Anda di halaman 1dari 2

Assalamu’alaikum Wr.

Wb

Eka Setya C, Amalia Iman Sari , Dayuh Anggun, Lidia Atika, Natalia Indah

Tema :

Pemanfaatan Media Sosial Instagram Sebagai Edukasi Penggunaan Obat Selama Bulan Ramadhan

Selama bulan puasa Ramadhan ini, mayoritas kita yg umat muslim akan berpuasa dengan
menahan makan dan minum berkisar antara 11 – 18 jam setiap hari (tergantung kondisi
wilayah). Dalam menjalani puasa Ramadhan, tentunya setiap orang mempunyai kondisi
medis yang berbeda-beda, sehingga hal ini akan mempengaruhi perubahan pola waktu makan
dan minum. Demikian juga dengan waktu pada pemberian obat harus disesuaikan. Nah, pada
bulan Ramadhan ini, banyak orang yang masih bingung bagaimana sih cara penggunaan obat
yang baik dan benar. Oleh karena itu ini menjadi upaya penting untuk memberikan informasi
kepada masyarakat tentang penggunaan obat selama bulan Ramadhan.

(Karena adakalanya pas puasa kita tiba2 sakit dan harus minum obat, padahal kan niatnya
sudah kenceng gitu kan yaa buat puasa. Lalu, yang sering banget terjadi kaya mitos kalau
sedang memakai obat bisa batalin puasa , nah padahal obat yang digunakan obat tetes mata..
ini bagaimana yaa ? Berdasarkan kesepakatan ahli medis dan agama, artikel
Recommendations of the 9th Fiqh-Medical Seminar on“An Islamic View of Certain
Contemporary Medical Issues, menyatakan bahwa ternyata tidak semua semua penggunaan
obat itu membatalkan puasa, yaitu obat-obat yang bentuk sediaannya tidak untuk diminum
melalui mulut dan saluran cerna. Contoh obat tetes mata, pemakaian suppositoria dan
beberapa jenis obat lain.

Selain itu juga, untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat-obatan selama
bulan Ramadhan, Salah satu nya pasien dengan penyakit DM atau yang sering kita kenal dengan
kencing manis. Dikarenakan penyakit diabetes meningkat pesat dalam beberapa dekade terakhir.
Data International Diabetes Federation tahun 2019 sebanyak 463 juta penduduk dunia usia 20-79
tahun menderita DM, dannn diprediksi cenderung meningkat menjadi 700 juta di tahun 2045.
Prevalensi penderita DM mayoritas dari negara berkembang (Indonesia) dan negara sedang
berkembang dengan rasio 79%, dan total pasien DM di Indonesia 10,68 juta (International Diabetes
Federation, 2020). Data Riskesdas tahun 2018 mengalami kenaikan prevalensi pasien DM tipe 2
sebesar 0,5% dibandingkan tahun 2013 (Kemenkes RI, 2019).

Oleh karena nya pasien yang mengkonsumsi obat-obatan untuk penyakit ini harus diminum secara
teratur dan rutin, agar kadar gula darah dapat terkontrol dan stabil.
1. Gambar gagal ginjal normal dan abnormal
2. Peilonefritis, obstruktif, lesi helediter, glomerulus.. obstruktif uranius, penyakit ginjal
polikiniits
3. Penjelasan patof pada gambar
4. Penjelasan dari beberapa resiko faktor resiko, sehingga harus dijelasaknan masing-masing,
dan penjelasan proteinuria , selain HT, yaitu merokok, obesitas, DM
5. Proteinuria yang berbusa dijelaskan
6. Terapi farmakologi , kurang menyebutkan obat2 lain mekanisme obat dari masing2 obat
7. Ditambah obat furosemide untuk CKD , obat amlodipine untuk HT
8. Ditambah obat pada masing2 macam2 obat untuk per penyakit pengobatan
9. Bahasa Plan per penyakit lalu point-point , diberikan dosis, berapa kali digunakan untuk
obat harus jelas berpa dosi yang digunakan
10.
11.

Anda mungkin juga menyukai