Anda di halaman 1dari 6

ISSN: 2597-8012 JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL.10 NO.

3,MARET, 2021
JMU
Jurnal medika udayana
Diterima:11-02-2021 Revisi:20-02-2021 Accepted: 10-03-2021

GAMBARAN KLINIKOPATOLOGI PASIEN MENINGIOMA DARI TAHUN i i

2014 – 2018 DI RSUP SANGLAH DENPASAR


i i

I Gusti Ngurah Made Cesar Vajrashrava Sunantara1, Ni Putu Sriwidyani2,


NiiPutuiEkawati2, Herman Saputra2
1
ProgramiStudiiSarjana Kedokteran dan ProfesiiDokter, FakultasiKedokteran, iUniversitas
Udayana, Denpasar, Bali
2
Departemen/KSM Patologii Anatomii Fakultasi Kedokteran, Universitasi Udayana, RSUPi
sanglah, iDenpasar, Bali
iEmail: cesarvajrashrava@gmail.comi

ABSTRAKi
Meningiomai adalah tumori yang berasal dari sel meningothelial, Meningioma
merupakan tumor system saraf pusat yang tersering. Sampai saat ini belum ada data tentang
kejadian meningkat di bali. Penelitiani iniii bertujuani untukii mengetahuii gambaran
klinikopatologi pasien meningioma dari tahun 2014–2018 dii Rumahi Sakiti Umumi Sanglahi
Denpasar. Penelitiani ini dilakukan dengan metodei deskriptif. Data yang dikumpulkan
adalah berdasarkan usia, jenis kelamin, lokasi, grade, dan klasifikasi histopatologi. Hasil
penelitian menunjukan kasus meningioma di RSUP Sanglah dari tahun 2014–2018 terbanyak
pada rentang usia 40–49 tahun sebesar (54,2%). dengan dominan berjenis kelamin
perempuan (81,3%). Berdasarkan lokasi yang sering terjadi tidak memiliki spesifik tempat
yaitu sebanyak (47,7%) jika dikelompokan secara lobus yang paling banyak terjadi di lobus
Frontal (15%). Berdasarkan gradenya meningioma tersering yaitu grade I (86%) dengan
pembagian klasifikasi histopatologinya, meningioma transitional meningioma (42,1%) yang
tersering.

Kata Kunci: Meningioma, Umur, Lokasi, Tipe, Grade

Meningiomas are tumors from meningothelial cells, Meningiomasi arei thei mosti common
central nervousi systemi tumors. Until now there has been no data on the increasing incidence
in Bali. This study aims to find out the clinical description of meningioma patients from
2014-2018 at Sanglah General Hospital Denpasar. This research was conducted with a
descriptivei method. Data collected is based on age, sex, location, grade, and
histopathologicali classification. The resultsi showedi the mosti cases of meningiomai in
Sanglahii Hospitali from 2014-2018 in the group ranging of 40-49 years (54,2%). with
dominant female sex (81,3%). Based on the location that often occurs do not have a specific
place that is as many by 47,7%) if grouped in lobes most often occurs in the Frontal lobe
(15%). Based on the most frequent grade of meningioma, grade I (86%) with the
histopathological classification, transitional meningioma (42,1%) is the most common.

Keywords: Meningioma, Age, Location, Type, Grade

https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 77
doi:10.24843.MU.2021.V10.i3.P12
GAMBARAN KLINIKOPATOLOGI PASIEN MENINGIOMA DARIi TAHUNi 2014 – 2018.., I Gusti Ngurah Made Cesar Vajrashrava
Sunantara1, Ni Putu Sriwidyani2, NiiPutuiEkawati2, Herman Saputra2

PENDAHULUAN susunan saraf pusat, meningioma dan tumor


mesenkim lainnya sebanyak 27%, Dengan
Menurut World Health Organization angka insiden adalah 6/100.000 (terbanyak ter-
(WHO) meningioma tumor yang berasar dari dapat pada usia lebih dari 50 tahun).7
sel meningothelial. Meningioma ini adalah Menanggapi tingginya angka tersebut,
salah satu tumor otak yang tumbuh dari departemeniKesehatanimemasukkanimeningio
membran protektif, disebut meningen, yang ma sebagai salah satu isu prioritas kesehatan i i i

mengilingi otak dan syaraf tulang belakang. utama di tingkat lokal,


i nasional, dan i i i i

Penelitian menemukan meningioma adalah internasioal karena frekuensinya iyang sering i i i

tumor jinak, dengan pertumbuhan tumor yang dijumpai serta memiliki dampak besar i i i i

lambat dan biasanya terjadi di daerah padaikesehatan masyarakat.7


intrakranial, tetapi dalam beberapa kasus Melihat betapa pentingnya kasus
menemukan meningioma menjadi malignan.1,2,3 meningioma di Indonesia serta ibelum iterdapat i i i

Meningioma tidak hanya dijumpai di banyakidata ipenelitianiyangibertempatidi i

intracranial tetapi dapat di jumpai di medulla Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, maka i i

spinalis. Mayoritas penderita meningioma ini penulis tertarik mengangkat topik mengenai
i i i i i

terjadi pada orang dewasa dan jarang pada anak “Gambaran Klinikopatologi Pasien i

– anak, umumnya meningioma menyerang laki Meningioma Dari Tahun 2014–2018 Di RSUP
– laki maupun wanita, tetapi angka kejadiannya Sanglah Denpasar” Penelitian i ini i diharapkan i i i

tersering pada wanita. akan menjadi dasar untuk pengembangan i i i i

Meningioma banyak terjadi pada penelitian deskritif selanjutnya, sehingga dapat ii i i

perempuan, hal ini dikarenakan penggunaan dievaluasi mengenai klinikopatologi kasus i i

obat hormonal yang tinggi. Dalam beberapa meningioma di RSUP iSanglah Denpasar, iBali i i

faktor, jenis kelamin juga mempengaruhi


prevalensi dari meningioma, dimana rasio BAHAN i DAN METODE i i i i

wanita lebih banyak dari pada laki – laki.4,5


Para peneliti sampai saat ini belum mengetahui Penelitiani ini merupakan penelitian
bangaimana meningioma ini terjadi, tetapi deskriptifi dengan desain penelitiani potong i i

beberapa teori kemungkinal asal usul lintang di mana variabel terikat dan variabel
i i i i i i i

meningioma. Di antara 40% dan 80% dari bebas diamati hanya satu kali. Penelitian ini
i i i i i i

meningioma berisi kromosom 22 yang dilakukan di Instalasi Laboratorium Patologi i i i i i

abnormal pada lokus gen neurofibromatosis 2 Anatomi di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah
i i i i i i i

(NF2). NF2 merupakan gen supresor tumor Denpasar dari Januarii 2019 sampai dengani i i i i

pada 22Q12, ditemukan tidak aktif pada 40% September i2019. Pada penelitian ini peneliti i i

meningioma sporadik. Pasien dengan NF2 dan menggunakan data sekunder berupa lembar i i i i

beberapa non-NF2 sindrom familial yang lain pemeriksaan Instalasi Laboratorium Patologi i i i i

dapat berkembang menjadi meningioma Anatomi Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah
i i i i i i

multiple.6 Denpasar tahun i 2014 sampai dengan tahuni i

Selain itu Meningioma mempunyai 2018 yang berisikan informasi responden seperti
i i i

reseptor yang berhubungan dengan hormon usia, jenis kelamin, klasifikasi histopatologi,
estrogen, progesterone, dan androgen. Hal ini lokasi, dan grade. Populasi target penelitian ini i i i i

dibuktikan dengan adanya perubahan ukuran adalah seluruh penderita meningioma yang
i i i i

tumor pada fase lutheal siklus haid dan terdaftar di Rumah Sakit Umum Pusati Sanglah
i i i i i

kehamilan. Ekspresi progesteron reseptor dilihat Denpasar. Populasii yang dapat dijangkau dari
i i i i i

paling sering pada jinak meningiomas, baik penelitiani ini adalahi penderitai meningioma i

pada pria dan wanita. Akan tetapi meningioma yang terdaftar di Rumah Sakiti Umumi Pusat i i i i

ini sering terjadi terhadap perempuan dari pada Sanglahi Denpasar pada tahun 2014 sampai i i

pria, dewasa lebih banyak kasus dari pada anak dengan tahun 2018. Sampel diambil secara i i

– anak dan kejadian kasus meningkat seiring tidak acak (non-probability sampling) melalui
i i i

bertambahnya usia.5 teknik total sampling. Pemilihan sampel dari i i

Angka in-sidens untuk kanker otak populasi berdasarkan kriteria inklusi dan i i

ganas di seluruh dunia ber-dasarkan angka eksklusi. Kriteria inklusi adalah pasien yang
i

standar populasi dunia adalah 3,4 per 100.000 mengalami kasus meningioma yang terdata di i

penduduk. Angka mortalitas adalah 4,25 per lembar pemeriksaan Instalasi Laboratorium i i

100.000 penduduk per tahun. Mortalitas lebih Patologi Anatomi di Rumah Sakit Umum Pusat i i i

tinggi pada pria. Dari seluruh tumor primer Sanglah Denpasar tahun 2014 sampai tahun i i i

https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 78
doi:10.24843.MU.2021.V10.i3.P12
GAMBARAN KLINIKOPATOLOGI PASIEN MENINGIOMA DARIi
TAHUNi 2014 – 2018..,

2018 yang memiliki data sesuai variabel yang i i i i

diteliti. Kriteria eksklusi adalah data lembar i i i i

pemeriksaan Instalasi Laboratorium Patologi i


Penelitian ini dibagi berfokus pada
Anatomi yang kurang lengkap ataupun yang i
lokasi lobus, oleh sebab itu dari hasil penelitian
hilang menemukan lokasi lobus frontal yaitu enam
Teknik analisis data menggunakan i
belas orang (15%) diikuti dengan lobus
perangkat lunak SPSS. Data yang sudah
i i i
temporal, delapan orang (7,5%) selanjutnya
terkumpul akan diolah dan disajikan dalam
i i i i
yaitu lobus parietal berjumlah empat orang
bentuk tabel diagram, atau grafik distribusi (3,7%) sedangkan yang terendah yaitu lobus
pasien meningioma berdasarkan usia, jenis i i
occipital dan retrobulbal yaitu sama – sama
kelamin, klasifikasi histopatologi, lokasi, dan berjumlah tiga orang (2,8%). Sedangkan yang
grade disertai penjelasan. Penelitian ini telah i
tidak ada datanya sebanyak lima puluh empat
mendapat izin kelayakan etik dari Komisi Etik
i i i i
orang (50,5%) diikuti yang kedua yaitu tumor
Penelitian (KEP) Fakultas Kedokteran i
memiliki lebih dari satu regio berjumlah
Universitas Udayana dengan nomor surat i i
Sembilan belas orang (17,8%). Adapun data i

526/UN14.2.2.VII.14/LP/2019. dari variable lokasi pada penelitian ini dapat


i i i

HASIL dilihat pada Tabel 3.


i i

Hasil Penelitian (Tabel 1) men unjukan


Tabel 3. Distribusi berdasarkan karakteristik
i i

bahwa sampel dengan rentang usia 10–19 tahun


i i

lokasi
merupakan kelompok usia terendah dengan i

jumlah sampel sebanyak satu orang (0,9%). i i

Lokasi Frekuensi Persentase (%)


Pada rentang usia 20–29 tahun tercatat i i

Lobus Frontal 16 15
sebanyak tiga orang (2,8%). Selanjutnya
i i i

Lobus 8 7,5
rentang usia 30–39 tahun tercatat sebanyak dua
i i i

Temporal
puluh orang (18,7%). Kelompok dengan
i i

Lobus Parietal 4 3,7


rentang usia 40–49 tahun merupakan kelompok
i i i

Lobus 3 2,8
yang terbanyak yakni lima puluh delapan orang i i

Occipital
(54,2%). Sebanyak delapan belas orang (16,8%) Retrobulbar 3 2,8
tercatat pada kelompok dengan rentang usia 50– Lebih dari Satu 19 17,8
59 tahun, dan pada rentang usia >60 tahun ii ii

Regio
tercatat sebanyak tujuh orang (6,5%). i

Tidak ada Data 54 50,5


(TAD)
Tabel 1. Distribusi iberdasarkan karakteristiki
Hasil Penelitian menunjukan bahwa
i

usia i
sampel dengan lokasi terbanyak merupakan
i

Usia i i Frekuensi i Persentase (%) i


lokasi di Lobus frontal sebanyak enam belas
10 – 19 1 0,9 orang (15%), selanjutnnya yaitu Lobus
20 – 29 3 2,8 Temporal sebanyak delapan orang (7,5%),
30 – 39 20 18,7 selanjutnya lokasi di Lobus Parietal sebanyak
40 – 49 58 54,2 empat orang (3,7%) dan yang terendah yaitu
50 – 59 18 16,8 Lobus Occipital yaitu sebanyak tiga orang
> 60 7 6,5 (2,8%) sedangkan ada beberapa meningioma
Penelitian ini menemukan bahwa pasien selain dibagian lobus yaitu di lokasi retrobulbar
berjenis kelamin perempuan merupakan kejadian sebanyak tiga orang (2,8%), lebih dari satu
terbanyak yaitu sebanyak delapan puluh tujuh regio sebanyak sembilang belas orang (17,8%)
orang (81,3%), sedangkan pasien berjenis kelamin dan dari seluruhan sampel tersebut terdapat
pria sebanyak dua puluh orang (18,7%). Adapun
lokasi yang tidak ada datanya yaitu sebanyak
data dari variabel jenis kelamin pada penelitian ini
dapat dilihat pada Tabel 2. lima puluh empat orang (50,5%)

Tabel 2. Distribusi berdasarkan karakteristik Tabel 4. Distribusi berdasarkan karakteristik


i i

jenis kelamin i
klasifikasi histopatologi

Jenis Kelamin i Frekuensi i Persentase (%) i


Klasifikasi Frekuensi Persentase (%)
Laki – laki 20 18,7 Histopatologi
Perempuan 87 81,3 Transittional 44 41,1
Meningioma

https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 79
doi:10.24843.MU.2021.V10.i3.P12
I Gusti Ngurah Made Cesar Vajrashrava Sunantara1, Ni Putu
Sriwidyani2, NiiPutuiEkawati2, Herman Saputra2

Angiomatous 5 4,7 DISKUSI


Meningioma Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa
Fibrous 9 8,4 pasien meningioma terbanyak pada dekade
Meningioma kelima 40 – 49 tahun yaitu lima puluh delapan
Microcystic 3 2,8 orang (54,2%) untuk total kedua jenis kelamin,
Meningioma kemudian diikuti oleh rentang usia 30 – 39
Meningothelial 29 27,1 tahun atau dekade keempat sebanyak dua puluh
Meningioma orang (18,7%) dan dekade keenam yaitu
Metaplastic 1 0,9 rentang usia 50 – 59 tahun sebanyak delapan
i i i i

Meningioma belas orang (16,8%). Hasil penelitian tersebut i

Atypical 8 7,5 menunjukan bahwa terdapat kesesuaian dengan


i i i i

Meningioma penelitian yang pernah dilakukan pada


i i i

penelitian Devina Juanita di Rumah Sakit


Chordoid 2 1,9 Umum Pusat DR. Wahidin Sudirohusodo
Meningioma Tahun 2017 di Indonesia. yaitu pada rentang
Clear-Cell 2 1,9 usia 40–49 tahun yang merupakan kejadian
Meningioma paling tertinggi pada kasus meningioma. Selain
Anaplastic 3 2,8 itu hal ini sesuai dengan penelitian yang
Meningioma dilakukan sebelumnya oleh Rockhill pada tahun
2007,4 yang menunjukan bahwa insiden
Hasil penelitian ini menunjukan meningioma meningkat dengan seiring
berdasarkan klasifikasi histopatologi pertambahan usia. Meskipun penyebab pasti
menunjukan bahwa Transittional Meningioma meningioma belum diketahui, namun delesi dan
merupakan meningioma yang palling tebanyak inaktivasi lokus gen neurofibromatosis 2 (NF2)
yaitu empat puluh empat orang (41,1%), yang merupakan gen supresor tumor dipercaya
selanjutnya Angiomatous meningioma menjadi faktor predominan pada
meningioma sporadik.5
sebanyak lima orang (4,7%), selanjutnya
Fibrous Meningioma sembilan orang (8,4%), Berdasarkan Hasil penelitian tahun
habis itu Microcystic Meningioma tiga orang 2010 oleh Wiemels, Wrench dan Claus5,
(2,8%) selanjutnya Meningothelial meningioma didapatkan hasil bahwa angka kejadian
dua puluh sembilan orang (27,1%), selanjutnya meningioma lebih banyak terjadi pada
Metaplastic Meningioma satu orang (0,9%) perempuan dengan perbandingan 3 : 1. Hasil
selanjutnya Atypical, Chordoid dan Clear – Cell penelitian sesuasi dengan teori yang disebutkan
Meningioma sebanyak delapan (7,5%), dua sebelumnya, dengan menemukan penderita
(1,9%), dua orang (1,9%) dan terakhir meningioma di Rumah Sakit Umum Pusat
i i i i

Denpasar Bali tahun 2014–2018 berdasarkan


i i

Anaplastic Meningioma sebanyak tiga orang


jenis kelamin yang memiliki angka tertinggi
i i i

(2,8%) yaitu perempuan mendapatkan proporsi yaitu


i ii i i i

Tabel 5. Distribusi berdasarkan karakteristik sebanyak delapan puluh tujuh orang (81,3%)
sedangkan laki – laki dua puluh orang (18,7%).
grade
Hal ini sesuai dengan penjelasan sebelumnya
Grade Frekuensi Persentase meningioma sering dijumpai pada perempuan,
I 92 86 bahkan bisa mencapai dua kali lipat lebih tinggi
II 12 11,2 dari angka kejadian laki – laki. Menurut
III 3 2,8 literatur, hal ini disebabkan karena pada
Hasil Penelitian berdasarkan grade perempuang penggunan obat hormonal yang
mendapatkan bahwa meningioma grade I tinggi. Meskipun peran tepat hormone dalam
pertumbuhan meningioma belum dipastikan,
merupakan yang tebanyak yaitu sebanyak
peneliti telah mengamati kadang – kadang
Sembilan puluh dua orang (86%) sedangkan mungkin meningioma tumbuh lebih cepat pada
meningioma grade II sebanyak dua belas orang saat kehamilan.8 Berbagai studi menunjukkan
(11,2%) dan yang terakhir yaitu meningioma bahwa sebagian besar meningioma
grade III sebanyak tiga orang (2,8%) mengekspresikan reseptor hormon progesteron
pada membran sel, dengan berbagai variasi.9,10

https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 80
doi:10.24843.MU.2021.V10.i3.P12
GAMBARAN KLINIKOPATOLOGI PASIEN MENINGIOMA DARIi
TAHUNi 2014 – 2018..,

Pada penelitian ini ditemukan lokasi sectional yang dimana memliki pengaruh pada
i i i i i i

tumor – tumor ini merupakan yang tersebar di observasi gambaran meningioma. Berdasarkan
i

beberapa lobus otak, suprasellar, medulla keterbatasan tersebut, diharapkan


i pada i i

spinalis, cerebellum, brainstem, cerebellontine penelitian selanjutnya dapat dilaksanakan


i i i i

angle dan multiple.11 Didapatkan lobus frontal secara rinci sehingga memperoleh hasil yang
i i i i

yaitu enam belas orang (15%) merupakan lokasi lebih akurat.


i

yang paling banyak diikuti dengan lobus Penelitian ini dapat menjadi kontribusi i i i i

temporal, delapan orang selanjutnya yaitu lobus dalam rangka pengembangan ilmu khususnya
i i i i i

parietal berjumlah empat orang (3,7%) mengenai tentang kejadian meningioma di i

sedangkan yang terendah yaitu lobus occipital Indonesia. Potensi ini diharapkan dapat terus i i i

Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Hakim dikembangkan untuk menurunkan kejadian i i i i

2005 yang menyatakan tumor otak secara meningioma melalui intervensi pengetahuan i i

umum terbanyak di lobus parietalis (18,2%). maupun gaya hidup. Pengembangan dengan
i i i i

Menurut literature, mayoritas meningioma metode penelitian yang lebih tinggi diperlukan
i i i i i

terjadi di sepanjang sinus vena dural, antaralain dalam meningkatkan kualitas output. i

convexity dan parasagital.13 Hal ini mendukung SIMPULAN i

hasil penelitian yang menunjukkan meningioma Berdasarkan hasil pembahasan di atas i i

terbanyak dijumpai di lobus frontal (15%) dan didapatkan bahwa kasus meningioma yang
i i

lobus temporal (8%). paling tinggi pada kelompok rentang 40–49


Hasil penelitian yang didapatkan
i i i i tahun dengan insiden tersering pada jenis
peneliti menunjukkan gambaran meningioma
i i kelamin perempuan, sebagian besar lokasi
berdasarkan Grade di Rumah Sakit Umum i i i meningioma terletak pada lobus frontal dan
Pusat Sanglah Denpasar Bali dari tahun 2014-
i i i yang paling sering adalah meningioma grade I
2018, berdasarkan grade memiliki angka i yaitu transitional meningioma.
tertinggi yaitu pada pasien dengan meningioma
i i SARAN
Grade I sebesar sembilan puluh dua orang Perlu dilakukan kelengkapan data rekam
(86%). Hal ini menunjukan kesesuaian dengan medis sehingga informasi yang diperlukan
literature dari WHO 2007 yang menyebutkan dapat lebih muda dan perlu diadakannya
bahwa frekuensi kasus meningioma Grade I penyuluhan tentang bahayanya meningioma
adalah yang paling tersering yaitu sekitar 80– dikalangan masyarakat, sehingga bisa
90%. Dari data tersebut sebagian besar pasien mendeteksi dini adanya gejala tumor otak lebih
menderita meningioma Grade I, yaitu awal.
Transittional Meningioma jika di golongkan
secara klasifikasi histopatologi nya sebanyak DAFTAR PUSTAKA
empat puluh lima orang (42,1%) dari total 1. Wamick R. Mayfield Braind & Spine.
jumlah pasien yang menderita meningioma Meningioma Tumor. 2016; (Vol 4): 1.
Grade I Sembilan puluh dua orang (86%. 2. Wohrer A. Epidemiology of Meningioma.
Terlihat bahwa jenis Transittional Meningioma European Association of NeuroOncology
memiliki proporsi yang tertinggi yaitu (42,1%). Magazine. 2013; (Vol 3): 95 - 96.
Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh dari 3. Rogers L, Barani I, Chamberlain M, Kaley
ekspresi reseptor hormone progresteron pada T, McDermott M, Raizer J dkk.
membrane sel meningioma, dimana paling Meningiomas: knowledge base, treatment
tinggi ditemuka pada jenis transitional outcomes, and uncertainties. A RANO
meningioma. Jaringan tumor meningioma jenis review. Journal of Neurosurgery.
transitttional meningioma yang berdiferensiasi 2015;122(1):4-23.
baik memiliki banyak kesamaan dengan sel 4. Rockhill J, Mrugala M, Chamberlain M.
arachnoid normal. Sehingga ekspresi reseptor Intracranial meningiomas: an overview of
progesteron paling tinggi ditemukan pada jenis diagnosis and treatment. Neurosurgical
transitional.14 Focus. 2007;23(4):E1.
Terdapat beberapa keterbatasan dalam
i i i
5. Wiemels J, Wrensch M, Claus E.
penelitian ini, sehingga diperlukan uji pada
i i i
Epidemiology and etiology of meningioma.
penelitian selanjutnya dalam meningkatkan
i i i i
Journal of Neuro-Oncology.
pengentahuan yang berhubungan dengan 2010;99(3):307-314.
kejajdian meningioma di Rumah Sakit Umum 6. American Brain Tumor Association
Pusat Sanglah Denpasar. Keterbatasan dalam [Internet]. American Brain Tumor
penelitian ini yakni menggunakan desain cross- i i
Association. 2009 [cited 12 November

https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 81
doi:10.24843.MU.2021.V10.i3.P12
I Gusti Ngurah Made Cesar Vajrashrava Sunantara1, Ni Putu
Sriwidyani2, NiiPutuiEkawati2, Herman Saputra2

2019]. Available from:


https://www.abta.org/
7. Kanker.kemkes.go.id. 2017 [cited 12
November 2019]. Available from:
http://www.kanker.kemkes.go.id/guidelines
/PNPKOtak.pdf
8. Macarthur A. Craniotomy for suprasellar
meningioma during pregnancy: Role of
fetal monitoring. Canadian Journal of
Anesthesia/Journal canadien d'anesthésie.
2004;51(6):535-538.
9. Bradlley W. Pocked companion to
neurology inclinical practice. 3rd ed.
Butterworth; 2000.
10. Behrman R, Kliegman R, Jenson H. Nelson
texbook of pediatrics. Philadelphia: W.B.
Saunders Company; 2007.
11. Otsuka S, Tamiya T, Ono Y, Michiue H,
Kurozumi K, Daido S dkk. The relationship
between peritumoral brain edema and the
expression of vascular endothelial growth
factor and its receptors in intracranial
meningiomas. Journal of Neuro-Oncology.
2010;70(3):349-357.
12. Hakim A. Tindakan bedah pada tumor
cerebellopontine angle. Majalah
Kedokteran Nusantara. 2005;
13. Sherman J, Hoes K, Marcus J, Komotar R,
Brennan C, Gutin P. Neurosurgery for
Brain Tumors: Update on Recent Technical
Advances. Current Neurology and
Neuroscience Reports. 2011;11(3):313-
319.
14. Wolfsberger S, Ba-Ssalamah A, Pinker K,
Mlynárik V, Czech T, Knosp E dkk.
Application of three-tesla magnetic
resonance imaging for diagnosis and
surgery of sellar lesions. Journal of
Neurosurgery. 2004;100(2):278-286.

https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 82
doi:10.24843.MU.2021.V10.i3.P12

Anda mungkin juga menyukai