TEKNIK SMART FORCE COOLING DRAIN (SFCD)

DALAM PENGURASAN BED MATERIAL

SAAT OVERHAUL BOILER CFB
“Inovasi ini menitikberatkan pada pengambilan keputusan secara
komprehensif dan akurat untuk mempercepat durasi overhaul
pembangkit listrik dengan mengutamakan keselamatan untuk
menjamin zero accident sehingga memiliki dampak signifikan bagi
keberlanjutan perusahaan”

BIDANG PROSES BISNIS MANAJEMEN

 SMART FORCE COOLING DRAIN
INOVATOR TEAM

OP MO M1

ASWALDI PUJA PRASETYA TOTO NUR SAHID

9016014TN 8811622TN 9116016TN
ASSISTEN OPERATOR ASISTEN ANALIST OUTAGE JUNIOR ENGINEER MESIN 1
PRODUCTION – D PJBS UBJOM MANAGEMENT PJBS UBJOM BOILER, TURBINE DAN AUXILARY
TENAYAN TENAYAN PJBS UBJOM YENAYAN
 DEFINISI BOILER CFB
Boiler adalah suatu peralatan yang terdapat pada PEMBANGKIT LISTRIK
TENAGA UAP bertujuan untuk mengubah fase air menjadi fase uap yang
CYCLONE FURNACE BACKPASS selanjutnya uap tersebut digunakan sebagai penggerak turbin yang
terhubung bersama generator

Tipe Boiler secara umum dibagi menjadi 3 antara lain :

Boiler Stoker, Boiler PV (Pulverized) dan yang paling advance
adalah Boiler CFB (Circulating Fluidized Bed)

Boiler CFB (Circulating Fluidized Bed) adalah Boiler yang

menggunakan pasir silika (bed material) sebagai media heat
transfer dari panas pembakaran coal ke water wall tube boiler.

Bed material bersirkulasi dari furnace menuju cyclone lalu kembali

lagi ke furnace dengan dibantu oleh udara primary air fan dari
bottom furnace
PLTU TENAYAN menggunakan tipe boiler CFB dengan kapasitas bed
Boiler Circulating Fluidized Bed (CFB) material sebanyak 80 Ton.
 INOVATION AT GLANCE
SMART FORCE COOLING DRAIN
Percepatan pekerjaan
METODE LAMA : 1
120 Jam Total Optimasi 132 Jam Pertahun

33 Jam 2 Penghematan anggara

perusahaan Rp.16,2 Milyar

Mengurangi risiko kecelakaan kerja pada

METODE BARU : 3 area Confined Space (ruang terbatas)
87 Jam
DURASI COOLING DOWN
TERLALU LAMA Dapat diimplementasikan di 20 Entitas pembangkit tipe
4 PLTU CFB di PLN

CONFINED SPACE
Meningkatkan kesiapan pembangkit PLTU Tenayan, sebesar
5 0,75%
PENGURASAN DILAKUKAN
SECARA MANUAL DENGAN
SEKOP
6 PLTU TENAYAN merupakan pilihan utama masuk dalam system kelistrikan
Sumatera dengan merit order tinggi
PENGURASAN BED MATERIAL
 PT PJB UBJOM PLTU TENAYAN
RENCANA OPERASI TAHUNAN PLN UIKSBU
JADWAL PEMELIHARAAN

MANAGEMENT OUTAGE PADA BOILER CFB

UBJOM PLTU TENAYAN 2023

Dasar Pelaksanaan
MANAJEMEN OUTAGE BOILER
CIRCULATING FLUIDIZED BED (CFB)
Dasar pelaksanaan overhoul / pemeliharaan boiler CFB mengacu pada
SPLN K7.003-2:2021
Pedoman Pengoperasian dan Pemeliharaan Boiler PLTU Circulating Fluidized
Bed (CFB)

Untuk meningkatkan keandalan PLTU CFB, maka tiap interval 4000 jam operasi
dilakukan pemeliharaan / overhaul dengan scope pekerjaan menyesuaikan
type outage berdasarkan jam operasi pembangkit

Dengan adanya 2 kali pemeliharaan / overhaul per unit per tahun, maka hal ini
akan berdampak terhadap kesiapan pembangkit. Sehingga diperlukan
terobosan berupa optimasi pelaksanaan overhaul guna meningkatkan
kesiapan pembangkit.
1. Rencana Pemeliharaan (PO) PLTU Tenayan #1 2023
Jam Operasi Unit Durasi
Type Outage Awal Akhir
(Jam) (Hari)
Simple Inspection 5016 28 10-Jan-23 7-Feb-23 Salah satu scope pekerjaan pada overhaul di Boiler CFB dan membutuhkan
Boiler Inspection 4000 20 23-Jul-23 12-Aug-23 durasi pekerjaan yang cukup lama serta bersifat serial dengan pekerjaan lain
2. Rencana Pemeliharaan (PO) PLTU Tenayan #2 2023 adalah pekerjaan pengurasan bed material yang ada di dalam boiler
Jam Operasi Unit Durasi
Type Outage
(Jam) (Hari)
Awal Akhir sehingga memiliki potensi optimasi yang signifikan terhadap pelaksanaan
Simple Inspection 4000 28 28-Apr-23 26-May-23 overhaul.
Boiler Inspection 4000 20 9-Nov-23 29-Nov-23

1 2
Latar Belakang
LOKASI & AREA DISTRIBUSI
LOKASI : PROPINSI RIAU KOTA PEKANBARU
KAPASITAS TERPASANG : 2X110 MW
KAPASITAS NETTO : 2X87.5 MW
SISTEM : 150 KV
PLTU Tenayan menyuplai 26% dari
total kebutuhan Listrik Provinsi
Riau & menyuplai 3.5% Kebutuhan
Listrik Pulau Sumatera
RP BIAYA POKOK PRODUKSI 5124
1605
971
589 591 598 621 629 664 806
PENDAHULUAN
3
Maksud & Tujuan Metodologi
MAKSUD
MENCIPTAKAN VALUE BAGI STAKEHOLDER
DENGAN OPTIMASI PADA KINERJA
(MEMPERCEPAT DURASI OVERHAUL DENGAN
KUALITAS TERBAIK), BIAYA DAN RISIKO
TUJUAN
MENGHASILKAN KEPUTUSAN YANG TEPAT DAN
AKURAT YANG TERWUJUD DALAM STANDARD
OPERATING PROCEDURE (SOP ) BARU KHUSUSNYA
MEMPERCEPAT PROSES PENGURASAN BED MATERIAL
PADA OVERHAUL BOILER CFB
RUANG LINGKUP
MEMBANGUN STANDARD OPERATING
PROCEDURE (SOP) DALAM MEMPERCEPAT
OVERHAUL KHUSUSNYA DALAM
PENGURASAN BED MATERIAL
 IDENTIFIKASI MASALAH
Scope Optimasi Overhaul
Fase Cooling
Start Overhaul Pekerjaan Critical Area Boiler CFB Fase
Down
Start UP Synchron
SCOPE
OVERHAUL Durasi Overhaul PLTU Tenayan
Cooling Down 72 Jam
Boiler
Cleaning Bed 48 Jam
Material
Pemasangan Pola Shift
Scaffolding 24 Jam
Assesment Dan
Retubing Pola Shift 24 Jam
Walltube Boiler
Assesment Dan
Perbaikan Pola shift 24 jam
Refractory Boiler
Proses Start Up
Hydrotest,firing START UP BOILER
Boiler,sinkron

POTENSI OPTIMASI AREA CRITICAL SUDAH OPTIMAL

MANPOWER, SHIFT,TOOLS
 IDENTIFIKASI MASALAH
1 PENGURASAN 3BED Remove
Shutdo MATERIAL DENGAN
Natural Force
cooling Bed Material PENGURASAN DILAKUKAN SECARA
wn METODE 2 EKSISTING
Cooling
4 MANUAL DENGAN ALAT TRADISIONAL /
SEKOP
TERLALU LAMA PELAKSANAAN PENGURASAN SECARA MANUAL
DENGAN SEKOP MEMBUTUHKAN DURASI LAMA

PENGURASAN
BED MATERIAL
METODE
<40 DURASI COOLING DOWN TERLALU LAMA
EKSISTING degC
PEKERJAAN PENGURASAN BARU DAPAT DILAKUKAN
SETELAH TEMPERATUR BED MATERIAL <40 degC / 72
JAM PASCA SHUTDOWN AKIBAT MASIH ADANYA
SUMBER PANAS (BED MATERIAL PADA FURNACE)

CONFINED SPACE

1. PENGURASAN BED MATERIAL PADA AREA

CONFINED SPACE MEMBUTUHKAN WAKTU LAMA
DENGAN JUMLAH PEKERJA TERBATAS.
2. PENAMBAHAN JUMLAH PEKERJA TIDAK MUNGKIN
DILAKUKAN
3. BEKERJA PADA CONFINED SPACE MEMILIKI RISIKO
KESELAMATAN YANG TINGGI

8
 STRATEGI KORPORAT YANG MENDASARI
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
MANAJEMEN ASET UNIT PEMBANGKITAN
FAKTOR PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Perumusan keputusan berdasarkan
kaidah Good Corporate Governance
(GCG) dan referensi teknis/benchmark
yang relevan

Tuntutan publik agar kinerja aset milik

negara ditingkatkan melalui manajemen
aset terbaik, salah satunya dengan
meng-optimal-kan durasi overhaul

Metode yang dipilih merupakan “trade

off” antara: kinerja, biaya, dan risiko
yang dapat diterima.
 REFERENSI DAN HIPOTESIS SEBAGAI DASAR
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
REFERENSI DALAM MEMBANGUN PARAMETER DALAM PENENTUAN KEBERHASILAN ALTERNATIF
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) BARU SOLUSI (INOVASI)

KONSEP FLUIDISASI
1 Dengan Penerapan metode fluidisasi mengakibatkan sifat dari bed
materil statis akan berubah menjadi dinamis dikarenakan
hembusan udara bertekanan

KONSEP PERPINDAHAN PANAS

2 Force cooling merupakan konsep perpindahan panas secara
konveksi dari pergerakan paksa fluida/ udara yang disebabkan
dorongan fan

MANUAL BOOK BY MANUFACTURE

3 Data Spesifikasi material walltube
Data Spesifikasi peralatan Utama (Fan)
Data Parameter Operasional

CARBON STEEL HANDBOOK BY EPRI

4 Pedoman Karakteristik material carbon dan laju proses
pendinginan material
 ANALISA RISIKO SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
PENERAPAN METODE EKSISTING
No. Identifikasi Risiko Tingkat Risiko Mitigasi Tingkat Risiko
Jumlah bed material = 80 ton dan harus
Penambahan durasi pekerjaan untuk optimasi pengurasan dengan
1. dikuras secara manual 100% sehingga SANGAT TINGGI TINGGI
konsekuensi penambahan anggaran
membutuhkan durasi waktu lama
Kecelakaan kerja akibat durasi pekerjaan
2. EKSTRIM Melakukan pola kerja secara bergantian TINGGI
yang lama di area confined space
Kesimpulan atas analisa risiko pada metode eksisting :
1. Bahwa penurunan level risiko tidak seperti yang diharapkan, sehingga dengan mitigasi apapun penerapan metode eksisting masih menimbulkan risiko sangat tinggi.
2. Diperlukan metode baru dalam pengurasan bed material sehingga penurunan level risiko sesuai dengan yang diharapkan.

PENERAPAN METODE SMART FORCE COOLING DRAIN (SFCD)

No. Identifikasi Risiko Tingkat Risiko Mitigasi Tingkat Risiko
Penyusunan prosedur dengan referensi dari batasan operasi manual book
1. Thermal shock pada wall tube TINGGI MODERAT
dan panduan EPRI untuk menjaga temperatur rate dibawah batas aman
SFCD tidak terlaksana secara optimal
akibat kesalahan pola operasi, sehingga 1. Review prosedur secara rutin
2. TINGGI
bed material yang di-drain tidak sesuai 2. Briefing sebelum pelaksanaan SFCD
standar yang ditetapkan (minimal 70%) 3. Monitoring secara disiplin pelaksanaan SFCD agar drain bed material
MODERAT
Masih dilakukannya pekerjaan manual berlangsung optimal sesuai dengan target minimal 70% dari total 80
dalam menguras bed material yang tersisa ton
3. TINGGI 4. Melakukan pola kerja secara bergantian
(maksimal 30%) sehingga masih ada
potensi kecelakan kerja di confined space
Kesimpulan atas analisa risiko pada metode SFCD:
1. Metode SFCD masih memiliki risiko namun tidak sebesar jika dibandingkan dengan tingkat risiko pada metode eksisting
2. Setelah risiko pada metode SFCD dilakukan mitigasi, terbukti level risikonya turun sesuai yang diharapkan sehingga metode ini layak diimplementasikan secara berkelanjutan.
MEMBANDINGKAN DENGAN METODE EKSISTING
UNTUK MENGUJI AKURASI INOVASI

1
Area Penghematan 1
Proses Cooling Down Lebih cepat 3 jam, akibat
sumber panas (Bed Material) sudah di
keluarkan sebesar 70% (56 TON)

2
Area Penghematan 2
Proses Cleaning Bed Material lebih cepat 30
Jam dari metode eksisting akibat bed
material sudah di keluarkan dengan
Penerapan metode SCFD

Total Optimasi

33 Jam / OH
 ANALISIS INOVASI SEBAGAI POINT PENTING
PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Kesimpulan Pengambilan Keputusan :

1. Hasil analisis menunjukan semua parameter jika inovasi ini diimplementasikan menunjukan hasil yang lebih baik
dibandingkan metode eksisting
2. Layak untuk dilanjutkan ketahap implementasi
 IMPLEMENTASI INOVASI
SMART FORCE COOLING DRAIN
 PEMBAKUAN SOP INOVASI SESUAI STANDAR IMS
(INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM) PT.PLN NUSANTARA
POWER
 MANFAAT FINANCIAL INOVASI TERHADAP
ENERGY MIX SISTEM KELISTRIKAN SUMATERA

Before Unit After Unit Synchrone

Data Source : PT PLN (Persero) UIP3BS syncrone dan Normal Operasi

IB 3 Unit #1 IB #3 Unit #2 ME Unit #1 ME Unit #2

100% 100,00% 100% 100%
90% 90,00% 90% 90% Biogas
80% 80,00% 80% 80% Biomassa
70% 70,00% 70% 70%
43,40% 46,36% 46,52% 49,68% 51,38% 51,33% 48,69% 47,68% 46,99% 45,02% 45,43% 45,26% Surya
60% 60,00% 60% 60%
50% 50,00% 50% 50% Panas Bumi
40% 40,00% 40% 40% Batubara
30% 30,00% 30% 30%
Gas
20% 20,00% 20% 20%
10% 10,00% 10% 10% Air
0% 0,00% 0% 0% Minyak
21-Jan-21 22-Jan-21 23-Jan-21 03-Aug-21 04-Aug-21 05-Aug-21 31-Oct-21 01-Nov-21 02-Nov-21 27-Feb-22 28-Feb-22 01-Mar-22

Fuel Fuel Fuel Fuel

625,9 605,6 595,8 625,6 615,4 619,9 589,5 580,8 581,3 614,8 608,5 607,3
Cost Cost Cost Cost

“Dari data tersebut diatas menggambarkan bahwa dengan masukknya PLTU Tenayan memperbaiki energy mix system sumatera secara
keseluruhan yang bedampak terhadap turunnya Fuel Cost system cukup significant” Per 1 rupiah penurunan Fuel Cost System berdampak
terhadap penghematan sebesar Rp 114.6 Juta Rupiah per hari,

Dengan rata-rata penurunan sebesar 10,59 Rp/kWh pasca PLTU Tenayan masuk, maka dengan percepatan total selama setahun sebesar 132
Jam atau 5,5 Hari terdapat penghematan sebesar : 5,5 Hari * 10,59 * Rp 114,6 Jt/Hari = Rp 6,6 Milyar per tahun
 MANFAAT FINANSIAL DAN NON FINANSIAL BAGI PLTU
TENAYAN DAN PT PLN NUSANTARA POWER

MANFAAT FINANSIAL MANFAAT NON-FINANSIAL

METODE CLEANING INOVASI
SAVING
EXISTING SFCD Mempercepat durasi pelaksanaan Outage, serta
meningkatkan kepercayaan stakeholder
BIAYA perusahaan
PENGELUARAN Rp. 120 Juta
TENAGA Mengurangi RISIKO kecelakaan kerja pada area
CLEANING Rp. 388 Jt Confined Space (ruang terbatas) dan
Rp. 268 Jt
meningkatkan awareness K3
POTENTIAL LOSS :
Meningkatkan pencapaian KPI perusahaan,
PLTU Tenayan Penambahan KPI EAF sebesar 0,75 %
tidak dapat
Rp. 9,5 Milyar
beroperasi 0
Rp. 9,5 Milyar
Meningkatkan skills dan kompetensi personil
perusahaan
POTENTIAL LOSS :

Pengoperasian
pembangkit
Rp. 6,6 Milyar
yang lebih
mahal Rp. 6,6 Milyar 0

TOTAL SAVING Rp. 16,2 Milyar

 KESIMPULAN SARAN DAN TESTIMONIAL

KESIMPULAN SARAN TESTIMONIAL INOVASI SFCD

Inovasi Smart Force Cooling Drain dibangun Metode SMART FORCE COOLING DRAIN dapat
berdasarkan analisis yang komprehensif diimplementasikan di seluruh pembangkit Mukti Irawan
berdasarkan trade off : Kinerja, biaya dan listrik tipe PLTU CFB di PLN Grup dengan MSB Pengendalian Operasi Real Time
risiko dan telah terbukti memberi dampak potensi implementasi sebanyak 20 Entitas PT PLN (Persero) UIP3BS
signifikan terhadap optimalisasi aset fisik pembangkit
pembangkit
NO NAMA PEMBANGKIT KAPASITAS
Inovasi Smart Force Cooling Drain mampu 1 NAGAN RAYA 2x100 MW
meningkatkan keandalan dan kesiapan 2 LABUHAN ANGIN 2x115 MW “Metode Smart Force Cooling
3 TENAYAN 2x110 MW
pembangkit, sehingga meningkatkan 4 TELUK SIRIH 2x112 MW Drain ini terbukti mampu
kepercayaan stakeholder dalam 5 SEBALANG 2x100 MW
menyediakan energi listrik murah. 6 TARAHAN 2x100 MW
mengurangi durasi outage
7 BANGKA BELITUNG 3 2x25 MW pembangkit, sehingga bisa segera
Inovasi Smart Force Cooling Drain 8 BANGKA BELITUNG 4 2x16 MW
9 KALIMANTAN TIMUR 2x110 MW
mensupport sistem kembali,
merupakan metode baru yang telah 10 KALIMANTAN BARAT 1 2x50 MW diharapkan metode ini dapat
terbukti keberhasilannya dan telah 11 KALIMANTAN BARAT 2 2x25 MW
RP
dibakukan menjadi prosedur perusahaan 12 TAKALAR 2x100 MW
diterapkan pada pembangkit PLTU
sehingga memberikan value added 13 AMURANG 2x25 MW lainnya supaya energi murah
14 BARRU 2x50 MW
signifikan bagi stakeholder 15 JERANJANG 2x30 MW dapat dievakuasi dan berdampak
16 JERANJANG 1 1X30 MW terhadap BPP yang lebih
Inovasi Smart Force Cooling Drain 17 BOLOK 2x16.5 MW
mempertahankan revenue bagi PLN 18 PULANG PISAU 2x60 MW Optimal.”
19 BIMA 2x100 MW
Group sebesar Rp. 16,2 Milyar
20 ANGGREK 2x25 MW
TERIMA KASIH
➢ ANALISA RESIKO PASCA IMPLEMANTASI ➢ TRENDING PENURUNAN LEVEL BED MATERIAL

➢ RCPS ➢ ENGINEERING CHANGE PROPOSAL (ECP)

➢ PEMBAKUAN & NOVELTY ➢ PENGATURAN UDARA SAAT PENGURASAN 2

➢ JADWAL REVIEW IK ➢ VELOCITY TRAND KURVA PROSES BUBLING

➢ SOP FORCE COOLING ➢ KONDISI FENOMENA FLUIDISASI DAN DINAMIKA FLUIDA

➢ SOP SFCD ➢ PENGURASAN SECARA KONVENSIONAL / MANUAL

➢ VISUALISASI ➢ PEKERJAAN CRITICAL SERIAL AREA BOILER

➢ EVIDEN PELAKSAAN DI LOKAL ➢ DASAR REFERENSI

➢ DATA SPESIFIKASI PASIR DAN MATERIAL LINE DRAIN ➢ DIAGRAM TTT DAN METALOGRAPHY

➢ PENGATURAN UDARA SAAT PENGURASAN 1 ➢ DAMPAK METODE SFCD TERHADAP PRODUKSI DAN KINERJA

➢ MONITORING TEMPERATURE BOILER ➢ WBS BEFORE AFTER

 ANALISIS RISIKO
Tingkat
No Risiko Kontrol Yang Telah Ada Mitigasi Level Risiko
RISIKO
Pengaturan Aliran Udara Pada
1 Thermal Shock Walltube Mengikuti SOP/IK Dan Manual Book TINGGI MODERAT
Furnace

2 Kesalahan pola operasi Briefing rapat koordinasi saat Overhaul TINGGI KSF sharing knowledge IK SFCD MODERAT

1. Pemasangan Barikade Area

1. Pemanfaatan Exhaustfan Sisi CCR Agar
Drain
Terpapar Bed Material Dibawah Jatuhan Pasir Berlawanan Arah
3 TINGGI 2. Penyediaan Team Damkar RENDAH
100▫C 2. Dinding Pembatas Curahan Pasir Drain
Dan Hydrant
3. Bak Penampung Temporary

1. Penganturan waktu berkerja secara

Pekerjaan pada ruang tertutup
beragantian
4 (confined space) kadar oksigen TINGGI Safety breafing Moderat
2. Monitoring kadar oksigen
berkurang

1. Hand Reel Pada Tangga

5 Operator Terjatuh Dan Cidera TINGGI Pemakaian APD Khusus Damkar RENDAH
2. Lampu Penerangan
 RCPS
TIDAK
NATURAL MEMPERCEPAT BUKAN
COOLING DURASI COOLING SOLUSI
DOWN
DURASI
CLEANING BED
MATERIAL PENGURASAN
YANG LAMA PERCEPATAN CLEANING BED
BED MATERIAL
AKIBAT TRENDING MATERIAL BUKAN
DENGAN
MENUNGGU PENURUNAN SAAT SUHU SOLUSI
KAPASITAS 80
PROSES SUHU BOILER <40oC
TON
COOLING DOWN
FORCE
COOLING
PARALEL DRAIN BED
MATERIAL FURNACE SAAT
TEKNIK SMART PROSES FORCE COOLING
PEMANFAATAN
FORCE COOLING
LINE DRAIN
DRAIN
DENGAN EFEKTIVITAS
PENGURASAN 70% DARI
KAPASITAS 80 TON

The information contained in this document is strictly confidential. It is strictly forbidden to use, disclose, copy, modify,
or distribute this document without permission of PLN NUSANTARA POWER, PT
 PEMBAKUAN DAN NOVELTY
Sumber : Aplikasi Manajemen Inovasi Online /AMIO Sumber : Direktorat Jendral Kekayaan intelektual

Cleaning Boiler

Cleaning bed material

Smart Force Cooling Drain

Berdasarkan Pencarian Di AMIO dan DJKI

Force Cooling
Teknik Smart Force Cooling Drain (SFCD) dalam Pengurasan bed material pada saat
overhaul boiler CFB
Tidak Di Temukan Kesamaan dan kemiripan
 Lampiran
JADWAL REVIEW IK/SOP OPERASI
 Lampiran
SOP FORCE COOLING DOWN
 Lampiran
SOP PENGURASAN BED MATERIAL VIA LINE EMERGENCY SAAT FORCE COOLING
VISUALISASI IMPLEMENTASI
 Lampiran
EVIDENT PENGURASAN DENGAN METODE SMART FORCE COOLING DRAIN
LEVEL
RISIKO
ANG TELAH
SETELAH MITIGASI BUKTI
DA
KONTROL
EKSISTING
8 9 10

kan safety
um
Penerapan
mulai dan
Metode
APD yang
B2 Smart force
Cooing
kan
drain
uai prosedur
exaust fan

Penerapan
emerature Metode
terial secara B2 Smart force
Cooing
drain

Penerapan
emerature Metode
terial secara B2 Smart force
Cooing
drain
 Lampiran
DATA SPESIFIKASI PASIR DAN MATERIAL LINE DRAIN

PARAMETER VALUE UNIT

ALUMINIUM TRIOXIDE (AI2O3) 20 – 30 % WT
SILICONE DIOXIDE (SIO2) 60 – 90 % WT
CALCIUM OXIDE (CAO) <5 % WT
POTASSIUM OXIDE (K2O) <1 % WT
MAGNESIUM OKSIDA (MGO) <5 % WT
SODIUM DIOXIDE (NA2O) <1 % WT
MELTING POINT >1300 °C
MOISTURE CONTENT <1 % WT
DENSITY 1.0 – 2.0 G/CM3
SIZE VALUE UNIT
0.2 – 0.5 MM 50 % WT

0.5 – 1 MM 50 % WT
 Lampiran
PENGATURAN UDARA SAAT PENGURASAN 1
 Lampiran
PENGATURAN UDARA SAAT PENGURASAN 2
 Lampiran
TRENDING PENURUNAN LEVEL BED MATERIAL
 Lampiran

COP METODE PENGURUSAN BED MATERIAL DENGAN MEMANFAATKAN JALUR EMERGENCY DRAIN UNTUK
MENINGKATKAN EFISIENSI WAKTU SAAT OVERHOUL BOILER CFB
 Lampiran
ENGINEERING CHANGE PROPOSAL (ECP)
 Lampiran
VELOCITY TRAND KURVA PROSES BUBLING
 Lampiran
KONDISI FENOMENA FLUIDISASI DAN DINAMIKA FLUIDA
 Lampiran
PENGURASAN SECARA KONVENSIONAL / MANUAL
 PEKERJAAN CRITICAL SERIAL AREA BOILER Lampiran

PEMASANGAN INSPEKSI RETUBING PROGRESS

TARGET SCAFFOLDING WALLTUBE WALL TUBE LAGGING
ANALISA •MENENTUKAN
METODE ATAU
•MENUNGGU SUHU MASALAH LANGKAH EFISIENSI
BED MATERIAL PROSES COOLING
<40OC TANPA BISA •DAPAT MELAKUKAN
DOWN DAN DRAIN ASSESMENT PROGRESS
MELAKUKAN •PENYUSUNAN RCFA PENGURASAN BED RLA WALLTUBE
REKOMENDASI
LAGGING
BED MATERIAL MATERIAL SAAT
DRAIN BED SAAT PROSES
MATERIAL COOLING DOWN
COOLING DOWN DENGAN AMAN DAN
KONDISI AWAL
PROGRAM EFISIEN TANPA
BIAYA TAMBAHAN REFACTORY INSPEKSI PERBAIKAN PROGRESS
BOILER REFACTORY REFACTOY LAGGING
 Lampiran
DOKUMEN PROTAP KONDISI PEMBANGKIT
DASAR REVERENSI
 Diagram TTT dan Metalography
PT PEMBA NGKITA N JA WA BA LI No. Dok. :
PJB INTEGRA TED MA NA GEMENT SYSTEM Tgl. Terbit :
FORM UJI Revisi :
In Sit u Met allography - Furnace Wat erwall Halaman : 1 of 1
Site : PLTU Tenayan Manufaktur : Dongfang Boiler Tahun QP No. FU No.
Unit : #1 Inspeksi : Simple Inspection 2020 OEM Doc. No.

Insitu Metallography location Insitu Metallography process

Position: Tube no 81 Position: Tube no 87

Captured on portable microscope (40x) Captured on portable microscope (40x)
Furnace Waterwall tube - elevasi 7 Etsa: Nital

Material A210 Gr.C termasuk baja low alloy dengan fasa ferrite-pearlite yang elemen paduan utamanya adalah
Manganese. Foto menunjukkan kecenderungan pearlite mengalami spheroidisasi ringan setelah ter-ekspos temperatur
tinggi untuk jangka waktu yang lama. Sedikit terlihat adanya void (nukleasi) dan atau pembesaran batas butir.

Struktur pearlite terdegradasi pada Level B/C - medium to complete spheroidization (standard "Toft & Marsden").
Nukleasi di batas butir masuk dalam Grade 2 (Presence of isolated microcavities, standard "Neubauer").
Data mikro struktur menunjukkan tube masih aman digunakan.

Hardness HRB tube #91: Not Taken

Standard : <89 HRB
Hardness HRB tube #94: Not Taken

RECOMMENDATION ACCEPTED/REWORK/REPLACE
(by Quality Control) Re-inspect after 16.000 hours operation.
Measuring Tool: Struers transpol-5

Description Tested/measured by Coordinator Checked by Witness

Name Habdhimas Tunjung S Rio Pudjidarma S Andy Wahyu

Signature

Date 4-Jul-20 4-Jul-20 16-Jul-20

 MONITORING TEMPERATURE BOILER

UNIT 1 INSPECTION BOILER

TGL : 17/05/2022
JAM : 01.13 WIB
Start smart Force
BEFORE SHUTDOWN Start Force cooling
NO Desripsi cooling darin
SHUTDOWN
01:30 WIB 13:30 WIB 16:15 WIB
1 FURNACE BED 1 707 696 191 101
2 FURNACE BED 3 744 729 223 99
3 FURNACE BED 8 612 604 683,6 235 229,0 98 101,2
4 FURNACE BED 10 713 706 266 104
5 FURNACE BED 11 690 683 230 104
6 FURNACE INTERNAL 1 707 558 111 103
7 FURNACE INTERNAL 4 523 444 484,7 111 111,0 103 103,0
8 FURNACE INTERNAL 3 532 452 111 103
9 FURNACE INTERNAL 5 644 506 111 99
10 FURNACE INTERNAL 6 648 516 480,0 109 110,0 99 99,3
11 FURNACE INTERNAL 7 481 418 110 100
12 FURNACE OUT TOP 1 635 520 116 105
480,5 114,0 103,0
13 FURNACE OUT TOP 2 449 441 112 101
14 METAL LEFT AFTER 1 557 492 134 122
15 METAL LEFT AFTER 3 561 499 492,3 136 136,3 124 124,7
16 METAL LEFT AFTER 11 529 486 139 128
17 METAL RIGHT AFTER 1 481 445 137 126
18 METAL RIGHT AFTER 8 468 434 435,0 136 137,0 126 127,0
19 METAL RIGHT AFTER 11 449 426 138 129
20 POWER OUT 32 0 0,0 0 0,0 0 0,0

Dampak Terhadap Kebutuhan Man Power
Dengan diterapkannya metode sfcd, berdampak
terhadap berkurangnya kapasitas bed material
yang akan di cleaning secara manual sejumlah
70%, maka hal ini berdampak terhadap
penghematan jumlah man power yang
diperlukan untuk drain bed material secara
manual dari 29 personel menjadi 25 personel
DAMPAK METODE SFCD TERHADAP
PRODUKSI DAN KINERJA
Dampak Terhadap Produksi Listrik Dampak Terhadap Kesiapan Pembangkit
Dengan total durasi percepatan 132 jam per Dengan total durasi percepatan 132 jam
tahun maka terdapat Saving sebesar : 132 Jam maka hal ini akan berdampak positif
* 87.500 kWh = 11,55 GWh terhadap kesiapan pembangkit (EAF).
Sesuai dengan rumus kesiapan
Maka dengan Potensial margin (Harga Jual – pembangkit pada Protap DKIKP Sumatera
Fuel Cost) sebesar 823 Rp/kWh, maka dengan tahun 2022 sebagai berikut :
Saving sebesar 11,55 GWh pertahun, setara
dengan Rp 9,5 Milyar

29 Personel 25 Personel
0 GWh 11,55 GWh Maka percepatan ini berdampak
Rp.97 Juta /Overhaul Rp.67 Juta/Overhaul terhadap kinerja sebesar :

Maka dengan 1 tahun Maka dengan 1 tahun Rp 0 Rp 9,5 Milyar

𝛴𝐴𝐻 − (𝐷𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔)
𝐸𝐴𝐹 = × 100%
terdapat 4 kali terdapat 4 kali 𝛴𝑃𝐻
Overhaul maka Total Overhaul maka Total
Biaya Man Power Biaya Man Power 132 𝐽𝑎𝑚
𝐸𝐴𝐹 = × 100%
adalah Rp. 388 adalah Rp. 268 2 𝑥 8760 𝐽𝑎𝑚
Jt/Tahun Jt/Tahun 𝑬𝑨𝑭 = 𝟎, 𝟕𝟓%
PERBANDINGAN DURASI WBS PENGURASAN
BED MATERIAL