MANAJEMEN PUSKESMS
Kepala
Tata Usaha
Permenkes 43 Tahun 2019
Penanggung Penanggung Penanggung
Jawab Jawab Jawab
P u ske sm a s ka w a sa n perkotaan d a n perdesaan:
1) PJ U K M Esensial dan Perkesmas P u sk e sm a s ka w a sa n terpencil d a n sa n g a t terpencil:
2) PJ U K M P engem bangan 1) PJ U K M Esensial, U K M P engem bangan, dan Perkesmas
3) PJ UKP, Kefarmasian dan L a b o ra to riu m 2) PJ UKP, Kefarmasian dan L a b o ra to riu m
4) PJ Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring Puskesmas 3) PJ Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring Puskesmas
5) PJ Bangunan, Prasarana, dan Peralatan 4) PJ M u tu
6) PJ M u tu
Rancangan revisi
Permenkes 43 Tahun 2019 Kepala
Puskesmas
• Masing-masing klaster terdiri atas penanggung jawab (Pj) dan anggota sebagai pelakana teknis.
• Khusus untuk Penanggung jawab klaster 1 adalah Kepala Tata Usaha.
• Penataan organisasi Puskesmas diarahkan untuk menjamin terselenggaranya tugas dan fungsi Puskesmas
secara efektif, efisien dan akuntabel, serta elaras dengan kebijakan pemerintah daerah dan perundang- undangan.
• Dapatditunjuk penanggung jawab lainnya berdasarkan kebutuhan Puskesmas dengan persetujuan kepala dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota.
Penataan organisasi dan sumber daya Puskesmas berdasarkan klaster
Kepala • Klaster 1 mengkoordinir
Puskesmas manajemen dan
ketatausahaan
Manajemen
Bayi, Balita Lanjut Usia Surveilans Rawat Inap* • Dalam hal keterbatasan
Puskesmas SDM, pelayanan dapat
diberikan oleh petugas dari
Manajemen Mutu klaster lainnya yang memiliki
dan Keselamatan Anak, Remaja Laboratorium kompetensi dan
kewenangan yang sesuai.
• Pembagian ruang
Manajemen Jejaring
dan Jaringan Kefarmasian pelayanan mengikuti sistem
Puskesmas klaster dan sasaran
pelayanan, diutamakan
Sistem Informasi * Pada Puskesmas Rawat Inap ruangan tersebut berdekatan
Puskesmas dan dalam 1 klaster.
Dashboard PWS
Regulasi terkait Manajemen Puskesmas
Didukung Oleh:
• Pola Kepemimpinan & Komunikasi Efektif Seorang Kepala Puskesmas
• Diperkuat dengan penerapan BLU Puskesmas
Sumber: Permenkes Nomor 44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas
Berbagai permasalahan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas membutuhkan
Manajemen Puskesmas untuk mengatasinya
UKM Esensial UKM Pengembangan
Puskesmas 1. Promosi kesehatan
2. Kesehatan lingkungan Bersifat inovatif
(Kecamatan) 3. Kesehatan keluarga Disesuaikan dengan prioritas
4. Gizi masalah kesehatan,
5. Pencegahan dan kekhususan wilayah kerja,
pengendalian penyakit dan potensi sumber daya
Klaster Manajemen yang tersedia
UKP
1. Rawat jalan (kunjungan sehat
maupun sakit)
2. Gawat darurat
Klaster Usia Klaster 3. Persalinan normal
Klaster Ibu
Produktif- Penanggulangan
dan Anak 4. Perawatan di rumah
Lansia Penyakit Menular
5. Rawat inap, sesuai pelayanan
• Evaluasi • Evaluasi
2022 2023
• Akhir 2023 • Akhir
Penyusunan Penyusunan
RUK 2024
RUK 2023
• Persiapan 2024 • Persiapan
RPK 2024
RPK 2023 • Awal
• Awal Penyusunan
Penyusunan RUK 2025
RUK 2024
P1Dokumen yangP2
harus sudah
diselesaikan
Puskesmas
P3
Penilaian Kinerja Puskesmas
Peningkatan kesehatan ibu, Percepatan Peningkatan pengendalian Pembudayaan perilaku Penguatan sistem
anak, keluarga berencana perbaikan gizi penyakit hidup sehat melalui kesehatan dan
(KB) dan kesehatan masyarakat Gerakan Masyarakat pengawasan obat
reproduksi, Hidup Sehat dan makanan
• Merokok usia 10-18 • Fasilitas kesehatan tingkat
tahun (%) pertama terakreditasi (%)
• Angka kematian ibu (per 100.000 KH) • Prevalensi stunting balita (%) • Insidensi TB (per 100.000
penduduk) • Obesitas usia >18 • RS terakreditasi (%)
• Angka kematian bayi (per 1.000 KH) • Prevalensi wasting balita (%)
tahun (%) • Puskesmas dengan jenis
• Angka kematian neonatal (per • Insidensi HIV (per 1000
• Jumlah kab/kota tenaga kesehatan sesuai
1.000 KH) penduduk yang tidak
sehat standar (%)
• Imunisasi dasar lengkap pada anak terinfeksi HIV)
• Puskesmas tanpa dokter (%)
usia12-23 bulan (%) • Eliminasi malaria
• Puskesmas dengan
(Kab/Kota)
ketersediaan obat esensial (%)
REGIS
TRASI
AKREDI
LISENSI TASI
PELAYANAN PENINGKATAN
PELAYANAN KESEHATAN STATUS KESEHATAN
KESEHATAN BUDAYA YANG BERMUTU &
KEPUASAN PASIEN
AUDIT MUTU SERTIF
KLINIS I
KASI
PENGU
PELAPOR
AN IKP
KURAN “Tingkat Pelayanan yang dapat meningkatkan
MUTU
outcome yang diharapkan, sesuai standar pelayanan,
perkembangan ilmu, hak pasien dan keterlibatan
pasien dan masyarakat”
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
DIMENSI MUTU PELAYANAN KESEHATAN
EFISIEN AMAN
Mengoptimalkan sumber daya Meminimalisasi terjadinya kerugian
yang ada tanpa pemborosan (harm), cedera dan kesalahan medis yg
bahan. bisa dicegah kepada mereka yg menerima
pelayanan
EFEKTIF
Menyediakan pelayanan ADIL
Kesehatan berbasis bukti kepada Menyediakan pelayanan yang
masyarakat seragam tanpa membedakan jenis
kelamin, suku, etnik, tempat tinggal,
TEPAT
agama, social ekonomi
WAKTU
Mengurangi waktu tunggu
dan keterlambatan
pemberian pelayanan BERORIENTASI PASIEN
Menyediakan pelayanan yang
INTEGRASI sesuai dengan preferensi
Menyediakan pelayanan yang kebutuhan & nilai nilai individu
terkoordinasi lintas fasyankes dan pemberi
pelayanan serta menyediakan pelayanan
untuk seluruh siklus kehidupan 7 Dimensi Mutu 34
INTERVENSI PENINGKATAN
13 INDIKATOR DI RS
MUTU
6 INDIKATOR DI Puskesmas
7 INDIKATOR DI LABKES
7 INDIKATOR DI UTD
4 INDIKATOR DI KLINIK
4 INDIKATOR DI TPMD
REGISTRASI &
LISENSI
PELAPORAN IKP
INDIKATOR
MUTU
FASYANKES
Sarana
PENILAIAN
Prasarana
AKREDITASI
TATA KELOLA DAN
Alat Kesehatan KEPEMIMPINAN
Sumber Daya
Kesehatan
INDIKATOR MUTU
INDIKTOR NASIONAL MUTU INDIKTOR MUTU PRIORITAS INDIKTOR MUTU PELAYANAN
PUSKESMAS
• Indikator yang ditetapkan oleh • Indikator mutu yang ditetapkan • Indikator mutu yang ditetapkan
berdasarkan skala prioritas berdasarkan masalah mutu di
Kementerian Kesehatan masing-masing pelayanan di
masalah mutu di Puskesmas
• Dasarnya adalah Permenkes Puskesmas
• Ditetapkan melalui SK Kepala
No. 30 Tahun 2022 • Ditetapkan melalui SK Kepala
Puskesmas Puskesmas
Pengukuran Indikator Mutu dilakukan dengan menggunakan profil Indikator Mutu melalui tahapan kegiatan:
• pengumpulan data
• validasi data
• analisis data
• pelaporan dan komunikasi
Pengukuran Indikator NASIONAL Mutu tersebut dilakukan melalui sistem informasi yang dikembangkan oleh
36
MANAJEMEN
JARINGAN & JEJARING PUSKESMAS
JARINGAN & JEJARING PUSKESMAS
PUSKESMAS
JEJARING JARINGAN
UKS/M Posyandu
Puskesmas Puskesmas Praktik Bidan
Pembantu Keliling Desa
Klinik Pratama UKBM Lainnya Pembinaan Teknis & Adm
mengikuti manajemen Puskesmas dan
Tempat Praktik terintegrasi dalam P1-P2-P3
Laboratorium
Mandiri Nakes Puskesmas
MoU/PKS yang
difasilitasi oleh Dinkes Apotik
Kab/Kota
Logistik
Pelayanan
Catpor
Lintas Sektor
Rumah Sakit
Lainnya
Peningkatan Akses dan
Kualitas Pelayanan bagi Tercapainya Target Program
Masyarakat
PEMBINAAN JEJARING
Pembinaan Jejaring bertujuan :
1) Terselenggaranya pembinaan teknis dan administratif
terhadap
jejaring
2) Terpantaunya pemenuhan standar
pelayanan kesehatan di Jejaring.
3) Terpantaunya kinerja layanan kesehatan di Jejaring.
4) Terpantaunya masalah kesehatan yang ditemukan di
Jejaring
5) Terselenggaranya pencatatan dan pelaporan jejaring
melalui sistem pelaporan terintegrasi pelayanan
kesehatan
6) Terselenggaranya koordinasi teknis dan
administratif dalam mewujudkan pemenuhan standar
pelayanan kesehatan
Proses Penguatan Implementasi Integrasi Pelayanan Puskesmas dengan FKTP lain
Tahapan Implementasi Integrasi Pelayanan Puskesmas dengan FKTP lain
Tahapan Implementasi Integrasi Pelayanan Puskesmas dengan FKTP
lain
PROMOSI KESEHATAN
PROMOSI KESEHATAN
adalah proses untuk memberdayakan masyarakat melalui kegiatan menginformasikan, mempengaruhi dan membantu masyarakat agar berperan aktif
untuk mendukung perubahan perilaku dan lingkungan serta menjaga dan meningkatkan kesehatan menuju derajat kesehatan yang optimal
2. Memperkuat
gerakan
masyarakat
Turunnya:
Pemberdayaan
M embangun dan PEM BUDAYAAN AKI, AKN,
3.Menciptakan Masalah
lingkungan yang Kemitraan Peningkatan PERILAKU AKB dan
kondusif Kesehatan Stunting
Peran SEHAT
Masyarakat PTM
4. Mengembangkan
Kebijakan yang
berwawasan sehat
5. Mereorientasi
pelayanan • Sekolah sehat
kesehatan Posyandu aktif • Kampus sehat
*Otawa Charter
• Pesantren sehat
Data, Sarana, Sumber Daya Metode dan Media KIE • KTR
dan Tenaga Promosi (Kampanye dan
Posyandu • Dsb
(Permenkes No.74 Th. 2015)
Kesehatan Penyebarluasan Informasi)
Pemberdayaan
Pemberdayaan Masyarakat
Masyarakat
1 Gerakan aksi bergizi Kampanye dan Penggerakan Masyarakat dalam Aksi Bergizi
2 Gerakan bumil sehat Kampanye dan Penggerakan Masyarakat dalam Bumil Sehat
7 Gerakan Pencegahan Kelainan ● Kampanye dan Penggerakan Masyarakat dalam Bumil Sehat
Maternal Neonatal
● Produksi Media dan Penyebarluasan Informasi
KLASTER 2
PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
Tim Pendamping ILP
Dinas Kesehatan Provinsi NTB
Status gizi ibu ANC Terpadu ANC K1, K2, K3, K4, K5 ANC K2, K3, K4 dan Edukasi, pendataan ibu hamil,
hamil dan K6 plus USG oleh K6 deteksi ibu hamil beresiko (4T),
kehamilan, dokter Ibu hamil normal pemantauan dan
persalinan dan sudah pendampingan sesuai nasihat
nifas beresiko. direkomendasikan dokter, konseling KB, sweeping
oleh dokter serta edukasi tanda bahaya
kehamilan dan rujukan
fasyankes sesuai kebutuhan
Kelas Ibu Fasilitasi pelaksanaan Fasilitasi Kelas ibu hamil : edukasi Edukasi menggunakan
hamil kelas ibu hamil di pelaksanaan kelas tanda bahaya, risiko Buku KIA, mengikuti kelas
Posyandu ibu hamil di penyulit kehamilan, senam ibu hamil
Posyandu ibu hamil, sharing session,
pemantauan TTD (Zat besi
As Folat)
Pemberian Pemantauan status gizi Edukasi gizi Edukasi gizi seimbang Edukasi gizi seimbang,
MT ibu hamil dan asupan, edukasi, PMT, seimbang dan dan PMT pemulihan monitoring PMT, mematuhi
KEK monitoring pemberian PMT nasihat dokter
pemulihan
PELAYANAN ANC TERPADU DI PUSKESMAS DAN PUSTU
ANC Nakes PKM Pustu Anamnesa: Menggali Riwayat kehamilan dan Faktor resiko,
Riwayat Penyakit Dahulu,Riwayat penyakit keluarga, P4K,
TM1 K1* Dokter √
A melihat catatan kunjungan sebelumnya, menanyakan Dicatat
dalam Buku
keluhan selama hamil, deteksi masalah kejiwaan
KIA
K6 Dokter/ √ √
Bidan/
Perawat C Tindak Lanjut: Rujukan, kunjungan ulang,
pemantauan pengobatan
Paket Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil, Bersalin, Nifas
Delivery Unit
Sasaran
Layanan
Masalah Puskesmas Pustu Kegiatan Posyandu Kunjungan Rumah
Kesehatan
Kesehatan (Kecamatan) (Desa / Kelurahan) (Dusun / RT/RW) (Rumah / Masyarakat)
Pelayanan Pelayanan nifas dan Pelayanan nifas bagi Edukasi ASI Ekslusif, PMBA Sweeping, pemantauan
Nifas (KF 1-4 pelayanan KB pasca ibu dan bayi baru lahir dan kelas ibu balita kondisi, pendampingan dan
dan KN 1-3) persalinan kondisi normal pemenuhan layanan esensial
termasuk kunjungan sesuai nasihat dokter, edukasi
nifas dan pelayanan tanda bahaya Ibu dan Bayi
KB pasca persalinan baru lahir dan rujukan
fasyankes sesuai kebutuhan
24
Pelayanan Ibu Nifas dan Bayi Baru Lahir
PERSALINAN
Tim Penolong:
• dokter, bidan dan perawat;
atau
• dokter dan 2 (dua) bidan.
KUNJUNGAN
NEONATUS
KN1 KN2 KN3
(6-48 jam) (3-7 hari) (8-28 hari)
Skrining dengan Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit
Algoritma Bayi < 2 bulan
PWS Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas
Catat hasil pelayanan
Kesehatan Ibu
· Morbiditas: Ibu hamil anemia, ibu hamil KEK,
Analisa beban ibu hamil hipertensi, ibu hamil DM, ibu hamil
penyakit: dengan penyakit infeksi (TBC, malaria, HIV, Hepatitis,
• Morbiditas COVID-19), Ibu hamil dengn resiko 4 T
penyakit
• Cakupan
· Cakupan pelayanan: Jumlah ibu hamil ANC terpadu,
pelayanan Persentase K1, K2, K3, K4, K5, K6, K1 dengan USG, K5
Notifikasi Tindak dengan USG, 10 T.
Lanjut pada Pustu
• Kegiatan Pustu · Saat kunjungan rumah, kader dapat berperan memberikan
• Kunjungan edukasi kehamilan sehat, pendataan ibu hamil, deteksi ibu
rumah oleh hamil beresiko (4T), pemantauan dan pendampingan ibu
nakes/kader hamil, serta sweeping dan edukasi tanda bahaya kehamilan.
Pelayanan Kesehatan Balita
dan Anak Pra Sekolah
Paket Pelayanan Kesehatan Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah
Sasaran Delivery Unit
Masalah Layanan Kesehatan Puskesmas Pustu Kegiatan Posyandu Kunjungan Rumah
Kesehatan
(Kecamatan) (Desa / Kelurahan) (Dusun / RT/RW) (Rumah / Masyarakat)
∙ Status gizi Pelayanan Kunjungan Neonatal Kunjungan Neonatal Kunjungan Neonatal Edukasi perawatan
∙ Tumbuh neonatal esensial dengan Manajemen dengan Manajemen dengan Manajemen neonatal, tanda bahaya,
kembang Terpadu Bayi Muda Terpadu Bayi Muda Terpadu Bayi Muda dan pemberian ASI
∙ Penyakit (MTBM), Edukasi (MTBM), Edukasi (MTBM), Edukasi eksklusif,
Menular perawatan neonatal perawatan neonatal perawatan neonatal sweeping.
termasuk pemberian termasuk pemberian termasuk pemberian
ASI eksklusif dan ASI eksklusif dan ASI eksklusif dan
konseling konseling konseling
Kelas Ibu Balita Fasilitasi pelaksanaan Fasilitasi pelaksanaan Fasilitasi pelaksanaan Mengajak partisipasi ibu
kelas ibu Balita kelas ibu Balita kelas ibu Balita untuk mengikuti kelas
ibu balita dan
terlibat dalam
pelaksanaan kelas ibu
balita.
• Penilaian, klasifikasi dan tindakan/pengobatan bayi muda umur kurang dari 2 bulan
• Terdapat Kolom Penilaian, Klasifikasi dan Tindakan/Pengobatan
• Klasifikasi digolongkan dalam 3 kelompok : warna merah muda, kuning dan hijau
Pelayanan Neonatal Esensial
di Puskesmas, Pustu, Posyandu atau Kunjungan Rumah
Setelah lahir KN 1 KN 2 KN 3
No Pelayanan
(0-6 jam) (6-48 jam) (3-7 hari) (8-28 hari)
1 Menentukan kunjungan neonatal 1 (6-48 jam) /2(3-7 hari)/3 (8-28hari) √ √ √ √
2 Pelayanan kesehatan neonatus menggunakan pendekatan MTBM, terdiri dari:
• Pemotongan dan Perawatan tali pusat √ √ √ √
• IMD √
• ASI eksklusif √ √ √ √
• Antropometri : BB, PB, LK √ √ √ √
• Injeksi Vitamin K √ * * *
• Salep mata √ * * *
• Imunisasi HB-O *) (diutamakan < 24 jam) √*) √*) * *
• Skrining Hipotiroid Kongenital √ *
• Pencegahan penularan dari ibu ke Anak(HIV, Sifilis, Hepatitis B) √ √ √ √
3 Penilaian dan Klasifikasi Bayi Muda Umur Kurang Dari 2 Bulan menggunakan Buku Bagan MTBS:
• Memeriksa Kemungkinan Penyakit Sangat Berat, Infeksi bakteri berat atau sumbatan saluran cerna √ √ √ √
• Memeriksa Ikterus √ √ √ √
• Memeriksa Diare √ √ √ √
• Memeriksa status HIV √ √ √ √
• Memeriksa Kemungkinan Berat Badan Rendah dan Masalah Pemberian ASI/Minum √ √ √ √
• Memeriksa status Vitamin K1 dan imunisasi √ √ √ √
• Masalah atau Keluhan Lain pada Bayi dan Ibu √ √ √ √
Pelayanan Neonatal Esensial
di Puskesmas, Pustu, Posyandu atau Kunjungan Rumah
∙ Status gizi Pemantauan tumbuh Timbang BB, Ukur PB atau Timbang BB, Ukur Timbang BB, Ukur Sweeping, pemantauan dan
∙ Tumbuh kembang TB, LiLA, LK, SDIDTK, PB/TB, LiLA, LK, PB/TB, LiLA, LK, ceklis edukasi tumbuh kembang
kembang penentuan status gizi SDIDTK, penentuan perkembangan,
∙ Penyakit status gizi rujukan
Menular Imunisasi Rutin Edukasi dan layanan Edukasi dan layanan Edukasi dan layanan DOFU dan edukasi Imunisasi
Lengkap Imunisasi rutin lengkap Imunisasi rutin Imunisasi rutin rutin lengkap
lengkap lengkap
Vitamin A dan Obat Pemberian Vitamin A Pemberian Vitamin A Pemberian Vitamin A Sweeping dan edukasi Vitamin A
Cacing dan obat cacing dan obat cacing dan obat cacing dan Obat Cacing
Pelayanan balita Penanganan balita Pemantauan Edukasi dan Edukasi dan monitoring,
dengan masalah gizi bermasalah gizi (rawat inap pemberian MT rujukan, sweeping
(weight faltering, / rawat jalan),
underweight, gizi merujuk ke FKRTL bagi
kurang, gizi buruk balita bermasalah gizi
dan stunting)
Pelayanan MTBS MTBS - Edukasi, tanda bahaya, dan
pengobatan kunjungan rumah pada balita tidak
dengan MTBS melakukan kunjungan ulang,
edukasi dan tanda
bahaya
Skrining kasus TBC Gejala TBC, edukasi Gejala TBC Gejala TBC Gejala TBC, edukasi gaya
balita gaya hidup sehat dan hidup sehat dan lingkungan
lingkungan sehat sehat
Skrining Talasemia Anamnesis keluarga Anamnesis keluarga
pasien pasien 35
Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan
Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan terdiri
dari:
Pemeriksaan antropometri: BB, PB atau TB,
LiLA, LK yang dicatat serta diplot dalam KMS
dalam buku KIA
Pemeriksaan perkembangan menggunakan
ceklist perkembangan sesuai usia dalam
buku KIA dan SDIDTK Interpretasi hasil
pemantauan tumbuh kembang
Edukasi/konseling menggunakan buku KIA, atau
media lainnya (leaflet, poster, lembar balik)
Rujukan balita berisiko masalah gizi dan
perkembangan
Setelah balita memasuki episode sembuh (jika sebelumnya ada penyakit penyerta), maka dapat
dilakukan penilaian perkembangan mengacu pada Pedoman Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh
Kembang (SDIDTK) di Puskesmas dan Pustu.
Kader melalui pelaksanaan Posyandu dusun/RT/RW melakukan pemantauan dan edukasi tumbuh
kembang.
Pelaksanaan kunjungan rumah oleh kader atau nakes untuk sweeping balita yang tidak datang ke
Posyandu.
Pelayanan Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan
Posyandu Kunjungan
No Pelayanan Puskesmas Pustu Dusun/RT/RW Rumah
• Mencatat setiap kejadian yang dialami anak (sakit, tidak nafsu makan, dll) √ √
• Melakukan stimulasi dan pemantauan perkembangan anak dengan mengisi check- list perkembangan sesuai √ √
umur dalam buku KIA.
• Interpretasi hasil pemantauan pertumbuhan dan perkembangan √ √
• Tindak lanjut hasil pemantauan pertumbuhan dan perkembangan (merujuk atau edukasi/konseling √ √
menggunakan buku KIA/media lain)
2 Pemeriksaan sesuai alur MTBS √ √
• Penilaian status gizi : mengukur ulang antropometri* dan menilai status gizi berdasarkan indeks √ √
(BB/U, PB/U atau TB/U, BB/PB atau BB/TB dan IMT/U)
• Penilaian tren pertumbuhan : membandingkan penambahan BB dengan standar, weight increment (< 2 √ √
tahun), membandingkan penambahan PB atau TB, height increment (< 2 tahun) dan kenaikan IMT/U
3 Penilaian perkembangan mengacu pada Pedoman Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang √ √
(SDIDTK) setelah balita sembuh dari episode sakit
4 Tindak lanjut hasil pemantauan pertumbuhan dan perkembangan (pemantauan rutin, tata laksana masalah gizi, √ √ √
rujukan)
5 Sweeping balita tidak datang/melakukan kunjungan ulang melalui kunjungan rumah √
PEMERIKSAAN KESEHATAN ANAK TERINTEGRASI (PKAT)
• Sasaran: Bayi usia 6 bulan sampai Merupakan integrasi kegiatan pemantauan Kesehatan dan tumbuh kembang
sebelum usia 7 bulan. anak menggunakan Buku KIA (ONE STOP SERVICE), dimana anak tidak
Periode kritis perkembangan dan waktu hanya mendapatkan pemeriksaan kesehatan saja, tetapi juga evaluasi
terbaik untuk evaluasi, terutama: penilaian tumbuh kembang, gizi, imunisasi, deteksi kekhawatiran orangtua
- penglihatan dan pendengaran dan lingkungan pengasuhan anak.
- perkembangan menggunakan KPSP
- ASI eksklusif, Langkah-Langkah Pelaksanaan PKAT
- MP-ASI yang optimal
- Vitamin A
- Imunisasi dasar
• Tempat Pelaksanaan: Puskesmas
• Tenaga Pelaksana: kader, perawat, bidan,
dokter atau dokter spesialis anak, ahli gizi dan
psikolog
• Dijadwalkan1-2 kali/ bulan secara rutin
(sekitar 25 sasaran per satu kali kegiatan)
Alur Operasional PKAT dan Tindak Lanjut
Hasil PKAT:
1. Tidak ada masalah
2. Tindak lanjut
3. Rujuk FKTL
Algoritma Tatalaksana Masalah Gizi Balita (6 -59 Bulan)
Ketika ditemukan klasifikasi merah, maka Pustu akan merujuk ke Puskesmas/FKTP untuk mendapatkan pemeriksaan oleh dokter
Alur Layanan TBC pada Balita dan Anak Pra Sekolah
Observasi dan
mempertimbangkan
Kontak Erat sasaran yang layak
diberikan TPT
Bukan
Melakukan Skrining gejala
terduga TBC Edukasi PHBS
PUSKESMAS
Pemeriksaan menggunakan TCM atau sistem skoring
KUNJUNGAN RUMAH PUSTU POSYANDU
• Kader dan petugas kesehatan Positif Negatif
melakukan
kunjungan rumah untuk
Melakukan Skrining gejala dan tanda TBC
PMO dan edukasi TBC Kontak serumah Bukan Kontak
Tatalaksana OAT sesuai
• Kader dan petugas juga Serumah
standar
melakukan skrinning anggota
Terduga TBC
keluarga sebagai terduga
Bukan Edukasi PHBS dan Edukasi
terduga TBC Edukasi PHBS Pertimbangkan pencegahan TBC
Pemberian TPT
Kontak Erat
Catat data hasil · Morbiditas: BBLR, Neonatus SHK+, icteric, HIV, dirujuk, bayi dan
pelayanan
balita dengan penyakit infeksi (TBC, diare, pneumonia), kontak
Analisa beban
erat TB, masalah gizi dan perkembangan (tidak naik BB, gizi
penyakit:
kurang, gizi buruk, stunting, obesitas, masalah perkembangan).
• Morbiditas
penyakit
· Cakupan pelayanan: pelayanan neonatal esensial (KN1, KN2,
• Cakupan
pelayanan KN3), IMD, Vit.K, Bayi baru lahir dengan Hb0
Notifikasi Tindak <24 jam, Bayi baru lahir dengan Hb0 dibawah 7 hari, bayi dan
Lanjut pada Pustu balita Jumlah Bayi di timbang bulan ini, jumlah bayi dipantau
• Kegiatan Pustu perkembangan bulan ini, balita gizi kurang dapat PMT, balita
• Kunjungan gizi buruk dirujuk, balita mendapat vitamin A, cakupan
rumah oleh imunisasi dasar dan lanjutan, balita dilayani MTBM dan MTBS
nakes/kader
Catatan:
* Pada remaja usia 15 tahun keatas dengan obesitas dan atau hipertensi
** Pada remaja putri yang sudah menstruasi
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) Sasaran:
1. anak usia sekolah (≥ 6-18 tahun)
di Dalam Gedung 2. remaja (10-18 tahun)
Pelayanan : Skrining Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Sasaran Waktu/ Tempat
Remaja Frekuensi
Skrining • Anamnesis: 5L, sering pusing remaja putri usia ≥12 1 x dalam Puskesmas
anemia • P.fisik: konjungtiva & telapak tangan anemis - ≤18 tahun, setahun Pustu
• P.penunjang: hb meter POCT, dikonfirmasi dg hemato dengan/ tanpa
analyzer (bila anemia) gejala anemia
• Tatalaksana: anemia ringan, anemia sedang, anemia berat
Skrining • Metode skrining dengan Pemeriksaan Rapid R0 lalu melihat remaja dengan HIV ketika Puskesmas
HIV hasil positif atau negatif. Jika hasil R0 (skrining) positif pasien / AIDS (ODHA), ditemukan
akan dirujuk ke Puskesmas atau RS PDP agar bisa dilakukan remaja yang kontak indikasi atau
pemeriksaan diagnosis (R1, R2 dan R3 untuk menegakkan serumah dengan ditemukan
diagnosa. pasien TBC paru yang kasusnya
• Tindak lanjut jika hasil pemeriksaan R1, R2 dan R3 Positif terkonfirmasi atau beresiko
maka pasien dinyatakan sebagai orang penderita HIV bakteriologis, remaja tertular dari
(ODHIV) dan bisa diberikan ARV. yang beresiko lainnya orang lain
(penyakit
imunokompromais,
dll)
Alur Layanan TBC pada Anak Usia Sekolah dan Remaja Observasi dan
mempertimbangkan sasaran
Kontak Erat yang layak diberikan TPT
Bukan
Edukasi PHBS dan Obsevasi
Melakukan Skrining gejala dan terduga TBC kemungkinan penyakit lain
Anak Usia Sekolah dan Remaja tanda TBC
Terduga TBC
PUSKESMAS
Pemeriksaan menggunakan TCM
KUNJUNGAN RUMAH PUSTU
• Kader dan petugas kesehatan Positif Negatif
melakukan
kunjungan rumah untuk
Melakukan Skrining gejala dan tanda TBC
PMO dan edukasi TBC
Tatalaksana OAT sesuai Foto Rontgen Toraks
• Kader dan petugas juga melakukan
Terduga TBC standar
skrinning anggota keluarga sebagai
terduga
Sugestif TBC Tidak
Bukan
Edukasi PHBS Sugestif TBC
terduga TBC
Kontak Erat
Pertimbangkan TBC Edukasi dan
Klinis Observasi
Kemungkinan
Penyakit lain
Skrining • Skrining dapat dilakukan di Puskesmas dengan anamnesis kepada keluarga ≥ 6-18 tahun 1 x seumur Puskesma
Talasemia pasien, ada saudara dan/atau anak penyandang Talasemia, ada keluarga remaja yang memiliki hidup s
yang rutin melakukan transfusi darah. Bila ya, periksa darah lengkap yang saudara kandung
minimal Hb, MCV dan MCH, sediaan apus darah tepi. penyandang Talasemia
(keluarga ring 1)
Skrining • Skrining Indera Penglihatan: mendeteksi adanya penyakit pada mata, ≥ 6-18 tahun 1 x dalam Puskesma
Kesehatan gangguan penglihatan seperti kelainan refraksi/gangguan tajam setahun s
Indera penglihatan dan buta warna pada peserta didik serta menindaklanjuti hasil
Penglihatan pemeriksaan (bila terdapat ada kelainan). Pemeriksaan kesehatan indera
dan penglihatan dilakukan melalui pemeriksaan mata luar, tajam penglihatan
Pendengaran dan pemeriksaan buta warna
Sasaran:
Skrining Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja 1. anak usia sekolah (≥ 6-18 tahun)
2. remaja (10-18 tahun)
Menyesuaikan dg hasil asesmen MTPKR, hasilnya ada 3 • Algoritma infeksi ≥ 6-18 tahun, Setiap Puskesmas
kategori (merah, kuning, hijau). Merah dan kuning perlu • Algoritma kesehatan jiwa berkunjung Pustu
dirujuk (medis, sosial, hokum), bersamaan dengan • Algoritma Indera
Pelayanan asesmen keluhan, gali masalah remaja dengan • Algoritma lain lain
Klinis/ HEEADSSS, selanjutnya tatalaksana sesuai diagnosis • Komunikasi, informasi, dan
Pengobatan • Algoritma pertumbuhan dan perkembangan edukasi
Umum • Algoritma kesehatan reproduksi
• Algoritma genetalia
• merupakan pemberian • HIV/AIDS, gejala/tanda penyakit menular dan • kelas 1 s.d Sesuai kesepakatan hari sekolah
pengetahuan kesehatan dan tidak menular, kekerasan/cidera, serta 10 tertentu
pembiasaan perilaku sehat masalah PHBS.
Pendidikan peserta didik. • Contoh bentuk kegiatan: Aksi Bergizi dengan
• Materi yang diberikan kegiatan aktifitas fisik, sarapan dan edukasi
Kesehatan meliputi 8 isu prioritas: gizi, konsumsi TTD pada rematri.
status gizi, kesehatan
mental, kesehatan
reproduksi, NAPZA
termasuk rokok,
pemeliharaan sanitasi sekolah dan pengelolaan sampah), perawatan kebun sekolah, • kelas 1 s.d Sesuai kesepakatan hari sekolah
Pembinaan pembinaan kantin sehat, penerapan kawasan tanpa rokok (KTR) dan kawasan tanpa 10 tertentu
NAPZA (KTN), penerapan kawasan tanpa kekerasan (KTK), surveilans dan
Lingkungan
Sekolah Reduce, Recycle).
POSYANDU KELUARGA UNTUK NTB SEHAT, SEJAHTERA, GEMILANG
pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit serta pelaksanaan 3R (Reuse,
Sehat
Skrining kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (KtPA)
64 Tahun KLASTER 3
Lansia
Pekerja Formal
PELAYANAN KESEHATAN
Pekerja Informal Ibu
Rumah Tangga Tidak
USIA PRODUKTIF DAN
Bekerja
PUS
LANJUT USIA
Catin
Remaja/ Pemuda
15 Tahun
Alur Pelayanan Klaster Usia Produktif dan Lansia
Paket Layanan Kesehatan Usia Produktif dan Lansia
Skrining status Edukasi dan layanan imunisasi Edukasi dan Edukasi dan layanan Edukasi dan layanan
imunisasi tetanus tetanus layanan imunisasi imunisasi tetanus imunisasi tetanus
bagi usia produktif tetanus
Pelayanan KB • Pil, suntik, kondom, implant, • Pil, suntik, Pil, suntik, kondom • Edukasi dan
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) kondom, mobilisasi
dan Metode Operasi Pria (MOP)* implant
dan AKDR
Pelayanan penyakit • Penegakkan diagnosis
akibat kerja • Tata laksana
• Rujukan
• Pencatatan dan pelaporan
• Surveilans
• Pelayanan Lanjut Usia
Delivery Unit
Sasaran Masalah Pelayanan
Puskesmas Puskesmas Pembantu Posyandu Kunjungan Rumah
Kesehatan Kesehatan
(Kecamatan) (Desa/Kelurahan) (Dusun/RT/RW) (Rumah/Masyarakat)
• Penyakit Skrining geriatri 1. anamnesa perilaku 1. anamnesa perilaku 1. Anamnesa perilaku
Tidak Menular berisiko; berisiko; BB, TB (atau berisiko; BB, TB
• Penyakit 2. BB, TB (atau LiLA LiLA dan Lingkar (atau LiLA dan
Menular dan Lingkar betis), betis), LP, IMT, TD; Lingkar betis), LP,
• Masalah gizi LP, IMT, TD; 2. Skrining Aktifitas IMT, TD;
• Tingkat 3. Skrining Aktifitas Kehidupan Sehari-hari 2. Skrining Aktifitas
kemandirian Kehidupan Sehari- (AKS/ADL) dan Kehidupan Sehari-
dan hari (AKS/ADL) skrining lansia hari (AKS/ADL) dan
penurunan dan skrining lansia sederhana (SKILAS), skrining lansia 1. Memastikan lansia
kapasitas sederhana 3. pemeriksaan sederhana (SKILAS), mendapatkan
intrinsik (SKILAS), laboratorium (gula 3. pemeriksaan pelayanan skrining
4. pemeriksaan darah, kolesterol) laboratorium (gula 2. Edukasi keluarga
laboratorium (gula darah, kolesterol)
darah, kolesterol)
Pada penerapan integrasi layanan di klaster 3 akan melihat:
Skrining layak hamil adalah serangkaian kegiatan untuk menemukan adanya factor risiko dan
masalah kesehatan pada catin dan PUS dengan menggunakan aplikasi kescatin
Intervensi lanjut dan tatalaksana
PUSTU PUSKESMAS
1. PUS Layak hamil: konseling perencanaan kehamilan sehat. 1. PUS Layak hamil: konseling perencanaan kehamilan sehat.
a.Bagi yang berencana hamil dan ingin mengetahui kondisi 2. Bagi yang berencana hamil dan ingin mengetahui kondisi
kesehatannya lebih lanjut: disarankan untuk periksa kesehatan di kesehatannya lebih lanjut: disarankan untuk periksa kesehatan
Puskesmas atau fasyankes lainnya. lengkap
b.Bagi yang tidak berencana hamil belum menggunakan KB: berikan 3. Bagi yang tidak berencana hamil belum menggunakan KB: berikan
edukasi dan pelayanan untuk menggunakan kontrasepsi. edukasi dan pelayanan untuk menggunakan kontrasepsi
c. Bagi yang tidak berencana hamil sudah menggunakan KB: 4. Bagi yang tidak berencana hamil sudah menggunakan KB:
pertahankan penggunaan KB pertahankan penggunaan KB
2. PUS dapat hamil dengan pengawasan: rujuk ke puskesmas untuk a. PUS dapat hamil dengan pengawasan: lakukan tatalaksana,
mendapatkan tatalaksana, konseling dan perencanaan kehamilan konseling dan perencanaan kehamilan
3. PUS tidak layak hamil: konseling, tatalaksana, dan pemasangan b. PUS tidak layak hamil: konseling, tatalaksana, dan
kontrasepsi pemasangan kontrasepsi
a. PUS 4T sudah menggunakan KB: pertahankan penggunaan KB 5. PUS 4T sudah menggunakan KB: pertahankan penggunaan KB
b. PUS 4T belum menggunakan KB: beri edukasi dan pelayanan untuk 6. PUS 4T belum menggunakan KB: beri edukasi dan pelayanan untuk
menggunakan kontrasepsi menggunakan kontrasepsi
c. PUS ALKI (Anemia, Lila< 23,5 cm, mempunyai penyakit Kronis dan 7. PUS ALKI sudah menggunakan KB: pertahankan penggunaan KB
Infeksi menular Seksual) sudah menggunakan KB: pertahankan
penggunaan KB a.PUS ALKI belum menggunakan KB: beri edukasi dan pelayanan
untuk menggunakan kontrasepsi, serta tatalaksana sampai
d. PUS ALKI belum menggunakan KB: beri edukasi dan pelayanan sembuh atau terkontrol.
untuk menggunakan kontrasepsi, serta rujuk untuk mendapatkan
tatalaksana sampai sembuh atau terkontrol.
KELUARGA BERENCANA (KB)
Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur
kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan
keluarga yang berkualitas. (UU No 52/2019)
PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK)
Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan/atau lingkungan
kerja.
ALUR DIAGNOSIS PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK) DI PUSKESMAS
Pasien pekerja Pos UKK
Puskesmas
Layanan PAK di Puskesmas
Anamnesis klinis
dan okupasi
Tidak Ragu
Ragu Diagnosis
Bukan Penyakit Diagnosis Klinis tegak
Akibat Kerja Okupasi
Ya Ya
Tatalaksana Klinis
PAK yang spesifik pada
Penyakit
pekerjaan tertentu
Mampu Tidak
Tatalaksana Penyakit
Akibat Kerja dilaksanakan
di PKM?
Ya
Tidak
Mampu
dilaksanakan di Lakukan Tatalaksana
PKM? Penyakit Akibat Kerja
Ya
Lakukan Tatalaksana
Penyakit Akibat Kerja
Keterbatasan Mobilisasi Tes berdiri dari kursi: Berdiri dari kursi lima kali tanpa menggunakan tangan.
Apakah orang tersebut dapat berdiri di kursi sebanyak 5 kali dalam 14 detik? ☐ Tidak
Malnutrisi 1. Apakah berat badan Anda berkurang >3 kg dalam 3 bulan terakhir atau pakaian menjadi 1. ☐ Ya
lebih longgar?
2. Apakah Anda hilang nafsu makan ATAU mengalami kesulitan makan ( misal : batuk atau 2. ☐ Ya
tersedak saat makan, menggunakan selang makan/sonde)?
3. Apakah ukuran lingkar lengan atas (LLA) <21 cm? 3. ☐ Ya
Gangguan Penglihatan 1. Apakah Anda mengalami masalah pada mata: kesulitan melihat jauh, membaca, penyakit 1. ☐ Ya
mata, atau sedang dalam pengobatan medis (diabetes, tekanan darah tinggi)? Jika tidak,
lakukan TES MELIHAT
2. TES MELIHAT : Apakah jawaban hitung jari benar dalam 3 kali berturut turut? 2. Hasil TES MELIHAT
☐ Tidak, Kemungkinan ada gangguan
penglihatan berat hingga buta
Gangguan Pendengaran Mendengar bisikan saat TES BISIK ☐ Tidak
☐ Jika tidak dapat dillakukan TES BISIK rujuk
Puskesmas
Gejala Depresi Selama dua minggu terakhir, apakah Anda merasa terganggu oleh:
1.Perasaan sedih, tertekan, atau putus asa 1. ☐Ya
2.Sedikit minat atau kesenangan dalam melakukan sesuatu 2. ☐Ya
Keterangan:
jika ditemukan salah satu penurunan kapasitas intriksik (jika ada salah satu atau lebih yang dicentang), maka skrining dilanjutkan oleh petugas di puskesmas berdasarkan
penurunan kapasitas intrinsik yang ditemui sesuai alur asuhan lanjutan.
Intervensi lanjut :
1) Puskesmas dan Puskesmas Pembantu
Hasil skrining ditindaklanjuti dan ditatalaksana
sesuai dengan hasil pemeriksaan.
a) Skrining tingkat kemandirian lansia: b) Skrining lansia sederhana
Melakukan berbagai
aktififas di ruangan keg
- Ditemukan satu atau Tindak lanjut oleh
lansia: lebih penurunan
- Lansia sehat dan - Latihan fisik petugas kesehatan
kapasitas intrinsik
mandiri
- Stimulasi kognitif
- Lansia sehat dengan
ketergantungan - edukasi/konseling
ringan - PMT Tindak lanjut skrining dilakukan sesuai alur
- Penyuluhan asuhan lanjutan menggunakan instrument
- Interaksi sosial, dll Geriatric Depression Scale 4 (GDS-4), Mini Cog,
RAPUH dan Mini Nutritional Assessment-Short
- program layanan Form, tes bisik, tes indera penglihatan, dst)
perawatan di rumah
- Lansia sehat dengan (homecare),
melibatkan pelaku Jika hasil skrining ADL dan skrining lansia sederhana
ketergantungan
sedang, berat atau rawat/pendamping/ meragukan atau tidak dapat ditangani di
total caregiver puskesmas, maka dilakukan rujukan ke Rumah
- atau dirujuk ke Sakit
Rumah Sakit.
2) Posyandu 3) Kunjungan Rumah
Hasil skrining ditindaklanjuti dan ditatalaksana
sesuai dengan hasil pemeriksaan. Dilakukan oleh kader bagi lansia yang tidak
datang atau belum mau datang atau dalam
a) Skrining tingkat kemandirian lansia:
rangka kegiatan perawatan kesehatan
masyarakat dengan memastikan lansia
mendapatkan layanan skrining dan
memberikan edukasi pada keluarga.
2
Data PWS terkait beban penyakit dan cakupan pelayanan akan
dianalisa oleh klaster 3 dan 4, kemudian memberikan notifikasi
tindak lanjut yang diperlukan, yaitu:
•Posyandu Prima sebagai jaringan di tingkat desa
•Kunjungan rumah oleh nakes/ kader
•Pemantauan rutin dalam kegiatan Posyandu dusun/RT/RW
Delivery Unit
Layanan Kesehatan
Puskesmas Puskesmas Pembantu Posyandu Kunjungan Rumah
(Kecamatan) (Desa/Kelurahan) (Dusun/RT/RW) (Rumah/Masyarakat)
Delivery Unit
Layanan Kesehatan
Puskesmas Puskesmas Pembantu Posyandu Kunjungan Rumah
(Kecamatan) (Desa/Kelurahan) (Dusun/RT/RW) (Rumah/Masyarakat)
Delivery Unit
Layanan Kesehatan
Puskesmas Puskesmas Posyandu Kunjungan Rumah
(Kecamatan) Pembantu (Dusun/RT/RW) (Rumah/Masyarakat)
(Desa/Kelurahan)
Skrining Kanker Paru (1x/ tahun) Anamnesis faktor risiko
-Sasaran Skrining kanker Paru Pelaksana : Kader terlatih
Anamnesis faktor risiko kanker Paru
Pelaksana : Edukasi keluarga
1.Pasien usia > 40 tahun dengan Riwayat Pemeriksaan fisik : auskultasi ronkhi kasar dan atau sesak
merokok ≥30 tahun dan berhenti merokok Bidan atau
Pelaksana : Dokter, Bidan atau Perawat Perawat
dalam kurun waktu 15 tahun sebelum
pemeriksaan Tatalaksana &Tindak Lanjut Tatalaksana &
2.Pasien ≥50 tahun dengan Riwayat
Jika ditemukan salah satu kriteria sasaran maka Rujuk ke Tindak Lanjut
merokok ≥20 tahun dan ada 1 faktor risiko FKRTL untuk konfirmasi hasil skrining Juka ditemukan
lainnya seperti pajanan radiasi, paparan okupasi salah satu kriteria
bahan kimia karsinogenik, Riwayat kanker paru, dll sasaran maka Rujuk
3. Riwayat kanker paru pada keluarga ke Puskesmas untuk
konfirmasi hasil
skrining
Skrining Talasemia (1x Seumur hidup) Anamnesis kepada keluarga pasien tentang
-Sasaran Skrining : :
Saudara kandung penyandang talasemia Riwayat anggota keluarga penyandang Talasemia
mayor (keluarga ring 1)mulai umur 2 tahun ke Riwayat anggota keluarga yang rutin melakukan
atas transfusi darah
Bila jawabannya iya maka lakukan Pemeriksaan darah lengkap
(Hb, MCV dan MCH) dan membuat sediaan apus darah tepi
Alat : Hematologi analyzer, gelas objek
Tatalaksana dan Tindak Lanjut Hasil Skrining
Bila hasil pemeriksaan positif menunjukkan curiga Talasemia --
-Rujuk ke FKRTL
PAKET PELAYANAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF DAN LANSIA
Delivery Unit
Layanan Kesehatan
Puskesmas Puskesmas Posyandu Kunjungan Rumah
(Kecamatan) Pembantu (Dusun/RT/RW) (Rumah/Masyarakat)
(Desa/Kelurahan)
Skrining Kanker Kolorektal Pemeriksaan colok dubur dan atau darah Pelaksana : Kader
(1x/ tahun) samar feses terlatih
Pelaksana : Dokter Edukasi keluarga
-Sasaran Skrining:
1.Individu beresiko sedang : Alat : Gelas obyek, Benzidin tes
• Berusia 50 tahun atau lebih Tatalaksana dan Tindak Lanjut Hasil Skrining :
•Tidak punya Riwayat kanker kolorektal atau •Hail pemeriksaan colok dubur positif bila
inflammatory Bowel disease ditemukan benjolan/ hambatan pada perabaan -
Rujuk FKRTL
• Tanpa Riwayat keluarga kanker Kolorektal
•Haisl pemeriksaan colok dubur negative -
•Terdiagnosa adenoma atau kanker pemeriksaan darah samar faeces, bila hasilnya positif -
kolorektal setelah berusia 60 tahun Rujuk ke FKRTL
2.Individu beresiko tinggi :
• Riwayat polip adenomatosa
• Riwayat reseksi kuratif kanker kolorektal
•Riwayat keluarga tingkat pertama kanker
kolorektal atau adenoma kolorektal
•Riwayat inflammatory Bowel Disease yang lama
dan
•Diagnosis atau kecurigaan sindrom Heredetary Non-
polyposis Colorectal Cancer (HNPCC) atau Lynch atau
Familial Adenomatous Polyposis (FAP)
PAKET PELAYANAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF DAN LANSIA
Delivery Unit
Layanan Kesehatan
Puskesmas Puskesmas Pembantu Posyandu Kunjungan Rumah
(Kecamatan) (Desa/Kelurahan) (Dusun/RT/RW) (Rumah/Masyarakat)
Delivery Unit
Layanan Kesehatan
Puskesmas Puskesmas Pembantu Posyandu Kunjungan Rumah
(Kecamatan) (Kelurahan/ Desa) (Dusun/RT/RW) (Rumah/Masyarakat)
Skrining Indera Penglihatan • Pemeriksaan kelainan refraksi (visus) Pemeriksaan tajam penglihatan Pemeriksaan tajam penglihatan Pemeriksaan tajam penglihatan
(1x/ tahun) menggunakan Snellen chart/E chart sederhana sederhana dengan metode sederhana
-Sasaran Skrining usia produktif dan • Pemeriksaan katarak menggunakan dengan metode hitung jari hitung jari dengan metode hitung jari
lansia (usia ≥15 tahun) senter/penlight dan ophthalmoskop direk Pelaksana : Kader terlatih Pelaksana : Kader terlatih Pelaksana : Kader terlatih
Petugas : Dokter Edukasi keluarga Edukasi keluarga Edukasi keluarga
⮚ Pemeriksaan tajam ⮚ Pemeriksaan tajam ⮚ Pemeriksaan tajam
Alat : Snellen Chart, penlight, opthalmoskop indirek
penglihatan sederhana penglihatan sederhana penglihatan sederhana
Tatalaksana dan Tindak Lanjut Hasil Skrining
✔ Tidak ada gangguan penglihatan :✔ Tidak ada gangguan penglihatan :✔ Tidak ada gangguan penglihatan
- Jika ditemukan minimal –sferis 0,5 D dan –
silindris minimal 0,25 D maka dilakukan rujuk ke menjawab benar dalam hitung menjawab benar dalam hitung jari : menjawab benar dalam
FKRTL atau ke Dokter spesialis mata untuk jari sebanyak 3 kali berturut- sebanyak 3 kali berturut-turut. hitung jari sebanyak 3 kali
peresepan kacamata turut. ✔ Gangguan penglihatan : minimal 2 berturut- turut.
✔ Gangguan penglihatan : jawaban salah dari ✔ Gangguan penglihatan
- Kriteria rujukan :
▪ Jika dari hasil pemeriksaan shadow test dan minimal 2 jawaban salah dari : minimal 2 jawaban
5 pertanyaan dilakukan rujukan ke
pemeriksaan refleks fundus ditemukan 5 pertanyaan salah dari 5 pertanyaan
Puskesmas.
katarak matur dilakukan rujukan ke dilakukan rujukan ke
▪ Jika pasien telah mengalami gangguan Puskesmas. Puskesmas.
penglihatan yang signifikan
▪ Jika timbul komplikasi
o Perlu dilakukan edukasi dan konseling terkait
perawatan katarak, serta dapat melakukan
perawatan pasca operasi katarak (rujuk balik
SKENARIO SIMULASI
Kebutuhan Simulasi untuk Layanan Klaster 3
• Usia Produktif Seorang perempuan berusia 35 tahun belum mendapatkan skrining, datang ke puskesmas dengan keluhan pusing sejak 3 hari yang lalu. Pusing dirasakan
hilang timbul, sesak nafas dan nyeri dada di sangkal. Demam, batuk, mudah lemas, BB turun, menderita TBC sejak 2 bulan lalu dan sudah mendapat
tatalaksana TBC. Pasien diketahui memiliki hipertensi sejak 10 tahun yang lalu, merokok satu bungkus per hari.
Dari pemeriksaan fisik di dapatkan: TD 170/100 mmHg, nadi 90 x/mnt, pernafasan 20 x/mnt dan Suhu 37,2 °C.
Pemeriksaan jantung, paru, abdomen dan ekstremitas dalam batas normal.
Dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan hasil sebagai berikut: Kolesterol total pasien 305 mg/dl, gula darah puasa 180 mg/dl dan gula darah 2 jam PP
250 mg/dl.
Seorang laki-laki usia 65 tahun dengan keluhan penglihatan kabur dan kontrol tekanan darah. Riwayat kencing manis sejak 5 tahun lalu. Batuk, lemas,
• Lansia tidak nafsu makan.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan: TD 150/100 mmHg, nadi 88x/mnt, pernafasan 18x/mnt, suhu 37 °C. Pemeriksaan jantung, paru, abdomen dan
ekstremitas dalam batas normal. Hasil pemeriksaan P3G: tingkat ketergantungan ringan. Dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan hasil sbb:
kolesterol total 200 mg/dl, gula darah puasa 200 mg/dl, dan gula darah 2 jam PP 300 mg/dl. Hasil pemeriksaan katarak ditemukan tidak terdapat red
refleks dan shadow test positif.
Pasien 1 orang pasien Laki-laki/ Roleplay nakes 1 orang pasien Ibu-ibu/ Roleplay nakes
Sarana Form Deteksi Dini FR PTM, Glukometer, alat antropometri, tensi meter, instrument P3G, aplikasi PWS, buku kesehatan lansia, aplikasi ASIK/e kohor,
SI PTM, formulir2 pencatatan manual, Snellen chart, penlight, ophthalmoscope
25
PAKET LAYANAN TUBERCULOSIS,
HIV, MALARIA PADA KLASTER 3
Peta Jalan Eliminasi TBC di Indonesia Sesuai dengan Target Global
Indikator • Treatment coverage 90% • Treatment coverage 90% • Treatment coverage ≥ 90%
• Success Rate 90% • Success Rate 90% • Success Rate ≥ 90%
• Terapi Pencegahan TBC (TPT) • Terapi Pencegahan TBC (TPT) • Terapi Pencegahan TBC (TPT)
kontak serumah 48% kontak serumah 70% kontak serumah ≥ 80%
Target Global • Insidensi turun 50% • Insidensi turun 80%
END TB • Kematian akibat TBC turun • Kematian akibat TBC turun
Strategy** 75% 90%
Catatan:
*Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis
**Baseline insiden tahun 2015: 325 per 100 ribu penduduk
Kegiatan Program Penanggulangan Tuberkulosis
Target 20301,2 : Incidence Rate (IR): 65 per 100 ribu penduduk; Angka kematian: 6 per 100.000 penduduk
≥90% kasus ditemukan dan diobati; ≥90% berhasil diobati; 80% pemberian TPT pada kontak serumah Capaian
20213 : Incidence Rate (IR): 354 per 100 ribu penduduk; Angka kematian: 52 per 100.000 penduduk
Capaian 20224 : 74% kasus ditemukan dan diobati; 84% berhasil diobati; 1.4% pemberian TPT pada kontak serumah
4 Promosi Kesehatan5
• Pemanfaatan media cetak, media elektronik, dan tatap muka yang memuat pesan pencegahan dan pengendalian TBC
• Peningkatan keterpaduan pelaksanaan program melalui kemitraan dengan lintas program atau sektor terkait dan jejaring pelayanan TBC di fasyankes
pemerintah maupun swasta (public private mix)
• Pemberdayaan masyarakat melalui pemberian informasi, penyuluhan, dan membantu masyarakat agar berperan aktif dalam pencegahan TBC
1)Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis;
2) Strategi Nasional Penanggulangan Tuberkulosis tahun 2020-2024;
3) Global Tuberculosis Report 2022 (WHO, 2022);
4) Sistem Informasi Tuberkulosis; data per 21 Januari 2023;
5) Rancangan Revisi Peraturan Menteri Kesehatan No. 67 Tahun 2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis.
Alur Layanan TBC pada Usia Produktif dan Lansia Bukan Edukasi PHBS dan Obsevasi
kemungkinan penyakit lain
terduga TBC
Terduga TBC
PUSKESMAS
Pemeriksaan menggunakan TCM
KUNJUNGAN RUMAH PUSTU POSYANDU
• Kader dan petugas kesehatan
Positif Negatif
melakukan kunjungan rumah
untuk PMO dan edukasi TBC
Melakukan Skrining gejala dan tanda TBC
• Kader dan petugas juga
Tatalaksana OAT sesuai Foto Rontgen Toraks
melakukan skrinning anggota
Terduga TBC standar
keluarga sebagai terduga
Kontak Erat
TST/IGRA
Pertimbangkan
TBC Klinis
Positif Negatif/Tidak Tersedia
Pemberian TPT
Delivery Unit
Layanan Kesehatan
Puskesmas Pustu Kegiatan Posyandu Kunjungan Rumah
(Kecamatan) (Dusun/RT/RW) (Dusun/RT/RW) (Rumah/ Masyarakat)
Permenkes No. 23 Tahun 2022 tentang Penanggulangan HIV, AIDS, dan IMS
Alur Layanan HIV Pada Usia Produktif dan Lansia
SASARAN
usia produktif ( ≥15 th) dan berisiko yang berkunjung ke Puskesmas dan
Pustu baik yang sakit maupun tidak sakit
METODE
Lakukan Pemeriksaan R1
RS/PUSKESMAS
• T6. sTatus Imunisasi (TT) RS
• T7. Tablet Fe (90 tablet)
• T8. Tes Lab (Gol.darah, Hb, Persalinan di Fasyankes
GDS, Sifilis, HIV, Hepatitis B, • ARV
ANAK
Malaria, Proteinuri, sputum Profilaksis BPG 50.000IU/Kg Rujuk untuk
BTA)
• T9. Tata laksana kasus
BBL • AFASS: ASI
ekslusif atau
BB
Boka - Bo
pengobatan di
RS
• T10. Temu wicara dan konseling PASI
• 6 – 8 Minggu Pemeriksaan
BAYI : EID Pemeriksaan
POSYANDU
Titer RPR bayi
• 6 Minggu HBsAg bayi
PRIMA
ditambah pada usia Bayi
pada usia 9 –
Profilaksis 3,6 dan 9
12 bulan
Kotrimoxasol bulan
Seluruh DKI, Sumatera dan Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY, Seluruh PAPUA , Maluku dan
Jawa Barat dan Sulawesi
Banten Bali, NTT,NTB dan Kalimantan Maluku Utara
SKRINING DAN TATALAKSANA PENYAKIT MENULAR (HIV)
Delivery Unit
Layanan Kesehatan Puskesmas Pustu Kegiatan Kunjungan Rumah
(Kecamatan) (Dusun/RT/RW) Posyandu (Rumah/
(Dusun/RT/RW) Masyarakat)
Skrining HIV Pemeriksaan Rapid R0 Wawancara perilaku Wawancara perilaku berisiko Petugas kesehatan
(Skrining HIV AIDS) berisiko Pelaksanan : Nakes Puskesmas untuk memantau
Sasaran:
Pelaksana : Tenaga Pelaksanan : Nakes Alat : Konseling kondisi ODHIV yang tidak
-Orang belum tahu status HIV nya
Kesehatan Alat : Konseling datang control ke puskesmas.
tapi berisiko (populasi kunci : PSK, Kegiatan :
penasun, WBP, LSL, Waria) dan Ibu Alat : Ditakutkan ada masalah
Kegiatan : -Penyuluhan dan Edukasi
Hamil. Tatalaksana & Tindak Lanjut terkait kondisi klinisnya.
-Penyuluhan dan Edukasi
-orang dengan HIV-AIDS, ODHIV, Hasil skrining positif:
-Untuk ibu hamil dilakukan
pasien immunokompremais pemeriksaan R1, R2 dan R3
skrining HIV
Positif maka pasien
dinyatakan sebagai orang
penderita HIV (ODHIV) dan
bisa diberikan ARV
Hasil pemeriksaan negatif:
edukasi mengenai HIV AIDS
INTERVENSI SPESIFIK PENANGGULANGAN MALARIA PER TAHAPAN
Tahapan Tujuan Sasaran Kegiatan utama
Akselerasi Menurunkan jumlah Kab/kota - Pembagian kelambu massal
kasus secepat mungkin endemis tinggi - IRS pada desa dengan API > 20
API >5‰ - Skrining malaria pada semua Bumil & pembagian kelambu
rutin
- Skrining malaria : MTBS & semua balita sakit
Intensifikasi Menghilangkan daerah Kab/kota - Pembagian kelambu pada populasi khusus atau di daerah
fokus endemis sedang fokus
API 1-5 ‰ - Penemuan aktif kasus yg masif
- IRS pada situasi peningkatan kasus dan pengendalian vektor
lain sesuai bukti lokal
Pembebasan Menghentikan penularan Kab/kota - Surveilans migrasi malaria
setempat/kasus endemis rendah - PE 1-2-5 pada setiap kasus positif
indigeneous API < 1‰ - Pemetaan & pengamatan daerah reseptif
- Peguatan jejaring diagnosis dan tatalaksana
Pemeliharaan Mencegah munculnya Kab/kota bebas - Surveilans migrasi malaria
penularan malaria malaria - PE 1-2-5 pada setiap kasus positif
kembali - Pemetaan & pengamatan daerah reseptif
- Surveilans Vektor
- Peguatan jejaring diagnosis dan tatalaksana
Strategi Penanggulangan Malaria
118
Alur Layanan Malaria pada Usia Produktif dan Lansia
SASARAN
METODE
wawancara terkait adanya tanda dan gejala serta riwayat sakit ,tinggal di daerah
endemis malaria atau minum obat sebelumnya atau berkunjung ke daerah
endemis malaria dan memberikan edukasi terhadap hasil skrining
• Pembangunan Kesehatan Jiwa terintegrasi dalam setiap fase dari siklus hidup (terutama di Klaster 2: Ibu dan
Anak dan Klaster 3 : Usia Produktif dan Lanjut Usia)
• Tenaga kesehatan diharapkan mampu untuk:
1. Memberikan pelayanan promotif berupa pemberian penyuluhan tentang menjaga kesehatan jiwa bagi perorangan,
keluarga dan di masyarakat
2. Memberikan pelayanan preventif berupa skrining kesehatan jiwa untuk ibu, anak, usia produktif dan lanjut usia dengan
mempergunakan SRQ-20, SDQ, dan ASSIST.
3. Memilah hasil skrining (normal dan abnormal) dan tindak lanjutnya (memberikan KIE untuk hasil yang normal dan
merujuk jika ditemukan hasil abnormal)
4. Melakukan konseling awal bagi pasien yang diduga memiliki masalah kesehatan Jiwa
• Instrumen skrining kesehatan jiwa BUKAN merupakan alat untuk penegakan diagnosis penyakit/gangguan jiwa tertentu,
namun untuk membantu pasien memahami dan mengenali masalah yang mungkin sedang
dialami dan membantu petugas kesehatan menemukan indikasi akan adanya masalah kesehatan jiwa
secara dini.
Langkah-Langkah Penyelenggaraan Skrining
Memberikan penjelasan
singkat terkait skrining yang
akan dilakukan
Menyiapkan kuesioner (tujuan, asas kerahasiaan,
(Manual/aplikasi) instruksi pengisian) Interpretasi hasil
Skrining masalah kesehatan jiwa ditunda pada kondisi berikut (kriteria eksklusi):
• Pasien membutuhkan pelayanan gawat darurat
• Pasien sedang menderita atau kesakitan secara fisik
Instrumen Skrining Kesehatan Jiwa (1/3)
• Sasaran: anak & remaja usia 4-18 tahun
• Menggambarkan kondisi 6 bulan terakhir
• Berisi 25 pertanyaan dari 5 domain: Emosi (E), perilaku (C), hiperaktivitas (H), masalah hubungan teman sebaya (P), perilaku prososial (Pro)
• SDQ 4-10 th diisi orang tua/pengasuh
• SDQ 11-18 th dapat diisi sendiri atau melalui wawancara oleh nakes/non-nakes terlatih
• Dapat diberikan dalam bentuk kuesioner cetak atau elektronik (google form/aplikasi SIJIWA)
• Dilakukan minimal 1 tahun sekali
SDQ
Sumber:
Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Mental Emosional. Kementerian Kesehatan RI: 2021 Modul Pelatihan
Kesehatan Jiwa: Tenaga Kesehatan Terpadu Kesehatan Jiwa. Kementerian Kesehatan RI: 2022
Instrumen Skrining Kesehatan Jiwa (2/3)
• Sasaran: usia di atas 18 tahun
• Menggambarkan kondisi 30 hari terakhir
• Berisi 20 pertanyaan untuk mengetahui adanya masalah kesehatan jiwa seperti gejala depresi, gejala ansietas, gejala kognitif, gejala somatik, dan
gejala penurunan energi.
• Pertanyaan berkaitan dengan apa yang dialami individu, bukan terkait apa yang seharusnya dialami
• Dapat diisi sendiri atau melalui wawancara oleh nakes/non-nakes terlatih
• Dapat diberikan dalam bentuk kuesioner cetak atau elektronik (google form/aplikasi SIJIWA)
• Dilakukan minimal 1 tahun sekali
SRQ
Sumber:
Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Mental Emosional. Kementerian Kesehatan RI: 2021 Modul Pelatihan
Kesehatan Jiwa: Tenaga Kesehatan Terpadu Kesehatan Jiwa. Kementerian Kesehatan RI: 2022
Instrumen Skrining Kesehatan Jiwa (2/3)
Sumber:
Pedoman Manajemen Pencegahan dan Tatalaksana Gangguan Penyalahgunaan NAPZA. Kementerian Kesehatan RI: 2021
Buku Saku Deteksi Dini Penyalahgunaan NAPZA. Kementerian Kesehatan RI: 2022
Alur Skrining Kesehatan Jiwa
Sasaran:
Usia 4-10
Usia 11-18
Deteksi Dini
Sasaran:
Usia >18
SDQ SRQ-20
Fasyankes
Pemeriksaan lanjutan, Sasaran: Individu
wawancara psikiatrik dengan indikasi
Sumber:
Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Mental Emosional. Kementerian Kesehatan RI: 2021 Tautan KIE
Direktorat Kesehatan Jiwa: https://link.kemkes.go.id/mediaedukasikesehatanjiwa
KLASTER 4
PENANGGULANGAN
PENYAKIT MENULAR
Tim Pendamping ILP
Dinas Kesehatan Provinsi NTB
Tujuan: Upaya:
q Melindungi masyarakat dari penularan
penyakit
q Menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan Ketiga upaya tersebut dalam pelaksanaannya
kematian akibat penyakit menular; dan diintegrasikan dengan kegiatan klaster siklus hidup
q Mengurangi dampak sosial, budaya, dan (klaster 2 dan 3)
ekonomi akibat penyakit menular pada
individu, keluarga, dan masyarakat. q Pencegahan, untuk memutus mata rantai
penularan, perlindungan spesifik, pengendalian
Strategi : faktor risiko, perbaikan gizi masyarakat dan
Strategi penanggulangan penyakit menular upaya lain sesuai dengan ancaman penyakit
dilakukan melalui kegiatan: menula
1. promosi kesehatan; q Kewaspadaan Dini, merupakan kewaspadaan
2. surveilans kesehatan; terhadap penyakit menular serta faktor-faktor
3. pengendalian faktor risiko; yang mempengaruhinya
4. penemuan kasus;
q Respon, dilakukan melalui kegiatan penyelidikan
5. penanganan kasus;
6. pemberian kekebalan (imunisasi) epidemiologi, tatalaksana kasus, menerapkan status
7. pemberian obat pencegahan secara karantina, mengambil dan mengirim sampel,
massal. mencari informasi, laporan
1. Kholera 10. Avian Influenza
2. Pes H5N1 11.Antraks
3. DBD 12.Leptospirosis
PENYAKIT POTENSIAL KLB 4. Campa 13.Hepatitis
(PMK 1501/2010) k 14.Influenza A (H1N1)
5. Polio 15.Meningitis
6. Difteri 16.Yellow Fever
7. Pertusis 17.Chikungunya
8. Rabies
9. Malaria
Dan ditambah penyakit lainnya yang ditetapkan oleh
Menteri
PENGELOMPOKAN PENYAKIT MENULAR
Public Health Emergency of
Penyakit Berpotensi KLB/Wabah
International Concern
(SKDR)
Penyakit Dapat Dicegah (PHEIC);KKM
NEW-EMERGING 1. Diare Akut dengan Imunisasi (PD3I) 1. SARS CoV (2002)
DISEASES 2. H1N1 (2009)
2. Malaria Konfirmasi
1. Hanta Virus 1. Difteri 3. Mers CoV (2012)
3. Tersangka Demam Dengue
2. Ebola Virus 2. Pertusis 4. Polio (2014)
4. Pneumonia
3. Lassa 3. Tetanus/Tetanus 5. Ebola (2014)
5. Diare Berdarah atau Disentri
4. Marburg Virus Neonatorum 6. Zika (2016)
5. Monkeypox 6. Tersangka Demam Tifoid
4. Polio 7. Ebola (2019)
6. Nipah Virus 7. Sindrom Jaundice Akut
5. Campak Rubela 8. Sars CoV 2 – COVID19
7. West Nile Fever 8. Tersangka Chikungunya (2020)
6. Demam Tifoid
8. Yellow Fever 9. Tersangka Flu Burung 9. Monkeypox (2022)
7. Kolera
9. MERS CoV 10. Tersangka Campak
8. Yellow Fever
10. Legionella 11. Tersangka Difteri 9. Influensa PENYAKIT
11. SARS 12. Tersangka Pertusis 10. Meningitis 1.KARANTINA
Pes
12. Crimean Kongo Virus 13. AFP 11. Tuberculosis (TBC) 2. Kolera
13. SARS 14. Kasus Gigitam Hewan Penular Rabies 12. Hepatitis A dan E 3. Demam Kuning
15. Tersangka Antraks 13. Penyakit 4. Cacar
16. Tersangka Leptospirosis akibat 5. Typhus Bercak
Neglected Tropical Diseases 17. Tersangka Kolera Pneumokokus Wabahi
(NTD’s) 18. Klaster Penyakit Yang Tidak Lazim 14. Penyakit akibat 6. Louse Borne Relapsing
19. Tersangka Meningitis/Ensefalitis Rotavirus Fever
1. Chikungunya 15. Penyakit akibat HPV
2. Kusta 20. Tersangka Tetanus
3. Rabies Neonatorum
4. Schitosimiasis 21. Tersangka Tetanus
5. Filariasis 22. ILI
6. Frambusia 23. Tersangka Hand Foot Mouth
7. Leptospirosis Disease (HFMD)
24. Tersangka COVID-19
Alur Pelayanan Klaster Penanggulangan Penyakit Menular
Puskesmas*) PWS:
(rujukan dan Analisa Beban Penyakit meliputi morbiditas
pelaporan) dan cakupan pelayanan
Klaster 4
Penanggulangan Penularan Penyakit
Ya Verifikasi/ Penyelidikan
Ya Epidemiologi
Keterangan: Sinyal KLB
Penyakit Berpotensi KLB (< 24 jam)
*) Investigasi/pelacakan kontak
serumah dan kontak erat oleh Tidak Tidak
kader didampingi oleh nakes Penyakit Menular
(Penyakit dengan target Eliminasi/ Surveilans Respon KLB
**) Penemuan kasus aktif, Investigasi/pelacakan Eradikasi atau penyakit menular rutin (pengendalian faktor
kontak, pengawasan minum obat, pelacakan lainnya) risiko/lingkungan/ vektor)
kasus mangkir/putus berobat, pemantauan
faktor risiko, edukasi penyakit,
Target Eliminasi:
Campak, Rubella (eliminasi 2023)
2024: Kusta (global : 2030) Perlu Pemantauan
2025: Schistosomiasis Lanjutan
Tidak
2030: TBC, HIV, Sifilis, Malaria, Hepatitis B, Rabies,
Filariasis Ya
2040: Hepatitis C Kegiatan Kunjungan Rumah
(Nakes/Kader) **)
Siklus Pengendalian KLB
Reguler
• Epidemiologi
• Lab. Mikrobiologi (apabila
diperlukan)
Kejadi
an
PE/
I Respon Investigasi
Dini
Penanggula
C ngan
• Tatalaksana kasus
S • Disposal
• ORI
• Biosecurity dan
Biokontainment
• Pembatasan mobilitas
Darurat
Pelayanan Klaster 4 untuk Penanggulangan Penularan Penyakit
Delivery Unit
Sasaran
Masalah Layanan Kesehatan
Kesehatan Puskesmas Puskesmas Pembantu Posyandu Kunjungan Rumah
(Kecamatan) (Desa / Kelurahan) (Dusun / RT/RW) (Rumah / Masyarakat)
Penularan Penemuan kasus Penemuan kasus aktif dan pasif Penemuan kasus aktif dan Penemuan kasus aktif
penyakit pasif
MENULAR Survey kontak Survey kontak Survey kontak Survey kontak
- Manusia (investigasi/pelacakan (investigasi/pelacakan kontak) (investigasi/pelacakan (pelacakan kontak)
ke kontak) kontak)
manusia
- Melalui vektor Verifikasi/Penyelidikan Verifikasi/Penyelidikan epidemiologi Verifikasi/Penyelidikan
(nyamuk) epidemiologi epidemiologi
- Melalui hewan Respon KLB:
Respon KLB: Respon KLB: Respon KLB: Respon KLB:
• Pengendalian faktor • Pengendalian faktor risiko/ • Pengendalian faktor • Pemantauan dan • Pemantauan dan
risiko/ lingkungan/ lingkungan/ vektor dan binatang risiko/ lingkungan/ vektor pengendalian faktor pengendalian faktor
vektor dan pembawa penyakit dan binatang pembawa risiko/ lingkungan/ risiko/ lingkungan/
binatang pembawa penyakit vektor dan vektor dan
• Pengambilan specimen untuk
penyakit • Pengambilan specimen binatang pembawa binatang pembawa
• Pemeriksaan pemeriksaan laboratorium untuk penyakit
untuk pemeriksaan penyakit
laboratorium respon KLB dan surveilans laboratorium untuk
untuk • Pengiriman specimen ke lab dikirim ke puskesmas
respon KLB dan rujukan
surveilans
Pemberian Pengobatan Pemberian Pengobatan Pembagian obat, Pengawasan minum
masal/Profilaksis massal/Profilaksis pengawasan minum obat, obat, pemantauan efek
pemantauan samping pengobatan
kemajuan/efek samping dan pelacakan kasus
pengobatan mangkir/putus berobat
Edukasi penyakit menular Edukasi penyakit menular Edukasi penyakit menular Edukasi Edukasi
penyakit penyakit
menular menular
TUBERKULOSIS (TBC)
Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis
PENGOBATAN
PENULARAN
• Pengobatan TBC dilaksanakan sesuai dengan standar yang telah
Penularan TBC terjadi melalui udara. Sumber penularan adalah percikan dahak ditetapkan
pasien yang dahaknya mengandung kuman TBC.
• Prinsip pengobatan TBC adalah tepat waktu, tepat dosis, tepat cara
PENCEGAHAN
• Penyuluhan dan edukasi mengenai TBC
• Pelaksanaan KIE untuk berperilaku hidup bersih dan sehat untuk intervnensi
perubahan perilaku masyarakat
• TBC bisa menyerang semua orang tanpa terkecuali, baik dewasa ataupun
• Etika batuk
anak-anak, laki-laki ataupun perempuan.
• Vaksinasi BCG bagi bayi baru lahir
• TBC dapat disembuhkan apabila pasien patuh mengonsumsi obat sesuai
• Pemberian Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) pada kontak
dengan ketentuan
serumah semua usia, ODHIV, dan faktor risiko lain
• Peningkatan kualitas rumah pasien, perumahan, dan permukiman
• Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) TBC di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan dan ruang publik
MALARIA
• Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan • Parasit yang hidup dalam darah manusia sesuai jenisnya
oleh parasit malaria (Plasmodium sp) dapat bertahan di dalam hati
• Malaria ditularkan melalui gigitan nyamuk • Keberadaan parasit malaria di dalam tubuh
Anopheles betina yang mengandung plasmodium manusia hanya dapat diketahui melalui
malaria pemeriksaan darah malaria
• Plasmodium hidup dan berkembang biak dalam sel
darah manusia
• Lima jenis plasmodium penyebab malaria pada
manusia : • Malaria harus segera diketahui dan di obati untuk
1. P. vivax mencegah penularan infeksi
2. P. falciparum • Obat yang diberikan dapat membunuh parasit dan
3. P. malariae menghambat perkembangbiakannya
4. P. ovale • Penyakit malaria dapat menyerang semua orang baik laki-laki
5. P. knowlesi ataupun perempuan, pada semua golongan umur, dari bayi,
anak-anak sampai orang dewasa apapun jenis pekerjaannya
Alur Penemuan Kasus Malaria
Alur Pelayanan Malaria sesuai standar
Pasien datang dengan gejala klinis demam dalam 7 hari terakhir.
(dapat disertai nyeri kepala, mual, muntah, diare, nyeri otot dan pegal-
Melakukan anamnesis pegal)
Melakukan pemeriksaan Fisik seperti ukur TTV (Suhu, TD, Nadi, Pernafasan), Periksa Darah Malaria
Konjungtiva anemi, kaku kuduk (pada malaria cerebral), bibir sianosis dengan mikroskop u
dan/ataRDT
Hasil Positif
Memberikan terapi penatalaksanaan dan memantau pengobatan pasien Terapi sesuai
Etiologi
Memberikan konseling dan edukasi pada pasien dan keluarga pasien Malaria
HIV
• Infeksi HIV sampai sekarang belum ada obatnya, sehingga harus minum obat seumur hidup.
• Jika telah terdiagnosa HIV harus segera minum ARV, walau tanpa gejala dan masih stadium
awal
Sistem Kewaspadaan Dini dan
Respon Penyakit Potensial KLB
Surveilans Berbasis Indikator
Pelaporan SKDR dilakukan sejak dari puskesmas untuk memberikan kewaspadaan dini penyakit berpotensi wabah
Rumah Sakit
Dilakukan Verifikasi oleh Dinkes
SKDR
Dilakukan PE & pemeriksaan spesimen
oleh Dinkes dan Kemenkes
Laboratorium
Analisis dan interpretasi data menunjukkan
Kemenkes
jumlah konfirmasi dari suspect
Respon:
Pengobatan
Isolasi
Mandiri
Pencarian kasus tambahan/ kontak
erat
Surveilans Berbasis Kejadian (EBS)
Dilaporkan melalui web SKDR, telp/wa/email ke PHEOC, notifikasi dari jejaring surveilans global atau berasal
dari hasil media screening.
Contoh: KLB Difteri di Kab. X
Wabah
Penyelidikan Epidemiologi
kejadian berjangkitnya suatu suatu tindakan atau kegiatan
penyakit menular dalam penyelidikan atau survey yang
masyarakat yang jumlah bertujuan untuk mendapatkan
penderitanya meningkat secara gambaran terhadap masalah
nyata melebihi dari pada keadaan kesehatan atau penyakit secara lebih
yang lazim pada waktu dan daerah menyeluruh.
tertentu serta dapat menimbulkan
malapetaka.
Kriteria & Penetapan KLB dan Wabah
Peningkatan kejadian Peningkatan kejadian
Timbulnya suatu penyakit
kesakitan terus-menerus kesakitan dua kali atau
menular tertentu yang
selama 3 (tiga) kurun lebih dibandingkan dengan
sebelumnya tidak ada
waktu dalam jam, hari periode sebelumnya dalam
atau tidak dikenal pada kurun waktu jam, hari, atau
atau minggu berturut-
suatu daerah minggu menurut jenis
turut jenis penyakitnya.
penyakitnya.
Penularan Penemuan kasus aktif Penemuan Indek Kasus Penemuan Indek Kasus
penyakit
Kontak Investigasi Kontak Investigasi Kontak Investigasi
MENULR
- Manusia ke
manusia
Penyakit / Malaria Tuberculosis Diare Kondisi Neonatus Kurang Energi Kardiovaskuler Kanker
Gangguan Protein
Kesehatan
Proporsi lingkungan
yang menyebabkan 42% 17% 57% 11% 15% 31% 20%
penyakit
Intervensi lingkungan 1. Modifikasi lingkungan 1. Tingkat Meningkatkan 1. Mengurangi Meningkatkan 1. Modifikasi Modifikasi lingkungan
utama untuk mencegah dan manipulasi kepadatan rumah, akses air minum paparan ibu akses air dan lingkungan untuk rumah dan tempat
penyakit lingkungan untuk penjara dan rumah dan sanitasi yang terhadap asap sanitasi aman. mengurangi polusi kerja untuk mengurangi
mengurangi tempat sakit. aman serta sarana rokok bekas Kampanye udara yang risiko paparan polusi
perkembangbiaka n 2. Perbaikan kualitas dan membiasakan (terutama di perubahan bersumber dari asap udara dalam ruang
vektor. udara di rumah dan cuci tangan pakai rumah). perilaku higine. tembakau bekas, yang bersumber dari
2. Mengurangi kontak tempat kerja sabun. 2. Meningkatkan akses paparan timbal. asap tembakau bekas,
antara manusia dan (paparan air dan sanitasi di 2. Modifikasi radiasi pengion, radiasi
vektor penyakit penambang tempat melahirkan/ lingkungan UV, bahan kimia.
misalnya menyimpan terhadap silika, debu Fasyankes. pekerjaan yang
air minum di tempat batubara, asap membuat stres
yang tepat. tembakau bekas). kondisi kerja dan
pengaturan shift.
Sumber: Preventing disease through healthy environments A global assessment of the burden of disease from environmental risks, WHO, 2016
Catatan: penyakit yang ditampilkan berdasarkan prioritas transformasi kesehatan
Kegiatan Kesling terkait Upaya Penyehatan, Pengamanan & Pengendalian
Upaya Kegiatan
1 Penyehatan Surveilans
Pengumulan data yang sistematik dan terus menerus dapat melalui Konseling di
Air, udara, tanah, pangan, sarana & Puskesmas maupun pengamatan ke lapangan (Inspeksi Kesehatan Lingkungan).
bangunan
3 Pengendalian
Intervensi
Vektor & binatang pembawa penyakit KIE, Teknologi tepat guna, dan rekayasa lingkungan, serta pengendalian vektor dan
binatang pembawa penyakit
Terdapat lima program utama penyehatan lingkungan
Pendekatan intervensi dilakukan secara berjenjang dimulai dari keluarga
Internal
Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)
Eksternal
1. Permukiman (KK/Desa/Kelurahan)
2. Tempat dan Fasilitas Umum
a. FasilitasPendidikan
b. Pasar dan Pusat Perbelanjaan
c. Tempat Ibadah
d. Sarana transportasi darat, laut, udara dan kereta api
e. Stasiun dan terminal
f. Pelabuhan, Bandar Udara dan Pos Lintas Batas Darat Negara
g. Hotel
h. Sarana Olahraga
3. Tempat Pengolahan Pangan (RM,Restoran, Sentra Pangan Jajanan,
Depot Air Minum, Gerai pangan jajanan keliling)
Alur Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas
R. ADMINIS Ka.
R. LAB GUDANG DAPUR R.RAPAT
TRASI PUSKESMAS
RUANG
R. KIA/KB &
STERILISASI
IMUNISASI
KM/WC
RUANG
KES.GIMUL KM/WC
PASIEN KLIEN
R. PERIKSA R. PERSALINAN
UMUM
RUANG R. TINDAKAN
FARMASI
PINTU MASUK/KELUAR
PUSKESMAS
3 Pemantauan Inspeksi Faktor resiko Kesehatan lingkungan Minimal 1 Tahun sekali E satu
kesling di Fasyankes
Luar Gedung
1. Inspeksi Kesehatan Rumah, sumber air, sekolah, dll Setiap hari (kesepakatan Register manual
Lingkungan (IKL) tindak (berdasarkan hasil konseling) waktu dengan pasien/
lanjut konseling klien)
2. Inspeksi Kesehatan 1. TFU (sekolah, pasar, tempat ibadah, Minimal setahun sekali 1. E Monev: https://e-satu.kemkes.go.id/
Lingkungan (IKL) bioskop, tempat rekreasi, hotel, dll) untuk masing-masing 2. E Monev: https://tpm.kemkes.go.id/kesling- web/
program rutin 2. TPP (rumah makan/ restoran, jasa lokus
boga, depot air minum (DAM),
makanan jajanan)
Pilar 1:
Pilar 2: Pilar 3: Pilar 4: Pilar 5:
Stop Buang Air
Cuci Tangan Pangan Aman Pengelolaan Pengelolaan
Besar
Pakai Sabun Sehat Sampah RT Limbah Cair RT
Sembarangan
Komponen STBM:
1. Perubahan Perilaku
2. Peningkatan akses sanitasi yang berkelanjutan
3. Dukungan institusi kepada masyarakat
PELAYANAN
LINTAS KLASTER
Tim Pendamping ILP
Dinas Kesehatan Provinsi NTB
1
Konsep Pelayanan Kegawatdaruratan
Pelayanan
Kegawatdaruratan
tindakan medis yang
dibutuhkan oleh pasien
gawat darurat dalam
Pelayanan waktu segera untuk
Kegawatdaruratan menyelamatkan nyawa dan
pencegahan kecacatan.
Pasien Gawat Darurat orang
yang berada dalam ancaman
kematian dan Kecacatan yang
memerlukan tindakan medis
segera.
Permenkes nomor 47 tahun 2018 tentang Pelayanan
Kegawatdaruratan
Kriteria Pelayanan Kegawatdaruratan
Pelayanan
Kegawatdaruratan Apakah
Ya
Tatalaksana
Ya
Penanganan Tatalaksana
Kasus Gawat IGD/RB definitif dapat
sesuai kasus
Darurat? diberikan?
Tidak Tidak
Pencatatan dalam
Pelayanan Rujuk FKRTL Sistem Informasi
Sesuai Klaster
Puskesmas
Pelayanan
Rawat Inap Puskesmas Rawat Inap
Puskesmas yang diberi tambahan
sumber daya sesuai pertimbangan
kebutuhan pelayanan kesehatan
untuk menyelenggarakan rawat inap
pada pelayanan persalinan normal
dan pelayanan rawat inap pelayanan
kesehatan lainnya.
Ya Ya
Apakah Dapat diberikan
Perawatan Tatalaksana
Pasien Perlu tatalaksana
Pelayanan ranap?
Rawat Inap
secara tuntas?
sesuai kasus
Pencatatan dalam
Perawatan Rujuk FKRTL Sistem Informasi
Rawat Jalan
Puskesmas
Ditemukan kasus penyakit menular di klaster 2 dan 3 Perencanan, pelaksanaan , monev serta
pencatatan pelaporan dikoordinasikan
dengan klaster 1 (klaster manajemen)
Klaster 4 ( Penanggulangan penyakit menular )
Tindak lanjut : Pencegahan, Kewaspadaan dini dan Respon ( Surveilans Pasif dan Aktif)
Peran pelayanan Labkesmas dalam integrasi layanan primer
Peningkatan deteksi dini pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular, penyakit menular serta
faktor risiko kesehatan lingkungan, vektor dan binatang pembawa penyakit serta peningkatan kesehatan
masyarakat
Pasien berkunjung ke
Puskesmas di Klaster 2
atau 3
Alur Pelayanan
Labkesmas tk 1 Apakah Pasien Ya
Pemeriksaan
Dapat diberikan
pelayanan
Tidak
Perlu periksa Dokter pemeriksa
( Spesimen klinis ) laboratorium ? laboratorium laboratorium di
Puskesmas?
Ya Rujuk
Tidak pemeriksaaan
laboratorium sesuai
Lanjut sesuai alur rekomendasi
layanan ILP sesuai
klaster
Kembali ke dr
pemeriksa klaster
penatalaksanaan
Peran pelayanan Labkesmas dalam integrasi layanan primer
Peningkatan deteksi dini pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular, penyakit menular serta
faktor risiko kesehatan lingkungan, vektor dan binatang pembawa penyakit serta peningkatan kesehatan
masyarakat
Alur Pelayanan
Labkesmas Tk 1 Petugas klaster 4
menindaklanjuti
laporan dari klaster 2
dan 3 untuk kasus
penyakit menular
Surveilans aktif dan pasif
a. Sampel Vektor , Sampel vektor, BPP dan
Binatang Pembawa lingkungan
Dapat dilakukan
Pengambilan sampel
Penyakit dan vektor, Binatang
pemeriksaan di pemeriksaaan laboratorium
sesuai standar
laboratorium Ya
Lingkungan pembawa penyakit dan
Lingkungan
Puskesmas?
b. Sampel manusia
Pencatatan dan pelaporan
Penyelidikan hasil pemeriksaan termasuk
Tidak bila ada kasus KLB/ wabah
epidemiologi /
contact tracing
Penanggungjawab
laboratorium Penanggungjawab laboratorium
Sampel
manusia
Kasus tersangka
KLB/ Wabah Rujuk Kepala Puskesmas
Skrining 14 Penyakit di Labkesmas Tk 1 (Puskesmas)
PENYAKIT PARAMETER TINGKAT 1 PENYAKIT PARAMETER TINGKAT 1 PENYAKIT PARAMETER TINGKAT 1
Penjaminan
Mutu : Posyandu 14 KANKER USUS DARAH - Layanan :
SAMAR TINJA Darah samar tinja
Alat : Alat :
PoCT Hb Hematologi
analyzer - Alat :
Mikroskop
LINTAS KLASTER
PELAYANAN KEFARMASIAN
PELAYANAN KEFARMASIAN
+
Pengelolaan
Pengelolaan Sediaan Pelayanan Farmasi
Pelayanan
Sediaan Farmasi Public health
Farmasi dan BMHP KlinisKlinis
Farmasi
dan BMHP
D I D U K U N G OL E H
Pencatatan,
Pemantauan
Pelaporan
dan Evaluasi
dan
Pengelolaan
Pengarsipan
Pelayanan Farmasi Klinis
Pengkajian resep, penyerahan Obat, dan pemberian
informasi Obat
Konseling