Anda di halaman 1dari 22

MODEL KESEIMBANGAN

MAKROEKONOMI
Model Keseimbangan Klasik
Model Keseimbangan Keynesian
Penawaran dan Permintaan dalam
Mikro dan Makro Ekonomi
 Dalam Mikroekonomi penawaran dan permintaan
menunjukkan permintaan dan penawaran dari satu produk.
 Dalam makroekonomi penawaran dan permintaan
merupakan agregat dari beragam produk sehingga
permintaan dan penawaran adalah permintaan dan
penawaran agregat.
Analisis Keseimbangan Klasik
Analisis keseimbangan adalah analisis makroekonomi tentang
terbentuknya harga dan jumlah output berdasarkan asumsi
bahwa disetiap pasar permintaan = penawaran.

Keterbatasan analisis keseimbangan adalah asumsi


keseimbangan pasar kurang realistis terutama dalam jangka
pendek, sebab dalam jangka pendek harga cenderung kaku
sehingga kemungkinan besar yg terjadi adalah
ketidakseimbangan
Analisis Keseimbangan
 Analisis keseimbangan makroekonomi adalah analisis tentang
terbentuknya harga dan jumlah output berdasarkan asumsi
bahwa disetiap pasar (barang dan jasa dan uang)permintaan
telah sama dengan penawaran agregat.
Analisis Keseimbangan Klasik
 Model keseimbangan ekonomi klasik dibangun berdasarkan
teori-teori ekonomi klasik, khususnya tentang pasar uang.
 Karakteristik analisis keseimbangan klasik:
1. Asumsi: Pasar tersusun atas pasar persaingan sempurna
dan uang bersifat netral.
2. Analisis keseimbangan makro dibangun atas keseimbangan
mikro
Analisis Keseimbangan Klasik
4. Model keseimbangan klasik lebih memfokuskan perhatian
pada analisis sisi penawaran
5. Perbedaan dimensi waktu mencakup pengertian kronologis
Fungsi Produksi Agregat
 Dalam model klasik, produksi merupakan fungsi dari jumlah
barang modal yang tersedia (C) dan jumlah tenaga kerja (K)
Y = f (K, L)
Kesempatan Kerja dalam
Keseimbangan
 Kesempatan kerja dalam keseimbangan makro adalah jumlah
kesempatan kerja yang ada pada saat tenaga kerja pada
keseimbangan.
 Permintaan Tenaga Kerja
Permintaan tenaga kerja dalam keseimbangan adalah jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan untuk mencapai
laba maksimum.
Kesempatan Kerja dalam
Keseimbangan
 Penawaran Tenaga Kerja
Penawaran tenaga kerja adalah jumlah jam tenaga kerja yang
ditawarkan oleh individu (konsumen) pada berbagai tingkat
upah, dalam upaya memaksimumkan utilitas hidupnya.
Jumlah jam kerja yang ditawarkan konsumen sangat
bergantung pada preferensinya tentang bekerja atau tidak
bekerja.
Tingkat Output Keseimbangan
 Keseimbangan pasar tenaga kerja tercapai ketika permintaan
tenaga kerja sama dengan tingkat penawarannya.
 Pada kondisi tersebut baik produsen maupun tenaga kerja
telah mencapai kondisi optimal.
Model Keseimbangan Keynesian
 Model kesseimbangan Keynesian disusun berdasarkan
penafsiran terhadap ide-ide keynessian yang termuat dalam
bukunya the General Theory.
Model Keseimbangan Keynesian
 Pentingnya sisi permintaan
Jika model keseimbangan klasik sangat mementingkan sisi
penawaran agregat, model keseimbangan keynesian justru
memperhatikan sisi permintaan agregat.
Hal ini di lihat dari buku the general theory yang melihat
fenomena tentang great depression ( 1929-1933)
Model Keseimbangan Keynesian
 Keynes berpendapat bahwa sistem Leissez Faire murni tidak bisa
dipertahankan. Pada tingkat makro, pemerintah harus secara aktif
dan sadar mengendalikan perekonomian ke arah posisi “Full
Employment”-nya, sebab mekanisme otomatis ke arah posisi
tersebut tidak bisa diandalkan secara otomatis.
Model Keseimbangan Keynesian
 Menurut Keynes, situasi makro suatu perekonomian
ditentukan oleh apa yang terjadi dengan permintaan agregat
masyarakat apabila permintaan agregat melebihi penawaran
agregat (atau output yang dihasilkan) dalam periode tersebut,
maka akan terjadi situasi “kekurangan produksi”. Pada
periode berikutnya output akan naik atau harga akan naik,
atau keduanya terjadi bersama-sama.
 Apabila permintaan agregat lebih kecil daripada penawaran
agregat, maka situasi “kelebihan produksi” terjadi. Pada
periode berikutnya output akan turun atau harga akan turun,
atau keduanya terjadi bersama-sama.
Model Keseimbangan Keynesian
 Inti dari kebijakan makro Keynes adalah bagaimana pemerintah bisa
mempengaruhi permintaan agregat (dengan demikian, mempengaruhi situasi
makro), agar mendekati posisi “Full Employment”-nya.
 “Permintaan Agregat” adalah seluruh jumlah uang yang dibelanjakan oleh
seluruh lapisan masyarakat untuk membeli barang dan jasa dalam satu tahun.
Barang dan jasa diartikan sebagai barang dan jasa yang diproduksikan dalam
tahun tersebut (barang bekas atau barang yang diproduksikan tahun-tahun
sebelumnya atau barang yang tidak diproduksikan seperti tanah, tenaga kerja
dan faktor produksi lain, tidak termasuk dalam pengertian “barang dan jasa”
dimaksud disini).
 Dalam perekonomian tertutup permintaan agregat terdiri dari 3 unsur:
1) Pengeluaran Konsumsi oleh Rumah Tangga (C)
2) Pengeluaran Investasi oleh Perusahaan (I)
3) Pengeluaran Pemerintah (G), Pemerintah bisa mempengaruhi permintaan agregat
secara langsung melalui pengeluaran pemerintah dan secara tidak langsung terhadap
pengeluaran konsumsi dan pengeluaran investasi.

Z=C+I+G
Model Keseimbangan Keynesian
Masing-masing unsur permintaan agregat dipengaruhi oleh faktor-
faktor yang berbeda. Pengeluaran konsumsi tergantung pada
pendapatan yang diterima oleh Rumah Tangga dan kecenderungan
berkonsumsinya (propincity to consume). Pengeluaran investasi
ditentukan oleh keuntungan yang diharapkan (marginal efficiency
of capital) dan biaya dana (tingkat bunga). Pengeluaran pemerintah
ditentukan oleh proses politik yang kompleks dan dalam teori
makro dianggap “eksogen”.
Perubahan dari unsur-unsur permintaan agregat (pengeluaran
konsumsi, pengeluaran investasi dan pengeluaran pemerintah)
mempengaruhi tingkat permintaan agregat melalui proses berantai
atau proses multiplier. Bila unsur ini meningkat dengan Rp. 1 maka
tingkat permintaan agregat akan meningkat dengan suatu kelipatan
dari Rp. 1. pelipat atau multiplier ini tergantung pada besarnya
marginal propensity to consume.
Fungsi Konsumsi, Saving
Bentuk umum fungsi konsumsi; C, S

C = a + MPC.Y
C = besarnya konsumsi
a = konstanta
MPC = hasrat konsumsi (∆C/∆Y)
Y = Pendapatan
Fungsi saving diperoleh;
Y=C+S
S =Y – C a}
= Y – (a + MPC.Y) 0-a } Y
S = -a + (1 – MPC).Y
S = besarnya saving
MPS = hasrat saving (∆S/∆Y) MPC = Marginal Propincity to Consume
1 – MPC MPS = Marginal Propincity to Save
Fungsi Investasi
Variabel ekonomi ini ditentukan oleh tingkat bunga dan
marginal effisiency of capital (MEC)/hasrat investasi.
 Bila MEC < tingkat bunga, maka Invesatasi tidak dilaksanakan;
 Bila MEC > tingkat bunga, maka Investasi dilaksanakan
Tingkat Bunga (r) r S
5%

4%

3%

2% MEC
MEC

0 100 200 300 400 0 I


Investasi (I)
Konsep Pelipat (Multiplier)
Multiplier adalah angka pengganda dari suatu variabel untuk
menghasilkan besarnya perubahan variabel pendapatan nasional
(permintaan agregat).
1
Z  I
1  MPC

Karena o < MPC < 1, maka 1 / 1-MPC > 1. jadi ∆I akhirnya


mengakibatkan ∆Z > ∆I.
Contoh: MPC = 0,8. kenaikan pengeluaran investasi (∆I) =
Rp. 1 juta akan meningkatkan
Z
1 permintaan
Rp1 juta  Rp 5 juta agregat (∆Z )
sebesar 1  0,8
Bekerjanya angka pengganda:
Multiplier Effect
Z
(C + I + G) + ∆I
1150
∆Z = 200 C+I+G

950 C = 100 + 0,8Y


230
190
100

50 I
40 G

0 950 1150 Y
500
∆I = 40 maka ∆Z = 200 dan Z = 190 + 200 = 390
Model Keseimbangan Keynesian

Z P

B
Z1 L
∆I K
A
Z0
R S
Z1

Z0

0 Y0 Y1 Y 0 M T Q
Model Keseimbangan Keynesian
P S
P
S

Z1 Z1
Z0 P S Z0

0 Q 0 Q
Gambar A Gambar B

Z1

Z0

0 Q
Gambar C

Anda mungkin juga menyukai