Aktor:
Ratih Janda Dua Kali - Cinta, Subrapto - Hanan, Slamet Satria Batang Hitam - Eki
Suryono Retekece - Kevin, Genderuwo Tela Telo - Manuel
Narator:
Ratih adalah seorang janda dua kali, ia awalnya kaya raya dan kemudian jatuh miskin
saat suaminya meninggal.
Ratih:
"Ngenes banget hidup kayak gini, semenjak suamiku meninggal cuma ada rumah tapi ga ada
harta. Semua harta dah ku jual, pengen deh hidup kayak dulu."
(Bisikan Setan:)
Ratih:
(akhirnya Pun Ratih mencari informasi tentang dukun yang manjur di daerahnya)
Slamet:
"Saya tau tempat yang biasanya sering dikunjungi oleh para orang-orang yang pengen ke dukun
kayak kamu, tempatnya ada di pelosok desa. Nanti kamu bakalan nemu gubuk warnanya hitam di
tengah-tengah hutan"
Ratih:
Ratih:
"Jadi gini mbah, semenjak suamiku meninggal hidupku jadi melarat, aku biasanya jualan ayam
mbah, tapi daganganku sekarang sepi. Makannya aku kesini mbah."
Halaman 1 dari 5
Subrapto:
"Jadi gini, kalau kamu mau pesugihan, kamu harus memberi makan ayam utuh kepada makhluk
halus yang menjaga daganganmu. Tapi, kalau kamu pesugihan kamu harus hati-hati jangan
sampai kamu dirasuki oleh makhluk pesugihanmu! Siap?"
Ratih:
Ratih:
Subrapto:
"Sebentar ya"
Genderuwo Tela-Telo:
"Saya Genderuwo Tela-Telo siap menjaga dengan anda dan membuat ayam-ayammu segar
kembali."
Subrapto:
Ratih:
(keesokan harinya)
Ratih:
Slamet:
Halaman 2 dari 5
Ratih:
Slamet:
“Ya, siap.”
Suryono:
Suryono:
Suryono:
Anak:
(Pak RT memasak ayam tersebut dan pada saat selesai masak, masakan itu menjadi seperti
makanan busuk. Pak RT memanggil warga untuk membantu mengarak Bu Ratih si penjual ayam
tiren)
Pak RT:
Warga:
Halaman 3 dari 5
Bu Ratih:
Ratih:
Narator:
“Ratih pun memiliki rutinitas baru yaitu berjualan dengan berpindah-pindah desa, kemudian
memberi makan si genderuwo.”
“Bertahun tahun kemudian, pada suatu malam; pada saat itu ratih lupa untuk memberi makan si
genderuwo. Tepat pada jam 12 malam si genderuwo marah karena tidak diberi makanan oleh
Ratih.”
Genderuwo:
“Aku sudah tidak makan hari ini dan sepertinya Ratih sudah tidak peduli kepadaku! dan dia
lebih memilih memfoya-foyakan kekayaannya! Sepertinya aku perlu menghukum dia karena
dia tidak menepati janjinya untuk hukumannya: dia akan menjadi pengganti makananan-ku!
(tertawa)”
(Genderuwo merasuki Ratih dan menusukan pisau yang biasa digunakan untuk memberi
makan genderuwo ke dada kiri Ratih.
(Keesokan rumah ratih tampak kosong, ratih tidak keluar untuk berjualan. Warga-warga mulai
penasaran dan mendatangi rumah Ratih. Tidak ada jawaban dari seorangpun, namun yang ada
hanyalah bau busuk dari dalam rumah.)
Suryono:
(Pak RT mengkoordinir para warga untuk mencoba cara untuk masuk kedalam rumah)
Halaman 4 dari 5
Suryono:
“Waduh kenapa ini? Kita harus cari cara untuk masuk kedalam!”
(Salah seorang warga membawa sebuah palu yang kemudian digunakan untuk masuk kedalam rumah)
Warga:
Pak RT:
(Di sana terlihat sebuah jasad Ratih yang terlihat tidak normal: mata yang masih terbuka; dengan pisau
yang berlumuran darah tepat di sebelahnya.)
Narator:
“Jasad Ratih kemudian diurus oleh warga dan kemudian dimakamkan secara layak.”
- TAMAT -
(Tandu digunakan untuk membawa Ratih ke luar GK kemudian semuanya masuk kembali ke dalam
dan mengucapkan Koda dari drama ini.)
Koda:
Apa yang kita tanam apa yang kita tuai. Janganlah seperti Ratih yang tergiur oleh sesuatu yang
instan, karena di kemudian hari bisa membawa sebuah malapetaka bagi kita. Jangan sekali-kali untuk
berbuat sesuatu dengan cara yang tidak baik.
Sekian Terimakasih.
Halaman 5 dari 5