Anda di halaman 1dari 191

KLASTER 1

MANAJEMEN PUSKESMS

Tim Pendamping ILP


Dinas Kesehatan Provinsi NTB

Disampaikan pada Workshop ILP Prov. NTB


Hotel Grand Legi, 26 – 28 Juni 2023
Kepala
Puskesm as

Kepala
Tata Usaha
Permenkes 43 Tahun 2019
Penanggung Penanggung Penanggung
Jawab Jawab Jawab
P u ske sm a s ka w a sa n perkotaan d a n perdesaan:
1) PJ U K M Esensial dan Perkesmas P u sk e sm a s ka w a sa n terpencil d a n sa n g a t terpencil:
2) PJ U K M P engem bangan 1) PJ U K M Esensial, U K M P engem bangan, dan Perkesmas
3) PJ UKP, Kefarmasian dan L a b o ra to riu m 2) PJ UKP, Kefarmasian dan L a b o ra to riu m
4) PJ Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring Puskesmas 3) PJ Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring Puskesmas
5) PJ Bangunan, Prasarana, dan Peralatan 4) PJ M u tu
6) PJ M u tu

Rancangan revisi
Permenkes 43 Tahun 2019 Kepala
Puskesmas

Kepala TU Pj. Klaster 2 Pj. Klaster3 Pj. Klaster 4


Pj. Klaster1 (Ibu dan Anak) (Usia Produktif (Penanggulangan Pj.Lintas Klaster
(Manajemen) dan Lansia) Penyakit Menular)

• Masing-masing klaster terdiri atas penanggung jawab (Pj) dan anggota sebagai pelakana teknis.
• Khusus untuk Penanggung jawab klaster 1 adalah Kepala Tata Usaha.
• Penataan organisasi Puskesmas diarahkan untuk menjamin terselenggaranya tugas dan fungsi Puskesmas
secara efektif, efisien dan akuntabel, serta elaras dengan kebijakan pemerintah daerah dan perundang- undangan.
• Dapatditunjuk penanggung jawab lainnya berdasarkan kebutuhan Puskesmas dengan persetujuan kepala dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota.
Penataan organisasi dan sumber daya Puskesmas berdasarkan klaster
Kepala • Klaster 1 mengkoordinir
Puskesmas manajemen dan
ketatausahaan

Klaster 2 Klaster 3 • Klaster 2 dan 3 memberikan


Klaster 4
Klaster 1 Lintas Klaster pelayanan komprehensif
(Ibu dan Anak) (Usia Produktif (Penanggulangan
(Manajemen)
dan Lansia) Penyakit Menular) (prom,prev, kuratif, rehab
dan/atau paliatif) serta PWS
Ketatausahaan
Ibu Hamil, Kesehatan • Klaster 4 menghentikan
Usia Produktif Kegawatdaruratan
Bersalin, Nifas Lingkungan penularan penyakit dengan
Manajemen
Sumber Daya surveilans dan pengawasan
kualitas lingkungan

Manajemen
Bayi, Balita Lanjut Usia Surveilans Rawat Inap* • Dalam hal keterbatasan
Puskesmas SDM, pelayanan dapat
diberikan oleh petugas dari
Manajemen Mutu klaster lainnya yang memiliki
dan Keselamatan Anak, Remaja Laboratorium kompetensi dan
kewenangan yang sesuai.
• Pembagian ruang
Manajemen Jejaring
dan Jaringan Kefarmasian pelayanan mengikuti sistem
Puskesmas klaster dan sasaran
pelayanan, diutamakan
Sistem Informasi * Pada Puskesmas Rawat Inap ruangan tersebut berdekatan
Puskesmas dan dalam 1 klaster.
Dashboard PWS
Regulasi terkait Manajemen Puskesmas

Permenkes No.44 Tahun 2016


q Pendahuluan
q Perencanaan
q Penggerakan dan Pelaksanaan
q Pengawasan, Pengendalian dan
Penilaian Kinerja
q Dukungan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dalam MP
q Penutup
q Lampiran
Serangkaian proses yang
terdiri dari perencanaan, Manajemen Puskesmas
pengorganisasian,
pelaksanaan dan kontrol
untuk mencapai tujuan
secara efektif & efisien

Sistem Informasi Pemberdayaan Masy


Puskesmas
Upaya Peningkatan Mutu
Sumber pelayanan
Daya Terintegrasi melalui pelaksanaan
MANAJEMEN PUSKESMAS

Didukung Oleh:
• Pola Kepemimpinan & Komunikasi Efektif Seorang Kepala Puskesmas
• Diperkuat dengan penerapan BLU Puskesmas
Sumber: Permenkes Nomor 44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas
Berbagai permasalahan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas membutuhkan
Manajemen Puskesmas untuk mengatasinya
UKM Esensial UKM Pengembangan
Puskesmas 1. Promosi kesehatan
2. Kesehatan lingkungan Bersifat inovatif
(Kecamatan) 3. Kesehatan keluarga Disesuaikan dengan prioritas
4. Gizi masalah kesehatan,
5. Pencegahan dan kekhususan wilayah kerja,
pengendalian penyakit dan potensi sumber daya
Klaster Manajemen yang tersedia

UKP
1. Rawat jalan (kunjungan sehat
maupun sakit)
2. Gawat darurat
Klaster Usia Klaster 3. Persalinan normal
Klaster Ibu
Produktif- Penanggulangan
dan Anak 4. Perawatan di rumah
Lansia Penyakit Menular
5. Rawat inap, sesuai pelayanan

Dalam melaksanakan UKM dan UKP, Puskesmas


menyelenggarakan kegiatan:

• Manajemen • Pelayanan • Pelayanan


Laboratorium, rawat inap, Puskesmas Perkesmas Laboratorium
farmasi, gawat darurat • Pelayanan • Kunjungan
Kefarmasian Keluarga
Perencanaan Puskesmas (P1)
mengacu kepada Rencana Strategis Dinas kesehatan
Kabupaten/Kota, data dan informasi hasil kinerja dan
gambaran kesehatan wilayah Puskesmas selama 4 tahun
sebelumnya dan juga mengacu kepada kebijakan kesehatan
nasional
Menjamin kelangsungan kegiatan pelayanan kesehatan pada setiap tahun dalam satu periode, walaupun terjadi
pergantian pengelola dan pelaksana
Rencana 5 tahunan dapat ditelaah kembali jika ada perubahan kebijakan mendasar atau kondisi yang memaksa
perubahan alokasi anggaran. Perubahan dapat dilakukan melalui Mid Term Evaluation berdasarkan kebijakan kepala
daerah

1 . PERENCANAAN 2. P E N G G E R A K A N P E L A K S A N A A N 3.PENGAWASAN,PENGENDALIANDAN PENILAI


ANKINERJA
SIKLUS MANAJEMEN PUSKESMAS
2022 2023 2024
Dokumen yang
harus dimiliki
Puskesmas

• Evaluasi • Evaluasi
2022 2023
• Akhir 2023 • Akhir
Penyusunan Penyusunan
RUK 2024
RUK 2023
• Persiapan 2024 • Persiapan
RPK 2024
RPK 2023 • Awal
• Awal Penyusunan
Penyusunan RUK 2025
RUK 2024

P1Dokumen yangP2
harus sudah
diselesaikan
Puskesmas
P3
Penilaian Kinerja Puskesmas

Cakupan Hasil Manajemen


Kategori Baik (> 8,4) Cukup (5,5-8,4) Kurang (< 5,5)

Cakupan Baik (> 90 %) Baik Cukup Kurang


Pelayanan Cukup (81 – 90 %) Cukup Cukup Kurang
Kesehatan Kurang (< 81%) Kurang Kurang Kurang
MANAJEMEN MUTU PELAYANAN
DAN KESELAMATAN
ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2020-2024
Meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta terutama penguatan pelayanan kesehatan dasar
(Primary Health Care) dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif, didukung inovasi dan pemanfaatan
teknologi, melalui

Peningkatan kesehatan ibu, Percepatan Peningkatan pengendalian Pembudayaan perilaku Penguatan sistem
anak, keluarga berencana perbaikan gizi penyakit hidup sehat melalui kesehatan dan
(KB) dan kesehatan masyarakat Gerakan Masyarakat pengawasan obat
reproduksi, Hidup Sehat dan makanan
• Merokok usia 10-18 • Fasilitas kesehatan tingkat
tahun (%) pertama terakreditasi (%)
• Angka kematian ibu (per 100.000 KH) • Prevalensi stunting balita (%) • Insidensi TB (per 100.000
penduduk) • Obesitas usia >18 • RS terakreditasi (%)
• Angka kematian bayi (per 1.000 KH) • Prevalensi wasting balita (%)
tahun (%) • Puskesmas dengan jenis
• Angka kematian neonatal (per • Insidensi HIV (per 1000
• Jumlah kab/kota tenaga kesehatan sesuai
1.000 KH) penduduk yang tidak
sehat standar (%)
• Imunisasi dasar lengkap pada anak terinfeksi HIV)
• Puskesmas tanpa dokter (%)
usia12-23 bulan (%) • Eliminasi malaria
• Puskesmas dengan
(Kab/Kota)
ketersediaan obat esensial (%)

Indikator RPJMN terkait Akreditasi FKTP


STANDAR MUTU PELAYANAN KESEHATAN

REGIS
TRASI

AKREDI
LISENSI TASI

PELAYANAN PENINGKATAN
PELAYANAN KESEHATAN STATUS KESEHATAN
KESEHATAN BUDAYA YANG BERMUTU &
KEPUASAN PASIEN
AUDIT MUTU SERTIF
KLINIS I
KASI

PENGU
PELAPOR
AN IKP
KURAN “Tingkat Pelayanan yang dapat meningkatkan
MUTU
outcome yang diharapkan, sesuai standar pelayanan,
perkembangan ilmu, hak pasien dan keterlibatan
pasien dan masyarakat”
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
DIMENSI MUTU PELAYANAN KESEHATAN

EFISIEN AMAN
Mengoptimalkan sumber daya Meminimalisasi terjadinya kerugian
yang ada tanpa pemborosan (harm), cedera dan kesalahan medis yg
bahan. bisa dicegah kepada mereka yg menerima
pelayanan

EFEKTIF
Menyediakan pelayanan ADIL
Kesehatan berbasis bukti kepada Menyediakan pelayanan yang
masyarakat seragam tanpa membedakan jenis
kelamin, suku, etnik, tempat tinggal,
TEPAT
agama, social ekonomi
WAKTU
Mengurangi waktu tunggu
dan keterlambatan
pemberian pelayanan BERORIENTASI PASIEN
Menyediakan pelayanan yang
INTEGRASI sesuai dengan preferensi
Menyediakan pelayanan yang kebutuhan & nilai nilai individu
terkoordinasi lintas fasyankes dan pemberi
pelayanan serta menyediakan pelayanan
untuk seluruh siklus kehidupan 7 Dimensi Mutu 34
INTERVENSI PENINGKATAN
13 INDIKATOR DI RS
MUTU
6 INDIKATOR DI Puskesmas

7 INDIKATOR DI LABKES

7 INDIKATOR DI UTD

4 INDIKATOR DI KLINIK

4 INDIKATOR DI TPMD
REGISTRASI &
LISENSI
PELAPORAN IKP
INDIKATOR
MUTU
FASYANKES

Sarana
PENILAIAN
Prasarana
AKREDITASI
TATA KELOLA DAN
Alat Kesehatan KEPEMIMPINAN
Sumber Daya
Kesehatan
INDIKATOR MUTU
INDIKTOR NASIONAL MUTU INDIKTOR MUTU PRIORITAS INDIKTOR MUTU PELAYANAN
PUSKESMAS

• Indikator yang ditetapkan oleh • Indikator mutu yang ditetapkan • Indikator mutu yang ditetapkan
berdasarkan skala prioritas berdasarkan masalah mutu di
Kementerian Kesehatan masing-masing pelayanan di
masalah mutu di Puskesmas
• Dasarnya adalah Permenkes Puskesmas
• Ditetapkan melalui SK Kepala
No. 30 Tahun 2022 • Ditetapkan melalui SK Kepala
Puskesmas Puskesmas

Dilengkapi dengan profil indikator

Pengukuran Indikator Mutu dilakukan dengan menggunakan profil Indikator Mutu melalui tahapan kegiatan:
• pengumpulan data
• validasi data
• analisis data
• pelaporan dan komunikasi
Pengukuran Indikator NASIONAL Mutu tersebut dilakukan melalui sistem informasi yang dikembangkan oleh
36
MANAJEMEN
JARINGAN & JEJARING PUSKESMAS
JARINGAN & JEJARING PUSKESMAS

PUSKESMAS

JEJARING JARINGAN

UKS/M Posyandu
Puskesmas Puskesmas Praktik Bidan
Pembantu Keliling Desa
Klinik Pratama UKBM Lainnya Pembinaan Teknis & Adm
mengikuti manajemen Puskesmas dan
Tempat Praktik terintegrasi dalam P1-P2-P3
Laboratorium
Mandiri Nakes Puskesmas

MoU/PKS yang
difasilitasi oleh Dinkes Apotik
Kab/Kota
Logistik
Pelayanan
Catpor

Lintas Sektor
Rumah Sakit
Lainnya
Peningkatan Akses dan
Kualitas Pelayanan bagi Tercapainya Target Program
Masyarakat
PEMBINAAN JEJARING
Pembinaan Jejaring bertujuan :
1) Terselenggaranya pembinaan teknis dan administratif
terhadap
jejaring
2) Terpantaunya pemenuhan standar
pelayanan kesehatan di Jejaring.
3) Terpantaunya kinerja layanan kesehatan di Jejaring.
4) Terpantaunya masalah kesehatan yang ditemukan di
Jejaring
5) Terselenggaranya pencatatan dan pelaporan jejaring
melalui sistem pelaporan terintegrasi pelayanan
kesehatan
6) Terselenggaranya koordinasi teknis dan
administratif dalam mewujudkan pemenuhan standar
pelayanan kesehatan
Proses Penguatan Implementasi Integrasi Pelayanan Puskesmas dengan FKTP lain
Tahapan Implementasi Integrasi Pelayanan Puskesmas dengan FKTP lain
Tahapan Implementasi Integrasi Pelayanan Puskesmas dengan FKTP
lain
PROMOSI KESEHATAN
PROMOSI KESEHATAN
adalah proses untuk memberdayakan masyarakat melalui kegiatan menginformasikan, mempengaruhi dan membantu masyarakat agar berperan aktif
untuk mendukung perubahan perilaku dan lingkungan serta menjaga dan meningkatkan kesehatan menuju derajat kesehatan yang optimal

RUANG LINGKUP Advokasi dan Dukungan • Puskesmas


Kebijakan • Pustu
1. Meningkatkan
kemampuan • Posyandu
individu dan
masyarakat

2. Memperkuat
gerakan
masyarakat
Turunnya:
Pemberdayaan
M embangun dan PEM BUDAYAAN AKI, AKN,
3.Menciptakan Masalah
lingkungan yang Kemitraan Peningkatan PERILAKU AKB dan
kondusif Kesehatan Stunting
Peran SEHAT
Masyarakat PTM
4. Mengembangkan
Kebijakan yang
berwawasan sehat

5. Mereorientasi
pelayanan • Sekolah sehat
kesehatan Posyandu aktif • Kampus sehat
*Otawa Charter
• Pesantren sehat
Data, Sarana, Sumber Daya Metode dan Media KIE • KTR
dan Tenaga Promosi (Kampanye dan
Posyandu • Dsb
(Permenkes No.74 Th. 2015)
Kesehatan Penyebarluasan Informasi)
Pemberdayaan
Pemberdayaan Masyarakat
Masyarakat

Ditujukan untuk menciptakan kesadaran,


kemauan serta kemampuan individu,
keluarga dan kelompok masyarakat dalam
rangka meningkatkan kepedulian dan
peran aktif di berbagai upaya kesehatan
untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan

Dilaksanakan dengan cara fasilitasi proses


pemecahan masalah melalui pendekatan
edukatif dan partisipatif dan
memperhatikan kebutuhan, potensi dan
sosial budaya setempat

SASARAN PROMOSI KESEHATAN


PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
BIDANG KESEHATAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DILAKUKAN MELALUI
proses untuk MENINGKATKAN
pengetahuan, kesadaran dan Posyandu
UPAYA KESEHATAN
kemampuan individu, keluarga BERSUMBERDAYA
serta masyarakat untuk berperan MASYARAKAT UKS/M
aktif dalam upaya kesehatan (UKBM)
Tempat Kerja

fasilitasi proses pemecahan


Diutamakan Pembinaan
masalah melalui pendekatan
upaya kelembagaan
edukatif dan partisipatif serta promotif-
memperhatikan kebutuhan dan teknis
preventif
potensi dan sosial budaya
setempat
Permenkes No 8 Th 2019
Dukungan Pelaksanaan Program Prioritas Kemenkes

1 Gerakan aksi bergizi Kampanye dan Penggerakan Masyarakat dalam Aksi Bergizi

2 Gerakan bumil sehat Kampanye dan Penggerakan Masyarakat dalam Bumil Sehat

Kampanye dan Penggerakan Masyarakat dalam Posyandu Aktif


3 Gerakan posyandu aktif
● Kampanye dan Penggerakan Masyarakat dalam Pencegahan Stunting
4 Gerakan penyebarluasan informasi ● Produksi Media Stunting
cegah stunting itu penting
● Penyebarluasan Informasi Medlur dan Sosmed
● Baseline Pemahaman Stunting
● Evaluasi Kampanye

55 Gerakan Pencegahan ● Kampanye Pencegahan Kardiovaskuler


Kardiovaskuler ● Produksi Media dan Penyebarluasan Informasi

6 Gerakan Pencegahan ● Kampanye Pencegahan Infeksi Enterik


Enteric Infection ● Produksi Media dan Penyebarluasan Informasi

7 Gerakan Pencegahan Kelainan ● Kampanye dan Penggerakan Masyarakat dalam Bumil Sehat
Maternal Neonatal
● Produksi Media dan Penyebarluasan Informasi
KLASTER 2
PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
Tim Pendamping ILP
Dinas Kesehatan Provinsi NTB

Disampaikan pada Workshop ILP Prov. NTB


Hotel Grand Legi, 26 – 28 Juni 2023
Paket Layanan Klaster Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas, Pustu, Posyandu
Sasaran Delivery Unit
Masalah Puskesmas Pustu Posyandu
Kesehatan (Kecamatan) (Desa / Kelurahan) (Dusun / RT/RW)
1. ANC Terpadu (6x + USG oleh dokter) 1. ANC Terpadu (K2,K3, K4, K6) 1. Kelas ibu hamil
Ibu hamil, 2. Kelas ibu hamil 2. Kelas ibu hamil 2. Pemberian Tambahan Asupan Gizi pada Ibu Hamil
bersalin, 3. Pemberian Tambahan Asupan Gizi pada Ibu Hamil K urang
Energi Kronik (KEK)
3. Pemberian Tambahan Asupan Gizi pada Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK)
Kurang Energi Kronik (KEK)
nifas 4. Persalinan normal 4. Pelayanan Pasca Persalinan ( nifas)
5. Pelayanan Pasca Persalinan (nifas) 5. Pengobatan sederhana
6. Skirining Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak ( KtPA)
7. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
8. Pengobatan

1. Pelayanan Neonatal Esensial 1. Pelayanan Neonatal Esensial 1. Kelas Ibu Balita


Bayi dan 2. Kelas Ibu Balita 2. Kelas Ibu Balita 2. Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan
anak pra- 3.
4.
Pelayanan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Pengambilan dan pengiriman sampel SHK
3. Pemantauan Bayi dengan Berat Lahir Rendah
(BBLR)
3.
4.
Imunisasi Rutin Lengkap
Pemberian Vitamin A dan obat cacing
sekolah 5. Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan 4. Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan 5. Deteksi dini, Pendampingan serta rujukan balita weight
6. Imunisasi Rutin Lengkap 5. Imunisasi Rutin Lengkap faltering, underweight, gizi kurang, gizi buruk dan stunting
7. Pemberian Vitamin A dan obat cacing 6. Pemberian Vitamin A dan obat cacing 6. Skrining kasus TBC
8. Pencegahan, deteksi dini , Tatalaksana dan rujukan balita 7. Pencegahan, deteksi dini, tatalaksana dan rujukan balita
weight faltering, underweight, gizi kurang, gizi buruk dan weight faltering, underweight, gizi kurang, gizi buruk dan
stunting stunting
9. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) 8. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
10. Skrining kasus TBC 9. Skrining kasus TBC
11. Skrining Talasemia 10. Pengobatan sederhana
12. Skirining Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak
(KtPA)
13. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
14. Pengobatan

1. Skrining kesehatan 1. Skrining kesehatan 1. KIE Kesehatan Remaja


Usia sekolah 2. Vaksinasi / Imunisasi 2. Vaksinasi / Imunisasi 2. Pencegaham anemia
dan remaja 3.
4.
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
Fasilitasi UKS
3.
4.
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
Pencegahan anemia
5. Skirining Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak 5. Pengobatan sederhana
(KtPA)
6. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
7. Pengobatan
1. Ibu Hamil
2. Ibu Bersalin
3. Ibu Nifas
Sasaran Klaster 4. Bayi Baru Lahir (0-28 hari)
Kesehatan Ibu 5. Bayi
dan Anak 6. Balita dan Usia Prasekolah
7. Anak Usia Sekolah dan Remaja
Paket Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil, Bersalin, Nifas
Delivery Unit
Sasaran
Layanan
Masalah Puskesmas Pustu Kegiatan Posyandu Kunjungan Rumah
Kesehatan
Kesehatan (Kecamatan) (Desa / Kelurahan) (Dusun / RT/RW) (Rumah / Masyarakat)

Status gizi ibu ANC Terpadu ANC K1, K2, K3, K4, K5 ANC K2, K3, K4 dan Edukasi, pendataan ibu hamil,
hamil dan K6 plus USG oleh K6 deteksi ibu hamil beresiko (4T),
kehamilan, dokter Ibu hamil normal pemantauan dan
persalinan dan sudah pendampingan sesuai nasihat
nifas beresiko. direkomendasikan dokter, konseling KB, sweeping
oleh dokter serta edukasi tanda bahaya
kehamilan dan rujukan
fasyankes sesuai kebutuhan

Kelas Ibu Fasilitasi pelaksanaan Fasilitasi Kelas ibu hamil : edukasi Edukasi menggunakan
hamil kelas ibu hamil di pelaksanaan kelas tanda bahaya, risiko Buku KIA, mengikuti kelas
Posyandu ibu hamil di penyulit kehamilan, senam ibu hamil
Posyandu ibu hamil, sharing session,
pemantauan TTD (Zat besi
As Folat)

Pemberian Pemantauan status gizi Edukasi gizi Edukasi gizi seimbang Edukasi gizi seimbang,
MT ibu hamil dan asupan, edukasi, PMT, seimbang dan dan PMT pemulihan monitoring PMT, mematuhi
KEK monitoring pemberian PMT nasihat dokter
pemulihan
PELAYANAN ANC TERPADU DI PUSKESMAS DAN PUSTU
ANC Nakes PKM Pustu Anamnesa: Menggali Riwayat kehamilan dan Faktor resiko,
Riwayat Penyakit Dahulu,Riwayat penyakit keluarga, P4K,
TM1 K1* Dokter √
A melihat catatan kunjungan sebelumnya, menanyakan Dicatat
dalam Buku
keluhan selama hamil, deteksi masalah kejiwaan
KIA

TM2 K2 Dokter/ √ √ Pemeriksaan dan Pelayanan sesuai standar (10 T)


Bidan/ Atas 1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
Perawat rekomen 2. Ukur tekanan darah
dasi 3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas/LILA)
dokter K1 4. Ukur tinggi puncak rahim (fundus uteri)
√ 5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
K3 Dokter/ √
Bidan/
Perawat
B 6. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi
tetanus difteri (Td) bila diperlukan
Dicatat
7. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama masa
kehamilan dalam
TM3 K4 Dokter/ √ √
8. Tes laboratorium: tes kehamilan, kadar hemoglobin darah, aplikasi
Bidan/
Perawat
golongan darah, tes triple eliminasi (HIV, Sifilis dan Hepatitis B), elektronik
Malaria, gluko-protein urin, gula darah sewaktu, BTA
9. Diagnosis dan Tata laksana/penanganan kasus sesuai
K5* Dokter √
kewenangan
10. Temu wicara (konseling)

K6 Dokter/ √ √
Bidan/
Perawat C Tindak Lanjut: Rujukan, kunjungan ulang,
pemantauan pengobatan
Paket Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil, Bersalin, Nifas
Delivery Unit
Sasaran
Layanan
Masalah Puskesmas Pustu Kegiatan Posyandu Kunjungan Rumah
Kesehatan
Kesehatan (Kecamatan) (Desa / Kelurahan) (Dusun / RT/RW) (Rumah / Masyarakat)

Status gizi ibu Persalinan Persalinan normal dan - - -


hamil Normal penyiapan serta stabilisasi
kehamilan, rujukan bila diperlukan
persalinan dan
nifas beresiko.

Pelayanan Pelayanan nifas dan Pelayanan nifas bagi Edukasi ASI Ekslusif, PMBA Sweeping, pemantauan
Nifas (KF 1-4 pelayanan KB pasca ibu dan bayi baru lahir dan kelas ibu balita kondisi, pendampingan dan
dan KN 1-3) persalinan kondisi normal pemenuhan layanan esensial
termasuk kunjungan sesuai nasihat dokter, edukasi
nifas dan pelayanan tanda bahaya Ibu dan Bayi
KB pasca persalinan baru lahir dan rujukan
fasyankes sesuai kebutuhan

Pelayanan Sesuai tata laksana - - -


pengobatan penyakit didukung oleh
penunjang laboratorium

24
Pelayanan Ibu Nifas dan Bayi Baru Lahir

PERSALINAN
Tim Penolong:
• dokter, bidan dan perawat;
atau
• dokter dan 2 (dua) bidan.

PNC IBU NIFAS


• Skrining dengan Bagan Tata
Laksana Terpadu Nifas
• Skrining kejiwaan (trias
depresi)

KUNJUNGAN
NEONATUS
KN1 KN2 KN3
(6-48 jam) (3-7 hari) (8-28 hari)
Skrining dengan Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit
Algoritma Bayi < 2 bulan
PWS Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas
Catat hasil pelayanan
Kesehatan Ibu
· Morbiditas: Ibu hamil anemia, ibu hamil KEK,
Analisa beban ibu hamil hipertensi, ibu hamil DM, ibu hamil
penyakit: dengan penyakit infeksi (TBC, malaria, HIV, Hepatitis,
• Morbiditas COVID-19), Ibu hamil dengn resiko 4 T
penyakit
• Cakupan
· Cakupan pelayanan: Jumlah ibu hamil ANC terpadu,
pelayanan Persentase K1, K2, K3, K4, K5, K6, K1 dengan USG, K5
Notifikasi Tindak dengan USG, 10 T.
Lanjut pada Pustu
• Kegiatan Pustu · Saat kunjungan rumah, kader dapat berperan memberikan
• Kunjungan edukasi kehamilan sehat, pendataan ibu hamil, deteksi ibu
rumah oleh hamil beresiko (4T), pemantauan dan pendampingan ibu
nakes/kader hamil, serta sweeping dan edukasi tanda bahaya kehamilan.
Pelayanan Kesehatan Balita
dan Anak Pra Sekolah
Paket Pelayanan Kesehatan Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah
Sasaran Delivery Unit
Masalah Layanan Kesehatan Puskesmas Pustu Kegiatan Posyandu Kunjungan Rumah
Kesehatan
(Kecamatan) (Desa / Kelurahan) (Dusun / RT/RW) (Rumah / Masyarakat)
∙ Status gizi Pelayanan Kunjungan Neonatal Kunjungan Neonatal Kunjungan Neonatal Edukasi perawatan
∙ Tumbuh neonatal esensial dengan Manajemen dengan Manajemen dengan Manajemen neonatal, tanda bahaya,
kembang Terpadu Bayi Muda Terpadu Bayi Muda Terpadu Bayi Muda dan pemberian ASI
∙ Penyakit (MTBM), Edukasi (MTBM), Edukasi (MTBM), Edukasi eksklusif,
Menular perawatan neonatal perawatan neonatal perawatan neonatal sweeping.
termasuk pemberian termasuk pemberian termasuk pemberian
ASI eksklusif dan ASI eksklusif dan ASI eksklusif dan
konseling konseling konseling
Kelas Ibu Balita Fasilitasi pelaksanaan Fasilitasi pelaksanaan Fasilitasi pelaksanaan Mengajak partisipasi ibu
kelas ibu Balita kelas ibu Balita kelas ibu Balita untuk mengikuti kelas
ibu balita dan
terlibat dalam
pelaksanaan kelas ibu
balita.

Pelayanan Bayi Pemantauan dan Pemantauan Pemantauan Pendampingan dalam


Berat Lahir Perawatan perawatan sesuai Buku
Rendah (BBLR) KIA Khusus Bayi Kecil

Pengambilan Pengambilan dan - - -


sampel SHK pengiriman sampel SHK
Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir/Neonatal (0-28 hari) Esensial
Pelayanan Bayi Baru Lahir (KN 1 = 6 – 48 jam setelah lahir) - SDKI
2017

Pelayanan mengacu Pedoman Pelayanan


Kesehatan Neonatal Essensial terdiri dari:
∙ Kunjungan Neonatal (KN1 s/d KN3) menerapkan
Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)
∙ Terintegrasi dengan Kunjungan Nifas (KF1 s/d KF4) baik
di puskesmas, Posyandu dan Kunjungan Rumah
∙ Edukasi perawatan neonatal termasuk IMD, pemberian
ASI Eksklusif dan konseling oleh Bidan/ perawat
∙ Kader melalui kunjungan rumah melakukan sweeping,
edukasi ( perawatan bayi baru lahir dan ASI Eksklusif)
∙ Konseling, edukasi dan pencatatan hasil layanan dan
pemantauan harian tanda bahaya menggunakan Buku
KIA
PENERAPAN MANAJEMEN TERPADU BAYI MUDA (MTBM)

• Penilaian, klasifikasi dan tindakan/pengobatan bayi muda umur kurang dari 2 bulan
• Terdapat Kolom Penilaian, Klasifikasi dan Tindakan/Pengobatan
• Klasifikasi digolongkan dalam 3 kelompok : warna merah muda, kuning dan hijau
Pelayanan Neonatal Esensial
di Puskesmas, Pustu, Posyandu atau Kunjungan Rumah
Setelah lahir KN 1 KN 2 KN 3
No Pelayanan
(0-6 jam) (6-48 jam) (3-7 hari) (8-28 hari)
1 Menentukan kunjungan neonatal 1 (6-48 jam) /2(3-7 hari)/3 (8-28hari) √ √ √ √
2 Pelayanan kesehatan neonatus menggunakan pendekatan MTBM, terdiri dari:
• Pemotongan dan Perawatan tali pusat √ √ √ √
• IMD √
• ASI eksklusif √ √ √ √
• Antropometri : BB, PB, LK √ √ √ √
• Injeksi Vitamin K √ * * *
• Salep mata √ * * *
• Imunisasi HB-O *) (diutamakan < 24 jam) √*) √*) * *
• Skrining Hipotiroid Kongenital √ *
• Pencegahan penularan dari ibu ke Anak(HIV, Sifilis, Hepatitis B) √ √ √ √
3 Penilaian dan Klasifikasi Bayi Muda Umur Kurang Dari 2 Bulan menggunakan Buku Bagan MTBS:
• Memeriksa Kemungkinan Penyakit Sangat Berat, Infeksi bakteri berat atau sumbatan saluran cerna √ √ √ √

• Memeriksa Ikterus √ √ √ √
• Memeriksa Diare √ √ √ √
• Memeriksa status HIV √ √ √ √
• Memeriksa Kemungkinan Berat Badan Rendah dan Masalah Pemberian ASI/Minum √ √ √ √
• Memeriksa status Vitamin K1 dan imunisasi √ √ √ √
• Masalah atau Keluhan Lain pada Bayi dan Ibu √ √ √ √
Pelayanan Neonatal Esensial
di Puskesmas, Pustu, Posyandu atau Kunjungan Rumah

Setelah lahir (0- KN 1 KN 2 KN 3


No Pelayanan
6 jam) (6-48 jam) (3-7 hari) (8-28 hari)
4 Tindakan atau Pengobatan Bayi Muda Umur Kurang Dari 2 Bulan:
• Tindakan untuk bayi muda yang memerlukan rujukan √ √ √ √ √
• Tindakan untuk bayi muda yang tidak memerlukan rujukan √ √ √ √ √
5 Pelayanan tindak lanjut pada bayi muda umur kurang dari 2 bulan (kunjungan √ √ √ √ √
ulang, pemantauan pengobatan)
6 Edukasi perawatan neonatal termasuk pemberian, IMD, ASIeksklusif dan √ √ √ √ √
konseling
7 Sweeping bayi muda yang belum mendapat kunjungan neonatal - √ √ √ √

Ketika ditemukan klasifikasi merah, maka Pustu akan merujuk ke


Puskesmas/FKTP untuk mendapatkan pemeriksaan oleh dokter
Kelas Ibu Balita
Kelas Ibu Balita adalah kelas dimana para ibu yang mempunyai Peserta :
anak berusia antara 0 sampai 5 tahun secara bersama-sama ❑ ibu yang mempunyai anak usia antara
berdiskusi, tukar pendapat, tukar pengalaman akan pemenuhan 0–5 tahun dengan pengelompokan 0-1
pelayanan kesehatan, gizi dan stimulasi pertumbuhan dan
tahun, 1-2 tahun, 2-5 tahun.
perkembangannya dibimbing oleh fasilitator dengan
menggunakan Buku KIA. ❑ Peserta kelas ibu paling banyak 15
orang.
Dalam pelaksanaan Kelas Ibu Balita, fasilitator bisa minta bantuan ❑ Proses belajar dibantu oleh seorang
narasumber untuk menyampaikan materi bidang tertentu. fasilitator
Narasumber adalah tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian
bidang tertentu, misalnya dibidang gizi, gigi, PAUD (Pendidikan Fasilitator: bidan/perawat/tenaga
Anak Usia Dini), penyakit menular, dsb. kesehatan lainnya yang telah
mendapat pelatihan fasilitator Kelas
Ibu Balita atau melalui on the job
Kelas ibu umumnya dilaksanakan di training.
Posyandu, namun pelaksanaannya
dapat juga bertempat di Puskesmas
atau Pustu.

Kader mendukung pelaksanaan kelas ibu balita


dengan mengajak partisipasi ibu di lingkungan
tempat tinggalnya untuk mengikuti kelas ibu
balita dan terlibat dalam pelaksanaan kelas ibu
balita.
Pelayanan Bayi Berat Lahir Rendah ( BBLR) <2500 gram

∙ Hanya dapat dilaksanakan di Puskesmas mampu PONED


untuk kasus BBLR Stabil dengan BBL diatas 2000 gr.
Jika tidak stabil dan di bawah 2000 gr di rujuk
setelah melakukan resusitasi dan stabilisasi
neonatus ke RS dengan kemampuan perawatan
BBLR komprehensif
∙ Tenaga kesehatan terlatih PONED harus mampu
mengenali masalah yang didapat, tanda bahaya,
penatalaksanaan kegawatdaruratan, stabilisasi pra
rujukan dan rujukan, merawat serta memantau
pertumbuhan dan perkembangan BBLR yang benar.
∙ Konseling, edukasi dan pencatatan hasil layanan
menggunakan Buku KIA Khusus Bayi Kecil.
∙ Kader melakukan kunjungan rumah dan mendampingi
ibu dalam perawatan BBLR sesuai Buku KIA Khusus Bayi
Kecil.
Paket Pelayanan Kesehatan Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah
Sasaran Delivery Unit
Masalah Layanan Kesehatan Puskesmas Pustu Kegiatan Posyandu Kunjungan Rumah
Kesehatan (Kecamatan) (Desa / Kelurahan) (Dusun / RT/RW) (Rumah / Masyarakat)

∙ Status gizi Pemantauan tumbuh Timbang BB, Ukur PB atau Timbang BB, Ukur Timbang BB, Ukur Sweeping, pemantauan dan
∙ Tumbuh kembang TB, LiLA, LK, SDIDTK, PB/TB, LiLA, LK, PB/TB, LiLA, LK, ceklis edukasi tumbuh kembang
kembang penentuan status gizi SDIDTK, penentuan perkembangan,
∙ Penyakit status gizi rujukan
Menular Imunisasi Rutin Edukasi dan layanan Edukasi dan layanan Edukasi dan layanan DOFU dan edukasi Imunisasi
Lengkap Imunisasi rutin lengkap Imunisasi rutin Imunisasi rutin rutin lengkap
lengkap lengkap
Vitamin A dan Obat Pemberian Vitamin A Pemberian Vitamin A Pemberian Vitamin A Sweeping dan edukasi Vitamin A
Cacing dan obat cacing dan obat cacing dan obat cacing dan Obat Cacing
Pelayanan balita Penanganan balita Pemantauan Edukasi dan Edukasi dan monitoring,
dengan masalah gizi bermasalah gizi (rawat inap pemberian MT rujukan, sweeping
(weight faltering, / rawat jalan),
underweight, gizi merujuk ke FKRTL bagi
kurang, gizi buruk balita bermasalah gizi
dan stunting)
Pelayanan MTBS MTBS - Edukasi, tanda bahaya, dan
pengobatan kunjungan rumah pada balita tidak
dengan MTBS melakukan kunjungan ulang,
edukasi dan tanda
bahaya
Skrining kasus TBC Gejala TBC, edukasi Gejala TBC Gejala TBC Gejala TBC, edukasi gaya
balita gaya hidup sehat dan hidup sehat dan lingkungan
lingkungan sehat sehat
Skrining Talasemia Anamnesis keluarga Anamnesis keluarga
pasien pasien 35
Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan
Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan terdiri
dari:
Pemeriksaan antropometri: BB, PB atau TB,
LiLA, LK yang dicatat serta diplot dalam KMS
dalam buku KIA
Pemeriksaan perkembangan menggunakan
ceklist perkembangan sesuai usia dalam
buku KIA dan SDIDTK Interpretasi hasil
pemantauan tumbuh kembang
Edukasi/konseling menggunakan buku KIA, atau
media lainnya (leaflet, poster, lembar balik)
Rujukan balita berisiko masalah gizi dan
perkembangan

Sasaran: Semua Balita dan Anak Pra Sekolah Tempat


Pelaksanaan: Rumah, Posyandu, Pustu
dan Puskesmas
JADWAL DAN JENIS DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG DI PUSKESMAS
STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG
Setiap bulan anak mendapatkan pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan
menggunakan buku KIA:
Bila hasil pemantauan tidak sesuai
dengan umur maka anak harus
dilakukan deteksi dini pertumbuhan dan
perkembangan dengan menggunakan
Bagan SDIDTK
Bila hasil pemantauan sesuai dengan umur
maka setiap anak tetap harus dilakukan
deteksi dini pertumbuhan dan
perkembangan dengan menggunakan
Bagan SDIDTK saat berumur
6,9,18,24,36,48,60,72 bulan.
TINDAK LANJUT PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

Tenaga kesehatan (dokter/bidan/perawat/ahli gizi) berkolaborasi menindaklanjuti hasil pemantauan


pertumbuhan dan perkembangan melalui Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) untuk mencari
adakah penyakit atau kondisi lainnya yang mendasari sebagai etiologi masalah gizi dan perkembangan,
untuk selanjutnya:
- Tata Laksana Masalah Gizi (termasuk edukasi/konseling dan stimulasi perkembangan)
- Pemantauan Rutin
- Rujukan (jika diperlukan)

Setelah balita memasuki episode sembuh (jika sebelumnya ada penyakit penyerta), maka dapat
dilakukan penilaian perkembangan mengacu pada Pedoman Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh
Kembang (SDIDTK) di Puskesmas dan Pustu.

Kader melalui pelaksanaan Posyandu dusun/RT/RW melakukan pemantauan dan edukasi tumbuh
kembang.

Pelaksanaan kunjungan rumah oleh kader atau nakes untuk sweeping balita yang tidak datang ke
Posyandu.
Pelayanan Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan
Posyandu Kunjungan
No Pelayanan Puskesmas Pustu Dusun/RT/RW Rumah

1 Melaksanakan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan, meliputi: √ √


• Memilih KMS sesuai jenis kelamin anak √ √
• Memastikan identitas anak √ √
• Menentukan usia anak √ √
• Menimbang BB anak* √ √
• Mengukur PB atau TB anak* √ √
• Mengukur LiLA anak* √ √
• Mengukur LK anak* √ √
• Mencatat hasil pengukuran, melakukan plotting dan membuat garis pertumbuhan pada buku KIA √ √

• Mencatat setiap kejadian yang dialami anak (sakit, tidak nafsu makan, dll) √ √
• Melakukan stimulasi dan pemantauan perkembangan anak dengan mengisi check- list perkembangan sesuai √ √
umur dalam buku KIA.
• Interpretasi hasil pemantauan pertumbuhan dan perkembangan √ √
• Tindak lanjut hasil pemantauan pertumbuhan dan perkembangan (merujuk atau edukasi/konseling √ √
menggunakan buku KIA/media lain)
2 Pemeriksaan sesuai alur MTBS √ √
• Penilaian status gizi : mengukur ulang antropometri* dan menilai status gizi berdasarkan indeks √ √
(BB/U, PB/U atau TB/U, BB/PB atau BB/TB dan IMT/U)
• Penilaian tren pertumbuhan : membandingkan penambahan BB dengan standar, weight increment (< 2 √ √
tahun), membandingkan penambahan PB atau TB, height increment (< 2 tahun) dan kenaikan IMT/U

3 Penilaian perkembangan mengacu pada Pedoman Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang √ √
(SDIDTK) setelah balita sembuh dari episode sakit
4 Tindak lanjut hasil pemantauan pertumbuhan dan perkembangan (pemantauan rutin, tata laksana masalah gizi, √ √ √
rujukan)
5 Sweeping balita tidak datang/melakukan kunjungan ulang melalui kunjungan rumah √
PEMERIKSAAN KESEHATAN ANAK TERINTEGRASI (PKAT)
• Sasaran: Bayi usia 6 bulan sampai Merupakan integrasi kegiatan pemantauan Kesehatan dan tumbuh kembang
sebelum usia 7 bulan. anak menggunakan Buku KIA (ONE STOP SERVICE), dimana anak tidak
Periode kritis perkembangan dan waktu hanya mendapatkan pemeriksaan kesehatan saja, tetapi juga evaluasi
terbaik untuk evaluasi, terutama: penilaian tumbuh kembang, gizi, imunisasi, deteksi kekhawatiran orangtua
- penglihatan dan pendengaran dan lingkungan pengasuhan anak.
- perkembangan menggunakan KPSP
- ASI eksklusif, Langkah-Langkah Pelaksanaan PKAT
- MP-ASI yang optimal
- Vitamin A
- Imunisasi dasar
• Tempat Pelaksanaan: Puskesmas
• Tenaga Pelaksana: kader, perawat, bidan,
dokter atau dokter spesialis anak, ahli gizi dan
psikolog
• Dijadwalkan1-2 kali/ bulan secara rutin
(sekitar 25 sasaran per satu kali kegiatan)
Alur Operasional PKAT dan Tindak Lanjut

Hasil PKAT:
1. Tidak ada masalah
2. Tindak lanjut
3. Rujuk FKTL
Algoritma Tatalaksana Masalah Gizi Balita (6 -59 Bulan)

PMT Lokal 4-8 minggu


PMT Lokal 4-8 minggu
Imunisasi Rutin Lengkap
Imunisasi Dasar Imunisasi Lanjutan
Umur Jenis Interval Minimal *) Umur Jenis Interval Minimal **)
0-24 jam Hepatitis B 12 bulan PCV3
1 bulan BCG, OPV 1 18-23 DPT-HB-Hib4 12 bulan dari DPT-HB-Hib 3
2 bulan DPT-HB-Hib1, OPV2, RV1, PCV1 1 bulan
bulan Campak Rubella 2 6 bulan dari dosis 1
3 bulan DPT-HB-Hib2, OPV3, RV2, PCV2
4 bulan DPT-HB-Hib3, OPV4, RV3, IPV1
**) setelah imunisasi dasar
9 bulan Campak Rubella 1, IPV2
No Pelayanan Puskesmas Pustu Posyandu Kunjung
10 bulan JE**
Dusun/RT/ an
*) untuk jenis imunisasi yang sama RW Rumah
**) hanya di wilayah endemis Japanese Encephalitis
1 Melaksanakan imunisasi dasar pada bayi sesuai jadwal usia: √ √ √
• Pelayanan imunisasi rutin lengkap pada √ √ √
0-24 jam Hepatitis B
balita terdiri dari imunisasi dasar dan
1 bulan BCG, OPV1 √ √ √
imunisasi lanjutan.
2 bulan DPT-HepB-Hib1, OPV2, RV1, PCV1 √ √ √
• Bidan/perawat di Puskesmas dan Pustu
serta kegiatan Posyandu Dusun/RT/RW 3 bulan DPT-HepB-Hib2, OPV3, RV2, PCV2 √ √ √
melaksanakan imunisasi dan hasilnya 4 bulan DPT-HepB-Hib3, OPV4, RV3, IPV1 √ √ √
dicatat dan dipantau pada tabel imunisasi 9 bulan Campak Rubela 1, IPV2 √ √ √
dalam buku KIA. 2 Melaksanakan imunisasi lanjutan pada baduta √ √ √
• Kader melalui kunjungan rumah 12 bulan PCV3
melaksanakan sweeping dan edukasi
18-23 bulan DPT-HepB-Hib4, Campak Rubela 2 √ √ √
Imunisasi Rutin Lengkap.
3 Pendataan balita yang belum mendapat imunisasi √ √ √
4 Sweeping dan edukasi Imunisasi Rutin Lengkap √
Pelayanan Pengobatan dengan Manajemen Terpadu Balita Sakit
STRATEGI MTBS
∙ MTBS bertujuan untuk mengurangi
kematian, kesakitan dan kecacatan pada ✔ Meningkatkan keterampilan
balita petugas kesehatan dalam
tatalaksana kasus.
∙ Penerapan MTBS memperhatikan secara
cepat semua gejala anak sakit, sehingga ✔ Memperbaiki sistem kesehatan agar
segera dapat ditentukan apakah anak penanganan penyakit pada balita
dalam keadaan sakit berat dan perlu segera lebih efektif.
dirujuk.
✔ Memperbaiki praktik keluarga &
∙ Deteksi dini dan penanganan kasus sesuai
masyarakat dalam perawatan di
MTBS mengacu Buku Bagan MTBS dan
rumah dan pola pencarian
Formulir Pencatatan yang dilaksanakan oleh
pertolongan.
bidan/perawat di Puskesmas atau Pustu.
∙ Kader melaksanakan kunjungan rumah
untuk sweeping balita yang tidak
melakukan kunjungan ulang.
Pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit
Posyandu Kunjung
No Pelayanan Puskesmas Pustu
Dusun/RT/ an
RW Rumah
1 Melaksanakan pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit, meliputi: √ √
a. Penilaian dan klasifikasi balita sakit umur 2 bulan - 5tahun √ √
• Memeriksa Tanda Bahaya Umum √ √
• Melakukan anamnesis √ √
• Melakukan pemeriksaan antropometri (BB, PB/TB, LiLA, LK) √ √
• Memeriksa Batuk dan/atau Sukar Bernapas √ √
• Memeriksa Diare √ √
• Memeriksa Demam √ √
• Memeriksa Masalah Telinga √ √
• Memeriksa Status Gizi (Gizi kurang, gizi buruk, obesitas) √ √
• Memeriksa Status Pertumbuhan (Pendek/sangat pendek, makro/mikro cephali) √ √
• Memeriksa Anemia √ √
• Memeriksa status HIV √ √
• Memeriksa status Imunisasi dan Vitamin A √ √
• Memeriksa masalah atau Keluhan lain √ √
• Melakukan penilaian Pemberian Makan √ √
b. Tindakan atau Pengobatan Balita Sakit Umur 2 bulan - 5 tahun √ √
1) Tindakan untuk anak yang memerlukan rujukan √ √
2) Tindakan untuk anak yang tidak memerlukan rujukan √ √
c. Pelayanan tindak lanjut pada Balita Sakit Umur 2 bulan - 5 tahun (kunjungan ulang, √ √
pemantauan pengobatan)
2 Sweeping balita tidak melakukan kunjungan ulang √

Ketika ditemukan klasifikasi merah, maka Pustu akan merujuk ke Puskesmas/FKTP untuk mendapatkan pemeriksaan oleh dokter
Alur Layanan TBC pada Balita dan Anak Pra Sekolah
Observasi dan
mempertimbangkan
Kontak Erat sasaran yang layak
diberikan TPT

Bukan
Melakukan Skrining gejala
terduga TBC Edukasi PHBS

Balita dan Anak Pra dan tanda TBC


Sekolah Terduga TBC

PUSKESMAS
Pemeriksaan menggunakan TCM atau sistem skoring
KUNJUNGAN RUMAH PUSTU POSYANDU
• Kader dan petugas kesehatan Positif Negatif
melakukan
kunjungan rumah untuk
Melakukan Skrining gejala dan tanda TBC
PMO dan edukasi TBC Kontak serumah Bukan Kontak
Tatalaksana OAT sesuai
• Kader dan petugas juga Serumah
standar
melakukan skrinning anggota
Terduga TBC
keluarga sebagai terduga
Bukan Edukasi PHBS dan Edukasi
terduga TBC Edukasi PHBS Pertimbangkan pencegahan TBC
Pemberian TPT
Kontak Erat

TINDAK LANJUT SKRINING


SASARAN
● Pengambilan, pengemasan dan pengiriman sampel dahak,
setiap Balita dan anak yang berkunjung ke Puskesmas
Jika kesulitan mendapatkan dahak, penegakan diagnosis
Pustu dan Posyandu atau yg ditemui pada kegiatan
TBC klinis menggunakan sistem skoring
kunjungan rumah baik sehat maupun sakit
● Pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TCM) atau Mikroskopis
METODE ● Pengobatan yang sesuai baik obat rutin atau pemberian
Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT)
wawancara menggunakan tanda dan gejala
● Kader dan petugas kesehatan melakukan kunjungan
rumah
Skrining Thalasemia

Sasaran skrining: Kegiatan: Tindak lanjut setelah


semua bayi berusia 2 ✔ anamnesis kepada skrining:
(dua) tahun keatas yang keluarga pasien ✔ Normal diberikan kartu/
memiliki saudara ✔ pemeriksaan darah sertifikat telah dilakukan
kandung penyandang lengkap deteksi dini
talasemia dan atau orang ✔ membuat sediaan apus ✔ Suspek/curiga Rujuk RS dan
tua atau ada darah tepi. dilakukan pemeriksaan lab
riwayat keluarga dengan ✔ Hasil pemeriksaan dicurigai lanjutan (Pemeriksaan Analisis
transfusi darah rutin. pembawa sifat talasemia bila Hb dengan HPLC/
nilai salah satu dari Hb, MCV Elektroporesis Capilary)
atau MCH lebih rendah dari ✔ Konseling
batas normal (Hb < 11mg/dL,
MCV < 80 fL, MCH < 27pq).
PWS Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah

Catat data hasil · Morbiditas: BBLR, Neonatus SHK+, icteric, HIV, dirujuk, bayi dan
pelayanan
balita dengan penyakit infeksi (TBC, diare, pneumonia), kontak
Analisa beban
erat TB, masalah gizi dan perkembangan (tidak naik BB, gizi
penyakit:
kurang, gizi buruk, stunting, obesitas, masalah perkembangan).
• Morbiditas
penyakit
· Cakupan pelayanan: pelayanan neonatal esensial (KN1, KN2,
• Cakupan
pelayanan KN3), IMD, Vit.K, Bayi baru lahir dengan Hb0
Notifikasi Tindak <24 jam, Bayi baru lahir dengan Hb0 dibawah 7 hari, bayi dan
Lanjut pada Pustu balita Jumlah Bayi di timbang bulan ini, jumlah bayi dipantau
• Kegiatan Pustu perkembangan bulan ini, balita gizi kurang dapat PMT, balita
• Kunjungan gizi buruk dirujuk, balita mendapat vitamin A, cakupan
rumah oleh imunisasi dasar dan lanjutan, balita dilayani MTBM dan MTBS
nakes/kader

NOTIFIKASI DAN RENCANAKAN KUNJUNGAN ULANG


Pelayanan Kesehatan Anak
Usia Sekolah dan Remaja
Paket pelayanan Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja
Sasaran Pelayanan Delivery Unit
Masalah Kesehatan Puskesmas Pustu Kegiatan Posyandu Kunjungan Rumah
Kesehatan (Kecamatan) (Desa/Kelurahan) (Dusun/RT/RW) atau (Rumah/Masyarakat)
Sekolah
Status gizi ( Pelayanan ∙ Skrining kesehatan ∙ Skrining (lihat bagan ∙ riwayat kesehatan
termasuk anemia Kesehatan Peduli dan imunisasi kesehatan dan penjaringan anak dan keluarga,
remaja) Remaja di Dalam ∙ Pelayanan klinis/ imunisasi kesehatan utk ∙ pemantauan status
karies gigi, Gedung pengobatan umum (tertentu) sekolah) gizi,
penglihatan, ∙ KIE berupa PKHS ∙ Pelayanan klinis/ ∙ kebersihan diri
pendengaran, ∙ Konseling pengobatan ∙ riwayat imunisasi
perilaku berisiko, umum ∙ monitoring konsumsi
penyakit menular, TTD,
∙ KIE berupa PKHS
mental emosional, ∙ SKRINING PTM:
∙ Konseling
rokok & NAPZA, diabetes dan
hipertensi, talasemia
∙ Edukasi
Pelayanan · Fasilitasi UKS · Fasilitasi UKS • Penjaringan Edukasi kesehatan
Kesehatan Peduli kesehtan dan (masalah indera, TBC,
Remaja di Luar pemeriksaan merokok dll)
Gedung berkala
• Pendidikan
Kesehatan
• Pembinaan
Lingkungan
Sekolah Sehat
Sasaran Pelayanan Delivery Unit
Masalah Kesehatan Puskesmas Pustu Kegiatan Posyandu Kunjungan Rumah
Kesehatan (Kecamatan) (Desa/Kelurahan) (Dusun/RT/RW) (Rumah/Masyarakat
)
Skrining kekerasan Identifikasi, tata Identifikasi, tata
terhadap laksana dan laksana dan
Perempuan dan mencatat kasus mencatat kasus
Anak (KtPA) serta serta - -
menginformasuka n menginformasuka n
ke pihak terkait ke pihak terkait
Pelayanan KIE, pemeriksaan
Kesehatan Gigi deteksi dini
dan Mulut kelainan/penyakit
gigi dan mulut,
Edukasi
merujuk,
pemeliharaan
kesehatan rongga
mulut bayi, UKGS
Pelayanan Disesuaikan Disesuaikan Disesuaikan dengan Disesuaikan
Pengobatan dengan kasus dan dengan kasus dan kasus dan dengan kasus dan
kewenangan kewenangan kewenangan kewenangan

Catatan:
* Pada remaja usia 15 tahun keatas dengan obesitas dan atau hipertensi
** Pada remaja putri yang sudah menstruasi
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) Sasaran:
1. anak usia sekolah (≥ 6-18 tahun)
di Dalam Gedung 2. remaja (10-18 tahun)

Pelayanan : Skrining Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Sasaran Waktu/ Tempat
Remaja Frekuensi

Skrining • Anamnesis: 5L, sering pusing remaja putri usia ≥12 1 x dalam Puskesmas
anemia • P.fisik: konjungtiva & telapak tangan anemis - ≤18 tahun, setahun Pustu
• P.penunjang: hb meter POCT, dikonfirmasi dg hemato dengan/ tanpa
analyzer (bila anemia) gejala anemia
• Tatalaksana: anemia ringan, anemia sedang, anemia berat

Skrining • Metode skrining dengan Pemeriksaan Rapid R0 lalu melihat remaja dengan HIV ketika Puskesmas
HIV hasil positif atau negatif. Jika hasil R0 (skrining) positif pasien / AIDS (ODHA), ditemukan
akan dirujuk ke Puskesmas atau RS PDP agar bisa dilakukan remaja yang kontak indikasi atau
pemeriksaan diagnosis (R1, R2 dan R3 untuk menegakkan serumah dengan ditemukan
diagnosa. pasien TBC paru yang kasusnya
• Tindak lanjut jika hasil pemeriksaan R1, R2 dan R3 Positif terkonfirmasi atau beresiko
maka pasien dinyatakan sebagai orang penderita HIV bakteriologis, remaja tertular dari
(ODHIV) dan bisa diberikan ARV. yang beresiko lainnya orang lain
(penyakit
imunokompromais,
dll)
Alur Layanan TBC pada Anak Usia Sekolah dan Remaja Observasi dan
mempertimbangkan sasaran
Kontak Erat yang layak diberikan TPT

Bukan
Edukasi PHBS dan Obsevasi
Melakukan Skrining gejala dan terduga TBC kemungkinan penyakit lain
Anak Usia Sekolah dan Remaja tanda TBC
Terduga TBC
PUSKESMAS
Pemeriksaan menggunakan TCM
KUNJUNGAN RUMAH PUSTU
• Kader dan petugas kesehatan Positif Negatif
melakukan
kunjungan rumah untuk
Melakukan Skrining gejala dan tanda TBC
PMO dan edukasi TBC
Tatalaksana OAT sesuai Foto Rontgen Toraks
• Kader dan petugas juga melakukan
Terduga TBC standar
skrinning anggota keluarga sebagai
terduga
Sugestif TBC Tidak
Bukan
Edukasi PHBS Sugestif TBC
terduga TBC

Kontak Erat
Pertimbangkan TBC Edukasi dan
Klinis Observasi
Kemungkinan
Penyakit lain

SASARAN TINDAK LANJUT SKRINING


setiap anak usia sekolah dan remaja yang berkunjung ● pengambilan, pengemasan dan pengiriman sampel dahak, Jika kesulitan
ke Puskesmas, Pustu atau yg ditemui pada kegiatan mendapatkan dahak dpt induksi seputum
kunjungan rumah baik sehat maupun sakit. Anak usia ● Pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TCM) atau Mikroskopis
sekolah dan remaja tanpa gejala TBC yang kontak erat ● Anak yang kontak serumah dengan pasien TBC terkonfirmasi
bakteriologis namun tidak menunjukkan gejala TBC, maka diperlukan
atau kontak serumah dengan pasien TBC, remaja
pemeriksaan foto rontgen dada (jika tersedia) dan pemeriksaan infeksi
dengan HIV/AIDS (ODHA) TBC (TST/IGRA) sebelum diberikan TPT oleh puskesmas
METODE ● Pengobatan yang sesuai baik obat rutin atau pemberian Terapi
Pencegahan Tuberkulosis (TPT)
wawancara menggunakan tanda dan gejala
● Kader dan petugas kesehatan melakukan kunjungan rumah
Sasaran:
1. anak usia sekolah (≥ 6-18 tahun)
Skrining Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja 2. remaja (10-18 tahun)
Pelayanan Sasaran Waktu/ Tempat
Frekuensi
Skrining • Anamnesi Pemeriksaan Fisik P. ≥ 6-18 tahun Setiap Puskesmas
Obesitas Antropometri berkunjung Pustu
• Cara menghitung IMT
• Interpretasi IMT
• Tatalaksana sesuai IMT edukasi lifestyle
khususnya terkait konsumsi makanan
Skrining • Skrining DM meliputi anamnesis riwayat penyakit ≥ 6-18 tahun dengan 1 x dalam Puskesmas
Diabetes keluarga dan diri sendiri; pengukuran tinggi badan, mengompol, poliuria, setahun Pustu
Melitus berat badan, lingkar perut, pemeriksaan tekanan polifagi, polidipsia,
darah; pemeriksaan kadar gula penurunan berat
(DM)
• Skrining untuk deteksi dini DM dapat dilakukan di badan yang cepat
Posyandu melalui anamnesis faktor risiko PTM, dalam 2-6 minggu
pengukuran BB, TB, LP, TD, dan pemeriksaan kadar sebelum diagnosis
gula darah dengan menggunakan glukometer ditegakkan
• Skrining DM di Posyandu dilaksanakan oleh kader
terlatih dan penegakan diagnosa dilakukan di FKTP.
Sasaran:
Skrining Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja 1. anak usia sekolah (≥ 6-18 tahun)
2. remaja (10-18 tahun)
Pelayanan Sasaran Waktu/ Tempat
Frekuensi
Skrining • Pada anak yang memiliki faktor risiko seperti obesitas, menggunakan ≥ 6-18 tahun Min 1 kali Puskesma
Hipertensi obat-obatan yang dapat meningkatkan tekanan darah, penyakit ginjal, Tanpa risiko Hipertensi dalam s, Pustu
riwayat koarktasio aorta atau diabetes, maka pemeriksaan tekanan setahun Posyandu
darah tersebut harus dilakukan secara rutin.
• Tujuan skrining Hipertensi untuk deteksi dini adanya hipertensi
asimtomatik, serta mencegah komplikasi jangka pendek dan
panjang.
• pemeriksaan tekanan darah menggunakan tensimeter digital dan atau
tensimeter aneroid.

Skrining • Skrining dapat dilakukan di Puskesmas dengan anamnesis kepada keluarga ≥ 6-18 tahun 1 x seumur Puskesma
Talasemia pasien, ada saudara dan/atau anak penyandang Talasemia, ada keluarga remaja yang memiliki hidup s
yang rutin melakukan transfusi darah. Bila ya, periksa darah lengkap yang saudara kandung
minimal Hb, MCV dan MCH, sediaan apus darah tepi. penyandang Talasemia
(keluarga ring 1)
Skrining • Skrining Indera Penglihatan: mendeteksi adanya penyakit pada mata, ≥ 6-18 tahun 1 x dalam Puskesma
Kesehatan gangguan penglihatan seperti kelainan refraksi/gangguan tajam setahun s
Indera penglihatan dan buta warna pada peserta didik serta menindaklanjuti hasil
Penglihatan pemeriksaan (bila terdapat ada kelainan). Pemeriksaan kesehatan indera
dan penglihatan dilakukan melalui pemeriksaan mata luar, tajam penglihatan
Pendengaran dan pemeriksaan buta warna
Sasaran:
Skrining Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja 1. anak usia sekolah (≥ 6-18 tahun)
2. remaja (10-18 tahun)

Pelayanan Sasaran Waktu/ Tempat


Frekuensi
Skrining • mendeteksi adanya gangguan fungsi pendengaran serta ≥ 6-18 tahun 1 x dalam Puskesmas
Kesehatan menindaklanjuti hasil pemeriksaan (bila terdapat ada kelainan) setahun
Indera • pemeriksaan telinga luar dan fungsi pendengaran (tes berbisik
Penglihatan modifikasi dan tes penala)
dan
Pendengaran
Skrining • usia 4-18 tahun) atau Strength and Difficulties Questionnaire ≥ 6-18 tahun 1 x dalam Puskesmas
Kesehatan Jiwa (SDQ) dan menggunakan Kuesioner Self- Reporting setahun Pustu
Questionnaire-20 (SRQ-20) untuk pelajar/mahasiswa di atas
usia 18 tahun.
• Intervensi di pustu dapat berupa KAP (komunikasi antar
personal)
Layanan • diintegrasikan dalam UKS ≥ 6-18 tahun Sesuai waktu Puskesmas
Vaksinasi/ (Pelayanan Kesehatan), pemberian Pustu
Imunisasi • vaksin COVID-19 dapat
diberikan oleh nakes
puskesmas di luar sekolah
(Boleh bagi anak 6-11 tahun
dan 12-17 tahun)
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) di Sasaran:
1. anak usia sekolah (≥ 6-18 tahun)
Dalam Gedung 2. remaja (10-18 tahun)
Pelayanan Sasaran Waktu/ Tempat
Frekuensi

Menyesuaikan dg hasil asesmen MTPKR, hasilnya ada 3 • Algoritma infeksi ≥ 6-18 tahun, Setiap Puskesmas
kategori (merah, kuning, hijau). Merah dan kuning perlu • Algoritma kesehatan jiwa berkunjung Pustu
dirujuk (medis, sosial, hokum), bersamaan dengan • Algoritma Indera
Pelayanan asesmen keluhan, gali masalah remaja dengan • Algoritma lain lain
Klinis/ HEEADSSS, selanjutnya tatalaksana sesuai diagnosis • Komunikasi, informasi, dan
Pengobatan • Algoritma pertumbuhan dan perkembangan edukasi
Umum • Algoritma kesehatan reproduksi
• Algoritma genetalia

• Kesadaran diri • Berpikir kreatif ≥ 6-18 tahun, Setiap Puskesmas


Layanan • Empati • Komunikasi efektif berkunjung Pustu
• Pengambilan • Kemampuan interpersonal
KIE keputusan • Pengendalian emosi
Kesehatan • Pemecahan masalah • Mengatasi stress
• Berpikir kritis
PKHS
• Sesuai keluhan yg • Kestabilan emosional ≥ 6-18 tahun, Setiap Puskesmas
diasses dg HEEADSSS • Penggunaan alkohol, berkunjung Pustu
(MTPKR): tembakau dan zat lainnya
• Kemampuan/ketrampil • Cedera yang tidak
an psikososial disengaja
• Pola makan gizi • Kekerasan dan
seimbang penganiayaan
Konseling • Aktivitas fisik • Pencegahan kehamilan dan
• Pubertas kontrasepsi
• Kesehatan reproduksi
remaja
POSYANDU KELUARGA UNTUK NTB SEHAT, SEJAHTERA, GEMILANG
• Pencegahan HIV AIDS dan
IMS
Sasaran:
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) di Luar Gedung 1. anak usia sekolah (≥ 6-18 tahun)
2. remaja (10-18 tahun)
Fasilitasi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Pelayanan Sasaran Waktu/ Frekuensi Tempat
• Layanan yang diberikan • Indra penglihatan, pendengaran • kelas 1 s.d • Penjaringan kesehatan sekolah
Skrining imunisasi, pemberian TTD • Gigi mulut 10 dilakukan 1 kali setiap tahun
Kesehatan dan pemberian obat cacing • Kes. Jiwa ajaran baru untuk kelas 1,7,
• Kuesioner • Risiko PTM dan 10
Anak • Pemeriksaan: • Kebugaran • pemeriksaan berkala bagi
Sekolah • Tanda vital • Imunisasi rutin selain kelas 1,7 dan 10 (1 kali
• Status gizi • Anemia dalam setahun)
• Risiko merokok

• merupakan pemberian • HIV/AIDS, gejala/tanda penyakit menular dan • kelas 1 s.d Sesuai kesepakatan hari sekolah
pengetahuan kesehatan dan tidak menular, kekerasan/cidera, serta 10 tertentu
pembiasaan perilaku sehat masalah PHBS.
Pendidikan peserta didik. • Contoh bentuk kegiatan: Aksi Bergizi dengan
• Materi yang diberikan kegiatan aktifitas fisik, sarapan dan edukasi
Kesehatan meliputi 8 isu prioritas: gizi, konsumsi TTD pada rematri.
status gizi, kesehatan
mental, kesehatan
reproduksi, NAPZA
termasuk rokok,

pemeliharaan sanitasi sekolah dan pengelolaan sampah), perawatan kebun sekolah, • kelas 1 s.d Sesuai kesepakatan hari sekolah
Pembinaan pembinaan kantin sehat, penerapan kawasan tanpa rokok (KTR) dan kawasan tanpa 10 tertentu
NAPZA (KTN), penerapan kawasan tanpa kekerasan (KTK), surveilans dan
Lingkungan
Sekolah Reduce, Recycle).
POSYANDU KELUARGA UNTUK NTB SEHAT, SEJAHTERA, GEMILANG
pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit serta pelaksanaan 3R (Reuse,

Sehat
Skrining kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (KtPA)

Karakteristik Korban Anak dan Remaja


Sama dengan korban orang dewasa, ditambah dengan:
Pelayanan Gigi
dan Mulut
• Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut anak usia sekolah dan remaja
berupa Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS).
• UKGS dilaksanakan dalam bentuk kegiatan penjaringan, pendidikan kesehatan gigi
dan mulut, pemeriksaan gigi secara berkala, pelayanan kesehatan gigi dan mulut
lanjutan.
• Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut lanjutan dilaksanakan di Puskesmas oleh
tenaga kesehatan dalam rangka menindaklanjuti hasil penjaringan kesehatan
dan/atau pemeriksaan berkala kesehatan gigi dan mulut yang membutuhkan
pendekatan kuratif ataupun pencegahan caries.
Pelayanan Pengobatan
1. Pengobatan pada anak usia sekolah dan remaja dilakukan dengan pendekatan Manajemen
Terpadu Pelayanan Kesehatan Remaja (MTPKR) dengan algoritma yang terdiri dari:
• Algoritma pertumbuhan dan perkembangan
• Algoritma kesehatan reproduksi
• Algoritma genetalia
• Algoritma infeksi
• Algoritma kesehatan jiwa
• Algoritma Indera
• Algoritma anemia
• Algoritma lain lain
• Komunikasi, informasi, dan edukasi
2.Hasil pemeriksaan menggunakan pendekatan MTPKR dapat dibagi menjadi 3 kategori yaitu hijau, kuning, dan
merah. Kategori hijau dan kuning dapat ditatalaksana di Puskesmas, sedangkan kategori merah dilakukan rujukan
medis, sosial, dan hukum sesuai dengan masalah yang ditemukan mengacu pada Pedoman Manajemen Terpadu
Pelayanan Kesehatan Remaja (MTPKR).
3.Pada Puskesmas yang telah menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional, pada anak & remaja
dilaksanakan pelayanan akupresur, akupunktur dan ramuan serta edukasi asuhan mandiri kestrad. Misal:
membantu mengurangi nyeri haid, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan nafsu makan.
PWS Remaja
▪ Morbiditas: % anak usia sekolah dan remaja gizi kurang, % anak usia
Input data kasus pada sekolah dan remaja gizi baik, % anak usia sekolah dan remaja gizi
dashboard PWS lebih, % anak usia sekolah dan remaja obesitas, % anak usia sekolah
dan remaja dengan karies, % anak usia sekolah dan remaja dengan
Analisa beban hipertensi, % remaja putri anemia, % remaja dengan gangguan
penyakit: refraksi, % remaja dengan gangguan pendengaran.
• Morbiditas ▪ Cakupan pelayanan: % remaja putri kelas 7 dan 10 mendapatkan
penyakit pemeriksaan haemoglobin/ skrining anemia,
% remaja mendapatkan skrining kesehatan, % remaja putri
• Cakupan
mendapatkan TTD, % remaja putri mengonsumsi TTD, % anak usia
pelayanan sekolah dasar/sederajat mendapatkan imunisasi rutin lengkap.
Notifikasi Tindak
Lanjut pada Pustu
• Kegiatan Pustu
• Kunjungan
rumah oleh
nakes/kader NOTIFIKASI DAN RENCANA KUNJUNGAN ULANG
KLASTER 3
PELAYANAN KESEHATAN
USIA PRODUKTIF DAN LANJUT USIA
Tim Pendamping ILP
Dinas Kesehatan Provinsi NTB

Disampaikan pada Workshop ILP Prov. NTB


Hotel Grand Legi, 26 – 28 Juni 2023
> 80 Tahun

64 Tahun KLASTER 3
Lansia
Pekerja Formal
PELAYANAN KESEHATAN
Pekerja Informal Ibu
Rumah Tangga Tidak
USIA PRODUKTIF DAN
Bekerja
PUS
LANJUT USIA
Catin
Remaja/ Pemuda

15 Tahun
Alur Pelayanan Klaster Usia Produktif dan Lansia
Paket Layanan Kesehatan Usia Produktif dan Lansia

Deteksi dini, mencatat kasus serta


menginformasikan dan merujuk ke
pihak terkait.

Deteksi dini, tatalaksana, mencatat kasus


serta menginformasikan dan merujuk ke
pihak terkait.
• Pelayanan Usia Produktif
Delivery
Sasaran Masalah Pelayanan
Unit
Kesehatan Kesehatan
Pustu Kegiatan Posyandu Kunjungan Rumah
(Kecamatan)
• Penyakit Tidak Skrining masalah • Kuesioner self reporting Kuesioner SRQ 20 Kuesioner SRQ 20 Penemuan kasus
Menular kesehatan jiwa (1 questioner (SRQ 20) masalah kesehatan jiwa
• Penyakit kali/ tahun) • Kuesioner ASSIST (untuk
Menular menapis penyalahgunaan NAPZA
• Masalah gizi secara dini)
• Gangguan Pelayanan • KIE Kesehatan reproduksi
mental Kesehatan • Pemeriksaan Kesehatan minimal
emosional dan reproduksi bagi pemeriksaan anemia dan status gizi
depresi pada Calon pengantin • Konseling
usia produktif • Tatalaksana sesuai temuan medis
• Masalah Skrining layak hamil (1x/ • Pemeriksaan kesehatan catin dan Skrining layak hamil Skrining layak hamil -
Kesehatan tahun) pasangan usia subur (kuesioner aplikasi)
Reproduksi • Tatalaksana sesuai temuan medis
• Perencanaan kehamilan sehat

Skrining status Edukasi dan layanan imunisasi Edukasi dan Edukasi dan layanan Edukasi dan layanan
imunisasi tetanus tetanus layanan imunisasi imunisasi tetanus imunisasi tetanus
bagi usia produktif tetanus
Pelayanan KB • Pil, suntik, kondom, implant, • Pil, suntik, Pil, suntik, kondom • Edukasi dan
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) kondom, mobilisasi
dan Metode Operasi Pria (MOP)* implant
dan AKDR
Pelayanan penyakit • Penegakkan diagnosis
akibat kerja • Tata laksana
• Rujukan
• Pencatatan dan pelaporan
• Surveilans
• Pelayanan Lanjut Usia
Delivery Unit
Sasaran Masalah Pelayanan
Puskesmas Puskesmas Pembantu Posyandu Kunjungan Rumah
Kesehatan Kesehatan
(Kecamatan) (Desa/Kelurahan) (Dusun/RT/RW) (Rumah/Masyarakat)
• Penyakit Skrining geriatri 1. anamnesa perilaku 1. anamnesa perilaku 1. Anamnesa perilaku
Tidak Menular berisiko; berisiko; BB, TB (atau berisiko; BB, TB
• Penyakit 2. BB, TB (atau LiLA LiLA dan Lingkar (atau LiLA dan
Menular dan Lingkar betis), betis), LP, IMT, TD; Lingkar betis), LP,
• Masalah gizi LP, IMT, TD; 2. Skrining Aktifitas IMT, TD;
• Tingkat 3. Skrining Aktifitas Kehidupan Sehari-hari 2. Skrining Aktifitas
kemandirian Kehidupan Sehari- (AKS/ADL) dan Kehidupan Sehari-
dan hari (AKS/ADL) skrining lansia hari (AKS/ADL) dan
penurunan dan skrining lansia sederhana (SKILAS), skrining lansia 1. Memastikan lansia
kapasitas sederhana 3. pemeriksaan sederhana (SKILAS), mendapatkan
intrinsik (SKILAS), laboratorium (gula 3. pemeriksaan pelayanan skrining
4. pemeriksaan darah, kolesterol) laboratorium (gula 2. Edukasi keluarga
laboratorium (gula darah, kolesterol)
darah, kolesterol)
Pada penerapan integrasi layanan di klaster 3 akan melihat:

Usia produktif: Penyakit Tidak Menular (obesitas, Hipertensi,


PENJELASAN Diabetes Melitus, Penyakit Jantung, Stroke, Kanker, Penyakit Paru
Obstruktif Kronik (PPOK), Talasemia, Indera penglihatan/mata,
TEKNIS mawalah Kesehatan Jiwa atau Gangguan Jiwa, penyakit menular (TBC,
HIV, AIDS, Sifilis, Hepatitis B), Catin, skrining layak hamil, Kesehatan
Reproduksi, Kebugaran, penyakit yang diakibatkan dari paparan di
tempat kerja dan kecelakaan kerja.

Lanjut Usia: Penyakit Tidak Menular (obesitas, Hipertensi, Diabetes


Melitus, penyakit jantung, stroke, kanker, PPOK, skrining indera
penglihatan/mata, indera penglihatan/mata, skrining geriatri, penyakit
menular (TBC, HIV, AIDS, Sifilis, Hepatitis B).
SKRINING KEBUGARAN
Kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara efektif dan efisien,
tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan. Kondisi ini diperoleh melalui proses aktivitas fisik, latihan fisik dan
olahraga yang dilakukan secara teratur dan terukur.
SKRINING KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK (KtPA)
upaya yang dilakukan untuk mengetahui sedini mungkin apakah seseorang (perempuan atau anak)
termasuk korban kekerasan, agar segera dapat dilakukan tindakan yang tepat untuk menolong korban
PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI CALON PENGANTIN
SKRINING DAN IMUNISASI TETANUS

Masa Perlindungan Imunisasi Tetanus


Catin perempuan perlu mendapat
imunisasi Tetanus untuk mencegah Status Interval Minimal Masa
dan melindungi diri terhadap penyakit Imunisasi Pemberian Perlindungan
Tetanus sehingga memiliki masa T1 - -
perlindungan >25 tahun T2 4 minggu setelah T1 3 tahun

T3 6 bulan setelah T2 5 tahun


Status imunisasi tetanus dapat T4 1 tahun setelah T3 10 tahun
ditentukan melalui skrining status
T5 1 tahun setelah T4 Lebih dari 25
T pada catin perempuan dari tahun
riwayat imunisasi tetanus yang
didapat sebelumnya
Sumber: Permenkes Nomor 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi
SKRINING LAYAK HAMIL BAGI PASANGAN USIA SUBUR (PUS)

Skrining layak hamil adalah serangkaian kegiatan untuk menemukan adanya factor risiko dan
masalah kesehatan pada catin dan PUS dengan menggunakan aplikasi kescatin
Intervensi lanjut dan tatalaksana
PUSTU PUSKESMAS
1. PUS Layak hamil: konseling perencanaan kehamilan sehat. 1. PUS Layak hamil: konseling perencanaan kehamilan sehat.
a.Bagi yang berencana hamil dan ingin mengetahui kondisi 2. Bagi yang berencana hamil dan ingin mengetahui kondisi
kesehatannya lebih lanjut: disarankan untuk periksa kesehatan di kesehatannya lebih lanjut: disarankan untuk periksa kesehatan
Puskesmas atau fasyankes lainnya. lengkap
b.Bagi yang tidak berencana hamil belum menggunakan KB: berikan 3. Bagi yang tidak berencana hamil belum menggunakan KB: berikan
edukasi dan pelayanan untuk menggunakan kontrasepsi. edukasi dan pelayanan untuk menggunakan kontrasepsi
c. Bagi yang tidak berencana hamil sudah menggunakan KB: 4. Bagi yang tidak berencana hamil sudah menggunakan KB:
pertahankan penggunaan KB pertahankan penggunaan KB
2. PUS dapat hamil dengan pengawasan: rujuk ke puskesmas untuk a. PUS dapat hamil dengan pengawasan: lakukan tatalaksana,
mendapatkan tatalaksana, konseling dan perencanaan kehamilan konseling dan perencanaan kehamilan
3. PUS tidak layak hamil: konseling, tatalaksana, dan pemasangan b. PUS tidak layak hamil: konseling, tatalaksana, dan
kontrasepsi pemasangan kontrasepsi
a. PUS 4T sudah menggunakan KB: pertahankan penggunaan KB 5. PUS 4T sudah menggunakan KB: pertahankan penggunaan KB
b. PUS 4T belum menggunakan KB: beri edukasi dan pelayanan untuk 6. PUS 4T belum menggunakan KB: beri edukasi dan pelayanan untuk
menggunakan kontrasepsi menggunakan kontrasepsi
c. PUS ALKI (Anemia, Lila< 23,5 cm, mempunyai penyakit Kronis dan 7. PUS ALKI sudah menggunakan KB: pertahankan penggunaan KB
Infeksi menular Seksual) sudah menggunakan KB: pertahankan
penggunaan KB a.PUS ALKI belum menggunakan KB: beri edukasi dan pelayanan
untuk menggunakan kontrasepsi, serta tatalaksana sampai
d. PUS ALKI belum menggunakan KB: beri edukasi dan pelayanan sembuh atau terkontrol.
untuk menggunakan kontrasepsi, serta rujuk untuk mendapatkan
tatalaksana sampai sembuh atau terkontrol.
KELUARGA BERENCANA (KB)
Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur
kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan
keluarga yang berkualitas. (UU No 52/2019)
PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK)
Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan/atau lingkungan
kerja.
ALUR DIAGNOSIS PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK) DI PUSKESMAS
Pasien pekerja Pos UKK

Puskesmas
Layanan PAK di Puskesmas
Anamnesis klinis
dan okupasi

Tidak Ragu
Ragu Diagnosis
Bukan Penyakit Diagnosis Klinis tegak
Akibat Kerja Okupasi
Ya Ya

Tatalaksana Klinis
PAK yang spesifik pada
Penyakit
pekerjaan tertentu

Mampu Tidak
Tatalaksana Penyakit
Akibat Kerja dilaksanakan
di PKM?
Ya
Tidak
Mampu
dilaksanakan di Lakukan Tatalaksana
PKM? Penyakit Akibat Kerja
Ya

Lakukan Tatalaksana
Penyakit Akibat Kerja

Rujuk ke FKRTL/ dokter spesialis

Dinas Kesehatan Prov. NTB


SKRINING GERIATRI
Skrining geriatri merupakan skrining yang dilakukan dalam memantau status fungsional dan
kapasitas intrinsik pada lansia untuk deteksi dini dan merencanakan penanganan yang komprehensif
serta tindak lanjut jangka panjang
Status Fungsional Aktifitas Kehidupan Sehari-hari
FUNGSI SKOR KETERANGAN
Mengendalikan rangsang 0 Tak terkendali/tak teratur (perlu pencahar)
pembuangan tinja
1 Kadang-kadang tak terkendali (1x seminggu)
2 Terkendali teratur
Mengendalikan rangsang berkemih 0 Tak terkendali atau memakai kateter
1 Tak terkendali (hanya 1x/24 jam)
2 Mandiri
Membersihkan diri (seka muka, 0 Butuh pertolongan orang lain
sisir rambut, sikat gigi) 1 Mandiri
Penggunaan jamban, masuk dan 0 Tergantung pertolongan orang lain
keluar (melepaskan, memakai celana, 1 Perlu pertolongan pada beberapa kegiatan tetapi dapat mengerjakan sendiri
membersihan, menyiram) beberapa kegiatan yang lain
2 Mandiri
Makan 0 Tidak mampu
1 Perlu ditolong memotong makanan
2 Mandiri
Berubah sikap dari berbaring ke duduk 0 Tidak mampu
1 Perlu banyak bantuan untuk bisa duduk (2 orang)
2 Bantuan minimal 1 orang
3 Mandiri
FUNGSI SKOR KETERANGAN
Berpindah/berjalan 0 Tidak mampu
1 Bisa (pindah) dengan kursi roda
2 Berjalan dengan bantuan 1 orang
3 Mandiri
Memakai baju 0 Tergantung orang lain
1 sebagian dibantu (misal mengganti baju)
2 Mandiri
Naik turun tangga 0 Tidak mampu
1 Butuh pertolongan
2 Mandiri
Mandiri 0 Tergantung orang lain
1 Mandiri
SKOR TOTAL Keterangan Skor Total (lingkari)
20 : Mandiri
12 – 19 : Ketergantungan ringan
9 – 11 : Ketergantungan sedang
5–8 : Ketergantungan berat
Terlampir link instrument : 1–4 : Ketergantungan total
https://bit.ly/Instrumenskrininglansia
Skrining Lansia Sederhana (SKILAS)
Kondisi Prioritas Terkait Hasil
Penurunan Kapasitas Pertanyaan (Beri tanda centang)
Intrinsik
Penurunan Kognitif 1. Mengingat tiga kata: bunga, pintu, nasi (sebagai contoh)
2. Orientasi terhadap waktu dan tempat: ☐ Salah pada salah satu pertanyaan
a. Tanggal berapa sekarang?
b. Di mana kamu berada sekarang (rumah, klinik, dsb.)
3. Ulangi ketiga kata tadi ☐ Tidak dapat mengulang ketiga kata

Keterbatasan Mobilisasi Tes berdiri dari kursi: Berdiri dari kursi lima kali tanpa menggunakan tangan.
Apakah orang tersebut dapat berdiri di kursi sebanyak 5 kali dalam 14 detik? ☐ Tidak
Malnutrisi 1. Apakah berat badan Anda berkurang >3 kg dalam 3 bulan terakhir atau pakaian menjadi 1. ☐ Ya
lebih longgar?
2. Apakah Anda hilang nafsu makan ATAU mengalami kesulitan makan ( misal : batuk atau 2. ☐ Ya
tersedak saat makan, menggunakan selang makan/sonde)?
3. Apakah ukuran lingkar lengan atas (LLA) <21 cm? 3. ☐ Ya

Gangguan Penglihatan 1. Apakah Anda mengalami masalah pada mata: kesulitan melihat jauh, membaca, penyakit 1. ☐ Ya
mata, atau sedang dalam pengobatan medis (diabetes, tekanan darah tinggi)? Jika tidak,
lakukan TES MELIHAT
2. TES MELIHAT : Apakah jawaban hitung jari benar dalam 3 kali berturut turut? 2. Hasil TES MELIHAT
☐ Tidak, Kemungkinan ada gangguan
penglihatan berat hingga buta
Gangguan Pendengaran Mendengar bisikan saat TES BISIK ☐ Tidak
☐ Jika tidak dapat dillakukan TES BISIK rujuk
Puskesmas
Gejala Depresi Selama dua minggu terakhir, apakah Anda merasa terganggu oleh:
1.Perasaan sedih, tertekan, atau putus asa 1. ☐Ya
2.Sedikit minat atau kesenangan dalam melakukan sesuatu 2. ☐Ya

Keterangan:
jika ditemukan salah satu penurunan kapasitas intriksik (jika ada salah satu atau lebih yang dicentang), maka skrining dilanjutkan oleh petugas di puskesmas berdasarkan
penurunan kapasitas intrinsik yang ditemui sesuai alur asuhan lanjutan.
Intervensi lanjut :
1) Puskesmas dan Puskesmas Pembantu
Hasil skrining ditindaklanjuti dan ditatalaksana
sesuai dengan hasil pemeriksaan.
a) Skrining tingkat kemandirian lansia: b) Skrining lansia sederhana
Melakukan berbagai
aktififas di ruangan keg
- Ditemukan satu atau Tindak lanjut oleh
lansia: lebih penurunan
- Lansia sehat dan - Latihan fisik petugas kesehatan
kapasitas intrinsik
mandiri
- Stimulasi kognitif
- Lansia sehat dengan
ketergantungan - edukasi/konseling
ringan - PMT Tindak lanjut skrining dilakukan sesuai alur
- Penyuluhan asuhan lanjutan menggunakan instrument
- Interaksi sosial, dll Geriatric Depression Scale 4 (GDS-4), Mini Cog,
RAPUH dan Mini Nutritional Assessment-Short
- program layanan Form, tes bisik, tes indera penglihatan, dst)
perawatan di rumah
- Lansia sehat dengan (homecare),
melibatkan pelaku Jika hasil skrining ADL dan skrining lansia sederhana
ketergantungan
sedang, berat atau rawat/pendamping/ meragukan atau tidak dapat ditangani di
total caregiver puskesmas, maka dilakukan rujukan ke Rumah
- atau dirujuk ke Sakit
Rumah Sakit.
2) Posyandu 3) Kunjungan Rumah
Hasil skrining ditindaklanjuti dan ditatalaksana
sesuai dengan hasil pemeriksaan. Dilakukan oleh kader bagi lansia yang tidak
datang atau belum mau datang atau dalam
a) Skrining tingkat kemandirian lansia:
rangka kegiatan perawatan kesehatan
masyarakat dengan memastikan lansia
mendapatkan layanan skrining dan
memberikan edukasi pada keluarga.

b) Skrining asuhan terpadu lansia


Jika ditemukan satu atau lebih penurunan
kapasitas intrinsik → skrining lanjutan oleh
petugas Kesehatan di pustu atau puskesmas Terlampir link instrument :
sesuai alur asuhan lanjutan. https://bit.ly/Instrumenskrininglansia
RANGKUMAN INSTRUMEN ICOPE DI PUSKESMAS SEBAGAI TINDAK
LANJUT SKILAS

NO PENURUNAN KAPASITAS INTRINSIK INSTRUMEN


1 Penurunan Kognitif Mini-Cog/AMT
2 Keterbatasan Mobilitas Tes Berdiri dari Kursi
Short Physical Performance Battery (SPBB)
Skrining R.A.P,U.H
3 Malnutrisi MNA SF
Skrining R.A.P.U.H
4 Gangguan Penglihatan Snellen Chart/E-chart
5 Gangguan Pendengaran Tes Bisik
6 Gejala Depresi Geriatric Depression Scale (GDS-4)
7 Status Fungsional Activity Daily Living (ADL)
Pemantauan Wilayah Setempat di Klaster 3
Setelah pelayanan klaster 3 (Usia Produktif dan Lansia) selesai, dilakukan input ke dashboard
PWS untuk selanjutnya dilakukan analisis beban penyakit yang meliputi morbiditas dan
cakupan pelayanan.

Morbiditas yang perlu dianalisis adalah:


• Hipertensi
• Underweight
• Obesitas (umum dan sentral)
• Pre diabetes dan Diabetes Melitus
• Penyakit Infeksi (HIV, TBC)
• Masalah kemandirian pada Lansia

Cakupan pelayanan yang perlu dianalisis meliputi:


•Cakupan sasaran pelayanan deteksi dini (skrining) faktor risiko PTM usia produktif dan
lansia
•Klien hipertensi yang berobat teratur setiap bulan
•Klien diabetes yang berobat teratur setiap bulan
•Cakupan pelayanan: % lansia mendapatkan skrining
Tindak Lanjut Analisa Data PWS

Saat kunjungan rumah, kader


1 melakukan pengecekan catatan buku
Klaster 3 menginput data terkait kasus yang kesehatan lansia/ form faktor risiko
ditemukan dan ditangani ke dalam Pemantauan PTM dan mengidentifikasi warga
Wilayah Setempat (PWS). putus pengobatan atau missing
services.

2
Data PWS terkait beban penyakit dan cakupan pelayanan akan
dianalisa oleh klaster 3 dan 4, kemudian memberikan notifikasi
tindak lanjut yang diperlukan, yaitu:
•Posyandu Prima sebagai jaringan di tingkat desa
•Kunjungan rumah oleh nakes/ kader
•Pemantauan rutin dalam kegiatan Posyandu dusun/RT/RW

3 Hasil tindak lanjut kemudian dievaluasi kembali dan diinput


kembali pada PWS.
FKTP lain di wilayah kerja Puskesmas juga diharapkan
dapat memberikan kontribusi berupa laporan data terkait
penyakit yang ditangani dan cakupan layanan ke dalam
PWS.
PAKET LAYANAN
PENYAKIT TIDAK MENULAR
PADA KLASTER 3
Alur Pelayanan Klaster Usia Produktif dan Lansia

Pada pilot project penerapan integrasi pelayanan di klaster 3 akan melihat:


Penguatan pelayanan terpadu PTM termasuk deteksi faktor risiko dan kepatuhan pengobatan PTM (Hipertensi dan DM) serta skrining pengkajian paripurna pasien geriatri (P3G).
Paket Layanan Kesehatan Usia Produktif dan Lansia-PTM
• Pengunjung Puskesmas usia ≥15 tahun
• Rujukan Posyandu/Puskesmas Pembantu
• Intervensi Lanjut PIS-PK
• Pasien Rujuk Balik FKRTL
Anamnesa Faktor Risiko
• Riwayat Penyakit keluarga & diri sendiri
Untuk Lansia :
• Pola makan tinggi gula, garam dan lemak • Skrining Geriatri
• Merokok
• Kurang aktifitas fisik
• BB Berlebih
• Kurang konsumsi sayur buah
• Skrining Gejala PM: Instrumen PUMA Alur
Pemeriksaan
• IMT (BB,TB)
• Lingkungan
• Paket Pelayanan
Kesehatan usia
Penilaian Prediksi Risiko PTM *
Pelayanan
• Lingkar Perut
• Tekanan Darah •
Produktif
Paket Pelayanan
Terdiagnosis PTM / PM / Masalah kesehatan lainnya Terpadu
• Gula darah Kesehatan Lansia Ya Tidak
• Fisik lainnya

• DIOBATI Penyampaian KIE tentang:


Fasilitas Kesehatan • Deteksi dini • Diet sehat gizi seimbang,
Pasien Rujuk Rujukan Tingkat Komplikasi • Aktifitas fisik,
Balik Penyakit • Upaya berhenti merokok,
anjut (FKRTL )
• Rehabilitasi bila •Cek kesehatan berkala,
terbatas Pengelolaan stress
diperlukan • Batasi Konsumsi GGL,
K O N T R O L Melalui: • Kesehatan Lingkungan
Puskesmas /FKTP Lainnya Pustu Materi KIE Dapat diakses di:
PIS PK 1.Instagram @p2ptmkemenkesRI
* Sesuai kriteria penilaian Kunjungan Rumah 2. Twitter @p2ptmkemenkesRI
3.Facebook @p2ptmkemenkesri
4.Website P2PTM
p2ptm.kemkes.go.id
PAKET PELAYANAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF DAN LANSIA
Delivery Unit
Layanan Kesehatan
Puskesmas Puskesmas Pembantu Posyandu Kunjungan Rumah
(Kecamatan) (Desa/Kelurahan) (Dusun/RT/RW) (Rumah/Masyarakat)

Skrining Diabetes Melitus (1x/tahun)


- Sasaran Seluruh Usia > 40 tahun Pemeriksaan Gula Darah Pemeriksaan Gula Darah Pelaksana : Kader terlatih
Pemeriksaan Gula Darah
Edukasi kepada keluarga untuk
- Usia 15-<40 tahun dengan Obesitas dan atau Pelaksana ; Tenaga kesehatan melalui Pelaksana : Tenaga Kesehatan Pelaksana : Kader Terlatih
modifikasi gaya hidup dan
hipertensi PANDU PTM Alat : Glukometer Alat : Glukometer deteksi dini faktor risiko
- Semua Penderita TBC Alat : Clinical Chemistry Analyzer Tatalaksana &Tindak Lanjut Tatalaksana &Tindak Lanjut
Tatalaksana &Tindak Lanjut Normal : Pertahankan gaya Normal : Pertahankan gaya
- Skrining 1 tahun sekali Normal : Pertahankan gaya hidup sehat hidup sehat hidup sehat
Prediabetes : Edukasi dan pantau Prediabetes : Edukasi dan
Prediabetes : Edukasi dan pantau perubahan perubahan gaya hidup selama 3 pantau perubahan gaya hidup
gaya hidup selama 3 Bulan Bulan selama 3 Bulan
Diabetes : penegakkan Diagnosa dan Diabetes : Rujuk Ke Diabetes : Rujuk Ke
tataksana sesuai standar Puskesmas/FKTP untuk Puskesmas/FKTP untuk
penegakkan Diagnosa penegakkan Diagnosa
Skrining Obesitas (1x/tahun) Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan Tinggi Badan dan Berat Pelaksana : Kader terlatih
- Sasaran usia > 15 tahun Tinggi Badan dan Berat Badan (Mengukur IMT), Lingkar Perut Badan (Mengukur IMT), Edukasi keluarga
(Mengukur IMT), Pelaksana : Tenaga Kesehatan Lingkar Perut
Lingkar Perut Alat : Timbang Badan, Pelaksana : Kader Terlatih
Pelaksana ; Tenaga kesehatan melalui Microtoise,, Pita ukur Alat : Timbang Badan,
PANDU PTM Microtoise,, Pita ukur
Alat : Timbang Badan, Microtoise,, Pita ukur
Tatalaksana :
Pengaturan Aktivitas dan Latihan Fisik,
Pengaturan waktu Tidur, Pengaturan perilaku
mengelola stress, edukasi dan konseling,
serta rujukan bila ada penyakit penyerta atau
sindroma metabolik
PAKET PELAYANAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF DAN LANSIA
Delivery Unit
Layanan Kesehatan
Puskesmas Puskesmas Pembantu Posyandu Kunjungan Rumah
(Kecamatan) (Desa/Kelurahan) (Dusun/RT/RW) (Rumah/Masyarakat)

Skrining Hipertensi (1x/tahun)


Pelaksana : Kader terlatih
- Sasaran Seluruh Usia 15 tahun ke atas Pengukuran Tekanan Darah Pengukuran Tekanan Darah Pengukuran Tekanan Sweeping sasaran skrining
- Skrining minimal 1 tahun sekali Pelaksana ; Dokter dan Pelaksana : Tenaga Kesehatan Darah Hipertensi
Perawat melalui PANDU PTM Alat : Tensimeter Pelaksana : Kader Terlatih Edukasi keluarga dengan
Alat : Tensimeter Tatalaksana &Tindak Lanjut Hasil Skrining Alat : Tensimeter penderita hipertensi
Tatalaksana &Tindak Lanjut Normal : Edukasi gaya hidup sehat Tatalaksana &Tindak
Normal : Edukasi gaya hidup Normal Tinggi : Edukasi dan pantau perubahan gaya hidup Lanjut Hasil Skrining
sehat setiap Bulan Normal : Edukasi gaya
Normal Tinggi : Edukasi dan pantau Hipertensi : Rujuk Ke Puskesmas/FKTP untuk penegakkan Diagnosa hidup sehat
perubahan gaya hidup setiap Bulan Monitoring tekanan darah minimal satu kali sebulan pada Normal Tinggi : Edukasi dan
Hipertensi :Tatalaksana sesuai penyandang Hipertensi yang telah didiagnosis diPuskesmas/FKTP pantau perubahan gaya
standar yang berlaku lainnya hidup setiap Bulan
Monitoring tekanan darah minimal Petugas kesehatan dapat meneruskan pemberian obat hipertensi Hipertensi : Rujuk Ke
satu kali sebulan pada penyandang sesuai peresepan dokter selama 3 bulan dengan syarat: Puskesmas/FKTP untuk
Hipertensi penegakkan Diagnosa
• Penyandang hipertensi minimal sebulan sekali menerima pelayanan
Kesehatan sesuai standard
• Penyandang hipertensi tekanan darahnya terkendali
• Tidak ada gejala dan keluhan pada penyandang hipertensi (lemas,
sakit kepala, detak jantung cepat/lambat, hipotensi ortostatik dan
lain-lain
• Bila tekanan darah tidak terkendali dan atau ditemukan gejala dan
tanda perburukan segera rujuk ke Puskesmas
• Bila penyandang hipertensi tidak datang untuk melakukan
monitoring tekanan darah maka petugas Kesehatan di Puskesmas
Pembantu harus melakukan kunjungan rumah
PAKET PELAYANAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF DAN LANSIA

Delivery Unit
Layanan Kesehatan
Puskesmas Puskesmas Pembantu Posyandu Kunjungan Rumah
(Kecamatan) (Desa/Kelurahan) (Dusun/RT/RW) (Rumah/Masyarakat)

Skrining Faktor Risiko Stroke


(1-2x/tahun) Pelaksana : Kader terlatih
Pemeriksaan Profil Lipid
Edukasi keluarga
-Sasaran Penderita Hipertensi dan atau Pelaksana ; ATLM dan Dokter melalui
Diabetes Melitus Usia ≥40 tahun PANDU PTM
-Metode : Alat : Fotometer atau Rapid tes
1. Anamnesa faktor risiko dan Tatalaksana &Tindak Lanjut Hasil
pemeriksaan Fisik Skrining
2. Pemeriksaan lipid profil - Dislipidemia : Tatalaksana sesuai
pedoman yang berlaku

Skrining Faktor Risiko Penyakit Jantung Pemeriksaan EKG


(1x/tahun) Pelaksana ; Dokter dan Perawat Pelaksana : Kader terlatih
-Sasaran Penderita Hipertensi dan atau melalui PANDU PTM Edukasi keluarga
Diabetes Melitus Usia ≥40 tahun Alat : EKG
-Metode : Tatalaksana &Tindak Lanjut Hasil
1.Anamnesa faktor risiko dan Skrining
pemeriksaan Fisik - Berdasarkan hasil anamnesa Faktor risiko,
2. Pemeriksaan EKG pemeriksaan fisik dan hasil interpretasi
EKG, tatalaksana mengacu pada PPK1 dan
standar lainnya yang berlaku
PAKET PELAYANAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF DAN LANSIA

Delivery Unit
Layanan Kesehatan
Puskesmas Puskesmas Pembantu Posyandu Kunjungan Rumah
(Kecamatan) (Desa/Kelurahan) (Dusun/RT/RW) (Rumah/Masyarakat)

Skrining Kanker Payudara (1x/3 tahun)


-Sasaran Skrining Kanker Payudara Pelaksana : Kader terlatih
Pemeriksaan payudara dengan Pemeriksaan payudara
perempuan usia > 15 tahun Edukasi keluarga
SADANIS dengan SADANIS
Pelaksana ; Dokter atau Bidan Terlatih Pelaksana : Bidan terlatih
Alat : USG (dokter terlatih) Tatalaksana & Tatalaksana &Tindak Lanjut
Tindak Lanjut Juka ditemukan Kelainan seperti
Juka ditemukan Kelainan seperti benjolam, benjolam, gambaran abnormal
gambaran abnormal pada kulit pada kulit payudara/putting --
payudara/putting -- Rujuk ke Rujuk
FKRTL ke Puskesmas
Skrining Kanker Leher Rahim Pemeriksaan payudara dengan IVA dan Pemeriksaan leher rahim
(1x/3 tahun) atau DNA HPV dengan IVA Pelaksana : Kader
-Sasaran Skrining kanker Leher Rahim Pelaksana : Dokter dan Bidan terlatih Pelaksana : Bidan terlatih terlatih
perempuan usia 30-50 tahun dengan Edukasi keluarga
Tatalaksana &Tindak Lanjut Tatalaksana &Tindak Lanjut
riwayat sudah pernah kontak seksual Juka ditemukan Lesi Pra kanker positif maka Juka ditemukan Ke -- Rujuk
-Dapat dilakukan 1x/ tahun pada nilai apakah bisa lesi memenuhi syarat untuk ke Puskesmas
kelompok beresiko tinggi krioterapi, Bila iya maka dapat ditawarkan
untuk krioterepi
- Bila tidak memenuhi syarat krioterapi maka
sarankan untuk merujuk ke FKRTL
PAKET PELAYANAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF DAN LANSIA

Delivery Unit
Layanan Kesehatan
Puskesmas Puskesmas Posyandu Kunjungan Rumah
(Kecamatan) Pembantu (Dusun/RT/RW) (Rumah/Masyarakat)
(Desa/Kelurahan)
Skrining Kanker Paru (1x/ tahun) Anamnesis faktor risiko
-Sasaran Skrining kanker Paru Pelaksana : Kader terlatih
Anamnesis faktor risiko kanker Paru
Pelaksana : Edukasi keluarga
1.Pasien usia > 40 tahun dengan Riwayat Pemeriksaan fisik : auskultasi ronkhi kasar dan atau sesak
merokok ≥30 tahun dan berhenti merokok Bidan atau
Pelaksana : Dokter, Bidan atau Perawat Perawat
dalam kurun waktu 15 tahun sebelum
pemeriksaan Tatalaksana &Tindak Lanjut Tatalaksana &
2.Pasien ≥50 tahun dengan Riwayat
Jika ditemukan salah satu kriteria sasaran maka Rujuk ke Tindak Lanjut
merokok ≥20 tahun dan ada 1 faktor risiko FKRTL untuk konfirmasi hasil skrining Juka ditemukan
lainnya seperti pajanan radiasi, paparan okupasi salah satu kriteria
bahan kimia karsinogenik, Riwayat kanker paru, dll sasaran maka Rujuk
3. Riwayat kanker paru pada keluarga ke Puskesmas untuk
konfirmasi hasil
skrining

Skrining Talasemia (1x Seumur hidup) Anamnesis kepada keluarga pasien tentang
-Sasaran Skrining : :
Saudara kandung penyandang talasemia Riwayat anggota keluarga penyandang Talasemia
mayor (keluarga ring 1)mulai umur 2 tahun ke Riwayat anggota keluarga yang rutin melakukan
atas transfusi darah
Bila jawabannya iya maka lakukan Pemeriksaan darah lengkap
(Hb, MCV dan MCH) dan membuat sediaan apus darah tepi
Alat : Hematologi analyzer, gelas objek
Tatalaksana dan Tindak Lanjut Hasil Skrining
Bila hasil pemeriksaan positif menunjukkan curiga Talasemia --
-Rujuk ke FKRTL
PAKET PELAYANAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF DAN LANSIA

Delivery Unit
Layanan Kesehatan
Puskesmas Puskesmas Posyandu Kunjungan Rumah
(Kecamatan) Pembantu (Dusun/RT/RW) (Rumah/Masyarakat)
(Desa/Kelurahan)
Skrining Kanker Kolorektal Pemeriksaan colok dubur dan atau darah Pelaksana : Kader
(1x/ tahun) samar feses terlatih
Pelaksana : Dokter Edukasi keluarga
-Sasaran Skrining:
1.Individu beresiko sedang : Alat : Gelas obyek, Benzidin tes
• Berusia 50 tahun atau lebih Tatalaksana dan Tindak Lanjut Hasil Skrining :
•Tidak punya Riwayat kanker kolorektal atau •Hail pemeriksaan colok dubur positif bila
inflammatory Bowel disease ditemukan benjolan/ hambatan pada perabaan -
Rujuk FKRTL
• Tanpa Riwayat keluarga kanker Kolorektal
•Haisl pemeriksaan colok dubur negative -
•Terdiagnosa adenoma atau kanker pemeriksaan darah samar faeces, bila hasilnya positif -
kolorektal setelah berusia 60 tahun Rujuk ke FKRTL
2.Individu beresiko tinggi :
• Riwayat polip adenomatosa
• Riwayat reseksi kuratif kanker kolorektal
•Riwayat keluarga tingkat pertama kanker
kolorektal atau adenoma kolorektal
•Riwayat inflammatory Bowel Disease yang lama
dan
•Diagnosis atau kecurigaan sindrom Heredetary Non-
polyposis Colorectal Cancer (HNPCC) atau Lynch atau
Familial Adenomatous Polyposis (FAP)
PAKET PELAYANAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF DAN LANSIA

Delivery Unit
Layanan Kesehatan
Puskesmas Puskesmas Pembantu Posyandu Kunjungan Rumah
(Kecamatan) (Desa/Kelurahan) (Dusun/RT/RW) (Rumah/Masyarakat)

Skrining PPOK (1x/ tahun)


-Sasaran Skrining Wawancara menggunakan Wawancara menggunakan Wawancara menggunakan Wawancara menggunakan
1.Individu usia ≥40tahun dan instrument PUMA instrument PUMA instrument PUMA instrument PUMA
merokok atau Pelaksana : Dokter Pelaksana : Tenaga kesehatan Pelaksana : Tenaga kesehatan Pelaksana : Tenaga
2. usia ≥40tahun dengan gejala Tatalaksana &Tindak Lanjut Hasil Tatalaksana &Tindak Lanjut Hasil Tatalaksana &Tindak Lanjut Hasil kesehatan
sesak, batuk kronik, batukkronik berdahak Skrining Skrining Skrining Tatalaksana &Tindak Lanjut
dan Riwayat terpajan faktor risiko (asap 1.Skor <6; Risiko rendah lakukan 1.Skor <6; Risiko rendah lakukan 1.Skor <6; Risiko rendah lakukan Hasil Skrining
rokok, debu, asap dapur, bahan kimia di edukasi dan dianjurkan UBM dilayanan edukasi dan dianjurkan UBM dilayanan edukasi dan dianjurkan UBM dilayanan
tempat kerja) 1.Skor <6 ; Risiko rendah
Primer Primer Primer
lakukan edukasi dan
2.Skor ≥ 6 ; Risiko tinggi PPOK, 2.Skor ≥ 6 ; Risiko tinggi PPOK, 2.Skor ≥ 6 ; Risiko tinggi PPOK,
dianjurkan UBM dilayanan
lakukan edukasi dan anjuran lakukan edukasi dan anjuran lakukan edukasi dan anjuran
konseling UBM. konseling UBM. konseling UBM.
Primer
Bila hasil pemeriksaan Spirometer Lakukan Rujukan ke Puskesmas Lakukan Rujukan ke Puskesmas 2.Skor ≥ 6 ; Risiko tinggi PPOK,
positif - Rujuk FKRTL untuk konfirmasi hasil skriniing untuk konfirmasi hasil skriniing lakukan edukasi dan anjuran
konseling UBM.
Tatalaksana PPOK di uskesmas,
mengacu pada PPK 1 Lakukan Rujukan ke
Puskesmas untuk konfirmasi
hasil skriniing
PAKET PELAYANAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF DAN LANSIA

Delivery Unit
Layanan Kesehatan
Puskesmas Puskesmas Pembantu Posyandu Kunjungan Rumah
(Kecamatan) (Kelurahan/ Desa) (Dusun/RT/RW) (Rumah/Masyarakat)

Skrining Indera Penglihatan • Pemeriksaan kelainan refraksi (visus) Pemeriksaan tajam penglihatan Pemeriksaan tajam penglihatan Pemeriksaan tajam penglihatan
(1x/ tahun) menggunakan Snellen chart/E chart sederhana sederhana dengan metode sederhana
-Sasaran Skrining usia produktif dan • Pemeriksaan katarak menggunakan dengan metode hitung jari hitung jari dengan metode hitung jari
lansia (usia ≥15 tahun) senter/penlight dan ophthalmoskop direk Pelaksana : Kader terlatih Pelaksana : Kader terlatih Pelaksana : Kader terlatih
Petugas : Dokter Edukasi keluarga Edukasi keluarga Edukasi keluarga
⮚ Pemeriksaan tajam ⮚ Pemeriksaan tajam ⮚ Pemeriksaan tajam
Alat : Snellen Chart, penlight, opthalmoskop indirek
penglihatan sederhana penglihatan sederhana penglihatan sederhana
Tatalaksana dan Tindak Lanjut Hasil Skrining
✔ Tidak ada gangguan penglihatan :✔ Tidak ada gangguan penglihatan :✔ Tidak ada gangguan penglihatan
- Jika ditemukan minimal –sferis 0,5 D dan –
silindris minimal 0,25 D maka dilakukan rujuk ke menjawab benar dalam hitung menjawab benar dalam hitung jari : menjawab benar dalam
FKRTL atau ke Dokter spesialis mata untuk jari sebanyak 3 kali berturut- sebanyak 3 kali berturut-turut. hitung jari sebanyak 3 kali
peresepan kacamata turut. ✔ Gangguan penglihatan : minimal 2 berturut- turut.
✔ Gangguan penglihatan : jawaban salah dari ✔ Gangguan penglihatan
- Kriteria rujukan :
▪ Jika dari hasil pemeriksaan shadow test dan minimal 2 jawaban salah dari : minimal 2 jawaban
5 pertanyaan dilakukan rujukan ke
pemeriksaan refleks fundus ditemukan 5 pertanyaan salah dari 5 pertanyaan
Puskesmas.
katarak matur dilakukan rujukan ke dilakukan rujukan ke
▪ Jika pasien telah mengalami gangguan Puskesmas. Puskesmas.
penglihatan yang signifikan
▪ Jika timbul komplikasi
o Perlu dilakukan edukasi dan konseling terkait
perawatan katarak, serta dapat melakukan
perawatan pasca operasi katarak (rujuk balik
SKENARIO SIMULASI
Kebutuhan Simulasi untuk Layanan Klaster 3
• Usia Produktif Seorang perempuan berusia 35 tahun belum mendapatkan skrining, datang ke puskesmas dengan keluhan pusing sejak 3 hari yang lalu. Pusing dirasakan
hilang timbul, sesak nafas dan nyeri dada di sangkal. Demam, batuk, mudah lemas, BB turun, menderita TBC sejak 2 bulan lalu dan sudah mendapat
tatalaksana TBC. Pasien diketahui memiliki hipertensi sejak 10 tahun yang lalu, merokok satu bungkus per hari.
Dari pemeriksaan fisik di dapatkan: TD 170/100 mmHg, nadi 90 x/mnt, pernafasan 20 x/mnt dan Suhu 37,2 °C.
Pemeriksaan jantung, paru, abdomen dan ekstremitas dalam batas normal.
Dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan hasil sebagai berikut: Kolesterol total pasien 305 mg/dl, gula darah puasa 180 mg/dl dan gula darah 2 jam PP
250 mg/dl.

Seorang laki-laki usia 65 tahun dengan keluhan penglihatan kabur dan kontrol tekanan darah. Riwayat kencing manis sejak 5 tahun lalu. Batuk, lemas,
• Lansia tidak nafsu makan.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan: TD 150/100 mmHg, nadi 88x/mnt, pernafasan 18x/mnt, suhu 37 °C. Pemeriksaan jantung, paru, abdomen dan
ekstremitas dalam batas normal. Hasil pemeriksaan P3G: tingkat ketergantungan ringan. Dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan hasil sbb:
kolesterol total 200 mg/dl, gula darah puasa 200 mg/dl, dan gula darah 2 jam PP 300 mg/dl. Hasil pemeriksaan katarak ditemukan tidak terdapat red
refleks dan shadow test positif.

Pasien 1 orang pasien Laki-laki/ Roleplay nakes 1 orang pasien Ibu-ibu/ Roleplay nakes

Nakes 1 Dokter 1Bidan


2Perawat
1 Petugas Lab
1 Farmasi
1 Gizi

Sarana Form Deteksi Dini FR PTM, Glukometer, alat antropometri, tensi meter, instrument P3G, aplikasi PWS, buku kesehatan lansia, aplikasi ASIK/e kohor,
SI PTM, formulir2 pencatatan manual, Snellen chart, penlight, ophthalmoscope
25
PAKET LAYANAN TUBERCULOSIS,
HIV, MALARIA PADA KLASTER 3
Peta Jalan Eliminasi TBC di Indonesia Sesuai dengan Target Global

2022 2025 2030

Target Insidensi turun 50% Insidensi turun 80%


Nasional 163 per 100 ribu penduduk 65 per 100 ribu penduduk
Kematian turun menjadi 6
per 100 ribu*

Indikator • Treatment coverage 90% • Treatment coverage 90% • Treatment coverage ≥ 90%
• Success Rate 90% • Success Rate 90% • Success Rate ≥ 90%
• Terapi Pencegahan TBC (TPT) • Terapi Pencegahan TBC (TPT) • Terapi Pencegahan TBC (TPT)
kontak serumah 48% kontak serumah 70% kontak serumah ≥ 80%
Target Global • Insidensi turun 50% • Insidensi turun 80%
END TB • Kematian akibat TBC turun • Kematian akibat TBC turun
Strategy** 75% 90%

Catatan:
*Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis
**Baseline insiden tahun 2015: 325 per 100 ribu penduduk
Kegiatan Program Penanggulangan Tuberkulosis
Target 20301,2 : Incidence Rate (IR): 65 per 100 ribu penduduk; Angka kematian: 6 per 100.000 penduduk
≥90% kasus ditemukan dan diobati; ≥90% berhasil diobati; 80% pemberian TPT pada kontak serumah Capaian
20213 : Incidence Rate (IR): 354 per 100 ribu penduduk; Angka kematian: 52 per 100.000 penduduk
Capaian 20224 : 74% kasus ditemukan dan diobati; 84% berhasil diobati; 1.4% pemberian TPT pada kontak serumah

1 Pencegahan 2 Surveilans 3 Penanganan Kasus


• Imunisasi BCG • Investigasi kontak (contact tracing) •Penyediaan sarana atau jejaring
• Pencegahan dan Pengendalian Infeksi • Penemuan aktif (ACF) di populasi umum diagnosis TBC di semua layanan rujukan
TBC dan populasi berisiko • Penyediaan logistik TBC yang
• Pemberian Terapi Pencegahan TBC • Penyediaan akses mencukupi dan berkesinambungan
(TPT) pada Kontak Serumah untuk skrining, sarana • Tatalaksana efek samping obat
penunjang diagnosis laboratorium dan • Pemantauan minum obat
• Surveilans aktif di Puskesmas dan • Dukungan biaya transport pasien TBC
Rumah Sakit, Klinik, DPM, layanan Resisten Obat
Kesehatan lainnya termasuk pintu • Peningkatan kapasitas nakes dalam
negara dan Pelabuhan pencegahan, pengobatan dan perawatan
• Penyediaan SDM yang memadai kasus di layanan

4 Promosi Kesehatan5
• Pemanfaatan media cetak, media elektronik, dan tatap muka yang memuat pesan pencegahan dan pengendalian TBC
• Peningkatan keterpaduan pelaksanaan program melalui kemitraan dengan lintas program atau sektor terkait dan jejaring pelayanan TBC di fasyankes
pemerintah maupun swasta (public private mix)
• Pemberdayaan masyarakat melalui pemberian informasi, penyuluhan, dan membantu masyarakat agar berperan aktif dalam pencegahan TBC
1)Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis;
2) Strategi Nasional Penanggulangan Tuberkulosis tahun 2020-2024;
3) Global Tuberculosis Report 2022 (WHO, 2022);
4) Sistem Informasi Tuberkulosis; data per 21 Januari 2023;
5) Rancangan Revisi Peraturan Menteri Kesehatan No. 67 Tahun 2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis.
Alur Layanan TBC pada Usia Produktif dan Lansia Bukan Edukasi PHBS dan Obsevasi
kemungkinan penyakit lain
terduga TBC

Melakukan Skrining gejala dan tanda Kontak Erat


Usia Produktif dan Lansia TBC

Terduga TBC

PUSKESMAS
Pemeriksaan menggunakan TCM
KUNJUNGAN RUMAH PUSTU POSYANDU
• Kader dan petugas kesehatan
Positif Negatif
melakukan kunjungan rumah
untuk PMO dan edukasi TBC
Melakukan Skrining gejala dan tanda TBC
• Kader dan petugas juga
Tatalaksana OAT sesuai Foto Rontgen Toraks
melakukan skrinning anggota
Terduga TBC standar
keluarga sebagai terduga

Sugestif TBC Tidak Tidak


Bukan
Edukasi PHBS Sugestif TBC Tersedia
terduga TBC

Kontak Erat
TST/IGRA
Pertimbangkan
TBC Klinis
Positif Negatif/Tidak Tersedia

Tidak kontraindikasi Diagnosis dan Tindak Lanjut


pemberian TPT ditentukan oleh dokter
berdasarkan Klinis Pasien

Pemberian TPT

SASARAN TINDAK LANJUT SKRINING


usia produktif ( ≥15 – 59 tahun) dan lanjut usia (≥ 60 tahun ke ● Apabila dapat mengeluarkan dahak di Puskesmas maka dilanjutkan dengan pemeriksaan TCM
atas) yang berkunjung ke Puskesmas, Pustu, Posyandu atau yang ● pengambilan, pengemasan dan pengiriman sampel dahak melalui pustu selanjutnya dikirim
ditemui pada kunjungan rumah baik sehat maupun sakit ke puskesmas untuk pemeriksaan bakeriologis menggunakan TCM
● Jika sarana memadai skrining dilakukan menggunakan pemeriksanan ronsen dada
● Pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TCM) atau Mikroskopis
METODE ● Pengobatan yang sesuai baik obat rutin atau pemberian Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT)
● Kader dan petugas kesehatan melakukan kunjungan rumah untuk melakukan pemantauan
kepatuhan minum obat dan edukasi terkait TBC
wawancara menggunakan tanda dan gejala serta edukasi hasil
skrining
SKRINING DAN TATALAKSANA PENYAKIT MENULAR (TBC)

Delivery Unit
Layanan Kesehatan
Puskesmas Pustu Kegiatan Posyandu Kunjungan Rumah
(Kecamatan) (Dusun/RT/RW) (Dusun/RT/RW) (Rumah/ Masyarakat)

Skrining Tuberkulosis Wawancara Skrining TBC


-Sasaran : usia produktif ( ≥15 – 59 Wawancara Skrining TBC Pelaksana : Tenaga Kesehatan Wawancara Skrining TBC -Kader dan Petugas
tahun) dan lanjut usia (≥60 tahun Pelaksana : Tenaga Alat : Formulir skrining dan Pot Pelaksana : Kader Terlatih kesehatan melakukan
ke atas) baik yang sakit maupun tidak Kesehatan Dahak kunjungan rumah untuk
Alat : Formulir skrining
sakit Alat : Formulir skrining dan PMO dan edukasi terkait
Tatalaksana &Tindak Lanjut Tatalaksana &Tindak
-Kelompok risiko TBC: ODHIV, Pot Dahak TBC
Terduga Tbc: jika jarak puskesmas Lanjut:
penyandang DM, Lansia, kontak erat Tatalaksana &Tindak Lanjut jauh maka pengambilan specimen -Kader dan Petugas
dan kontak serumah pasien TBC, Terduga Tbc: Rujuk Ke
Terduga Tbc: pemeriksaan TBC dahak dpt dilakukan di Pustu, kesehatan juga
pasien immunokompremais Puskesmas/FKTP untuk melakukan skrining
menggunakan TCM dan kemudian di kemas ke Puskesmas penegakkan Diagnosa
-Skrining di Puskesmas, Pustus, untuk pemeriksaan TCM. Namun, jika pada anggota keluarga
tataksana sesuai standar
Posyandu dan kegiatan kunjungan Bukan terduga Tbc: Edukasi sebagai terduga
Bukan terduga Tbc: Edukasi Pustu berada di bawah puskesmas yg
rumah mengenai PHBS
PHBS dan observasi bukan Faskes TCM, sebaiknya merujuk
-Skrining 1x dalam sebulan dan langsung terduga ke puskesmas untuk Kontak erat: Rujuk ke
kemungkinan Penyakit lain
setiap kali kunjungan rumah pengambilan specimen dahak Puskesmas untuk observasi
Kontak erat: Observasi dan sasaran yang layak diberikan
mempertimbangan sasaran yang Bukan terduga Tbc: Edukasi
TPT
layak diberikan TPT mengenai PHBS
Kontak erat: Rujuk ke Puskesmas
untuk observasi sasaran yang layak
diberikan TPT
STRATEGI PENGENDALIAN HIV AIDS
TARGET BY 2030: 95% ODHIV mengetahui statusnya |95% ODHIV mendapatkan pengobatan ARV | 95% ODHIV on ARV dengan virus HIV tersupresi

Permenkes No. 23 Tahun 2022 tentang Penanggulangan HIV, AIDS, dan IMS
Alur Layanan HIV Pada Usia Produktif dan Lansia
SASARAN

usia produktif ( ≥15 th) dan berisiko yang berkunjung ke Puskesmas dan
Pustu baik yang sakit maupun tidak sakit

METODE

wawancara menggunakan tanda dan gejala serta edukasi hasil


skrining

TINDAK LANJUT SKRINING

● Pengambilan darah untuk dilakukan pemeriksaan 3 rapid test


untuk diagnostic yang bisa dilakukan di layanan PDP (HIV),
yang mudah dilakukan oleh Nakes di Puskesmas dan RS.
● Pengobatan HIV dengan ARV (Anti Retroviral) yang diminum
seumur hidup.
● Pemeriksaan Viral Load (Jumlah Virus) dengan TCM setelah
ODHIV (Orang dengan HIV) minum ARV 6 bulan, untuk kontrol
keberhasilan pengobatan.
Strategi Tes Diagnosis HIV untuk usia ≥ 18 Bulan

Lakukan Pemeriksaan R1

R1 (+) Reaktif R1 (-) Non Reaktif


(LAPORKAN HIV
Lakukan NEGATIF) • R1:Reagen 1 (Pemeriksaan 1); R2:
Pemeriksaan R2 Reagen 2 (Pemeriksaan 2);
• R3: Reagen 3 (Pemeriksaan 3)
R1 + R2 + R1 + R2 - • Reagen HIV Rapid atau EIA
• Reagensia yang digunakan
Lakukan R3 Ulangi R1 • R1 Sensitivitas min. 99%
• R2 Spesifisitas min 98%.
• R3 Spesifisitas min 99%.
R1+, R2+, R3- R1+, R2+, R3+ R1 + R1 –
(LAPORKAN HIV (LAPORKAN • Reagen 1 harus memiliki
INKONKLUSIF, (LAPORKAN HIV (LAPORKAN sensitivitas tertinggi, diikuti
pemeriksaan ulang 14
HIV POSITIF) INKONKLUSIF, HIV NEGATIF)
hari) pemeriksaan ulang oleh Reagen kedua dan ketiga
14 hari) dengan spesifisitas tertinggi.
STANDAR DETEKSI DINI PADA IBU HAMIL HIV,
SIFILIS DAN HEPATITIS B

PENCEGAHAN PENULARAN DARI IBU KE


Pelayanan ANC

ELIMINASI HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B


• Anamnesa HIV + SIFILIS + HEP B +
• Pemeriksaan 10T:
• T1. Tinggi & berat badan
• T2. Tekanan darah
• T3. sTatus Gizi (ukur li-la)
• T4. TFU Rujuk untuk
ARV (FDC) BPG 2.4 juta IU
• T5. Tentukan DJJ Janin pengobatan di
seumur hidup Boka - Boki
IBU

RS/PUSKESMAS
• T6. sTatus Imunisasi (TT) RS
• T7. Tablet Fe (90 tablet)
• T8. Tes Lab (Gol.darah, Hb, Persalinan di Fasyankes
GDS, Sifilis, HIV, Hepatitis B, • ARV

ANAK
Malaria, Proteinuri, sputum Profilaksis BPG 50.000IU/Kg Rujuk untuk
BTA)
• T9. Tata laksana kasus
BBL • AFASS: ASI
ekslusif atau
BB
Boka - Bo
pengobatan di
RS
• T10. Temu wicara dan konseling PASI

• 6 – 8 Minggu Pemeriksaan
BAYI : EID Pemeriksaan

POSYANDU
Titer RPR bayi
• 6 Minggu HBsAg bayi

PRIMA
ditambah pada usia Bayi
pada usia 9 –
Profilaksis 3,6 dan 9
12 bulan
Kotrimoxasol bulan

PENGAMBILAN SAMPEL DARAH DAN PENGIRIMAN


UNTUK PEMERIKSAAN di LAB YANG DI TUJUK RS/PKM
JEJARING RUJUKAN LAB PEMERIKSA PCR HIV-DNA
untuk Early Infant Diagnosis (EID) (usia 6-8 minggu) dan
diagnosis HIV PADA BAYI < 18 bln

LAB RUJUKAN REGIONAL UNTUK EID

RS.SUTOMO BLK JAYAPURA,


RSHS Bandung RS. KANKER DHARMAIS
Cp. dr. Christin, Sp.PK Cp. dr.Munawaroh Firiyah , Ibu Yayuk 082399591571,
Cp. Dr. Agnes, Sp.PK Sp.PK
0816608918, Ningsih Pak Beni 082257221638
08112257928, Via 085722754000 0811342141, Stefany
0817714189
085735026400

Seluruh DKI, Sumatera dan Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY, Seluruh PAPUA , Maluku dan
Jawa Barat dan Sulawesi
Banten Bali, NTT,NTB dan Kalimantan Maluku Utara
SKRINING DAN TATALAKSANA PENYAKIT MENULAR (HIV)

Delivery Unit
Layanan Kesehatan Puskesmas Pustu Kegiatan Kunjungan Rumah
(Kecamatan) (Dusun/RT/RW) Posyandu (Rumah/
(Dusun/RT/RW) Masyarakat)
Skrining HIV Pemeriksaan Rapid R0 Wawancara perilaku Wawancara perilaku berisiko Petugas kesehatan
(Skrining HIV AIDS) berisiko Pelaksanan : Nakes Puskesmas untuk memantau
Sasaran:
Pelaksana : Tenaga Pelaksanan : Nakes Alat : Konseling kondisi ODHIV yang tidak
-Orang belum tahu status HIV nya
Kesehatan Alat : Konseling datang control ke puskesmas.
tapi berisiko (populasi kunci : PSK, Kegiatan :
penasun, WBP, LSL, Waria) dan Ibu Alat : Ditakutkan ada masalah
Kegiatan : -Penyuluhan dan Edukasi
Hamil. Tatalaksana & Tindak Lanjut terkait kondisi klinisnya.
-Penyuluhan dan Edukasi
-orang dengan HIV-AIDS, ODHIV, Hasil skrining positif:
-Untuk ibu hamil dilakukan
pasien immunokompremais pemeriksaan R1, R2 dan R3
skrining HIV
Positif maka pasien
dinyatakan sebagai orang
penderita HIV (ODHIV) dan
bisa diberikan ARV
Hasil pemeriksaan negatif:
edukasi mengenai HIV AIDS
INTERVENSI SPESIFIK PENANGGULANGAN MALARIA PER TAHAPAN
Tahapan Tujuan Sasaran Kegiatan utama
Akselerasi Menurunkan jumlah Kab/kota - Pembagian kelambu massal
kasus secepat mungkin endemis tinggi - IRS pada desa dengan API > 20
API >5‰ - Skrining malaria pada semua Bumil & pembagian kelambu
rutin
- Skrining malaria : MTBS & semua balita sakit
Intensifikasi Menghilangkan daerah Kab/kota - Pembagian kelambu pada populasi khusus atau di daerah
fokus endemis sedang fokus
API 1-5 ‰ - Penemuan aktif kasus yg masif
- IRS pada situasi peningkatan kasus dan pengendalian vektor
lain sesuai bukti lokal
Pembebasan Menghentikan penularan Kab/kota - Surveilans migrasi malaria
setempat/kasus endemis rendah - PE 1-2-5 pada setiap kasus positif
indigeneous API < 1‰ - Pemetaan & pengamatan daerah reseptif
- Peguatan jejaring diagnosis dan tatalaksana
Pemeliharaan Mencegah munculnya Kab/kota bebas - Surveilans migrasi malaria
penularan malaria malaria - PE 1-2-5 pada setiap kasus positif
kembali - Pemetaan & pengamatan daerah reseptif
- Surveilans Vektor
- Peguatan jejaring diagnosis dan tatalaksana
Strategi Penanggulangan Malaria

Kebijakan yang Pemberdayaan


1 Universal Akses 2 Surveilans 3 4
mendukung Masyarakat
• Penjaminan mutu
diagnostic • Peningkatan penemuan • komitmen Pemerintah
• Diagnosis dan Pengobatan kasus malaria
Pusat dan Daerah • Penemuan kasus
sesuai standar • sistem dan manajemen
eliminasi malaria serta secara aktif oleh
• Penguatan public Private data
pencegahan penularan kader malaria
Mix • Penyelidikan
• Integrasi pelayanan malaria epidemiologi kembali • Perubahan perilaku
dengan Kesehatan Ibu dan • Sistem Kewaspadaaan • Penguatan dukungan
Anak Dini dan KLB-Bencana lintas program dan
• Pengendalian vektor • Surveilans migrasi lintas sektor termasuk
terpadu (kelambu • Surveilans vektor swasta
berinsektisida, IRS • Malaria pada populasi
khusus

5 Penguatan sistem kesehatan


• Penguatan manajemen program
• Penguatan manajemen dalam upaya sertifikasi eliminasi • Peningkatan koordinasi lintas batas wilayah
malaria
6 Pengembangan Penelitian dan Inovasi
118

• Pengembangan vaksin Malaria • Percepatan penurunan kasus dengan MDA

118
Alur Layanan Malaria pada Usia Produktif dan Lansia
SASARAN

usia produktif ( ≥15 – 59 tahun) dan lanjut usia (≥ 60 tahun ke atas)


yang berkunjung ke Puskesmas dan Pustu baik yang sakit maupun
tidak sakit

METODE
wawancara terkait adanya tanda dan gejala serta riwayat sakit ,tinggal di daerah
endemis malaria atau minum obat sebelumnya atau berkunjung ke daerah
endemis malaria dan memberikan edukasi terhadap hasil skrining

TINDAK LANJUT SKRINING


● Hasil pemeriksaan skrining ditemukan parasit malaria (positif
malaria) maka diberikan pengobatan malaria sesuai jenis
parasit
● Hasil pemeriksaan skrining tidak ditemukan parasit malaria
(negative malaria) maka diberikan edukasi terkait pencegahan
penularan malaria
● Kasus yang mendapatkan therapy malaria dilakukan
pemantauan pengobatan
● Kader dan petugas kesehatan melakukan kunjungan rumah
SKRINING DAN TATALAKSANA PENYAKIT MENULAR (MALARIA)
Delivery Unit
Layanan Kesehatan
Puskesmas Pustu Kegiatan Posyandu Kunjungan Rumah
(Kecamatan) (Dusun/RT/RW) (Dusun/RT/RW) (Rumah/ Masyarakat)
Skrining Malaria Wawancara : skrining Wawancara : skrining Wawancara : skrining Kader melakukan
malaria malaria malaria kunjungan rumah untuk
Sasaran: usia produktif ( ≥15 –
59 tahun) dan lanjut usia (≥ Pelaksana : Pelaksana : Pelaksana : Kader terlatih melakukan skrining dan
Tenaga kesehatan Tenaga kesehatan Alat : RDT atau mikroskop melakukan pemantauan
60 tahun ke atas) yang datang
Alat : RDT atau mikroskop Alat : RDT atau mikroskop Tatalaksana dan kepatuhan minum obat dan
dengan gejala, tinggal di daerah
malaria dan mempunyai riwayat Tatalaksana dan Tatalaksana dan Tindak Lanjut : edukasi terkait malaria
sakit sebelumnya atau berkunjung Tindak Lanjut : Tindak Lanjut : Hasil pemeriksaan positif
ke daerah endemis malaria Hasil pemeriksaan positif Hasil pemeriksaan positif malaria maka rujuk ke
malaria maka tatalaksana malaria maka tatalaksana Puskesmas / FKTP untuk
-Anggota yang tinggal serumah malaria sesuai standar
ataupun kelompok ada yang malaria sesuai standar pengobatan
Hasil pemeriksaan negative Hasil pemeriksaan negative Hasil pemeriksaan negative
sakit malaria malaria maka diberikan malaria maka diberikan malaria maka diberikan
-Srining malaria di Puskesmas, edukasi pencegahan edukasi pencegahan edukasi pencegahan
Pustu atau Posyandu terhadap malaria terhadap malaria terhadap malaria
UPAYA KESEHATAN JIWA DI
LAYANAN KESEHATAN PRIMER
Pendekatan Siklus Hidup sebagai Platform
Integrasi Pelayanan Kesehatan

• Pembangunan Kesehatan Jiwa terintegrasi dalam setiap fase dari siklus hidup (terutama di Klaster 2: Ibu dan
Anak dan Klaster 3 : Usia Produktif dan Lanjut Usia)
• Tenaga kesehatan diharapkan mampu untuk:
1. Memberikan pelayanan promotif berupa pemberian penyuluhan tentang menjaga kesehatan jiwa bagi perorangan,
keluarga dan di masyarakat
2. Memberikan pelayanan preventif berupa skrining kesehatan jiwa untuk ibu, anak, usia produktif dan lanjut usia dengan
mempergunakan SRQ-20, SDQ, dan ASSIST.
3. Memilah hasil skrining (normal dan abnormal) dan tindak lanjutnya (memberikan KIE untuk hasil yang normal dan
merujuk jika ditemukan hasil abnormal)
4. Melakukan konseling awal bagi pasien yang diduga memiliki masalah kesehatan Jiwa
• Instrumen skrining kesehatan jiwa BUKAN merupakan alat untuk penegakan diagnosis penyakit/gangguan jiwa tertentu,
namun untuk membantu pasien memahami dan mengenali masalah yang mungkin sedang
dialami dan membantu petugas kesehatan menemukan indikasi akan adanya masalah kesehatan jiwa
secara dini.
Langkah-Langkah Penyelenggaraan Skrining
Memberikan penjelasan
singkat terkait skrining yang
akan dilakukan
Menyiapkan kuesioner (tujuan, asas kerahasiaan,
(Manual/aplikasi) instruksi pengisian) Interpretasi hasil

Melengkapi data Memastikan kesiapan Pengisian kuesioner Melakukan tindak


Demografi individu melalui lanjut (edukasi,
pendekatan konseling, rujuk)
interpersonal/rapport

Skrining masalah kesehatan jiwa ditunda pada kondisi berikut (kriteria eksklusi):
• Pasien membutuhkan pelayanan gawat darurat
• Pasien sedang menderita atau kesakitan secara fisik
Instrumen Skrining Kesehatan Jiwa (1/3)
• Sasaran: anak & remaja usia 4-18 tahun
• Menggambarkan kondisi 6 bulan terakhir
• Berisi 25 pertanyaan dari 5 domain: Emosi (E), perilaku (C), hiperaktivitas (H), masalah hubungan teman sebaya (P), perilaku prososial (Pro)
• SDQ 4-10 th diisi orang tua/pengasuh
• SDQ 11-18 th dapat diisi sendiri atau melalui wawancara oleh nakes/non-nakes terlatih
• Dapat diberikan dalam bentuk kuesioner cetak atau elektronik (google form/aplikasi SIJIWA)
• Dilakukan minimal 1 tahun sekali

SDQ

Sumber:
Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Mental Emosional. Kementerian Kesehatan RI: 2021 Modul Pelatihan
Kesehatan Jiwa: Tenaga Kesehatan Terpadu Kesehatan Jiwa. Kementerian Kesehatan RI: 2022
Instrumen Skrining Kesehatan Jiwa (2/3)
• Sasaran: usia di atas 18 tahun
• Menggambarkan kondisi 30 hari terakhir
• Berisi 20 pertanyaan untuk mengetahui adanya masalah kesehatan jiwa seperti gejala depresi, gejala ansietas, gejala kognitif, gejala somatik, dan
gejala penurunan energi.
• Pertanyaan berkaitan dengan apa yang dialami individu, bukan terkait apa yang seharusnya dialami
• Dapat diisi sendiri atau melalui wawancara oleh nakes/non-nakes terlatih
• Dapat diberikan dalam bentuk kuesioner cetak atau elektronik (google form/aplikasi SIJIWA)
• Dilakukan minimal 1 tahun sekali

SRQ

Sumber:
Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Mental Emosional. Kementerian Kesehatan RI: 2021 Modul Pelatihan
Kesehatan Jiwa: Tenaga Kesehatan Terpadu Kesehatan Jiwa. Kementerian Kesehatan RI: 2022
Instrumen Skrining Kesehatan Jiwa (2/3)

• Sasaran: usia di atas 10 tahun dengan indikasi penyalahgunaan NAPZA


• Dirancang untuk mengidentifikasi pola penggunaan NAPZA yang menunjukkkan adanya masalah berisiko & ketergantungan serta masalah
yang berhubungan dengan penggunakan NAPZA dan RTL
• Terdiri dari 8 pertanyaan
• Dilaksanakan di Fasyankes oleh tenaga kesehatan
• Dapat diberikan dalam bentuk kuesioner cetak atau elektronik (aplikasi SINAPZA)

Semua zat selain


Interpretasi Alkohol Intervensi
alkohol
ASSIST
Risiko rendah 0-10 0-3 Pemberian KIE pencegahan NAPZA

Pemberian KIE dan konseling, rujuk ke IPWL


Risiko sedang 11-26 4-26 untuk pemeriksaan lanjutan

Rujuk ke IPWL untuk pemeriksaan lanjutan dan


Risiko tinggi ≥27 ≥27
rehabilitasi medis

Sumber:
Pedoman Manajemen Pencegahan dan Tatalaksana Gangguan Penyalahgunaan NAPZA. Kementerian Kesehatan RI: 2021
Buku Saku Deteksi Dini Penyalahgunaan NAPZA. Kementerian Kesehatan RI: 2022
Alur Skrining Kesehatan Jiwa
Sasaran:
Usia 4-10
Usia 11-18
Deteksi Dini
Sasaran:
Usia >18

SDQ SRQ-20

Borderline Abnormal ≥6 <6 namun soal <6


Normal
no. 17 diisi “YA”

• Konseling oleh guru • KAP Kesehatan • KAP Kesehatan


Edukasi • KAP Kesehatan Jiwa Jiwa Jiwa Edukasi
• Prevensi • Prevensi
Kesehatan • Prevensi Gangguan Gangguan Jiwa Gangguan Jiwa
Kesehata
Jiwa Jiwa • Rujuk ke • Rujuk ke n Jiwa
• Rujuk ke Fasyankes Fasyankes Fasyankes

Fasyankes
Pemeriksaan lanjutan, Sasaran: Individu
wawancara psikiatrik dengan indikasi

multidisiplin ASSIST penyalahgunaan NAPZA


berusia >10 tahun

Tidak Ada Diagnosis gangguan Risiko Risiko Risiko


Gangguan Jiwa jiwa Rendah Sedang Tinggi

Pemberian Pemberian KIE Rujuk ke IPWL


• KAP Kesehatan dan konseling, untuk asesmen
KIE
Jiwa Tatalaksana rujuk ke IPWL lanjutan dan
pencegah
• Prevensi Multidisiplin untuk asesemen Rehabilitasi
an NAPZA lanjutan
gangguan jiwa medis
Tindak Lanjut Skrining
Kesehatan Jiwa
Materi Edukasi Berdasarkan Kelompok Umur

Remaja Dewasa Lansia


• Tugas perkembangan usia remaja • Tugas perkembangan usia dewasa • Tugas perkembangan usia lansia
(membangun identitas, aspek (menjalin kedekatan, aspek (kematangan/integrity, aspek
perkembangan fisiologis, kognitif, perkembangan fisiologis, kognitif, perkembangan fisiologis, kognitif,
sosial, emosi, moral, spiritual & sosial, emosi, moral, spiritual & sosial, emosi, moral, spiritual &
kepribadian masa remaja). kepribadian masa dewasa). kepribadian masa lansia).
• Pengertian sehat jiwa, risiko/ • Pengertian sehat jiwa, risiko/ • Pengertian sehat jiwa, risiko/
masalah kesehatan jiwa, masalah kesehatan jiwa, masalah kesehatan jiwa
gangguan jiwa (ODGJ). gangguan jiwa (ODGJ). gangguan jiwa (ODGJ).
• Stimulasi perkembangan. • Stimulasi perkembangan. • Stimulasi perkembangan.
• Manajemen stress. • Manajemen stress. • Manajemen stress.
• Keterampilan pemecahan • Keterampilan pemecahan • Keterampilan pemecahan
masalah (problem solving). masalah (problem solving). masalah (problem solving).

Sumber:
Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Mental Emosional. Kementerian Kesehatan RI: 2021 Tautan KIE
Direktorat Kesehatan Jiwa: https://link.kemkes.go.id/mediaedukasikesehatanjiwa
KLASTER 4
PENANGGULANGAN
PENYAKIT MENULAR
Tim Pendamping ILP
Dinas Kesehatan Provinsi NTB

Disampaikan pada Workshop ILP Prov. NTB


Hotel Grand Legi, 26 – 28 Juni 2023
Penanggulangan Penyakit Menular

Tujuan: Upaya:
q Melindungi masyarakat dari penularan
penyakit
q Menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan Ketiga upaya tersebut dalam pelaksanaannya
kematian akibat penyakit menular; dan diintegrasikan dengan kegiatan klaster siklus hidup
q Mengurangi dampak sosial, budaya, dan (klaster 2 dan 3)
ekonomi akibat penyakit menular pada
individu, keluarga, dan masyarakat. q Pencegahan, untuk memutus mata rantai
penularan, perlindungan spesifik, pengendalian
Strategi : faktor risiko, perbaikan gizi masyarakat dan
Strategi penanggulangan penyakit menular upaya lain sesuai dengan ancaman penyakit
dilakukan melalui kegiatan: menula
1. promosi kesehatan; q Kewaspadaan Dini, merupakan kewaspadaan
2. surveilans kesehatan; terhadap penyakit menular serta faktor-faktor
3. pengendalian faktor risiko; yang mempengaruhinya
4. penemuan kasus;
q Respon, dilakukan melalui kegiatan penyelidikan
5. penanganan kasus;
6. pemberian kekebalan (imunisasi) epidemiologi, tatalaksana kasus, menerapkan status
7. pemberian obat pencegahan secara karantina, mengambil dan mengirim sampel,
massal. mencari informasi, laporan
1. Kholera 10. Avian Influenza
2. Pes H5N1 11.Antraks
3. DBD 12.Leptospirosis
PENYAKIT POTENSIAL KLB 4. Campa 13.Hepatitis
(PMK 1501/2010) k 14.Influenza A (H1N1)
5. Polio 15.Meningitis
6. Difteri 16.Yellow Fever
7. Pertusis 17.Chikungunya
8. Rabies
9. Malaria
Dan ditambah penyakit lainnya yang ditetapkan oleh
Menteri
PENGELOMPOKAN PENYAKIT MENULAR
Public Health Emergency of
Penyakit Berpotensi KLB/Wabah
International Concern
(SKDR)
Penyakit Dapat Dicegah (PHEIC);KKM
NEW-EMERGING 1. Diare Akut dengan Imunisasi (PD3I) 1. SARS CoV (2002)
DISEASES 2. H1N1 (2009)
2. Malaria Konfirmasi
1. Hanta Virus 1. Difteri 3. Mers CoV (2012)
3. Tersangka Demam Dengue
2. Ebola Virus 2. Pertusis 4. Polio (2014)
4. Pneumonia
3. Lassa 3. Tetanus/Tetanus 5. Ebola (2014)
5. Diare Berdarah atau Disentri
4. Marburg Virus Neonatorum 6. Zika (2016)
5. Monkeypox 6. Tersangka Demam Tifoid
4. Polio 7. Ebola (2019)
6. Nipah Virus 7. Sindrom Jaundice Akut
5. Campak Rubela 8. Sars CoV 2 – COVID19
7. West Nile Fever 8. Tersangka Chikungunya (2020)
6. Demam Tifoid
8. Yellow Fever 9. Tersangka Flu Burung 9. Monkeypox (2022)
7. Kolera
9. MERS CoV 10. Tersangka Campak
8. Yellow Fever
10. Legionella 11. Tersangka Difteri 9. Influensa PENYAKIT
11. SARS 12. Tersangka Pertusis 10. Meningitis 1.KARANTINA
Pes
12. Crimean Kongo Virus 13. AFP 11. Tuberculosis (TBC) 2. Kolera
13. SARS 14. Kasus Gigitam Hewan Penular Rabies 12. Hepatitis A dan E 3. Demam Kuning
15. Tersangka Antraks 13. Penyakit 4. Cacar
16. Tersangka Leptospirosis akibat 5. Typhus Bercak
Neglected Tropical Diseases 17. Tersangka Kolera Pneumokokus Wabahi
(NTD’s) 18. Klaster Penyakit Yang Tidak Lazim 14. Penyakit akibat 6. Louse Borne Relapsing
19. Tersangka Meningitis/Ensefalitis Rotavirus Fever
1. Chikungunya 15. Penyakit akibat HPV
2. Kusta 20. Tersangka Tetanus
3. Rabies Neonatorum
4. Schitosimiasis 21. Tersangka Tetanus
5. Filariasis 22. ILI
6. Frambusia 23. Tersangka Hand Foot Mouth
7. Leptospirosis Disease (HFMD)
24. Tersangka COVID-19
Alur Pelayanan Klaster Penanggulangan Penyakit Menular

Puskesmas*) PWS:
(rujukan dan Analisa Beban Penyakit meliputi morbiditas
pelaporan) dan cakupan pelayanan

Klaster 4
Penanggulangan Penularan Penyakit
Ya Verifikasi/ Penyelidikan
Ya Epidemiologi
Keterangan: Sinyal KLB
Penyakit Berpotensi KLB (< 24 jam)
*) Investigasi/pelacakan kontak
serumah dan kontak erat oleh Tidak Tidak
kader didampingi oleh nakes Penyakit Menular
(Penyakit dengan target Eliminasi/ Surveilans Respon KLB
**) Penemuan kasus aktif, Investigasi/pelacakan Eradikasi atau penyakit menular rutin (pengendalian faktor
kontak, pengawasan minum obat, pelacakan lainnya) risiko/lingkungan/ vektor)
kasus mangkir/putus berobat, pemantauan
faktor risiko, edukasi penyakit,

Tindak Lanjut Puskesmas


Target Eradikasi: Bersama Posyandu Prima
2016: Tetanus Neonatorum (Indonesia sudah Koordinasi Laporan
- Investigasi/Pelacakan Kontak*) Lintas Sektor
eliminasi tahun 2016) Berjenjang
- Penemuan kasus aktif
2026 (global) : Polio (Indonesia sudah bebas - Pemantauan minum obat (obat rutin maupun terapi pencegahan)
polio/tidak ada virus polio liar endemik tahun 2014) - Pengambilan dan pengiriman sampel untuk penegakan diagnosis
2030: Frambusia dan pemantauan kemajuan pengobatan

Target Eliminasi:
Campak, Rubella (eliminasi 2023)
2024: Kusta (global : 2030) Perlu Pemantauan
2025: Schistosomiasis Lanjutan
Tidak
2030: TBC, HIV, Sifilis, Malaria, Hepatitis B, Rabies,
Filariasis Ya
2040: Hepatitis C Kegiatan Kunjungan Rumah
(Nakes/Kader) **)
Siklus Pengendalian KLB
Reguler

• Epidemiologi
• Lab. Mikrobiologi (apabila
diperlukan)
Kejadi
an
PE/
I Respon Investigasi
Dini
Penanggula
C ngan

• Tatalaksana kasus
S • Disposal
• ORI
• Biosecurity dan
Biokontainment
• Pembatasan mobilitas
Darurat
Pelayanan Klaster 4 untuk Penanggulangan Penularan Penyakit
Delivery Unit
Sasaran
Masalah Layanan Kesehatan
Kesehatan Puskesmas Puskesmas Pembantu Posyandu Kunjungan Rumah
(Kecamatan) (Desa / Kelurahan) (Dusun / RT/RW) (Rumah / Masyarakat)

Penularan Penemuan kasus Penemuan kasus aktif dan pasif Penemuan kasus aktif dan Penemuan kasus aktif
penyakit pasif
MENULAR Survey kontak Survey kontak Survey kontak Survey kontak
- Manusia (investigasi/pelacakan (investigasi/pelacakan kontak) (investigasi/pelacakan (pelacakan kontak)
ke kontak) kontak)
manusia
- Melalui vektor Verifikasi/Penyelidikan Verifikasi/Penyelidikan epidemiologi Verifikasi/Penyelidikan
(nyamuk) epidemiologi epidemiologi
- Melalui hewan Respon KLB:
Respon KLB: Respon KLB: Respon KLB: Respon KLB:
• Pengendalian faktor • Pengendalian faktor risiko/ • Pengendalian faktor • Pemantauan dan • Pemantauan dan
risiko/ lingkungan/ lingkungan/ vektor dan binatang risiko/ lingkungan/ vektor pengendalian faktor pengendalian faktor
vektor dan pembawa penyakit dan binatang pembawa risiko/ lingkungan/ risiko/ lingkungan/
binatang pembawa penyakit vektor dan vektor dan
• Pengambilan specimen untuk
penyakit • Pengambilan specimen binatang pembawa binatang pembawa
• Pemeriksaan pemeriksaan laboratorium untuk penyakit
untuk pemeriksaan penyakit
laboratorium respon KLB dan surveilans laboratorium untuk
untuk • Pengiriman specimen ke lab dikirim ke puskesmas
respon KLB dan rujukan
surveilans
Pemberian Pengobatan Pemberian Pengobatan Pembagian obat, Pengawasan minum
masal/Profilaksis massal/Profilaksis pengawasan minum obat, obat, pemantauan efek
pemantauan samping pengobatan
kemajuan/efek samping dan pelacakan kasus
pengobatan mangkir/putus berobat
Edukasi penyakit menular Edukasi penyakit menular Edukasi penyakit menular Edukasi Edukasi
penyakit penyakit
menular menular
TUBERKULOSIS (TBC)
Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis

GEJALA PENEMUAN KASUS & PENEGAKKAN DIAGNOSIS


• Gejala utama TBC paru adalah batuk. • Strategi penemuan kasus TBC yaitu secara aktif-masif dan pasif- intensif
• Gejala tambahan TBC dapat berupa • Penegakkan diagnosis TBC diutamakan dengan pemeriksaan bakteriologis
• BB turun tanpa penyebab/BB tidak naik/nafsu makan turun yaitu menggunakan Alat TCM (Tes Cepat Molekular) sesuai dengan SE
• demam yang tidak diketahui penyebabnya Dirjen P2P No. 936 Tahun 2021
• badan lemas/lesu
• berkeringat malam hari tanpa kegiatan
• sesak napas tanpa nyeri dada

PENGOBATAN
PENULARAN
• Pengobatan TBC dilaksanakan sesuai dengan standar yang telah
Penularan TBC terjadi melalui udara. Sumber penularan adalah percikan dahak ditetapkan
pasien yang dahaknya mengandung kuman TBC.
• Prinsip pengobatan TBC adalah tepat waktu, tepat dosis, tepat cara

PENCEGAHAN
• Penyuluhan dan edukasi mengenai TBC
• Pelaksanaan KIE untuk berperilaku hidup bersih dan sehat untuk intervnensi
perubahan perilaku masyarakat
• TBC bisa menyerang semua orang tanpa terkecuali, baik dewasa ataupun
• Etika batuk
anak-anak, laki-laki ataupun perempuan.
• Vaksinasi BCG bagi bayi baru lahir
• TBC dapat disembuhkan apabila pasien patuh mengonsumsi obat sesuai
• Pemberian Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) pada kontak
dengan ketentuan
serumah semua usia, ODHIV, dan faktor risiko lain
• Peningkatan kualitas rumah pasien, perumahan, dan permukiman
• Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) TBC di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan dan ruang publik
MALARIA

• Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan • Parasit yang hidup dalam darah manusia sesuai jenisnya
oleh parasit malaria (Plasmodium sp) dapat bertahan di dalam hati
• Malaria ditularkan melalui gigitan nyamuk • Keberadaan parasit malaria di dalam tubuh
Anopheles betina yang mengandung plasmodium manusia hanya dapat diketahui melalui
malaria pemeriksaan darah malaria
• Plasmodium hidup dan berkembang biak dalam sel
darah manusia
• Lima jenis plasmodium penyebab malaria pada
manusia : • Malaria harus segera diketahui dan di obati untuk
1. P. vivax mencegah penularan infeksi
2. P. falciparum • Obat yang diberikan dapat membunuh parasit dan
3. P. malariae menghambat perkembangbiakannya
4. P. ovale • Penyakit malaria dapat menyerang semua orang baik laki-laki
5. P. knowlesi ataupun perempuan, pada semua golongan umur, dari bayi,
anak-anak sampai orang dewasa apapun jenis pekerjaannya
Alur Penemuan Kasus Malaria
Alur Pelayanan Malaria sesuai standar
Pasien datang dengan gejala klinis demam dalam 7 hari terakhir.
(dapat disertai nyeri kepala, mual, muntah, diare, nyeri otot dan pegal-
Melakukan anamnesis pegal)

Melakukan pemeriksaan Fisik seperti ukur TTV (Suhu, TD, Nadi, Pernafasan), Periksa Darah Malaria
Konjungtiva anemi, kaku kuduk (pada malaria cerebral), bibir sianosis dengan mikroskop u
dan/ataRDT

Mempersiapkan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium (mengambil


apusan darah tebal dan tipis)
Hasil Positif Hasil Negatif

Pemeriksaan penunjang (pemeriksaan slide darah dengan menggunakan


mikroskop)
Ulang pemeriksaan
Malaria Cari Etiologi Demam
darah Malaria setiap 24
yang lain
jam selama 72 jam
Menegakkan diagnose berdasarkan hasil pemeriksaan Fisik, pemeriksaan
penunjang

Hasil Positif
Memberikan terapi penatalaksanaan dan memantau pengobatan pasien Terapi sesuai
Etiologi

Memberikan konseling dan edukasi pada pasien dan keluarga pasien Malaria
HIV

HIV adalah virus penyebab


menurunnya kekebalan tubuh • Virus HIV di dalam darah akan menghancurkan CD4
seseorang (yang berfungsi kekebalan tubuh) dengan cara virus
bereplikasi.
HIV ditularkan melalui: • Untuk mengetahui seseorang telah terinfeksi HIV
q darah dan cairan tubuh dengan pemeriksaan darah HIV dengan Rapid Test
q aktivitas berisiko (Hubungan seks Diagnostik (R1-R2-R3)
berisiko
q penggunaan narkoba suntik yang
menggunakan suntik berbagi, dan
dari ibu hamil HIV positif kepada
bayinya)

• Infeksi HIV sampai sekarang belum ada obatnya, sehingga harus minum obat seumur hidup.
• Jika telah terdiagnosa HIV harus segera minum ARV, walau tanpa gejala dan masih stadium
awal
Sistem Kewaspadaan Dini dan
Respon Penyakit Potensial KLB
Surveilans Berbasis Indikator
Pelaporan SKDR dilakukan sejak dari puskesmas untuk memberikan kewaspadaan dini penyakit berpotensi wabah

Contoh: Kasus COVID-19 pada G20

Laporan Puskesmas Bangli


melalui aplikasi SKDR
tentang kontak erat
Puskesmas COVID-19 memberikan alert
Dinkes kepada Dinkes
Kab/Kota/Provinsi
Kab/Kota/Prov dan
Kemenkes.
SMS/WA

Rumah Sakit
Dilakukan Verifikasi oleh Dinkes

SKDR
Dilakukan PE & pemeriksaan spesimen
oleh Dinkes dan Kemenkes

Laboratorium
Analisis dan interpretasi data menunjukkan
Kemenkes
jumlah konfirmasi dari suspect

Respon:
Pengobatan
Isolasi
Mandiri
Pencarian kasus tambahan/ kontak
erat
Surveilans Berbasis Kejadian (EBS)
Dilaporkan melalui web SKDR, telp/wa/email ke PHEOC, notifikasi dari jejaring surveilans global atau berasal
dari hasil media screening.
Contoh: KLB Difteri di Kab. X

Notifikasi IHR atau dari negara lain


Laporan Dinas Kesehatan
Kabupaten X melalui
web SKDR tentang
kematian 6 orang warga
dengan penyebab yang
Rumor di masyarakat / Media belum dipastikan.
Kontak PHEOC (Public
Health Emergency
Operations Centre)
Pintu Masuk Negara
Kemenkes Kemenkes Dilakukan Verifikasi oleh Dinkes
Telp/WA:
0877-7759-1097
email: Dilakukan PE & pemeriksaan spesimen oleh
poskoklb@yahoo.com
Dinkes dan Kemenkes
Dinkes
Kab/Kota/Provinsi
Hasil PE dan lab menunjukkan difteri

website SKDR Respon:


Fasyankes (untuk yang memiliki akses) Tatalaksana kasus suspect dan kontak erat
Pelaksanaan Outbreak Response Immunization (ORI)
Surveilans Berbasis Indikator
❖ Pelaporan penyakit potensial wabah dengan
sumber laporan dari Puskesmas dan Rumah Sakit
sebagai unit pelapor
❖ Periode pelaporan mingguan sesuai minggu YANG DILAPORKAN ADALAH “KASUS BARU”
epidemiologi (Minggu – Sabtu)
❖ Data yang dilaporkan : agregate sesuai jumlah kasus
per minggu per penyakit Pasien datang berobat dengan diagnosis
penyakit yang tidak sama dengan diagnosa
Surveilans Berbasis Kejadian penyakit pada kunjungan sebelumnya
ATAU
❖ Pelaporan penyakit potensial wabah dengan Pasien datang berobat dengan diagnosis
sumber laporan dari media, rumor masyarakat,
hasil laboratorium, dll
penyakit yang sama dengan kunjungan
❖ Periode pelaporan : setiap saat jika terjadi sebelumnya tetapi sudah pernah sembuh
event/kejadian penyakit berpotensi KLB (penyakit
terlampir)
❖ Data yang dilaporkan : per kejadian
Surveilans Penyakit Berpotensi KLB/Wabah
Penyakit yang dipantau SKDR Daftar Penyakit yang harus
Dasar Hukum: Permenkes nomor 1501 Tahun 2010 tentang Jenis dilaporkan segera (< 24 jam)
Penyakit Menular Tertentu yang Dapat Menimbukan Wabah dan
1. Kolera
Upaya Penanggulangan. 2. Tersangka Flu Burung (Pada Unggas/
1. Diare 13. Antraks Manusia)
3. AFP
2. Malaria 14. Leptospirosis 4. DBD
3. Demam Dengue 15. Kolera 5. Meningitis/Encephalitis
6. Tetanus Neonatorum
4. Diare Akut Berdarah 16. Meningistis/Encephalitis
7. Tersangka Antraks
5. Demam Tifoid 17. Influenza Like Illness 8. Gigitan Hewan Penular Rabies
6. Sindrom Jaundice Akut 18. Hepatitis 9. Klaster penyakit tidak lazim
7. Flu burung 19. Pneumonia 10. Tersangka Difteri
8. Chikungunya 20. Tetanus Neonatorum 11. Tersangka Campak
9. Campak 21. Gigitan Hewan Penular Rabies 12. Tersangka Pes
13. Tersangka Leptospirosis
10. Difteri 22. HFMD
14. Malaria (bagi wilayah non endemis)
11. Pertussis 23. Klaster penyakit tidak lazim 15. Hepatitis A
12. AFP/polio 24. COVID-19 16. COVID-19
17. Keracunan Pangan
KLB
KLB Keracunan Pangan
KLB Penyakit Menular Suatu kejadian dimana terdapat dua
Timbulnya atau meningkatnya orang atau lebih yang menderita sakit
kejadian kesakitan/kematian yang dengan gejala-gejala yang sama atau
bermakna secara epidemiologis pada hampir sama setelah mengkonsumsi
suatu daerah dalam kurun waktu sesuatu dan berdasarkan analisis
tertentu epidemiologi, makanan tersebut
terbukti sebagai sumber keracunan

Wabah
Penyelidikan Epidemiologi
kejadian berjangkitnya suatu suatu tindakan atau kegiatan
penyakit menular dalam penyelidikan atau survey yang
masyarakat yang jumlah bertujuan untuk mendapatkan
penderitanya meningkat secara gambaran terhadap masalah
nyata melebihi dari pada keadaan kesehatan atau penyakit secara lebih
yang lazim pada waktu dan daerah menyeluruh.
tertentu serta dapat menimbulkan
malapetaka.
Kriteria & Penetapan KLB dan Wabah
Peningkatan kejadian Peningkatan kejadian
Timbulnya suatu penyakit
kesakitan terus-menerus kesakitan dua kali atau
menular tertentu yang
selama 3 (tiga) kurun lebih dibandingkan dengan
sebelumnya tidak ada
waktu dalam jam, hari periode sebelumnya dalam
atau tidak dikenal pada kurun waktu jam, hari, atau
atau minggu berturut-
suatu daerah minggu menurut jenis
turut jenis penyakitnya.
penyakitnya.

Jumlah penderita baru


Rata-rata jumlah kejadian Kepala Dinas Kesehatan
kesakitan perbulan selama 1
dalam periode waktu 1
(satu) tahun menunjukkan Kabupaten/Kota/Provinsi
(satu) bulan menunjukkan
kenaikkan dua kali atau
KRITERIA kenaikkan dua kali atau atau Menteri dapat
lebih dibandingkan dengan
lebih dibandingkan dengan
angka rata-rata jumlah per
KLB rata- rata jumlah kejadian menetapkan daerah
bulan dalam tahun
kesakitan perbulan pada dalam keadaan KLB,
tahun berkutnya.
sebelumnya. apabila suatu daerah
Angka kematian kasus suatu Angka proporsi penyakit Terdapat dua orang atau lebih
memenuhi salah satu
penyakit (Case Fatality Rate) (Propotional Rate) yang menderita sakit dengan kriteria KLB.
dalam 1 (satu ) kurun waktu penderita baru pada satu gejala-gejala yang sama atau
tertentu menunjukkan periode menunjukkan hampir sama setelah
kenaikkan 50 % atau lebih mengkonsumsi sesuatu dan
dibandingkan dengan angka kenaikkan dua kali atau berdasarkan analisis
kematian kasus suatu lebih disbanding satu epidemiologi, makanan
penyakit periode periode sebelumnya tersebut terbukti sebagai
sebelumnya dalam kurun dalam kurun waktu yang sumber keracunan.
waktu yang sama. sama.
KEGIATAN PENGENDALIAN
PENYAKIT MENULAR DAN KLB
CONTOH KASUS 1 :
STRATEGI PENGENDALIAN DIFTERI

Setiap suspek difteri dilakukan penyelidikan

Ambil spesimen dan pemeriksa spesimen di


laboratorium

Tatalaksana kasus dan Kontak erat


( ADS dan profilaksis Pusat dan provinsi)

Edukasi Petugas dan Masyarakat

Pencatatan dan Pelaporan yang berkualitas


KEBIJAKAN SURVEILANS
1. Satu kasus suspek difteri perlu dilakukan upaya penanggulangan sesegera mungkin
untuk menghentikan penularan
2. Setiap suspek difteri dilakukan penyelidikan epidemiologi dan dilaporkan dalam 1 x 24 jam:
• Deteksi dini kasus secara klinis dan laboratorium serta tatalaksana kasus untuk mencegah
kematian (Pemberian ADS) dan penularan (Pemberian Antibiotika) sesuai dengan protokol
pengobatan difteri;
• Mencari kasus tambahan/ Menelusuri kontak erat
• Tatalaksana kontak erat untuk memutus penularan melalui pemberian obat profilaksis
• Melakukan kajian faktor resiko untuk penanggulangan dan menghentikan penularan.
3. Setiap suspek difteri diambil spesimen dan dilakukan pemeriksaan laboratorium kultur
4. Suspek difteri dengan hasil kultur positif dilanjutkan dengan pemeriksaan toksigenisitas
menggunakan ELEK test
5. Edukasi Masyarakat
6. Outbreak Response Immunization (ORI) dengan cakupan minimal 90%
7. Pencatatan dan pelaporan sesuai SOP
CONTOH KASUS 2 :
STRATEGI PENGENDALIAN TUBERKULOSIS
ALUR INVESTIGASI
KONTAK (klaster 4)
Pengendalian penularan penyakit TBC
Sasaran Delivery Unit
Masalah Layanan Kesehatan Puskesmas PUSTU Kegiatan Posyandu Kunjungan Rumah
Kesehatan (Kecamatan) (Desa / Kelurahan) (Dusun / RT/RW) (Rumah / Masyarakat)

Penularan Penemuan kasus aktif Penemuan Indek Kasus Penemuan Indek Kasus
penyakit
Kontak Investigasi Kontak Investigasi Kontak Investigasi
MENULR

- Manusia ke
manusia

Diagnosis Penemuan suspek Penemuan suspek


Pengambilan sampel Pengambilan dan
untuk penegakan pengiriman sampel untuk
diagnosis dan penegakan diagnosis dan
pemantauan kemajuan pemantauan kemajuan
pengobatan pengobatan

Pengobatan Pemberian OAT Pemberian OAT


Pemberian TPT Pemberian TPT
Pemantauan minum obat Pemantauan minum Pengawasan minum obat,
(OAT maupun TPT) obat (OAT dan TPT) pelacakan kasus
Pemantauan minum mangkir/putus
obat (OAT dan TPT) berobat, pemantauan
Pelacakan kasus mangkir FR lainnya
Pemantauan FR lainnya
Pelacakan kasus mangkir 32
Edukasi penyakit menular Edukasi penyakit Edukasi penyakit menular Edukasi Penyakit Menular Edukasi penyakit menul ar
menular
PENGAWASAN
KUALITAS LINGKUNGAN
Pencegahan dan pengendalian penyakit melalui pemenuhan lingkungan yang sehat
Secara global 24% kematian disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan intervensi/
modifikasi lingkungan

Penyakit / Malaria Tuberculosis Diare Kondisi Neonatus Kurang Energi Kardiovaskuler Kanker
Gangguan Protein
Kesehatan
Proporsi lingkungan
yang menyebabkan 42% 17% 57% 11% 15% 31% 20%
penyakit

Intervensi lingkungan 1. Modifikasi lingkungan 1. Tingkat Meningkatkan 1. Mengurangi Meningkatkan 1. Modifikasi Modifikasi lingkungan
utama untuk mencegah dan manipulasi kepadatan rumah, akses air minum paparan ibu akses air dan lingkungan untuk rumah dan tempat
penyakit lingkungan untuk penjara dan rumah dan sanitasi yang terhadap asap sanitasi aman. mengurangi polusi kerja untuk mengurangi
mengurangi tempat sakit. aman serta sarana rokok bekas Kampanye udara yang risiko paparan polusi
perkembangbiaka n 2. Perbaikan kualitas dan membiasakan (terutama di perubahan bersumber dari asap udara dalam ruang
vektor. udara di rumah dan cuci tangan pakai rumah). perilaku higine. tembakau bekas, yang bersumber dari
2. Mengurangi kontak tempat kerja sabun. 2. Meningkatkan akses paparan timbal. asap tembakau bekas,
antara manusia dan (paparan air dan sanitasi di 2. Modifikasi radiasi pengion, radiasi
vektor penyakit penambang tempat melahirkan/ lingkungan UV, bahan kimia.
misalnya menyimpan terhadap silika, debu Fasyankes. pekerjaan yang
air minum di tempat batubara, asap membuat stres
yang tepat. tembakau bekas). kondisi kerja dan
pengaturan shift.

Sumber: Preventing disease through healthy environments A global assessment of the burden of disease from environmental risks, WHO, 2016
Catatan: penyakit yang ditampilkan berdasarkan prioritas transformasi kesehatan
Kegiatan Kesling terkait Upaya Penyehatan, Pengamanan & Pengendalian
Upaya Kegiatan

1 Penyehatan Surveilans
Pengumulan data yang sistematik dan terus menerus dapat melalui Konseling di
Air, udara, tanah, pangan, sarana & Puskesmas maupun pengamatan ke lapangan (Inspeksi Kesehatan Lingkungan).
bangunan

2 Pengamanan Uji Laboratorium


Upaya perlindungan kesehatan Dilakukan sebagai penegasan ukuran parameter kualitas media lingkungan berkenaan
masyarakat (dari unsur yang dengan unsur fisik, biologi dan kimia yang menjadi potensi faktor risiko penyebaran
menimbulkan gangguan kesehatan) penyakit dan atau gangguan kesehatan.

Pengolahan limbah (persyaratan teknis


pengolahan limbah)
Analisis Risiko
Pengawasan limbah (Pengawasan Metode atau pendekatan untuk mengkaji lebih cermat terhadap potensi risiko kesehatan
terhadap pengelolaan limbah) yang berkenaan dengan kualitas media lingkungan.

3 Pengendalian
Intervensi
Vektor & binatang pembawa penyakit KIE, Teknologi tepat guna, dan rekayasa lingkungan, serta pengendalian vektor dan
binatang pembawa penyakit
Terdapat lima program utama penyehatan lingkungan
Pendekatan intervensi dilakukan secara berjenjang dimulai dari keluarga

Penyehatan Air dan Sanitasi Dasar


Percepatan & Pembangunan Sarana Sanitasi/Stbm ,
Pengamanan Air Minum, Penilaian Kualitas Air, Teknologi
Tepat Guna Daerah Sulit

Penyehatan Udara Tanah & Kawasan


TFU (Sekolah, Puskesmas, Pasar), Rumah, Kab/Kota
Sehat, Pelabuhan/Bandara Sehat
Keluarga
Penyehatan Pangan
TPP: Kantin Sekolah/Institusi , Sentra Pangan Jajanan, DAM,
Jasaboga, Rm/Rest, Makanan Jajanan
Sehat
Pengamanan Limbah dan Radiasi
Pengawasan Pengelolaan Limbah Fasyankes, Limbah
B3 Dan Logam Berat, Radiasi,
Sumber :
APBN PUSAT, DEKON, APBD, DAK, CSR/SWASTA
Adaptasi Perubahan Iklim dan Kebencanaan
Lingkungan
Masyarakat, WASH serta Fasyankes yang Berketahanan Iklim,
Kedaruratan Lingkungan
SASARAN PENGAWASAN

Internal
Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)

Eksternal
1. Permukiman (KK/Desa/Kelurahan)
2. Tempat dan Fasilitas Umum
a. FasilitasPendidikan
b. Pasar dan Pusat Perbelanjaan
c. Tempat Ibadah
d. Sarana transportasi darat, laut, udara dan kereta api
e. Stasiun dan terminal
f. Pelabuhan, Bandar Udara dan Pos Lintas Batas Darat Negara
g. Hotel
h. Sarana Olahraga
3. Tempat Pengolahan Pangan (RM,Restoran, Sentra Pangan Jajanan,
Depot Air Minum, Gerai pangan jajanan keliling)
Alur Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas

R. ADMINIS Ka.
R. LAB GUDANG DAPUR R.RAPAT
TRASI PUSKESMAS

RUANG
R. KIA/KB &
STERILISASI
IMUNISASI

KM/WC

R. PENDAFTARAN & REKAM R. RAWAT PASCA


RUANG MEDIK PERSALINAN
KONSELING

RUANG
KES.GIMUL KM/WC

PASIEN KLIEN
R. PERIKSA R. PERSALINAN
UMUM

RUANG R. TINDAKAN
FARMASI
PINTU MASUK/KELUAR
PUSKESMAS

Catatan: layout menyesuaikan masing-masing Puskesmas


Pelayanan kesehatan lingkungan dilaksanakan di dalam dan di luar gedung
Hasil kegiatan dilaporkan dan dapat dipantau secara realtime melalui E Monev
No Kegiatan Sasaran Waktu/ Periode Pencatatan & Pelaporan
Dalam Gedung
1. Konseling (Klinik Sanitasi) 1. Pasien penyakit berbasis lingkungan Setiap hari Register manual
2. Klien (warga yang sehat)

2. Pengelolaan limbah Limbah medis Setiap hari E Monev:


medis padat dan cair http://kesling.kesmas.kemkes.go.id/limbahfasya nkes/

3 Pemantauan Inspeksi Faktor resiko Kesehatan lingkungan Minimal 1 Tahun sekali E satu
kesling di Fasyankes

Luar Gedung
1. Inspeksi Kesehatan Rumah, sumber air, sekolah, dll Setiap hari (kesepakatan Register manual
Lingkungan (IKL) tindak (berdasarkan hasil konseling) waktu dengan pasien/
lanjut konseling klien)

2. Inspeksi Kesehatan 1. TFU (sekolah, pasar, tempat ibadah, Minimal setahun sekali 1. E Monev: https://e-satu.kemkes.go.id/
Lingkungan (IKL) bioskop, tempat rekreasi, hotel, dll) untuk masing-masing 2. E Monev: https://tpm.kemkes.go.id/kesling- web/
program rutin 2. TPP (rumah makan/ restoran, jasa lokus
boga, depot air minum (DAM),
makanan jajanan)

3. Intervensi 1. Pemberdayaan masyarakat Disesuaikan dengan E Monev


(pemicuan STBM) kebutuhan di masyarakat http://monev.stbm.kemkes.go.id/monev/
2. Teknologi Tepat Guna (TTG)
sanitasi dan air Register manual
3. Kampanye lingkungan sehat
4. Investigasi KLB penyakit Lokasi KLB Maksimal 1x24 jam Register manual
berbasis lingkungan
SURVEILANS KUALITAS AIR MINUM
(Bagian dari Pengawasan Eksternal)
Memperoleh data proporsi rumah tangga yang
memiliki akses air minum aman

Memperoleh data proporsi rumah tangga


menurut tingkat risiko cemaran lingkungan
terhadap sarana air minum berdasarkan
penilaian Inspeksi Kesehatan Lingkungan

Dapat mengidentifikasi subyek dan obyek yang


perlu di dilakukan perbaikan segera untuk
meningkatkan akses air aman
SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)

Outcome: Menurunnya kejadian penyakit-penyakit berbasis lingkungan yang berkaitan dengan


perilaku melalui penciptaan kondisi sanitasi total

Output: Meningkatnya pembangunan sanitasi melalui peningkatan demand & supply

Pilar 1:
Pilar 2: Pilar 3: Pilar 4: Pilar 5:
Stop Buang Air
Cuci Tangan Pangan Aman Pengelolaan Pengelolaan
Besar
Pakai Sabun Sehat Sampah RT Limbah Cair RT
Sembarangan

Komponen STBM:
1. Perubahan Perilaku
2. Peningkatan akses sanitasi yang berkelanjutan
3. Dukungan institusi kepada masyarakat
PELAYANAN
LINTAS KLASTER
Tim Pendamping ILP
Dinas Kesehatan Provinsi NTB

Disampaikan pada Workshop ILP Prov. NTB


Hotel Grand Legi, 26 – 28 Juni 2023
LINTAS KLASTER PELAYANAN
KEGAWATDARURATAN DAN RAWAT INAP

1
Konsep Pelayanan Kegawatdaruratan
Pelayanan
Kegawatdaruratan
tindakan medis yang
dibutuhkan oleh pasien
gawat darurat dalam
Pelayanan waktu segera untuk
Kegawatdaruratan menyelamatkan nyawa dan
pencegahan kecacatan.
Pasien Gawat Darurat orang
yang berada dalam ancaman
kematian dan Kecacatan yang
memerlukan tindakan medis
segera.
Permenkes nomor 47 tahun 2018 tentang Pelayanan
Kegawatdaruratan
Kriteria Pelayanan Kegawatdaruratan

Pelayanan Kegawatdaruratan harus


memenuhi kriteria kegawatdaruratan.
Mengancam nyawa, membahayakan diri dan orang
lain/lingkungan;
Adanya gangguan pada jalan nafas, pernafasan, dan
sirkulasi;
Adanya penurunan kesadaran;

Adanya gangguan hemodinamik; dan/atau

Memerlukan tindakan segera.

Perpres nomor 82 tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan Permenkes nomor 47


tahun 2018 tentang Pelayanan Kegawatdaruratan
Pelayanan Kegawatdaruratan di Puskesmas
Triase
• Memilah Pasien berdasarkan beratnya cedera atau penyakit
Pelayanan Survei primer
diberikan • Penilaian awal, resusitasi dan stabilisasi
sesuai dengan Survei sekunder
kemampuan • Pemeriksaan lanjutan sesuai kebutuhan
dan standar
Tatalaksana definitif
pelayanan yang • Penanganan/pemberian tindakan terakhir untuk menyelesaikan
berlaku di permasalahan setiap Pasien
Puskesmas Rujukan
• Jika tindak lanjut penanganan terhadap Pasien tidak memungkinkan untuk
dilakukan di Puskesmas
Permenkes nomor 47 tahun 2018 tentang Pelayanan
Kegawatdaruratan
Permenkes nomor 43 tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
Peran pelayanan kegawatdaruratan dalam
integrasi layanan primer
Tempat pelayanan kegawatdaruratan berperan sebagai
salah satu gerbang jalan masuknya Pasien.
Pasien berkunjung
ke Puskesmas

Pelayanan
Kegawatdaruratan Apakah
Ya
Tatalaksana
Ya
Penanganan Tatalaksana
Kasus Gawat IGD/RB definitif dapat
sesuai kasus
Darurat? diberikan?

Tidak Tidak

Pencatatan dalam
Pelayanan Rujuk FKRTL Sistem Informasi
Sesuai Klaster
Puskesmas

Tindak lanjut oleh


klaster Terkait sesuai
kebutuhan PWS
Konsep Pelayanan Rawat Inap di
Puskesmas
Pelayanan Rawat Inap
diselenggarakan oleh Puskesmas
Rawat Inap dan Non Rawat Inap
(khusus paska persalinan normal).

Pelayanan
Rawat Inap Puskesmas Rawat Inap
Puskesmas yang diberi tambahan
sumber daya sesuai pertimbangan
kebutuhan pelayanan kesehatan
untuk menyelenggarakan rawat inap
pada pelayanan persalinan normal
dan pelayanan rawat inap pelayanan
kesehatan lainnya.

Permenkes nomor 43 tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat


Pelayanan Rawat Inap di Puskesmas
• Dalam memberikan Pelayanan rawat inap yang
optimal Puskesmas perlu memenuhi SDM, sarana
prasarana, obat dan bahan medis habis pakai, dan
alat kesehatan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Pelayanan • Pelayanan yang diberikan sesuai dengan
Rawat Inap kemampuan dan standar pelayanan yang berlaku di
Puskesmas
• Rawat inap di Puskesmas hanya diperuntukkan
untuk kasus yang lama rawatnya paling lama 5 hari.
• Pasien yang memerlukan perawatan lebih dari 5 hari
harus dirujuk ke rumah sakit, secara terencana.
Permenkes nomor 43 tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
PERAN PELAYANAN RAWAT INAP
DALAM INTEGRASI LAYANAN PRIMER
Pasien pelayanan Pasien paska
klaster 2 atau 3 Persalinan Normal

Ya Ya
Apakah Dapat diberikan
Perawatan Tatalaksana
Pasien Perlu tatalaksana
Pelayanan ranap?
Rawat Inap
secara tuntas?
sesuai kasus

Rawat Inap Tidak Tidak

Pencatatan dalam
Perawatan Rujuk FKRTL Sistem Informasi
Rawat Jalan
Puskesmas

Tindak lanjut oleh


klaster Terkait sesuai
kebutuhan PWS
LINTAS KLASTER PELAYANAN
LABORATORIUM KESEHATAN MASYARAKAT
DALAM INTEGRASI LAYANAN PRIMER
Penguatan upaya preventif di layanan primer terus dilakukan melalui
3 program utama

Imunisasi rutin: Peningkatan kesehatan ibu dan


Perluasan deteksi dini
dari 11 menjadi 14 jenis vaksin anak
BCG, DPT-Hib, Hep B, MMR/MR, Pemantauan tumbuh kembang anak
Screening penyakit penyebab kematian
Polio (OPV-IPV), TT/DT/td, JE, HPV, di Posyandu dengan alat
tertinggi di setiap sasaran usia:
PCV, Rotavirus antropometri terstandar
1. Serangan Jantung
Kanker Serviks merupakan satu- 2. Stroke
satunya kanker yang bisa dicegah 3. Kanker Paru Pemeriksaan kehamilan (ANC) dari 4
4. Kanker Payudara kali menjadi 6 kali, termasuk 2 kali
dengan imunisasi Human 5. Kanker Serviks
Papillomavirus (HPV) USG dengan dokter pada trimester 1
6. Kanker Usus
7. Thalasemia
dan 3
Pneumonia dan diare merupakan
8. Penyakit Paru Obstruksi Khronik
2 dari 5 penyebab tertinggi 9. Diabetes
kematian balita di Indonesia* yang 10. Hipertensi
dapat dicegah dengan imunisasi 11. Tuberculosis
(PCV dan Rotavirus) 12. Hepatitis
13. Anemia
14. Hipothyroid Kongenital
1. Melakukan pemeriksaan spesimen manusia
Standar 2.Melakukan pengujian lingkungan, vektor dan Binatang Pembawa Penyakit
Labkesmas 3.Surveilans Penyakit dan Faktor risiko kesehatan berbasis laboratorium
Tingkat 1 4.Pengelolaan dan analisis data
5.Komunikasi dengan pemegang kepentingan

Pelaksana Fungsi Labkesmas Tingkat 1 di Puskesmas :


1. Dokter Penanggung Jawab Laboratorium
2. Petugas Laboratorium
3. Petugas Kesling

Petugas laboratorium, Petugas Kesling


• Memeriksa spesimen klinis yang berasal dari manusia dan sampel Petugas di Klaster 4
lingkungan, vektor, dan Binatang Pembawa Penyakit (BPP) di • Melakukan surveilans penyakit dan faktor risiko
wilayah kerja Puskesmas. kesehatan serta respon KLB/Wabah/ KKM di
• Dalam pelaksanaannya, pengambilan spesimen dan sampel wilayah kerja Puskemas.
pemeriksaan dapat didukung oleh petugas di Klaster • Kegiatan surveilans penyakit dan faktor risiko
Penanggulangan Penyakit Menular dan petugas klaster lainnya berbasis laboratorium dilakukan bersama-sama
yang memiliki kemampuan dari Puskesmas maupun dari dengan petugas laboratorium.
Puskesmas Pembantu.
Pelayanan Laboratorium antar klaster dalam ILP
Klaster 2 ( Ibu dan Anak ) Klaster 3 (Usia Produktif-Lansia)

1. Ibu Hamil : 1. Usia Produktif


• Tes kehamilan • Skrining penyakit menular : TBC, HIV, IMS, dll
• Kadar hemoglobin darah, • Skrining PTM : thalassemia, DM, asam urat, pemeriksaan fungsi ginjal dengan
• Golongan darah urinalisa dan proteinuria (albumin, ureum dan kreatinin)
• Gluko-protein urin • Skrining faktor risiko stroke dan jantung : Profil lipid (kolesterol total, HDL, LDL, trigliserida) ,
• Tes triple eliminasi (HIV, Sifilis dan Hepatitis B), dll
Malaria (daerah endemis), • Skrining pada calon pengantin : atas indikasi thalasemia, TBC, HIV , Sifilis, hepatitis
• Gula darah sewaktu ,
• Pemeriksaan Bakteri Tahan Asam (BTA)
• Pemeriksaan darah rutin untuk mengetahui ada
2. Lanjut Usia
tidaknya pembawa penyakit talasemi • Skrining penyakit menular : TBC, HIV , PPOK
2. Bayi :
• Skrining PTM : thalassemia, DM, asam urat, pemeriksaan fungsi ginjal dengan urinalisa dan
Pengambilan dan pengiriman sampel SHK
proteinuria (albumin, ureum dan kreatinin)
3. Remaja • Skrining faktor risiko stroke dan jantung : Profil lipid (kolesterol total, HDL, LDL, trigliserida) ,
• kadar hemoglobin darah di sekolah
dll
• Skrining fakor risiko PTM : DM, thalasemia
• Skrining Ca colorectal bagi resiko sedang dan tinggi : pemeriksaan darah samar.
• Skrining TBC, HIV, dll

Ditemukan kasus penyakit menular di klaster 2 dan 3 Perencanan, pelaksanaan , monev serta
pencatatan pelaporan dikoordinasikan
dengan klaster 1 (klaster manajemen)
Klaster 4 ( Penanggulangan penyakit menular )

Tindak lanjut : Pencegahan, Kewaspadaan dini dan Respon ( Surveilans Pasif dan Aktif)
Peran pelayanan Labkesmas dalam integrasi layanan primer

Peningkatan deteksi dini pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular, penyakit menular serta
faktor risiko kesehatan lingkungan, vektor dan binatang pembawa penyakit serta peningkatan kesehatan
masyarakat

Pasien berkunjung ke
Puskesmas di Klaster 2
atau 3

Alur Pelayanan
Labkesmas tk 1 Apakah Pasien Ya
Pemeriksaan
Dapat diberikan
pelayanan
Tidak
Perlu periksa Dokter pemeriksa
( Spesimen klinis ) laboratorium ? laboratorium laboratorium di
Puskesmas?

Ya Rujuk
Tidak pemeriksaaan
laboratorium sesuai
Lanjut sesuai alur rekomendasi
layanan ILP sesuai
klaster

Pencatatan dan pelaporan


hasil pemeriksaan

Kembali ke dr
pemeriksa klaster
penatalaksanaan
Peran pelayanan Labkesmas dalam integrasi layanan primer
Peningkatan deteksi dini pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular, penyakit menular serta
faktor risiko kesehatan lingkungan, vektor dan binatang pembawa penyakit serta peningkatan kesehatan
masyarakat

Alur Pelayanan
Labkesmas Tk 1 Petugas klaster 4
menindaklanjuti
laporan dari klaster 2
dan 3 untuk kasus
penyakit menular
Surveilans aktif dan pasif
a. Sampel Vektor , Sampel vektor, BPP dan
Binatang Pembawa lingkungan
Dapat dilakukan
Pengambilan sampel
Penyakit dan vektor, Binatang
pemeriksaan di pemeriksaaan laboratorium
sesuai standar
laboratorium Ya
Lingkungan pembawa penyakit dan
Lingkungan
Puskesmas?

b. Sampel manusia
Pencatatan dan pelaporan
Penyelidikan hasil pemeriksaan termasuk
Tidak bila ada kasus KLB/ wabah
epidemiologi /
contact tracing
Penanggungjawab
laboratorium Penanggungjawab laboratorium
Sampel
manusia
Kasus tersangka
KLB/ Wabah Rujuk Kepala Puskesmas
Skrining 14 Penyakit di Labkesmas Tk 1 (Puskesmas)
PENYAKIT PARAMETER TINGKAT 1 PENYAKIT PARAMETER TINGKAT 1 PENYAKIT PARAMETER TINGKAT 1

POS YANDU PUSKEMAS POS PUSKEMAS


SKRINING 14 PENYAKIT YAND
POS YANDU PUSKEMAS U
4 DIABETES GULA DARAH, Layanan : Layanan : SKRINING 14 PENYAKIT
PoCT Gula Gula Darah
SKRINING 14 PENYAKIT Hba1C Darah PoCT HbA1C 8 HEPATITIS B • HBsAg • - Layanan :
• PoCT HBsAg,
Penjaminan • ANTI HBs • PoCT HBeAg,
1 STROKE KOLESTERO Layanan : Layanan : Mutu : Posyandu • PoCT Anti HBs
L PoCT Kolesterol • HBeAg • SGOT, SGPT
Kolesterol total Total Alat : Alat : • Bilirubin
LIPID bagi usia > 40 Lipid Profil PoCT Gula Fotometer • HBV DNA
PROFILE tahun ke atas Darah PoCT HbA1C - Alat :
Penjaminan • SGOT, SGPT • PoCT HBsAg,
5 PENYAKIT Tidak ada - - • PoCT HBeAg,
Mutu :
PARU pemeriksaan Lab • PoCT Anti HBs
Posyandu
OBSTRUKTIF • BILIRUBIN
• Kimia analyzer
KRONIK
2 PENYAKIT Layanan : Layanan : HEPATITIS C • Anti HCV • - Layanan :
JANTUNG PoCT Kolesterol 6 TUBERCULO • MIKROSKOPIK - Layanan : • RDT Anti HCV
Kolesterol total Total SIS SPUTUM BTA • Mikroskopik • VIRAL LOAD • SGOT, SGPT
bagi usia >4o Lipid Profil Sputum BTA RNA HCV •Trombosit
tahun ke atas • MOLEKULAR • Molekular Penjaminan Mutu:
Penjaminan TBC (Mtb Rif TBC* • SGOT, SGPT Melakukan
Mutu : dan Mtb – Rif Pemantapan Mutu
INH) - Alat :
Posyandu
Mikroskop
• TROMBOSIT Internal
• Genotyping
• KULTUR TBC TCM* - Alat :
3 HIPERTENSI Layanan :
• HCV Drug
Resistance • RDT Anti HCV
Kolesterol •
• UJI KEPEKAAN Kimia analyzer
Total FENOTOPIK • Hematology
Lipid Profil DST analyzer

Penjaminan • UJI KEPEKAAN HEPATITIS A • IgM anti HAV • - Layanan :


Mutu : • IgM & IG G RDT IgM anti HAV
GENOTOPIK
Posyandu (LPA Lini 1 dan anti HAV
LPA Lini 2) • Genotyping
Alat : • - Alat :
Fotometer 7 KANKER Tidak ada - - RDT IgM Anti HAV
PARU pemeriksaan Lab
Skrining 14 Penyakit di Labkesmas Tk 1 (Puskesmas)

PENYAKIT PARAMETER TINGKAT 1 PENYAKIT PARAMETER TINGKAT 1

POS YANDU PUSKEMAS


POS YANDU PUSKEMAS
SKRINING 14 PENYAKIT
9 HIPOTIROID TSH - Layanan :
SKRINING 14 PENYAKIT
KONGENITAL Pengambilan
spesimen TSH
12 KANKER Tidak ada - -
- Alat : PAYUDAR pemeriksaan
Dried Blood Spot A Lab
10 THALASEMIA HAEMOGLOBIN Layanan : Layanan : 13 KANKER HPV DNA - Layanan :
PoCT Hb Darah rutin SERVIKS IVA dan
(Skrining) Pengambilan
specimen
Penjaminan smear serviks
Mutu : Posyandu
11 ANEMIA Layanan : Layanan : - Alat :
PoCT Hb Darah rutin Cocor bebek
(Skrining) Preparat

Penjaminan
Mutu : Posyandu 14 KANKER USUS DARAH - Layanan :
SAMAR TINJA Darah samar tinja
Alat : Alat :
PoCT Hb Hematologi
analyzer - Alat :
Mikroskop
LINTAS KLASTER
PELAYANAN KEFARMASIAN
PELAYANAN KEFARMASIAN

Pelayanan Kefarmasian adalah


• suatu pelayanan langsung
• bertanggung jawab kepada pasien
• berkaitan dengan Sediaan Farmasi
• dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien.
Pelayanan kefarmasian harus sesuai dengan standar
(PP No. 51/2009 ttg Pekerjaan Kefarmasian)

Permenkes Nomor 74 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di


Puskesmas sebagaimana telah diubah dengan Permenkes Nomor 26 Tahun
2020 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun
2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas.
Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas

+
Pengelolaan
Pengelolaan Sediaan Pelayanan Farmasi
Pelayanan
Sediaan Farmasi Public health
Farmasi dan BMHP KlinisKlinis
Farmasi
dan BMHP
D I D U K U N G OL E H

PEMBINAAN DAN SUMBER DAYA STANDAR PROSEDUR


PENGAWASAN KEFARMASIAN OPERASIONAL

PENGENDALIAN MUTU • Monitoring


PELAYANAN KEFARMASIAN • Evaluasi
Pengelolaan Sediaan Farmasi dan BMHP
Pengadaan/
Perencanaan Penerimaan
Permintaan

Pengendalian Pendistribusian Penyimpanan

Pencatatan,
Pemantauan
Pelaporan
dan Evaluasi
dan
Pengelolaan
Pengarsipan
Pelayanan Farmasi Klinis
Pengkajian resep, penyerahan Obat, dan pemberian
informasi Obat

Pelayanan Informasi Obat

Konseling

Visite (khusus Puskesmas rawat inap)

Pemantauan dan pelaporan efek samping Obat

Pemantauan terapi Obat

Evaluasi penggunaan Obat


INOVASI DALAM PENINGKATAN POR DI MASYARAKAT

GeMa CerMat Gerakan Masyarakat


Cerdas Menggunakan Obat

Pencanangan Adalah upaya bersama pemerintah dan masyarakat


GeMa CerMat melalui rangkaian kegiatan dalam rangka
oleh Menkes RI mewujudkan kepedulian, kesadaran, pemahaman
Jakarta, 13 November 2015 dan keterampilan masyarakat dalam menggunakan
SK Menkes No.
HK.02.02/Menkes/427/2015 obat secara tepat dan benar

Meningkatnya pemahaman dan Meningkatnya kemandirian dan


kesadaran masyarakat tentang perubahan perilaku masyarakat Meningkatnya
pentingnya penggunaan obat dalam penggunaan obat secara penggunaan obat
secara benar benar rasional
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai