Anda di halaman 1dari 2

Islam dan Tantangan Kebhinekaan

Oleh : Anugrah Tri Laksono (21416241030)

Indonesia adalah negara yang kaya akan bahasa, budaya, serta agama. Terdapat ratusan
bahasa, ribuan budaya, serta berbagai macam agama di dalamnya. Semua keragaman tersebut
bersatu dalam satu kesatuan atas nama Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika. Islam merupakan
agama mayoritas di Indonesia dengan persentase 86,9% dari total penduduk. Jumlah umat islam
yang besar tersebut mendorong lahirnya kebudayaan negara yang bernuansa islami seperti
bahasa, sopan santun, pakaian, makanan, dsb. Pengaruh Islam yang begitu besar di Indonesia
terkadang memiliki pertentangan dengan kebudayaan atau keberagaman local yang ada.
Terkadang terdapat beberapa aturan yang saling timpang tindih antara aturan agama dengan
aturan lokal, misalnya saja kebudayaan kejawen yang bertentangan dengan aturan islami
sehingga di kemudian hari dilakukan penyesuaian dalam bentuk asimilasi atau pembauran
budaya.
Islam adalah agama yang cinta damai, artinya islam tidak melarang budaya-budaya yang
ada. Akan tetapi Indonesia merupakan negara dengan keberagaman yang sangat besar, terdapat
beberapa kebudayaan yang kontras antara daerah satu dengan yang lain. Hal tersebut seringkali
menuai kontravensi karena aturan budaya yang bersimpangan dengan aturan islam. Sebelum
islam masuk ke Indonesia, agama hindu-budha menjadi agama mayoritas di Indonesia, seiring
berjalannya waktu, islam mulai masuk ke Indonesia dan berhasil menyebar dengan pesat.
Pesatnya perkembangan islam di Indonesia menjadi bukti bahwa islam adalah agama yang
mudah diterima oleh masyarakat Indonesia.
Istilah Bhineka Tunggal Ika yang berarti Berbeda-beda tetapi tetap satu merupakan suatu
istilah yang berasal dari kitab sutasoma, kitab sutasoma sendiri adalah kitab yang berasal dari
ajaran jawa kuno. Semboyan tersebut menyatakan bahwa Indonesia adalah negara yang tidak
hanya terdiri dari satu kelompok tertentu saja, melainkan dari beragam kelompok yang tersebar
dari sabang sampai merauke. Namun keberagaman yang ada hanya berpusat pada daerah tertentu
saja. Misalkan di Pulau Sumatra, Jawa, dan Kalimantan mayoritas beragama islam. Daerah NTT,
Maluku, dan Papua mayoritas beragama Kristen. Dan Pulau bali mayoritas beragama Hindu.
Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia sejatinya hanya berpusat pada daerah
tertentu yang padat penduduknya, sehingga daerah di luar pulau seringkali memiliki kepercayaan
dan kebudayaan yang berbeda. Tidak hanya diluar pulau, di daerah yang mayoritas islam saja
seringkali terdapat kelompok-kelompok yang memiliki perbedaan pandangan. Misalnya saja
terdapat kelompok Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Ahmadiyah, dsb. Perbedaan pandangan
tersebut menandakan bahwa walaupun masih sama-sama beragama islam, umat islam sendiri
terkadang memiliki pandangannya masing-masing. Perbedaan pandangan dalam islam tersebut
diperumit lagi dengan adanya pengaruh paham-paham lokal yang ada di masyarakat.
Dalam kehidupan demokrasi di Indonesia saat ini, umat islam dihadapi dengan tantangan
yang cukup besar. Agama islam menuai stigma negatif radikal dengan adanya kelompok-
kelompok teroris tertentu yang mengaku islam. Saat ini, muncul anggapan baru bagi umat islam
di Indonesia, islam dicap anti-kebhinekaan dan anti-pancasila sehingga akhirnya muncul
kelompok tertentu yang seolah-olah lebih mengedepankan pancasila dan kebhinekaan, bahkan
mengatakan “saya Indonesia” tanpa ragu. Stigma-stigma tersebut didukung oleh beberapa
laporan kasus intoleransi oleh umat islam yang berasal dari oknum-oknum tertentu. Stigma-
stigma negatif tersebut mempengaruhi kebijakan pemerintah, sehingga memunculkan Perppu
(Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang) No.2 tahun 2017 tentang organisasi
masyarakat. Perppu tersebut mengakibatkan setidaknya ada enam ormas yang sudah dibubarkan
karena dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai pancasila serta mengancam kebhinekaan di
Indonesia, ormas tersebut yaitu: Hizbut Tahrir Indonesia, Aliansi Nasional Anti Syiah, Jamaah
Ansarut Tauhid, Majelis Mujahidin Indonesia, Forum Umat Islam, dan Front Pembela Islam.
Adapula individu-individu yang dianggap mengancam kebhinekaan Indonesia yaitu: Ustadz
Bachtiar Natsir, Habib Rizieq Shihab, dan Ustadz Felix Siaw.
Islam pada dasarnya memandang manusia serta kemanusiaan dengan positif dan optimis.
Dari sudut pandang Islam, manusia lahir dari nenek moyang yang sama yaitu dari Nabi Adam
dan Hawa. Seiring berjalannya waktu, manusia berkembang biak menjadi beragam suku, ras,
budaya, bahasa, serta agama. Segala perbedaan tersebut mendorong manusia untuk saling bahu-
membahu satu dengan lainnya. Perbedaan-perbedaan yang ada bukan dikarenakan ras, budaya,
atau bahasa yang berbeda, melainkan karena tingkat ketakwaan masing-masing. Islam sebagai
agama yang cinta damai harus dijalankan oleh para umatnya dengan prinsip-prinsip ajaran
Rasulullah yaitu bijaksana, pelajaran yang baik, dan bila perlu perdebatan.

Anda mungkin juga menyukai