Anda di halaman 1dari 24

PENILAIAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN DAN

UPAYA MENGEMBANGKAN DESAIN MONEV


PENERAPAN SPM TERPADU DI 3
KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR 2020
Purwa K Sucahya

Jakarta, 29 November 2021


TAHAPAN PENERAPAN SPM
(PERMENDAGRI 100 TAHUN 2018)
Penyusunan Rencana
Pengumpulan Data ; Pemenuhan Pelayanan dasar ;
✓jumlah dan identitas Warga
Negara yang berhak menerima
✓jumlah barang dan/atau jasa yg ✓ RPJMD dan RKPD
sudah tersedia dan yg dibutuhkan ✓ Renstra PD dan Renja PD sesuai
✓jumlah sarana, prasarana, dan dengan tugas dan fungsi
sumber daya lainnya yang tersedia
dan yg masih dibutuhkan

1 2 3 4 Pelaksanan Pemenuhan
Penghitungan Kebutuhan ; Pelayanan dasar ;
✓ Menyediakan barang/jasa dan
✓ Menghitung selisih kebutuhan
sarana prasarana sesuai
terhadap ketersediaan barang
dengan standar teknis SPM
dan/atau jasa dan sarana
✓ Kerjasama antar daerah dalam
dan/atau prasarana
pemenuhan pelayanan dasar
berdasarkan jumlah Warga
sesuai ketentuan PUU
Negara penerima
✓ Menyusun kebutuhan untuk
pemenuhannya
Seluruh Tahapan ini perlu dimonitor dan dievaluasi
pelaksanaan dan capaiannya oleh Pemerintah Daerah
Fokus Kajian
TAHAPAN PENERAPAN SPM
(PERMENDAGRI 100 TAHUN 2018)
Penyusunan Rencana
Pemetaan Data; Pemenuhan Pelayanan dasar;
✓jumlah dan identitas Warga
Negara yang berhak menerima
✓jumlah barang dan/atau jasa yg ✓ RPJMD dan RKPD
sudah tersedia dan yg dibutuhkan ✓ Renstra PD dan Renja PD sesuai
✓jumlah sarana, prasarana, dan dengan tugas dan fungsi
sumber daya lainnya yang tersedia
dan yg masih dibutuhkan

1 2 3 4 Pelaksanan Pemenuhan
Penghitungan Kebutuhan; Pelayanan dasar;
✓ Menyediakan barang/jasa dan
✓ Menghitung selisih kebutuhan
sarana prasarana sesuai
terhadap ketersediaan barang
dengan standar teknis SPM
dan/atau jasa dan sarana
✓ Kerjasama antar daerah dalam
dan/atau prasarana
pemenuhan pelayanan dasar
berdasarkan jumlah Warga
sesuai ketentuan PUU
Negara penerima
✓ Menyusun kebutuhan untuk
pemenuhannya
Seluruh Tahapan ini perlu dimonitor dan dievaluasi
pelaksanaan dan capaiannya oleh Pemerintah Daerah
Pertanyaan
• Bagaimana kondisi sistem pencatatan dan pelaporan data kesehatan
yang ada terutama terkait SPM?
• Bagaimana sebaiknya sistem informasi manajemen yang diperlukan
untuk memantau capaian target SPM?
Tujuan kajian
1. Mengidentifikasi dan menilai data dan informasi yang diperlukan untuk
pencapaian SPM kesehatan dan pengukuran kinerja.
2. Mengembangkan model monev untuk layanan berbasis fasilitas dan
berbasis komunitas (mencakup semua tingkat dan jenis layanan
kesehatan) dan mempromosikan sistem pelaporan dan pencatatan yang
terintegrasi.
Metode
• Studi kasus di Provinsi Jawa Timur, di Kab. Bojonegoro, Gresik, dan
Banyuwangi
• Kualitatif:
• Wawancara mendalam kepada berbagai pemangku kepentingan di tingkat Dinkes
provinsi, Dinkes Kab/kota, Rumah Sakit, Puskesmas, dan Klinik Swasta: Pimpinan,
Kabid, dan pengelola program.
• Diskusi kelompok terpimpin di tingkat Provinsi dan Kab/kota yang melibatkan Dinkes,
Dukcapil, Dinas Kominfo, Rumah Sakit, Puskesmas, dan Klinik Swasta
• Assesmen Lapangan:
• Sistem pencatatan dan pelaporan data dari tingkat posyandu, puskesmas, Dinkes
kab/kota, dan Dinkes Provinsi
• Kegiatan lapangan: Januari 2020
Kondisi sistem pencatatan dan pelaporan data di
puskesmas sampai ke pusat
• Sistem tidak terintegrasi
(Fragmented)
• Ada sekitar +724 variabel
yang harus ada dalam data
set pelaporan puskesmas
setiap bulannya
• Beban berat bagi puskesmas:
isu kualitas data
• Sistem sebagian besar masih
manual atau ada aplikasi
tetapi terpisah-pisah
FKTL menurut program
Komunitas, Swasta
• Ada sekitar +/- 17 aplikasi di
puskesmas
Pemetaan dan proses data SPM pada berbagai tingkatan

Dinkes
(target 100%)
Puskesmas

Posyandu
Akumulasi data SPM
Tidak seluruh dari semua laporan data
Praktek puskesmas.
puskesmas memberikan
swasta layanan SPM
Masyarakat/ Data tercatat ada yang Kebanyakan data masih
Individu sudah menggunakan Data SPM tidak tercatat sistem pelaporan
buku bantu (SIP/KIA) secara sistem cohort, manual ke Dinkes
Data disini seringkali yang diisi & dipegang tetapi mengikuti
tidak terlaporkan dan kader program yang mencatat Kepatuhan pelaporan
Data SPM: Ibu hamil, ibu terekam ke puskesmas/ cakupan layanan. tidak semua baik
bersalin, bayi, balita, Dinkes. atau dicatat oleh
usia dasar, usia produktif, penangungjawab Kebanyakan Puskesmas Ada Dinkes telah mulai
usia lanjut, hipertensi, Hanya tercatat di desa/keluruhan melaporkan data ke tiap membuat digitalisasi
DM, ODGJ, TB, HIV tempat praktek sesuai pengelola program data mandiri
kebutuhan masing- Program selain KIA, Dinkes secara manual
masing tidak tercatat. (fragmented)

Sistem cohort adalah sistem yang mencatat gejala/layanan/tindakan setiap pasien/individu saat datang ke atau mendapatkan layanan kesehatan
Contoh: cohort
Sistem pencatatan & pelaporan data SPM kesehatan
Permenkes 4/2019, pasal 1 (2): SPM Kesehatan adalah ketentuan mengenai Jenis dan Mutu
Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap
Warga Negara secara minimal.
Jenis: ada 12 layanan SPM untuk kab/kota dan 2 layanan untuk provinsi
Mutu pelayanan dasar: 1) standar jumlah & kualitas barang & jasa; 2) standar jumlah &
kualitas personel/SDMK; c) petunjuk teknis/tata cara pemenuhan standar

Indikator Ibu hamil= Jumlah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar
di wilayah kerja / jumlah ibu hamil di sasaran wilayah kerja
Standar ibu hamil= kuantitas: 4 kali kunjungan (K4); kualitas: 10T (TB, BB, Lila, dsb)

Kohort ibu
Contoh: layanan ibu hamil
hamil
BB, TB, LILA Gizi
KIA K1
Ibu hamil
K4 Imunisasi imunisasi

Kuantitas Kualitas
Sumber data pengukuran Pencapaian SPM
Layanan Target Pengukuran target (sumber Formulir terendah
data)
Ibu Hamil Proyeksi/Riil PWS-KIA Posyadu (SIP) – kohort
Ibu Bersalin Proyeksi/Riil PWS-KIA Puskesmas & jejaringnya (kohort)
Bayi baru lahir Proyeksi/Riil PWS-KIA Puskesmas & jejaringnya (kohort)
Balita Proyeksi/Riil PWS-KIA & EPPBGM Posyandu (SIP)
Puskesmas (EPPBGM)
Usia Dasar Proyeksi/Riil Rekap hasil oleh puskesmas ke Sekolah (Raport kesehatan)
dinkes
Usia Produktif Proyeksi/Riil Rekap hasil oleh puskesmas ke Belum ada standar (ada di register)
dinkes
Usia Lanjut Proyeksi/Riil Rekap hasil oleh puskesmas ke Posyandu lansia (kohort; form ADL/GDL)
dinkes
Hipertensi Mengacu angka prevalensi hasil riskesdas SI-PTM Posbindu (buku register), kecuali kohort
di Banyuwangi)
Diabetes Mellitus Mengacu angka prevalensi hasil riskesdas SI-PTM Posbindu (buku register), kecuali kohort
di Banyuwangi)
ODGJ Jumlah populasi*prevalensi ODGJ hasil SI-PTM Puskesmas (kohort ODGJ)
riskesdas
TB Subdit sudah memberikan estimasi SITT Puskesmas (Buku register), lalu ke SITT
sampai ke kab/kota
HIV Subdit sudah memberikan estimasi SIHA Puskesmas (Buku register), lalu ke SIHA
sampai ke kab/kota
Tantangan Menjaga Kualitas Data SPM di Lapangan

Permenkes 4/2019: Mengukur jumlah orang yang memenuhi


layanan sesuai standar (kuantitas dan kualitas)
Data SPM harus diambil dari formulir kohort (idealnya), tidak semua SPM punya
formulir kohort-nya. Laporan di tingkat Dinkes telah direkapitulasi
0
Cara Pencatatan: Kasus Baru dan Kasus Lama
bila ada pasien lama di puskesmas A, tetapi berkunjung ke tempat baru
(puskesmas B), kemungkinan besar dicatat Pasien Baru (Bojonegoro & Gresik)
karena sistem belum terbangun secara online.

Pemahaman Definisi Operasional (DO)


Petugas belum semua memahami DO, sehingga Ketika melakukan rekapitulasi
seringkali terjadi kesalahan pemasukan data dan atau misklasifikasi karena
dihitung secara manual dari buku register.

Cara & Tempat Mencatat Hasil


Ujung tombak yang mencatat layanan adalah perawat/bidan dan kader. Petugas
saat melakukan pencatatan sementara layanan luar Gedung beragam (buku,
sobekan kertas, HP, dsb), bahkan ada yang mengandalkan daya ingat, baru dicatat
dalam buku register.
Kepatuhan Pelaporan
Walaupun telah ada kesepatan pemasukan data setiap bulannya, tetapi tingkat
kepatuhan pelaporan data masih belum menggembirakan, terutama di daerah
yang belum terbangun sistem online
Usulan perbaikan model integrasi data di puskesmas dan dinkes

Tekadang luput masuk


dalam sistem
Sistem Banyuwangi (online)
KEMENKES
DINKES (Pusdatin/
DINKES KAB
PROVINSI Program)
(sungram)
(center view)

Rencana: PUSKESMAS/ PORTAL KOMINFO KAB BPJS


Cohort KLINIK (web) (server) (ID BPJS)
P Care

MOU dng BPJS


Komunitas Kab/kota
DUKCAPIL KAB
(NIK)

Data Masuk
Data Keluar Data yang masuk ke dalam sistem sudah by name by address
Tampilan sistem Si Jempol - Banyuwangi

Tampilan Muka Tampilan Registrasi Pasien


Tampilan catatan medis dan registrasi pasien
Contoh: Riwayat Medis Contoh: tampilan registrasi pasien
Desain Usulan Konsep Monev SPM
Layanan Kab/Kota Provinsi Pusat

Masyarakat FKTL
Bappenas
DINKES Portal
FKTP
DINKES KEMENKES
KOMINFO (Pusdatin)
Portal
(server)
BPJS BPJS Pusat
Kab/kota
FKTL
Kemendagri
DUKCAPIL
Data Masuk
Data Keluar Data by name by address Data aggregate kab/kota, kecuali SPM Provinsi
Kiat mendesain monev SPM di daerah
Adanya peta jalan yang jelas untuk menuju Sistem Mempersiapkan tenaga sumberdaya
Informasi Manajemen (SIM) yang mumpuni, manusia yang mumpuni baik ditingkat Dinas
transparan, dan inter-operabilitas Kesehatan dan tenaga operator di tingkat
fasilitas layanan Kesehatan

Adanya komitmen dan dukungan penuh dari Mulai lakukan dari pilot terlebih dahulu pada
pimpinan baik ditingkat Dinkes dan Kepala beberapa lokasi sebelum diperluas
Daerah, untuk membangun sistem informasi
manajemen

Review dan pelajari SIM yang telah terbangun Dokumentasikan semua permasalahan &
di daerah lain dan sesuaikan dengan konteks solusinya, serta buatlan juknis di setiap
daerah Langkah

Adanya koordinasi dan sinergi dengan lintas


sektor terutama dengan Dukcapil, Dinas Lakukan pemuktahiran data minimal satu tahun
Kominfo, BPJS Daerah, dan Pemda sekali untuk angka denominator atau target

Mempersiapkan infrastuktur Lakukan monitoring dan evaluasi secara rutin


sarana dan prasarana, baik hardware maupun dan berkala
software
Sistem Pencatatan & Pelaporan Data SPM di Pusat
Kemenkes Kemendagri
Usulan Alokasi Realisasi
Perencanaan program & usulan Target SPM & Alokasi Anggaran; Realisasi Capaian dan Realisasi –
anggaran SPM: T-1 per tiga bulan saat tahun pelaksanaan kegiatan
Format pelaporan data SPM di Kemendagri
(capaian SPM, kegiatan & anggaran SPM, dan Permasalahan)
http://siscobikes.ppjk.kemkes.go.id/ https://spm.bangda.kemendagri.go.id
Tantangan Memperkuat Sistem Informasi Kesehatan

Definisi operasional target 100%


dan cara pengukuran
harus jelas dan terukur sehingga diperlukan
pemahaman dan kesepakatan semua pihak,
perpektif antar kementerian dalam baik di tingkat pusat, provinsi, dan kab/kota
menterjemahkan regulasi
Jangan berbeda, dapat mengakibatkan
kebingungan pada tataran implementasi

Kapasitas & komitmen daerah yang


beragam
potensi hambatan pada tataran ketersediaan supply side, kapasitas fiskal
operasional daerah, dan komitmen para pimpinan di daerah
terhadap program SPM
kualitas data, duplikasi data, SIM yang
fragmented (pusat, provinsi, kab/kota), dan
rendahnya pemanfaatan data, dsb
Kesimpulan
• Data untuk monitoring SPM sudah tersedia, namun kualitas hasil
pencatatan dan pelaporan datanya harus diperbaiki dan diperkuat.
• Model pencatatan dan pelaporan data untuk Monev SPM harus
dibangun dan diperkuat pada tingkat kab/kota, dengan basis data
individu (by name by address). Daerah mampu untuk membangun
model dan sistem tersebut. Untuk itu, diperlukan koordinasi dan
sinergi lintas sektor antara Dinkes, Dukcapil, Dinas Kominfo, BPJS, dan
Pemda.
• Sistem informasi manajemen Kesehatan yang terbangun harus
mampu terintegrasi dan terintrapolasi dengan sistem lain, baik di
tingkat kab/kota, provinsi, dan pusat.
Rekomendasi
• Kemendagri mendorong pemda untuk mengembangkan dan memperkuat sistem
manajemen informasi Kesehatan terpadu, transparan, dan inter-operabilitas yang
adekuat, terutama data SPM yang berbasis cohort dan by name by address.
• Kemendagri mendorong digitalisasi kesehatan di pemda dengan melibatkan sektor
terkait seperti Dukcapil, Dinas Kominfo, BPJS Kesehatan dan Dinas Kesehatan sehingga
tercipta data dasar yang berbasis cohort dan by name by address yang dapat
dimanfaatkan untuk monev dan penentuan target SPM
• Kemendagri agar mendorong Dinkes untuk menggunakan aplikasi siscobikes saat
perencanaan & penganggaran SPM (T-1) agar memudahkan pengisian data pada aplikasi
pelaporan SPM di Bangda.
• Apabila Sistem Informasi Manajemen Kesehatan telah terbangun dengan baik (online).
Salah satu pemanfaatan data dengan mengembangkan pengukuran kinerja SPM dengan
menggunakan pendekatan Indeks SPM
• Kemendagri perlu berinisiatif untuk melakukan dialog dan menyepakati definisi
operasional yang seringkali diperdebatkan dengan K/L terkait, seperti target 100%, angka
numerator yang dianggap standar, dsb agar tidak terjadi kebingungan di tingkat
layanan/dinkes, termasuk integrasi dan inter-operabilitas data antar lembaga.
Terima Kasih
• Tim Studi
• Dadun
• Purwa K Sucahya
• FItra Yelda
• Hendri Hartati
• Agus D. Setiawan
• Iwan Ariawan

Anda mungkin juga menyukai