Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KESETIMBANGAN KIMIA

KIMIA FISIKA

Disusun oleh :

1. Risa Utami
2. Uli Nurhalizah
3. Wildan Kurniawan

Instruktur : Meilianti, S.T., M.T.

Kelas : 1 KD

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Program Studi D-III Teknik Kimia
Tahun Akademik 2019-2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami persembahkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kimia fisika

yang berjudul “Kesetimbangan Kimia” tepat pada waktu yang telah di tentukan.

Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada Ibu Meilianti, S.T., M.T.

selaku dosen mata kuliah kimia fisika yang telah membimbing kami

menyelesaikan tugas ini.

Mohon maaf jika terdapat kesalahan yang tidak disengaja. Penyusun

berharap, makalah kesetimbangan kimia ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan

penulis.

Palembang, September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul...........................................................................................................

Kata Pengantar...........................................................................................................

Daftar Isi....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang...........................................................................................

I.2. Tujuan..............................................................................................

BAB II ISI

2.1 Definisi Kesetimbangan Kimia .........................................................

2.2 Kesetimbangan Homogen dan Kesetimbangan Heterogen ..................

2.3 Menghitung Suatu Reaksi Kesetimbangan Kimia .............................

2.4 Penerapan Reaksi Kesetimbangan di Industri ..................................

2.5 Faktor yang mempengaruhi Kesetimbangan Kimia .........................

2.6 Pengaruh Temperatur Terhadap Kesetimbangan dengan menggunakan

Perhitungan.....................................................................................

. BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ..................................................................................

3.2 Saran ...........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
Pendahuluan

I.1. Latar Belakang

Taukah kalian bahwa proses penguapan air dari permukaan bumi dengan

proses turunnya air hujan merupakan salah satu contoh kesetimba uy i7 12Angan

dinamis? Dikatakan kesetimbangan dinamis jika dalam kurun waktu tertentu

jumlah air yang menguap dari permukaan bumi sama dengan jumlah air yang

turun ke permukaan bumi. Hal inilah yang disebut setimbang. Bagaimana jika

tidak terjadi kesetimbangan terhadap musim di bumi ini? Tentu hal ini akan

mengakibatkan bencana bagi penduduk bumi bukan?

Keadaan setimbang adalah suatu keadaan dimana konsentrasi seluruh zat

tidak lagi mengalami perubahan, sebab zat-zat diruas kanan terbentuk dan terurai

kembali dengan kecepatan yang sama. Keadaan kesetimbangan ini bersifat

dinamis, artinya reaksi terus berlangsung dalam dua arah dengan kecepatan yang

sama dan juga karena laju pembentukan zat ke ruas kanan sama dengan laju

pembentukan zat ke ruas kiri, maka pada keadaan setimbang jumlah masing-

masing zat tidak lagi berubah, sehingga reaksi tersebut telah dianggap selesai.
Konsep yang perlu dipahami dalam mempelajari kesetimbangan kimia ini

adalah bahwa kesetimbangan kimia ini adalah reaksi bolah balik yang mana

memiliki laju yang sama, oleh sebab itu kesetimbangan kimia ini adalah bagian

dari keseimbangan kimia dinamis karena yang memiliki laju hanyalah sesuatu

yang bergerak,bukan statis.

I.2. Tujuan

Dalam mempelajari kesetimbangan kimia ini tidaklah sulit, melainkan

hanya harus memiliki ketelitian yang tinggi, oleh sebab itu makalah ini dibuat

agar kita dapat mengerti masalah konsep atau prinsip dasar tentang kesetimbangan

kimia itu sendiri. Selain itu tujuan dari makalah ini dibuat adalah untuk membantu

mahasiswa dalam mengerti bagaimana menghitung kesetimbangan kimia dan

mengetahui prinsip dasar kesetimbangan kimia.


BAB II

ISI

2.1 Definisi Kesetimbangan Kimia

Kesetimbangan adalah suatu keadaan di mana tidak ada perubahan yang

terlihat seiring berjalannya waktu. Kesetimbangan kimia merupakan reaksi bolak-

balik yang mana laju reaksi reaktan dan produk sama dan kosentrasi keduanya

tetap. Lambang yang digunakan pada reaksi kesetimbangan adalah

Keadaan kesetimbangan kimia diperlihatkan pada contoh di bawah ini :

CO2(g)+H2O(l) H2CO3(aq)

H2CO3(aq) HCO3-+H+(q)

Contoh diatas merupakan contoh kesetimbangan dari pengaturan pH darah.

Apabila darah bersifat basa, jumlah ion H+ akan berkurang karena diikat oleh ion

OH- dari basa sehingga kesetimbangan bergeser kearah kanan. Jika darah bersifat

asam, maka jumlah ion H+ akan bertambah maka kesetimbangan akan bergeser

kearah kiri.

Jika suatu kimia telah mencapai keadaan kesetimbangan maka konsentrasi

reaktan dan produk menjadi konstan sehingga tidak ada perubahan yang teramati

dalam sistem. Meskipun demikian, aktivitas molekul tetap berjalan, molekul-


molekul reaktan berubah menjadi produk secara terus-menerus sambil molekul-

molekul produk berubah menjadi reaktan kembali dengan kecepatan yang sama.

Sedikit sekali reaksi kimia yang berjalan kesatu arah saja, kebanyakan

adalah reaksi dapat balik. Pada awal reaksi dapat balik,reaksi berjalan kearah

pembentukan produk. Sesaat setelah produk tersebut, pembentukan reaktan

produk juga mulai berjalan. Jika kecepatan reaksi maju dan reaksi balik adalah

sama dan dikatakan bahwa kesetimbangan kimia telah ducapai. Harus diingat

bahwa kesetimbangan kimia melibatkan beberapa zat yang berbeda sebagai

reaktan dan produk.

Jadi kesetimbangan reaksi disebut juga dengan kesetimbangan dinamis.

Kesetimbangan dinamis adalah suatu reaksi bolak-balik di saat kondisi

konstentrasi tetap tetapi sebenarnya tetap terjadi reaksi secara terus-menerus.

Kesetimbangan dinamis tidak terjadi secara mikrokopis (partikel zat).

Suatu reaksi disebut setimbang jika memiliki ciri-ciri, hanya terjadi pada

wadah tertutup pada suhu dan tekanan yang tetap, reaksinya berlangsung terus-

menerus(dinamis) dalam dua arah yang berlawanan, laju reaksi maju(ke kanan)

sama dengan laju reaksi balik(ke kiri), semua komponen yang terlibat dalam

reaksi tetap ada,tidak terjadi perubahan yang sifatnya dapat di ukur maupun di

amati.
Berikut adalah grafik kesetimbangan :

2.2 Kesetimbangan Homogen dan Kesetimbangan Heterogen

A. Kesetimbangan Homogen

Reaksi kesetimbangan homogen merupakan reaksi kesetimbangan dengan

komponen reaksi berfase sama dapat berupa sistem gas atau larutan. Pada

kesetimbangan homogen, antara zat reaktan dan produk memiliki fasa yang sama.

Contoh :

a. Fasa Gas :

2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g)

N2(g)+3H2(g) 2NH3(g)

b. Fasa Larutan :

NH4OH(aq) NH4+(aq)+OH-(aq)

CH3COOH(aq) CH3COOH-(aq)+H-(aq)
B. Kesetimbangan Heterogen

Reaksi kesetimbangan heterogen merupakan reaksi dengan komponen

reaksinya terdiri dari fase yang berbeda dapat dua atau lebih fase yang berbeda.

Pada kesetimbangan heterogen, antara zat reaktan dan produk memiliki fasa yang

berbeda.

a. Fasa Padat-Gas

CaCO3(s) CaO(s)+CO2

b. Fasa Padat-Larutan

BaSO4(s) Ba2+(aq)+SO42-(aq)

c. Fasa Larutan-Padat-Gas

Ca(HCO3)2(aq) CaCO3(s)+H2O(l)+CO2(g)

2.3 Menghitung Suatu Reaksi Kesetimbangan Kimia

Untuk persamaan reaksi reversibel yang berada dalam kesetimbangan pada

temperatur tertentu berikut,

aA + bB ⇌ cC +dD

konstanta kesetimbangan (K) dapat dinyatakan sebagai rasio dari perkalian


konsentrasi reaktan-reaktan dibagi perkalian konsentrasi produk-produk, di mana
konsentrasi dari masing-masing substansi dipangkatkan
koefisien stoikiometri dalam persamaan reaksi setara.

Dalam perhitungan konstanta kesetimbangan reaksi homogen (semua


substansi dalam reaksi berfasa sama), konsentrasi substansi dalam sistem larutan
dapat dinyatakan dalam konsentrasi molar, sehingga K dapat juga ditulis Kc.
Untuk reaksi homogen dalam fasa gas, konsentrasi substansi dalam wujud gas
dapat dinyatakan sebagai tekanan parsial substansi, dan simbol konstanta
kesetimbangannya menjadi Kp. Sebagai contoh, hukum kesetimbangan kimia
untuk reaksi berikut dapat ditulis dalam 2 bentuk:

N2(g) + 3H2(g) ⇌ 2NH3(g)

atau

atau

Hubungan antara Kp dan Kc adalah:

di mana, R = tetapan gas universal, T = temperatur, dan Δng = jumlah mol produk
gas – jumlah mol reaktan gas.

Dalam perhitungan konstanta kesetimbangan reaksi heterogen (reaksi di mana


terdapat lebih dari 1 fasa) yang melibatkan substansi dalam wujud cairan murni
atau padatan murni, konsentrasi substansi cair dan padat tersebut diabaikan dan
tidak ikut diperhitungkan. Contohnya:

CaCO3(s) ⇌ CaO(s) + CO2(g)


=>

P4(s) + 6Cl2(g) ⇌ 4PCl3(l)

=>

Untuk mengetahui apakah reaksi telah mencapai kesetimbangan dan


memprediksikan arah reaksi, ditentukan nilai dari kuosien reaksi, Qc, dengan
mensubstitusikan nilai konsentrasi masing-masing substansi (produk dan reaktan)
pada keadaan setimbang pada konstanta kesetimbangan kimia, Kc, dengan nilai
konsentrasi awal masing-masing substansi pada keadaan reaksi tersebut.

Qc = Kc , reaksi telah mencapai kesetimbangan. Jika Qc = Kc, reaktan ⇌ produk

Qc < Kc , reaksi akan berlangsung dari arah kiri ke kanan (pembentukan produk)
hingga mencapai kesetimbangan kimia (Qc = Kc). Jika Qc < Kc, reaktan →
produk
Qc > Kc , reaksi akan berlangsung dari arah kanan ke kiri (pembentukan reaktan)
hingga mencapai kesetimbangan kimia (Qc = Kc). Jika Qc > Kc, reaktan ←
produk

Berikut beberapa hubungan Q dan hubungan K dari reaksi-reaksi yang berkaitan.

Contoh soal Kesetimbangan Kimia

Pada temperatur 430°C, tetapan kesetimbangan Kc untuk reaksi H2(g) + I2(g) ⇌


2HI(g) adalah 54,3. Diketahui pada eksperimen dengan temperatur yang sama,
konsentrasi awal H2, I2, dan HI berturut-turut adalah 0,00623 M, 0,00414 M, dan
0,0224 M. Hitunglah konsentrasi masing-masing spesi pada keadaan setimbang.

Jawab:

[H2]0 = 0,00623 M

[I2]0 = 0,00414 M

[HI]0 = 0,0224 M

Kc = 54,3

Pertama, kita tentukan nilai kuosien reaksi, Qc, untuk mengetahui apakah
sistem telah setimbang atau belum, dan ke arah mana reaksi berlangsung jika
belum setimbang.

Karena Qc (19,5) < Kc (54,3), reaksi akan berlangsung dari arah kiri ke
kanan hingga mencapai kesetimbangan. Jadi, konsentrasi H2 dan I2 akan
berkurang dan konsentrasi HI akan bertambah sampai reaksi setimbang.

Selanjutnya, asumsikan bahwa konsentrasi H2 berkurang sebanyak x hingga


reaksi setimbang, lalu kita buat persamaan stoikiometri dengan MRS (Mula-mula,
Reaksi, Setimbang).
Dengan menyelesaikan persamaan kuadrat dalam
bentuk dengan rumus diperoleh: x = 0,0114
M atau x = 0,00156 M.

Penyelesaian x = 0,0114 M tidak mungkin karena nilainya lebih besar dari


konsentrasi awal H2 dan I2. Jadi, penyelesaian yang benar adalah x = 0,00156 M.

Jadi, pada kesetimbangan kimia tersebut, konsentrasi masing-masing spesi yaitu:

2.4 Penerapan Reaksi Kesetimbangan di Industri

Prinsip-prinsip kesetimbangan kimia dapat diaplikasikan dalam bidang

perindustrian, terutama industri kimia. Beberapa industri yang menerapkan

konsep reaksi kesetimbangan adalah industri amonia,asam sulfat, dan asam nitrat.

1. Industri Amonia (NH3)

Amonia (NH3) merupakan gas yang tidak berwarna dengan bau menyengat

dan sangat mudah larut dalam air. Amonia biasanya di gunakan dalam

refrigerator dan dalam pemuatan pupuk, bahan peledak, dan plastik

serta bahan-bahan kimia lainnya. Selain itu amonia juga digunakan

sebagai pelarut. Amonia dibuat berdasarkan reaksi antara gas nitrogen


dengan hidrogen yang menggunakan katalis permukaan platina. Reaksi

pembuatan amonia ini dikemukan oleh Frizt Haber dan di

sempurnakan oleh rekannya yakni Karl Bosch. Proses pembuatan

amonia ini disebut Haber-Bosch.

N2(g)+3H2(g) 2NH3(g)

Reaksi pembuatan amonia merupakan reaksi eksoterm, sehingga untuk

menghasilkan amonia dalam jumlah besar, maka reaksi tersebut harus dilakukan

pada suhu yang rendah. Akan tetapi, pada suhu rendah reaksi berlangsung rendah.

Oleh karena itu, untuk mengimbanginya, maka reaksi dalam pembuatan amonia di

lakukan pada suhu tinggi (500oC) dengan tekanan tinggi 350 atm. Suhu dan

tekanan tersebut memungkinkan reaksi pembuatan amonia dapat berlangsung

cepat dan amonia yang di hasilkannya dalam jumlah besar (reaksi bergeser ke

kanan). Katalis berupa serbuk besi dicampur dengan Fe2O3 dan K2O dan

menggunakan proomoter sebagai zat yang dapat memacu kerja katalis. Hal ini

dilakukan agar reaksi berlangsung secara maksimal.

Dapat disimpulkan bahwa pada reaksi kesetimbangan dalam pembuatan

amonia, suhu yang tinggi dan katalis berfungsi untuk mempercepat reaksi,

sedangkan tekanan yang tinggi berfungsi untuk menggeser reaksi ke arah hasil

reaksi (dalam hal ini amonia)

2. Proses Pembuatan Asam Sulfat H2SO4


Proses kontak dilakukan untuk membuat H2SO4(aq) yang digunakan

sebagai bahan dasar pembuatan cat, pupuk, zat warna, detergen, dan larutan

elektrolit dalam aki. Bahan utama dalam pembuatan asam sulfat adalah gas SO3.

Gas SO3 dibuat dengan cara proses kontak berdasarkan reaksi eksoterm.

2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g)

Reaksi bergeser ke arah kanan tidak terjadi pada suhu kamar. Tetapi kondisi

optimal dapat dicapai pada suhu 400oC dengan menggunakan katalis vanadium

oksida (V2O5).

Berikut ini merupakan tahap-tahap pembuatan H2SO4(aq)

1. Tahap 1

Molekul S yang berwujud padat dibakar di udara untuk membentuk gas SO2

reaksinya sebagai berikut :

S(s) + O2(g) SO2(g)

2. Tahap 2

Oksidasi SO2 menjadi SO3. Reaksi sebagai berikut :

2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g)

3. Tahap 3

Belerang trioksida dilarutkan dalam asam sulfat pekat membentuk asam

pirosulfat. Reaksinya sebagai berikut :

SO3(g) + H2SO4(l) H2S2O7(l)

4. Tahap 4
Setelah tahap 3, asam pirosulfat direaksikan dengan air membentuk asam sulfat

pekat. Reaksinya sebagai berikut :

H2S2O7 (l) + H2O(l) 2H2SO4(l)

Tahapan penting dalam proses pembuatan H2SO4 ialah tahap 2. Pada tahap 2

terjadi reaksi kesetimbangan dan reaksi itu berlangsung secara eksotren (reaksi

melepaskan kalor) menurut asas Le Chatelier, reaksi kesetimbangan bergeser ke

kanan jika tekanan di perbesar. Hal ini terjadi karena reaksi kesetimbangan

bergeser ke arah zat yang memiliki jumlah koefisien lebih sedikit. Jadi jika

tekanan di perbesar, jumlah gas SO3 semakin banyak karena reaksi kesetimbangan

bergeser ke arah produk.

3. Industri Asam Nitrat (HNO3)

Senyawa HNO3 merupakan bahan kimia penting yang digunakan sebahai bahan

baku untuk peledak. Bahkan peledak yang memakai bahan baku HNO3 dapat

menimbulkan ledakan dahsyat. Contoh bahan peledak yang menggunakan HNO3,

yaitu TNT.

Pembuatan asam nitrat menggunakan proses Ostwald, yaitu pembuatan asam

nitrat dari bahan mentah amonia dan udara. Proses pembuatan asam nitrat melalui

tiga tahapan, yaitu :

1. Tahap pembentukan nitrogen oksida. Persamaan reaksinya :

4NH3(g) + 5O2 4NO(g) + 6H2O(l)

2. Tahap pembentukan nitrogen dioksida


Nitrogen monoksida dioksidasi kembali dengan udara membentuk gas nitrogen

dioksida. Persamaan reaksinya :

2NO(g) + O2(g) 2NO2(g)

3. Tahap pembentukan asam nitrat.

Nitrogen dioksida bersama-sama dengan udara berlebih dilarutkan dalam air

panas 80oC membentuk asam nitrat. Persamaanya :

4NO2(g) + O2(g) + 2H2O(l) HNO3(aq)

Pada proses Ostwald, ada dua tahap reaksi yang membentuk kesetimbangan, yaitu

tahap satu dan tahap dua. Kedua tahap itu bersifat eksotermis dan memiliki

koefisien reaksi yang berbeda, yaitu koefisien hasil reaksi lebih kecil dari

koefisien pereaksi.

2.5 Faktor yang mempengaruhi Kesetimbangan kimia

Beberapa faktor yang yang mempengaruhi kesetimbangan kimia adalah :

1. Konsentrasi

Konsentrasi larutan dan volume larutan saling berbanding terbalik, konsentrasi

dapat diperkecil dengan menambah volume pelarut, dan konsentrasi dapat

diperbesar dengan mengurangi volume pelarut. Apabila salah satu zat

ditambahkan konsentrasinya, maka kesetimbangan akan bergeser dari arah

zat yang konsentrasinya ditambah.

Contoh :

N2(g) + 3NH2(g) 2NH3(g)


Bila konsentrasi dari N atau H ditambah, maka kesetimbangan bergeser menuju

produk (NH3)

2. Tekanan dan Volume

Pengaruh tekanan berkebalikan dengan pengaruh volume. Apabila tekanan

diperbesar, maka volume akan mengecil dan kesetimbangan akan bergeser

ke arah zat yang jumlah koefisiennya lebih kecil. Sebaliknya, jika tekanan

di perkecil maka volume akan membesar dan kesetimbangan akan

bergeser ke arah zat yang jumlah koefisiennya lebih besar.

Contoh :

N2(g) + 3NH2(g) 2NH3(g)

- Bila tekanan diperbesar, maka akan bergeser ke kanan (gas amonia)

- Bila volume diperbesar, maka kesetimbangan kimia bergeser ke kiri

(menuju N2, dan NH2, karena jumlah mol lebih besar)

3. Suhu

Perubahan suhu berpengaruh pada kesetimbangan eksoterm dan endoterm.

Kenaikan suhu mengakibatkan kesetimbangan bergeser kearah endoterm,

sebaliknya penurunan suhu akan mengakibatkan kesetimbangan bergeser

kearah eksoterm.

Contoh :

N2(g) + 3NH2(g) 2NH3(g)

Bila suhu dinaikkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri meuju(zat

pereaksi)
2.6 Pengaruh Temperatur Terhadap Kesetimbagan Dengan Menggunakan

Perhitungan

Reaksi kesetimbangan dapat merupakan reaksi eksoterm maupun endoterm.


Pada reaksi-reaksi ini perubahan suhu sangat berpengaruh. Contohnya pada
reaksi kesetimbangan antara gas nitrogen dioksida dan dinitrogen tetraoksida
dengan reaksi:
2 NO2(g) ↔ N2O4(g) ΔH = –59,22 kJ
coklat tak berwarna

t = 0°C t = 25°C t = 10°C


Pada suhu kamar, sistem kesetimbangan tersebut berwarna coklat. Bagaimana
jika sistem kesetimbangan ini suhunya diubah?
Perhatikan gambar percobaan berikut ini!

Berdasarkan percobaan di atas diperoleh data sebagai berikut.


a. Jika suhu dinaikkan, warna coklat bertambah artinya gas NO2 bertambah.
b. Jika suhu diturunkan, warna coklat berkurang artinya gas N2O4 bertambah.
Dengan melihat reaksi eksoterm dan endoterm pada reaksi tersebut, maka
dapat disimpulkan:
• Jika suhu dinaikkan, kesetimbangan bergeser ke arah reaksi endoterm.
• Jika suhu diturunkan, kesetimbangan bergeser ke arah reaksi eksoterm.

Contoh:
a. Pada reaksi 2 CO2(g)→ 2 CO(g) + O2(g) ΔH° = +566 kJ
Jika suhu diturunkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah CO2.
Jika suhu dinaikkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah CO dan O2.
b. CO(g) + H2O(g)→ CO2(g) + H2(g) ΔH = -41 kJ
Jika suhu diturunkan, kesetimbangan akan bergesar ke arah CO2 dan H2.
Jika suhu dinaikan, kesetimbangan akan bergeser ke arah CO dan H2O.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesetimbangan akan terjadi bila suatu reaksi kimia dapat
berlangsung dua arah dan reaksi yang akan terbentuk jika memiliki laju
reaksi sama besar. Pada saat kesetimbangan tercapai, kecepatan reaksi ke
kiri adalah sama dengan kecepatan reaksi ke kanan. Jenis-jenis
kesetimbangan kimia ada dua, yaitu kesetimbangan Homogen( yang terdiri
hanya dari satu fasa) dan kesetimbangan heterogen (lebih dari satu fasa).
Kesetimbangan reaksi dipengaruhi faktor konsentrasi, tekanan, volume
dan suhu.
Penerapan sistem kesetimbangan dalam proses industri pada
kondisi-kondisi tertentu (konsentrasi, tekanan, volume dan suhu)
dilakukan agar proses dapat dilakukan secara ekonomis. Salah satu proses
yang menggunakan prinsip sistem kesetimbangan dalam reaksi adalah
proses Haber-Bosch dalam pembentukan amonia.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini, pemakalah berharap semoga makalah
yang berjudul ‘Kesetimbangan Kimia’ ini dapat bermanfaat bagi pembaca
maupun yang membuat makalah dan dapat menambah wawasan
pengetahuan dalam mata kuliah kimia fisika.
Sekian makalah ini kami buat, kami selaku pemakalah meminta maaf
kepada pembaca atas segala kesalahan dan kekurangan yang ada pada
makalah ini. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

https://arranirykimia.blogspot.com/2017/09/makalah-kimfis-i-kesetimbangan-
kimia.html

https://www.academia.edu/31278860/Kesetimbangan_Kimia_Dalam_Industri

https://www.academia.edu/11157238/Makalah_kesetimbangan_kimia

https://arranirykimia.blogspot.com/2017/09/makalah-kimfis-i-kesetimbangan-
kimia.html

http://www.ilmusainsonline.com/2018/04/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-
kesetimbangan-kimia.html

https://www.kompasiana.com/painan/55814ee3e022bd5a350e77dd/mengenal-tnt-
bahan-peledak-yang-melegenda?page=all

https://wikenovi.wordpress.com/kimia-kelas-xi-2/kesetimbangan-kimia-2/

https://www.studiobelajar.com/kesetimbangan-kimia/

Rahayu Dwi, Agustina .2017.Kupas Tuntas Pola Soal Kimia SMA. Jakarta :
Pustaka Widyatama

Anda mungkin juga menyukai