Anda di halaman 1dari 7

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga Makalah Orde Lama ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa
shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya,
sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Makalah yang berjudul Orde Lama ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan
sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang
akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat
dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan
Makalah Kelompok Sosial ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti
milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Kelompok Sosial ini dapat bermanfaat bagi kita
semuanya.

Lenggadai Hulu, Juli 2023

Penyusun

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Berakhirnya kekuasaan pemerintahan Orde Lama tahun 1967, diawali dengan
dikeluarkannya Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) tahun 1966 dengan Ketetapan MPRS No.
IX/MPRS/1966, yang ditetapkan di Jakarta pada tanggal 21 Juni 1966. Keluarnya ketetapan
MPRS tersebut akibat terjadinya peristiwa Gerakan 30 September 1965 (Gestapu, Gestok, atau
G 30 S / PKI), yaitu aksi kudeta Partai Komunis Indonesia (PKI) yang menculik dan membunuh
beberapa perwira TNI AD. Menurut A. Mukti Ali lahirnya Surat Perintah 11 Maret
(Supersemar) tahun 1966 merupakan salah satu tonggak dalam proses lahirnya Masa Orde
Baruyang didahului suatu peristiwa pengkhianatan terhadap bangsa dan negara oleh estapu 30 S/
PKI, yang menghendaki hilangnya Pancasila dari persada Indonesia terutama Sila Ketuhanan
Yang Maha Esa hendak digantikan dengan ajaran anti Tuhan (atheisme). Dalam perkembangan
perjuangan Bangsa dan Negara Indpngesia,
Supersemar membuka era baru dalam Sejarah Indonesia. 1 Pada tanggal 12 Maret 1967
MPRS mencabut mandat Presiden Soekarno sebagaimana ditetapkan pada Ketetapan MPRS.
No. XXXIII/MPRS/1967, tentang Pencabutan Kekuasaan Pemerintahan negara dari Presiden
Soekarno. Karena dipandang tidak dapat menjalankan Haluan Negara dan putusan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS), sebagaimana layaknya kewajiban seorang
Mandataris MPRS, kemudian Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS)
memutuskan mengangkat Jenderal Soeharto, pengemban Ketetapan MPRS No. IX/MPRS/1966
sebagai pejabat Presiden Republi Indonesia. 2 Gagalnya pemberontakan gerakan G-30-S/ PKI
tahun 1965 pemerintahan transisi sebagai cikal bakal Orde Barumenunjukan perhatian yang
besar terhadappendidikan agama Islam yang sangat menentang paham komunisme sehingga
bangsa Indonesia akan terhimdar dari pengaruh paham komunisme yang atheis. Dalam
merespons perintiwa G-30 –S/ PKI maka direalisasikan pada sidang umum MPRS tahun 1966,
yang melahirkan ketetapan MPRS. No. XXVII/MPRS/ 1966, tentang Agama, Pendidikan, dan
Kebudayaan.
Pengembangan kelembagaan, kurikulum, manajemen pengelolaan, dan sumber daya
manusia. 4 Pada masa awal-awal Orde Baru integrasi pendidikan Islam dan pendidikan umum
dilakukan melalui dua cara: Pertama, dengan cara okasional, yaitu dengan menghubungkan
bagian dari satu pelajaran dengan bagian pelajaran lain bila ada kesempatan yang sesuai dan
baik.

1.1 Rumusan Masalah


a) Bagaimana pelaksanaan Sistem Politik Orde Lama?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pelaksanaan Sistem Politik Orde Lama


Pemerintahan pada Masa Orde Lama Orde Lama adalah sebutan bagi masa pemerinahan
Presiden Soekarno di Indonesia. Orde Lama berlangsung dari tahun 1945 hingga 1965. Dalam
jangka waktu tersebut, Indonesia menggunakan bergantian sistem ekonomi liberal dan sistem
ekonomi komando. Presiden Soekarno di gulingkan waktu Indonesia menggunakan sistem
ekonomi komando. Pada 18 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
melantik Soekarno sebagai Presiden dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden dengan
menggunakan konstitusi yang dirancang beberapa hari sebelumnya.
Kemudian dibentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sebagai parlemen
sementara hingga pemilu dapat dilaksanakan. Kelompok ini mendeklarasikan pemerintahan baru
pada 31 Agustus dan menghendaki Republik Indonesia yang terdiri dari 8 provinsi: Sumatra,
Kalimantan (tidak termasuk wilayah Sabah, Sarawak dan Brunei), Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Sulawesi, Maluku (termasuk Papua) dan Nusa Tenggara.
Secara umum, hubungan Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden dengan Soekarno
sebagai Presiden, sangat dinamis, bahkan kadang-kadang terjadi gejolak. Konflik ini mencapai
puncaknya. Setelah pemilihan umum 1955, Presiden Soekarno mengajukan konsep Demokrasi
Terpimpin pada tanggal 21 Februari 1957 di hadapan para pemimpin partai dan tokoh
masyarakat di Istana Merdeka. Presiden Soekarno
mengemukakan Konsepsi Presiden, yang pada pokoknya berisi:

a. Sistem Demokrasi Parlementer secara Barat, tidak sesuai dengan kepribadian Indonesia,
oleh karena itu harus diganti dengan Demokrasi Terpimpin.

b. Untuk pelaksanaan Demokrasi Terpimpin perlu dibentuk suatu kabinet gotong royong yang
angotanya terdiri dari semua partai dan organisasi berdasarkan perimbangan kekuatan yang
ada dalam masyarakat.

c. Pembentukan Dewan Nasional yang terdiri dari golongan-golongan fungsional dalam


masyarakat

2.1.1 Demokrasi Liberal (1950 – 1959)


Dalam proses pengakuan kedaulatan dan pembentukan kelengkapan negara, ditetapkan
pula sistem demokrasi yang dipakai yaitu sistem demokrasi liberal. Dalam sistem demokrasi ini
presiden hanya bertindak sebagai kepala negara. Presiden hanya berhak mengatur formatur
pembentukan kabinet. Oleh karena itu, tanggung jawab pemerintah ada pada kabinet. Presiden

2
tidak boleh bertindak sewenang-wenang. Adapun kepala pemerintahan dipegang oleh perdana
menteri. Dalam sistem demokrasi ini, partai-partai besar seperti Masyumi, PNI, dan PKI
mempunyai partisipasi yang besar dalam pemerintahan. Dibentuklah kabinet- kabinet yang
bertanggung jawab kepada parlemen (Dewan Perwakilan Rakyat) yang merupakan kekuatan-
kekuatan partai besar berdasarkan UUDS 1950. Setiap kabinet yang berkuasa harus mendapat
dukungan mayoritas dalam parlemen (DPR pusat).
Bila mayoritas dalam parlemen tidak mendukung kabinet, maka kabinet harus
mengemblikan mandat kepada presiden. Setelah itu, dibentuklah kabinet baru untuk
mengendalikan pemerintahan selanjutnya. Dengan demikian satu
ciri penting dalam penerapan sistem Demokrasi Liberal di negara kita adalah silih bergantinya
kabinet yang menjalankan pemerintahan. Kabinet yang pertama kali terbentuk pada tanggal 6
september 1950 adalah kabinet Natsir. Sebagai formatur ditunjuk Mohammad Natsir sebagai
ketua Masyumi yang menjadi partai politik terbesar saat itu. Program kerja Kabinet Natsir pada
masa pemerintahannya secara garis besar sebagai berikut;

a. Menyelenggarakan pemilu untuk konstituante dalam waktu singkat.


b. Memajukan perekonomian, keeshatan dan kecerdasan rakyat.
c. Menyempurnakan organisasi pemerintahan dan militer.
d. Memperjuangkan soal Irian Barat tahun 1950.
e. Memulihkan keamanan dan ketertiban.

Pada masa Demokrasi Liberal ini juga berhasil menyelenggarakan pemilu I yang
dilakukan pada 29 september 1955 dengan agenda pemilihan 272 anggota DPR yang di lantik
pada 20 Maret 1956. Pemilu pertama tersebut juga telah berhasil badan konstituante (sidang
pembuat UUD). Selanjutnya badan konstituante memiliki tugas untuk merumuskan UUD baru.
Dalam badan konstituante sendiri, terdiri berbagai macam partai, dengan dominasi partai-partai
besar seperti NU, PKI, Masyumi dan PNI. Dari nama lembaga tersebut dapatlah diketahui
bahwa lembaga tersebut bertugas untuk menyusun konstitusi. Konstituante melaksanakan
tugasnya ditengah konflik berkepanjangan yang muncul diantara pejabat militer, pergolakan
daerah melawan pusat dan kondisi ekonomi tak menentu. Demokrasi liberal pada masa itu telah
dinilai gagal dalam menjamin stabilitas politik. Ketegangan politik demokrasi liberal atau
parlementer disebabkan hal-hal sebagai berikut:
1. Dominannya politik aliran maksudnya partai politik yang sangat mementingkan kelompok
atau alirannya sendiri dari pada mengutamakan kepentingan bangsa.
2. Landasan sosial ekonomi rakyat yang masih rendah.
3. Tidak mampunyai para anggota konstituante bersidang dalam menentukan dasar negara.
4. Presiden sukarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang berisi 3 keputusan yaitu:

3
1. Menetapkan pembubaran konstituante.
2. Menetapkan UUD 1945 berlaku kembali sebagai konstitusi negara dan tidak berlakunya
UUDS 1950.
3. Pembentukan MPRS dan DPRS

2.2.2 Demokrasi Terpimpin (1959 – 1965)


Kekacauan terus menerus dalam kesatuan negara Republik Indonesia yang disebabkan
oleh begitu banyaknya pertentangan terjadi dalam sistem kenegaraan ketika diberlakukannya
sistem demokrasi liberal. Pergantian dan berbagai respon dari dari daerah dalam kurun waktu
tersebut memaksa untuk dilakukannya revisi terhadap sistem pemerintahan. Ir. Soekarno selaku
presiden memperkenalkan konsep kepemimpinan baru yang dinamakan demokrasi terpimpin.
Tonggak bersejarah di berlakukannya sistem demokrasi terpimpin adalah dikeluarkannya Dekrit
Presiden 5 Juli 1959. Peristiwa tersebut mengubah tatanan kenegaraan yang telah terbentuk
sebelumya. Satu hal pokok yang membedakan antara sistem Demokrasi Liberal dan Demokrasi
Terpimpin adalah kekuasaan Presiden. Dalam Demokrasi Liberal, parlemen memiliki
kewenangan yang terbesar terhadap pemerintahan dan pengambilan keputusan negara.
Sebaliknya, dalam sistem Demokrasi Terpimpin presiden memiliki kekuasaan hampir seluruh
bidang pemerintahan. Dengan diberlakukannya Dekrit Presiden 1959 terjadi pergantian kabinet
dari Kabinet Karya (pimpinan Ir. Djuanda) yang dibubarkan pada 10 juli 1959 dan digantikan
dengan pembentukan Kabinet Kerja yang dipimpin oleh Ir. Soekarno sebagai perdana menteri
dan Ir. Djuanda sebagai menteri pertama.
Kabinet ini yang memiliki program khusus yang berhubungan dengan masalah
keamanan, sandang pangan, dan pembebasan Irian Barat. Pergantian institusi pemerintahan
anatara lain di MPR (pembentukan MPRS), pemebntukan DPR-GR dan pembentukan DPA.
Perkembangan dalam sistem pemerintahan selanjutnya adalah pernetapan GBHN pertama.
Pidato Presiden pada acara upacara bendera tanggal 17 agustus 1959 berjudul” Penemuan
Kembali Revolusi Kita” dinamakan Manifestasi Politik Republik Indonesia (Manipol), yang
berintikan USDEK (UUD 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Kepribadian
Indonesia). Institusi negara selanjutnya adalah mengitegrasikan sejumlah badan eksekutif
seperti MPRS, DPRS, DPA, Depernas, dan Front Nasional dengan tugas sebgai menteri dan ikut
serta dalam sidang-sidang kabinet tertentu yang selanjutnya ikut merumuskan kebijaksanaan
pemerintahan dalam lembaga masing-masing. Menurut Ketepan MPRS no. XVIII/MPRS /1965
demokrasi trepimpin adalah kerakyatan yang dipimpn oleh hikmat kebijaksamaan dalam
permusyawaratan/perwakilan. Pelaksanaan masa Demokrasi Terpimpin:

a. Kebebasan partai dibatasi


b. Presiden cenderung berkuasa mutlak sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan
c. Pemerintah berusaha menata kehidupan politik sesuai dengan UUD 1945
d. Dibentuk lembaga-lembaga negara antara lain MPRS, DPAS, DPRGR dan Front Nasional.

4
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Orde Lama berlangsung dari tahun 1945 hingga 1965 dibawah pemerintahan Ir.
Soekarno. System pemerintahan yang dianut adalah demokrasi liberal dan demokrasi terpimpin.
Yang menarik adalah pembangunan politik lebih di utamakan daripada pembangunan ekonomi
pada masa orde lama. Orde lama membentuk badan – badan negara dengan menyesuaikan
fungsinya. Namun dalam proses pasca pembentukan fungsi masing-masingnya belum maksimal,
badan eksekutif masih lebih mendominasi. Penekanan pada pembangunan politik membuat
munculnya berbagai macam ideology politik yang kemudian ideologi-ideologi tersebut
berkompetisi dengan ketat. Pembangunan politik yang ada pada orde lama menimbulkan
beberapa dampak bagi masyarakat Indonesia, salah satu peristiwa penting orde lama adalah
adanya G30S PKI, dikeluarkannya dekrit Presiden, SUPERSEMAR, dan konflik-konflik yang
lain
Orde Lama berlangsung dari tahun 1945 hingga 1965 dibawah pemerintahan Ir.
Soekarno. System pemerintahan yang dianut adalah demokrasi liberal dan demokrasi terpimpin.
Yang menarik adalah pembangunan politik lebih di utamakan daripada pembangunan ekonomi
pada masa orde lama. Orde lama membentuk badan – badan negara dengan menyesuaikan
fungsinya. Namun dalam proses pasca pembentukan fungsi masing-masingnya belum maksimal,
badan eksekutif masih lebih mendominasi. Penekanan pada pembangunan politik membuat
munculnya berbagai macam ideology politik yang kemudian ideologi-ideologi tersebut
berkompetisi dengan ketat. Pembangunan politik yang ada pada orde lama menimbulkan
beberapa dampak bagi masyarakat Indonesia, salah satu peristiwa penting orde lama adalah
adanya G30S PKI, dikeluarkannya dekrit Presiden, SUPERSEMAR, dan konflik-konflik yang
lain.

5
DAFTAR PUSTAKA

http://deppoyaryani.blogspot.co.id/2014/05/orde-lama-dengan-dinamikanya-dan-g30s.html
http://www.slideshare.net/ayuyayayuya/sejarah-38062511
http://idzulafrianto.blogspot.co.id/2013/01/perbandingan-politik-politik.html
https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20100817002240AAf1iDm
https://docs.google.com/document/d/1dW4Iya1EVViZUgR896GaiFmqlf2XtevAGTjV24IA0
SA/edit?pli=

Anda mungkin juga menyukai