis fluktuasi ekonomi
ini didasari dengan model yang berbeda apakah model tersebut bekerja selayaknya?, paper
kami akan menjelaskannya.
Life Cycle Hypothesis milik Franco Modigliani (Modigliani, 1986), Permanent Income
Hypothesis milik Milton Friedman (Friedman, 1957), dan Random Walk Hypothesis milik
Robert E. Hall (Hall, 1987) merupakan bagian dari bentuk revolusi yang mengubah
interpretasi perilaku konsumen dalam disiplin makroekonomi.
Tiga konsorsium tersebut di padankan menjadi satu model yang dirumuskan oleh Mankiw,
Gregory N. dan koleganya Campbell, John Y. dalam (Mankiw & Campbell, 1989), model ini
didasarkan atas Consumer’s Rule of Thumb dimana semua hipotesis yang telah disebutkan
tadi dipadankan menjadi satu model berikut yang kami pinjam
Model Mankiw-Campbell (1978) Log-Log Equation

( 1−ρρ ) ln μ ¿

ln (C ¿ ¿ t −Y t )= Et ∑ ρ ln (Δ Y t + j−σ r t + j)−
j

j=1

Dengan alasan efisiensi, penguraian matematis yang lebih komprehensif ada pada (Pasha,
2023), model ini terlihat cukup rumit, maka dari itu dapat kami sederhanakan dengan
merubah horizon model dari infinite menjadi finite dengan n=1 sehingga menjadi,
Model Mankiw-Campbell (1978) Linear Equation
1 1
(
C t=Y t + ρ ( Et Δ Y t +1 ) −ρ ( E t σ r t +1 )−
W t −Ct
Ct
μ)
C t menunjukkan pengeluaran konsumsi pada periode t , Et Δ Y t +1 merupakan pertumbuhan
pendapatan yang diharapkan atau diekspektasi pada periode t untuk pengharapan pendapatan
dimasa depan periode t+ 1, Et r t+1 merupakan suku bunga riil—di Amerika Serikat diacukan
pada Three Month Treasury Rate, σ merupakan sensitivitas suku bunga terhadap perubahan
konsumsi, μ merupakan deflator perekonomian. Jika μ merupakan deflator, kami dapat
mengasumsikan bahwa variabel tersebut merupakan harga agregatif sehingga jika kami
pinjam determinasi atas harga dari (Blanchard & Johnson, 2013) akan dapat diestimasikan
model menjadi seperti berikut—derivasi estimasi dapat dilihat pada (Pasha, 2023),
Estimasi Model Konsumsi Mankiw-Campbell-Blanchard
1 1
C t=Y t + ρ ( Et ΔY t +1 ) −ρ ( E t σ r t +1 )−β ( Et P ) −β (1+m)

Untuk mengutuhkan estimasi yang kami urai, kami pula meminjam model permintaan
likuiditas dari Money Balances dari Phillip Cagan, (Cagan, 1956), sehingga model akan
menjadi seperti berikut—penguaraian pada (Pasha, 2023),
Estimasi Model Konsumsi MCBC

5
M14 Herdianty, Pasha, Nissa, dan Rahma 2023

( )
d
1 1 1 Mt
C t=Y t + ρ ( Δ Y t +1 )− ρ ( Et σ r t +1 ) + β −β ( μ )−β ( 1+ m )
γ Pt
Kami mengurai dari beberapa determinasi, karena kami hanya mahasiswa semester 2 maka
analisis statistik-ekonoterik belum dapat dimungkinkan untuk kami urai secara rinci hanya
beberapa pembahasan yang kami sertakan. Selain itu, kami jelaskan secara intuitif atas
transmisi model estimasi, apakah sesuai dengan kaidah disiplin makroekonomi atau tidak.
Estimasi MCBC ini menunjukkan bahwa pendapatan riil, pertumbuhan pendapatan riil yang
diharapkan, permintaan likuiditas dari Money Balances atau M1 terkorelasi secara positif
dengan masing-masing parameter terkait, sebaliknya suku bunga riil yang diharapkan,
deflator saat ini dan presentasi mark-up yang ditargetkan oleh firm terkorelasi secara negatif
terhadap konsumsi periode t , sehingga estimasi ini secara intuitif tidak menciderai transmisi
analisis fluktuasi ekonomi.
Selain observasi intuitif, berikut observasi atas keteguhan determinan dalam determinasinya
terhadap konsumsi agregat
T A B E L. 1.

( )

Amerika Serikat 1953-1986 E t ∑ ρ Δ Y t +1
j

j=1

Ukuran Konsumsi R
2

Konsumsi Barang Habis Pakai dan Jasa (Non-Durable and Services) .792
Total Pengeluaran Konsumsi (Total Consumer Spending/ Aggregative) .463
Barang Habis Pakai, Jasa, dan Sewa Terimputasi terhadap Barang Tahan
.776
Lama
Sumber. (Mankiw & Campbell, Consumption, Income, and Interest Rates : Reinterpreting the Time Series
Evidence, 1989)
Catatan. Penghitungan regresi diestimasikan menggunakan OLS (Ordinary Least Squares)

Pada Tabel 1 jelas memperlihatkan bahwa kedua determinan baik atas pertumbuhan
pendapatan yang diharapkan Et ρ 1 Δ Y t +1 pada periode t pada masa mendatang periode t+ 1 dan
pendapatan Y t pada periode t memiliki determinasi yang kuat pada konsumsi barang habis
pakai dan konsumsi atas jasa, tetapi cukup kuat dengan Consumption Expenditure atau
konsumsi agregat.
Pada Tabel 2 menunjukkan determinasi tingkat bunga riil, hasil regresi menunjukkan korelasi
yang insignifikan terhadap konsumsi, karena standard error terhitung besar, tentunya dalam
kaidah statistik/ekonometrik standard error yang cenderung tinggi menunjukkan R2 yang
relatif rendah, kemudian dapat dilihat bahwa spread antara standard error dengan koefisien r
relatif besar sehingga kondisi ini disebut sebagai not-significant statistically, dapat
disimpulkan determinan tingkat bunga riil misspecified sehingga perlu dilakukan pembenahan
pada estimasi MCBC, hal ini terjadi karena adanya substitusi intertemporal atas pendapatan
permanen sebagai reaksi konsumen terhadap perubahan tingkat bunga pada parameter σ ,
dalam (Mankiw & Campbell, 1989) dijelaskan bahwa secara empiris parameter ini justru
mendekati nol atau insensitif terhadap perubahan tingkat bunga riil.
T A B E L 2.
Amerika Serikat 1953-1986 (r t )
6
M14 Herdianty, Pasha, Nissa, dan Rahma 2023

Regresi Tahap Pertama


Standard-Error
ΔC Δr
.063 .431 1.581
.067 .426 1.347
.024 .021 .342
.018 .007 .419
.061 .024 .768
.102 .028 .638
Sumber. (Mankiw & Campbell, Consumption, Income, and Interest Rates : Reinterpreting the Time Series
Evidence, 1989)
Catatan. Penghitungan regresi diestimasikan menggunakan OLS (Ordinary Least Squares)

Kemudian temuan dari (Elyasiani & Nasseh, 1994) menunjukkan bagaimana permintaan
likuiditas dan juga uang memengaruhi konsumsi
T A B E L. 3.
Amerika Serikat 1961-1991 L(r , Y )
2
Ukuran Uang R
Permintaan Likuiditas dari Money Balances (M1) .505
Permintaan Uang (M2) .589
Sumber. (Elyasiani & Nasseh, 1994) dalam The Appropriate Scale Variable in the Money Demand : An
Application of Nonnested Tests of Consumption Versus Income Measures

Didapati bahwa koefisien ini significant terhadap konsumsi pada periode t dengan standard
error masing-masing secara respektif M1 dan M2, sebesar .0068 dan .005, sehingga
permintaan uang terkorelasi secara positif dan tentunya signifikan terhadap konsumsi agregat.
Estimasi model konsumsi MCBC ini sebetulnya lebih baik digunakan untuk analisis atas
implikasi kebijakan atau diskresi moneter alih-alih analisis implikasi dinamika kebijakan
fiskal karena adanya kemungkinan ketidakcocokan hipotesis didalam estimasi MCBC,
tentunya pembenahan lebih lanjut pada estimasi MCBC sebetulnya akan memberikan hasil
model yang tentunya jauh lebih variatif bagi para mahasiswa. Dimungkinkan pula bahwa
model tradisional yang selalu digunakan oleh mahasiswa atau model Keynes dapat dialihkan
dengan estimasi model Mankiw-Campbell-Blanchard-Cagan yang kami urai ini.

7
M14 Herdianty, Pasha, Nissa, dan Rahma 2023

Fixed Business Investment : Neo-Classical Determination


Determinasi Pertama, pengeluaran investasi menurut model Neo-Klasik adalah fungsi spread
antara biaya yang dikeluarkan atas kepemilikan dan/atau pengadaan modal K , kami urai
determinasinya satu-persatu
Cost of Capital=i ( P K ) −Δ P K +δ P K
i( P K ) merupakan bagian atas presentase bunga yang dipatok atas kepemilikan modal
didasarkan atas valuasi modal tersebut
Δ P K merupakan dinamika revaluasi atau devaluasi dari modal yang dimiliki, revaluasi modal
yang dimiliki akan mengurangi tingkat biaya yang ditanggung atas kepemilikan modal begitu
sebaliknya
δ P K merupakan nilai dari penyusutan akibat pemakaian dari modal tersebut sebagai
penggunaannya pada teknologi produksi guna menjalankan operasi produksi
αY ( K , L) R
Revenue of Capital= =
K P
R/ P merupakan penerimaan riil yang diterima oleh pemilik modal yang menyewakan
modalnya kepada pelaku pasar modal yang memintanya atau pula disisi lain merupakan
harga sewa riil dari modal itu sendiri,
αf (K , L)/ K merupakan MPK atau derivasi differensial atas model teknologi produksi Cobb-
Douglas dengan hambatan homogenik, Constant Return to Scale.
Δ Y / Δ K dapat diartikan penerimaan atas kepemilikan modal sehingga tiap penambahan 1 unit
valuasi modal menghasilkan penerimaan modal sebesar Δ Y . Sehingga, akan didapati
Model Determinasi Perubahan Modal Neo-Klasik
I =Δ K + δK
I Net =I −δK
Δ K =I Net
Δ K =I Net ( MPK− [iPk − ΔP K + δ PK ] )
Model Neo-Klasik menyatakan investasi sebagai akumulasi dari pertumbuhan modal dan
depresiasi atas valuasi modal. Sehingga model investasi Neo-Klasik akan menjadi seperti
Model Investasi Neo-Klasik (1957)
I =Δ K + δK
I =I Net ( MPK−[i P K + Δ P K +δ P K ] ) +δK
I j ( ) menunjukkan fungsi investasi neto, fungsi investasi neto didterminasikan oleh biaya
modal dan penerimaan atas modal sehingga pula investment expenditure dideterminasikan
oleh penerimaan atas kepemilikan modal, biaya modal, dan pula nilai depresiasi modal.
Sehingga makin besar penerimaan modal daripada biaya modal dapat diartikan bahwa
perusahaan dapat menambah modalnya sesampai dicapai titik maksimumnya.
Determinasi Kedua, maksimisasi investasi dilakukan berdasarkan valuasi modal yang ada di
pasaran, kami meminjam model tujuan perusahaan dalam melakukan investasi dari (Wang,
Wang, & Jingqiang, 2013), model ini menunjukkan bahwa baik perusahaan dan pelaku pasar
modal pada periode t−1 mengharapkan jika periode di masa mendatang t dalam pasar modal
dan pasar uang domestik memasuki kondisi risk-neutral dimana risk premia diharapkan sama
dengan nol,

8
M14 Herdianty, Pasha, Nissa, dan Rahma 2023

Model Risk Neutral Expectation Modigliani-Miller


(∫ ) d Y
t
∞ − r s ds
Et −1∫ e 0
t
0

|
( ) ∙ d [ e ( ) ]∙ d Y |
t t

− ∫ r s ds − ∫ r s ds
−1
Zero Risk Premia Expectation=Et −1 e 0 0
t 0

Stocks Investment : q Tobin


Model alternatif dari investasi diproposed oleh James Tobin—alumnus Princeton— bahwa
tingkat investasi didasarkan oleh rasio nilai pasar modal biaya replacement atas modal yang
baru diwujudkan. Dalam (Hayashi, 1982), q Tobin menunjukkan bahwa selama perusahaan
bebas mengurai modal nya maka pertambahan dan pengurangan modal akan terus terjadi
hingga q sama padan secara unity. q Tobin dapat pula disebut sebagai rerata q.
Nilai Pasar dari Kepemilikan Modal
q=
Biaya Penggantian Modal
Dalam CITATION Oul81 \l 1033 (Oulton, 1981) , V merupakan valuasi dari modal yang
dimiliki atau dapat diinterpretasikan sebagai valuasi perusahaan yang biasanya dipadankan
dengan shares value dari perusahaan, K merupakan replacement cost dari modal.
V
q=
KC
Mari urai asusikan bahwa notasi laba dinotasikan sebagai ν , selanjutnya kami meminjam
uraian dari (Oulton, 1981) untuk menjelaskan lebih lanjut model q Tobin bekerja
Pertama, V merupakan nilai perusahaan yang direpresentasikan melalui nilai saham
perusahaan yang dideterminasikan oleh profitabilitas di masa depan atas aset yang dimiliki
Et ν (t+1)

ν
V =∫ E t ν ( t+1 ) e dt=
ρt

0 ρ
Integrasi akan menghasilkan rasio antara keuntungan atas aset yang diharapkan pada periode
t pada masa t + 1 terhdap biaya replacement modal perusahaan
Kedua, K C merupakan biaya replacement atas modal dapat diinterpretasikan sebagai

ν
K=∫ E t ν ( t+1 ) e
−rt
dt =
0 r
Sehingga didapati dua perspektif bilingual dalam interpretasi q Tobin
q Tobin sisi Perusahaan q Tobin sisi Pemegang Saham
V r
q= q=
KC ρ
q Tobin mengindikasikan bahwa keputusan atas pengadaan modal didasari dengan hasil rasio
dari q dimana q <1, q=1, dan q >1.
q merupakan nilai modal yang didterminasi oleh dinamika pasar modal suatu perekonomian,
sehingga kami menyadurkan dua sisi atau bilingual q Tobin untuk memberikan pemahaman
yang lebih wujud
q > 1 Condition. Jika q terhilampau besar artinya nilai pasar atas modal yang dimiliki jauh
lebih besar daripada replacement cost, kembali bahwa modal disini dapat diartikan pula
sebagai valuasi perusahaan, sehingga valuasi perusahaan yang tinggi dapat memberikan

9
M14 Herdianty, Pasha, Nissa, dan Rahma 2023

insentif untuk meningkatkan pengadaan modal, sesampai q=1, pengadaan modal ini sama
saja perusahaan akan menjual saham baru entah melalui Right Issue ataupun Shares Issuances
melalui bursa. Kemudian, kondisi q >1 berlaku jika profitabilitas atas saham yang disadur
kedalam portofolio terlamapau besar daripada risk premia yang berlaku dalam perekonomian
sehingga memang investasi ini saling berkaitan walau saja bilingual q Tobin memberikan
dikotomi investasi yang jelas antara investasi ekonomi (sisi perusahaan) dan investasi
finansial (sisi pemegang saham ataupun pelaku pasar uang domestik/pasar modal). Tentunya
analisis ini berlaku sebaliknya pada kondisi q <1.

10
Referensi

Mankiw, G. N. (2007). Makroekonomi Edisi Keenam. Jakarta: Penerbit Erlangga.


Mankiw, G. N. (2022). Macroeconomics Eleventh Edition. New York: Worth Publishers
Macmillan Learning.
Modigliani, F. (1986). Life Cycle, Individual Thrift, and The Wealth of Nations. The
American Economic Review, 297-313.
Friedman, M. (1957). The Theory of the Consumption Function. New Jersey: Princeton
University Press.
Campbell, J. Y., & Mankiw, G. N. (1987). Permanent Income, Current Income, and
Consumption. NBER Working Paper No.2436, 1-33.
Hamermesh, D. S. (1982). Life-Cycle Effects on Consumption and Retirement. NBER
Working Paper No.976, 1-27.
Hall, R. E. (1987). Consumption. NBER Working Paper No.2256, 1-37.
Pasha, M. R. (2023). All Lenses of Consumption Function Derivation. Very Short Tidar
University Working Paper No.14-A, 1-5.
Mankiw, G. N., & Campbell, J. Y. (1989). Consumption, Income, and Interest Rates :
Reinterpreting the Time Series Evidence. NBER Macroeconomics Annual, Vol.4, 185-
216.
Blanchard, O. J., & Johnson, D. R. (2013). Makroekonomi Edisi Keenam. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Cagan, P. (1956). The Monetary Dynamics of Hyperinflation. In Studies in The Quantity
Theory of Money , Chicago.
Elyasiani, E., & Nasseh, A. (1994). The Appropriate Scale Variable in the Money Demand :
An Application of Nonnested Tests of Consumption Versus Income Measures.
Journal of Business and Statistics Vol.12, 47-55.
Wang, C., Wang, N., & Jingqiang, Y. (2013). Investment, Tobin's q, and Interest Rates.
NBER Working Paper No.19327, 1-34.
Hayashi, F. (1982). Tobin's Marginal q and Average q : A Neoclassical Interpretation.
Econometrica Vol. 50, 214-224.
Oulton, N. (1981). Aggregate Investment and Tobin's q : The Evidence from Britain. Oxford
Economic Papers Vol. 33, 177-200.

Anda mungkin juga menyukai