Anda di halaman 1dari 11

TEORI PERDAGANGAN ISLAM DI EROPA:

MUSLIM ARAB DAN MUSLIM PERSIA


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Dosen Pengampu : Tri Wahyono, M.E

Disusun oleh :

Muhammad Ilham Nur Hafidz (63040210149)


Adha Laila Tafida (63040210157)

KELAS D
PRODI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN ) SALATIGA
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik dan inayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Kami juga berterima kasih kepada Bapak Tri Wahyono, M.E selaku dosen
pengampu mata kuliah sejarah pemikiran ekonomi islam yang telah memberi tugas ini kepada
kami.
Kami sangat berharap makalah ini berguna dalam menambah wawasan serta
pengetahuan kita tentang Teori Perdagangan Islam Di Eropa: Muslim Ara Dan Muslim
Persia . Kami Juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritikan,saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat mengingat tidah ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
dalam membuat makalah selanjutnya.
Salatiga, 29 Mei 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................4

1.3 Tujuan penulisan.........................................................................................................4

BAB II........................................................................................................................................5

PEMBAHASAN........................................................................................................................5

2.1 Pandangan Islam dalam Perdagangan Selama Abad Pertengahan..............................5

B. Pandangan Menurut Ibnu Taimiyah............................................................................6

2.2 Teori Perdagangan Muslim Persia...............................................................................7

3.1 Kesimpulan................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ekonomi seperti yang kita ketahui saat ini , mulai membentuk diri di Eropa selama
abad kedelapan belas. Namun, analisis ekonomi memiliki garis yang panjang. Analisis
tersebut dapat ditemukan pada tulisan-tulisan ahli filsafat Yunani Kuno, para ulama pemikir
Islam, para pelajar abad pertengahan dan Pedagang abad keenam belas serta abad tujuh belas.
Karya-karya dari Cina Kuno juga India menyediakan berbagai contoh tulisan.
Para pemikir Islam tertentu pada abad pertengahan memiliki kontribusi penting dalam
perekonomian politik dan filosofi mereka, teologi, dan tulisan-tulisan etis. Pemahaman
mereka terkait mekanisme pasar merupakan substansial tertentu. Dalam makalah ini akan
dibahas bagaimana pandangan islam dalam perdagangan selama abad pertengahan dan teori
perdagangan dari muslim Arab dan muslim Persia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pandangan islam dalam perdagangan dan pedagang selama abad
pertengahan?
2. Bagaimana teori perdagangan muslim Arab menurut pandangan Dimishqi dan
Ibnu Taimiyah?
3. Bagaimana teori perdagangan muslim Persia menurut Ghazali dan Kay Kavus?
1.3 Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui pandangan islam dalam perdagangan dan pedagang selama
abad pertengahan.
2. Untuk mengetahui teori perdagangan muslim Arab menurut pandangan Dimishqi
dan Ibnu Taimiyah.
3. Untuk mengetahui teori perdagangan muslim Persia menurut Ghazali dan Kay
Kavus.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pandangan Islam dalam Perdagangan Selama Abad Pertengahan


Perdagangan telah menjadi hal yang penting di Timur Tengah pada masa sebelum
Islam. Kehidupan Nabi Muhammad sebagai seorang sudagar hingga kemunculan Islam
sebagai agama merupakan testimoni dari fakta ini. Posisi Islam pada awalnya dalam
perdagangan dan peran pedagang bisa dianggap sebagai revolusioner. Dari awal, Islam
mengajarkan para pengikutnya bahwa jalan bagi keselamatan manusia tidak memerlukan
penarikan dari dunia melainkan mendorong moderasi dalam urusan duniawi, dalam berbagai
prinsip agama Islam, aktivitas ekonomi dan pencarian profit telah ditelusuri dan perdagangan
teleh ditempatkan dalam hal yang sama dengan jihad (tindakan yang dilakukan di jalan
Allah).
Pertumbuhan substansial dalam masyarakat Islam pada abad pertengahan , terutama
selama abad kedelapan hingga ketiga belas menguatkan hal itu.Tidak mengherankan jika
Maxime Rodinson menulis bahwa sektor kapitalis berkembang baik dalam berbagai aspek
dan pastinya menjadi yang dikomersialkan. Perkembangan perdagangan kapitalis pada
periode Muslim merupakan fakta yang populer Sistem ekonomi dalam masyarakat Islam
berubah dalam berbagai cara sesaat setelah kematian Rasulullah.
larangan terhadap riba dalam hukum Islam tentunya menyebabkan kesulitan bagi
perkembangan kapitalisme. Namun larangan ini terkikis oleh beberapa hal (seperti hubungan
kerja tertentu dan perjanjian yang berbentuk transaksi tanpa bunga) dan pinjaman tanpa
bunga. Peran uang pinjaman sering kali dilakukan oleh minoritas agama , seperti halnya
Yahudi , Kristen. Berbeda dengan orang-orang Kristen selama abad pertengahan, masyarakat
Islam menganggap perdagangan sebagai profesi yang mulia, dan pedagang menjadi orang
yang sangat dihormati dalam masyarakat Islam. Pada kenyataannya, status perdagangan
dikembangkan lebih jauh lagi ketika, seiringan dengan berjalannya waktu, pemerintah Negara
Muslim menyimpang semakin jauh dari Negara Muslim yang ideal.

2.1 Teori Perdagangan muslim Arab


A. Pandangan Menurut Dimishqi

Dimishqi merupakan satu di antara penulis Muslim yang dipengaruhi oleh sumber-
sumber Yunani, terutama oleh neo Pythagoras Bryson Heraclea. Pada bukunya yang berjudul
Kitab al-Ishara ila Mahasin, dapat dianggap sebagai genre ekonomi yang paling tajam, pada
5
buku ini berkaitan dengan esensi dari kekayaan, keunggulan kekayaan dan kebutuhan untuk
alat tukar ( uang ), cara menguji emas, komoditas dan harganya, pedagang buruk dengan
yang baik, kerajinan dan industri, saran untuk pedagang, keunggulan perdagangan, tiga kelas
pedagang, administrasi kekayaan dan kebutuhan untuk melindungi kekayaan.
Dimishqi berbeda dengan kebanyakan penulis Muslim lainnya yang setuju kekayaan
untuk kepentingan sendiri. Dia bersimpati dengan pedagang dan membahas kontribusi dari
pedagang untuk kebaikan masyarakat bersama. Dimishqi memformulasikan apa yang disebut
ekonomi modern dengan teori harga. Pembahasan harga biasanya digabungkan dalam
perdagangan eceran, terlibat di dalamnya pemilik toko di pusat pertokoan. Dimishqi
menghindari perdebatan Islam tradisional terkait apakah Tuhan atau manusia menetapkan
harga. Dengan kata lain, meskipun sebagai Muslim yang setia, ia menahan diri dari
penjelasan teologis penentuan harga. Dalam teori harganya, Dimishqi membuat perbedaan
antara periode normal di mana harga pasar didasarkan pada biaya produksi, sebagai lawan
periode kelangkaan atau kelebihan pasokan, di mana pengendalian spekulan
memanifestasikan diri mereka sendiri. Bagi Dimishqi, harga ditentukan oleh kekuatan
pedagang yang diharapkan untuk memahami dan memanipulasi jika ia ingin makmur.
Dimishqi berpegang pada etika rerata. Hal ini menjelaskan ia berpendapat bahwa
barang memiliki harga rata - rata yang bagi mereka disebut sebagai hal yang ideal. Harga
sebenarnya bias bervariasi dari harga rata-rata ini menurut kelimpahan jangka pendek atau
kelangkaan, dekat dengan pasar atau faktor kelembagaan yang intrinsik untuk kegiatan
dagang (kondisi lokal, bea, keselamatan jalan, pengendalian pemerintah dan disorganisasi.
Bagi Dimishqi, berbagai faktor ini dapat mengganggu mekanisme pasokan dan penawaran
serta secara konsekuen harga rata-rata menjadi harga yang membawa keberuntungan bagi
pasar tanpa merugikan masyarakat. Sehingga hal ini menjadi optimal dan harga sebuah harga.

B. Pandangan Menurut Ibnu Taimiyah


Al - Halim atau yang dikenal sebagai Ibnu Taimiyah ( 1263-1328 ), seorang ahli teologi
Sunni dari kelompok Hanbali. la dilahirkan di kota Suriah bernama Harran (sekarang bagian
selatan Turki) namun menghabiskan sebagian besar masa hidupnya di Damaskus dan Kairo,
dua pusat perdagangan intelektual terpenting setelah kejatuhan Baghdad tahun 1258. Ibnu
Taimiyah merupakan seorang ahli hukum Islam yang tegas yang berupaya membersihkan
Islam dari apa pun yang, bagi dirinya, yang tidak sesuai dengan syariat Islam.

6
Ibnu Taimiyah membahas berbagai permasalahan ekonomi yang memiliki relevansi
pada saat ini meskipun dimasa ketika pengetahuan ekonomi sebagai disiplin yang terpisah
belum muncul. Pembahasannya termasuk sistem ekonomi barter dan uang; hal kepemilikan
properti; finansial umum; kekayaan dan kemiskinan; pendistribusian pendapatan; dan
monopoli, penimbunan dan berbagai ketidaksempurnaan pasar lainnya. Tetapi ketika seorang
ahli hukum Islam tertarik dengan ekonomi, politik dan keadilan Islam, perhatian utamanya
adalah pembentukan tatanan ekonomi. Ibnu Taimiyah menjelaskan: Dibandingkan dengan
pengetahuan operasi dari pertukaran sukarela , ekonomi pasar yang secara alami berkembang
di antara individu yang bertindak secara bebas, dimotivasi oleh kepentingan diri sendiri dan
keharusan meskipun lingkungan seperti dikondisikan dan dipandu oleh kode etika dan nilai
moral yang menginspirasi. la sangat menyadari kekuatan permintaan dan pasokan dan
perannya dalam penentuan harga. Ia percaya bahwa pasar secara teratur dibentuk oleh
kejujuran, transaksi yang adil, kebebasan memilih dan pengetahuan. Berbeda dengan
pandangan yang berlaku bahwa harga yang tinggi tentu berasal dari penggunaan kekuasaan
yang tidak adil dari penjual.

2.2 Teori Perdagangan Muslim Persia


A. Pandangan Menurut Gazali

Di antara penulis-penulis Islam abad pertengahan yang paling menonjol dalam


memaparkan sebuah teori etika perdagangan adalah ahli teologi Persia Sunni bernama
Ghazali (1058-11) .Ghazali lahir di Tus dan menempuh pendidikan di kota Persia Tus,
mengajar teologi di Universitas Nezameh di Baghdad. Ghazali merupakan ahli teologi
konservatif yang berupaya meng gabungkan ajaran Islam tradisional dengan rasionalisme dan
terutama di wilayah berbahasa Persia. Ghazali yang memahami masalah-malasah ekonomi
secara menyeluruh merupakan sosok advokat keadilan Islam dan perilaku tertib masyarakat
Islam dan ekonominya.
Dalam bagian Kimiya-e Sandat yang terkait dengan masalah ekonomi (berjudul Rules
and Characteristis of Trade), ia membahas keunggulan dan kebenaran perdagangan dan
kondisi yang harus dipenuhi jika transaksi tersebut efektif, kebutuhan ekuitas dalam
transaksi, kebenaran yang terletak di luar ekuitas dan kebutuhan untuk latihan dalam
transaksi belas kasih yang dituntut oleh agama,

7
Dalam bagian Kimiya-Saadat, Ghazali menetapkan tujuh kendala etika yang diamati
oleh orang-orang yang terlibat dalam perdagangan (dalam bahasa Persi a disebut bazaaris).
Pada dasarnya kendala tersebut adalah sebagai berikut:
1) Setiap pagi manusia harus pergi ke pasar hanya untuk mendapat rezeki untuk dirinya
dan keluarganya. Setelah itu ia harus beribadah kepada Allah setiap orang harus
memperlakukan orang lain dengan kasih sayang.
2) Manusia harus menyadari bahwa hidup hanya mungkin dilakukan dengan adanya
pembagian kerja dan kerja sama, dan karena itu mereka harus berdagang dengan
resolusi bahwa kehidupan seorang Muslim akan menjadi mudah dengan usahanya.
3) Barangsiapa yang mencari nafkah dalam perdagangan harus menyadari bahwa apa yang
ada di dunia ini tidak harus mencegahnya dari masjid.
4) Manusia harus terus mengingat Allah ketika beraktivitas.
5) Ia tidak harus bersemangat untuk mencari keuntungan dalam setiap transaksinya.
6) Barangsiapa yang berdagang untuk mencari nafkah harus memutuskan mereka. untuk
menghindari transaksi yang bersifat meragukan dan menahan diri dari transaksi dengan
tirani atau orang - orang yang terkait dengan mereka.
7) Barangsiapa yang menyibukkan diri dengan perdagangan harus jujur dalam urusannya.
Manusia suka mengumpulkan kekayaan dan harta benda dari semua jenis properti . Jika
ia memiliki dua lembah ema, ia akan ingin memiliki ketiga. Manusia memiliki aspirasi yang
tinggi. Dia selalu berpikir bahwa kekayaan yang cukup sekarang mungkin tidak bertahan ,
atau mungkin akan hancur dan kemudian ia akan membutuhkan lebih banyak. Dia mencoba
untuk mengatasi ketakutan tersebut dengan mengumpulkan lagi. Tapi ketakutan seperti tidak
berakhir-berakhir bahkan jika ia memiliki semua harta dunia.

B. Pandangan Menurut Kay Kavus


Qabush Nameh adalah buku uang ditulis di Persia oleh pangeran Persia , Kay Kavus
sebagai nasihat untuk putranya. Buku ini, yang terdiri dari empat puluh empat bab yang berisi
tentang objek yang berbeda (di antaranya, cara bermain catur, cara bermain polo, cara untuk
menyenangkan tamu cara untuk mengatur suatu negara, cara membeli kuda dan sebagainya),
merupakan nasihat yang sangat biijaksana dan praktis untuk pemerintahan, ekonomi dan
masyarakat. Pada keempat puluh empat bab ini, enam bab secara eksplisit terkait dengan
masalah ekonomi. Analisis ekonomi Kay Kavus adalah tanpa argumen teologi dan cenderung
sangat positifistik dan impersonal pada dasarnya. Dalam pembahasannya di beberapa hal
yang seharusnya tidak dilakukan oleh pedagang, ia memperingatkan melakukan bisnis
8
dengan teman dekat, jika keinginannya adalah untuk mencari keuntungan. Kay Kavus
memaparkan pemahaman menyeluruh kekayaan. Kepentingannya, akuisisinya dan
penggunaannya. Keenam bab yang membahas isu-isu ekonomi memberi kesan bahwa Kay
Kavus menyanjung kekayaan untuk kepentingan sendiri, dan ia percaya bahwa kekayaan
memberi manusia kegunaan dan harus dimaksimalkan.
Secara umum, ia memahami aspek penggunaan dan memaksimalkannya. Anda belum
sepenuhnya meraih kebahagiaan dan kesenangan dari kekayaan dunia dan memang,
kesempurnaan kesenangan terletak pada dan mengalami hal yang belum pernah dialami.
melihat apa yang belum dilihat, memakan apa yang belum dimakan Dengan pandangannya
tentang kekayaan, pandangan kemiskinan Kay masa abad pertengahan Kristen Barat. Ia
menulis: Kavus juga berbeda dari pandangan sebenarnya tentang kemiskinan pada Anda
harus menyadari bahwa orang biasa memiliki kasih sayang terhadap orang kaya tanpa
memerhatikan keprihatinan pribadi mereka, dan bahwa mereka tidak menyukai orang-orang
miskin, bahwa ketika kepentingan mereka sendiri tidak dipertaruhkan. Alasannya adalah
bahwa kemiskinan adalah kejahatan terburuk manusia dan pengurangan dari orang miskin.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah menjelaskan bahwa para pemikir Islam abad
pertengahan memiliki pemahaman menyeluruh dalam mekanisme pasar. Lembaga pasar
menjadi penting dan fungsinya dipahami oleh para praktisi pedagang serta ahli hukum Islam ,
filsafat Muslim dan pengarang lain dari " cermin untuk pangeran " Pemikir Muslim
( terutama Arab dan Persia ) lebih dari sekadar " penafsir " dan " penerjemah " pemikiran
Yunani .Para penulis ini membuat kontribusi yang penting yang memengaruhi para pemikir
Eropa .
Para penulis muslim mengembangkan dua teori perdagangan yang menekankan pada
kekayaan untuk kepentingan sendiri dan teori lainnya mengacu pada tindakan etika dalam
pasar. Ada empat penulis yang menjelaskan hal ini, dua berkebangsaan Arab ( Dimishqi dan
Ibnu Taimiyah ) dan dua berkebangsaan Persi ( Ghazali dan Kay Kavus ).

10
DAFTAR PUSTAKA

Karim, Adiwarman Azwar, Iyoh Masruroh, and Tim IIIT Indonesia. "Sejarah pemikiran
ekonomi Islam." (2002).
Jaelani, Aan. "Sejarah pemikiran ekonomi Islam: Kontribusi sarjana muslim dalam pemikiran
dan analisis ekonomi." (2018).

11

Anda mungkin juga menyukai