Anda di halaman 1dari 5

PENILAIAN SUMATIF TENGAH SEMESTER II KELAS VIII A

SMP PIUS BAKTI UTAMA GOMBONG


DRAMA BAHASA INDONESIA AZAB PELAKU PESUGIHAN
_____________________________________________________________________________

Aktor:
Ratih Janda Dua Kali - Cinta, Subrapto - Hanan, Slamet Satria Batang Hitam - Eki
Suryono Retekece - Kevin, Genderuwo Tela Telo - Manuel
Narator:

Ratih adalah seorang janda dua kali, ia awalnya kaya raya dan kemudian jatuh miskin
saat suaminya meninggal.
Ratih:

(duduk di meja makan sambil merenung sambil menghela nafas)

"Ngenes banget hidup kayak gini, semenjak suamiku meninggal cuma ada rumah tapi ga ada
harta. Semua harta dah ku jual, pengen deh hidup kayak dulu."
(Bisikan Setan:)

"Udah pesugihan aja"

Ratih:

"Oh iya, kenapa aku nggak pesugihan aja"

(akhirnya Pun Ratih mencari informasi tentang dukun yang manjur di daerahnya)

Slamet:

"Saya tau tempat yang biasanya sering dikunjungi oleh para orang-orang yang pengen ke dukun
kayak kamu, tempatnya ada di pelosok desa. Nanti kamu bakalan nemu gubuk warnanya hitam di
tengah-tengah hutan"
Ratih:

"oh ya ya ya, terima kasih pak"

(Ratih pergi menuju gubuk tersebut)

Ratih:

"Jadi gini mbah, semenjak suamiku meninggal hidupku jadi melarat, aku biasanya jualan ayam
mbah, tapi daganganku sekarang sepi. Makannya aku kesini mbah."

Halaman 1 dari 5
Subrapto:

"Jadi gini, kalau kamu mau pesugihan, kamu harus memberi makan ayam utuh kepada makhluk
halus yang menjaga daganganmu. Tapi, kalau kamu pesugihan kamu harus hati-hati jangan
sampai kamu dirasuki oleh makhluk pesugihanmu! Siap?"
Ratih:

“Baik mbah. Terima kasih ya mbah.”

(Ratih pulang, kemudian datang lagi keesokan harinya)

Ratih:

"Baik mbah, yang jaga dagangan saya siapa ya mbah?"

Subrapto:

"Sebentar ya"

(membacakan mantra, lalu mengambil tepung kemudian ditiup"

Genderuwo Tela-Telo:

"Saya Genderuwo Tela-Telo siap menjaga dengan anda dan membuat ayam-ayammu segar
kembali."
Subrapto:

“Kamu bisa memulai berdagang dengan pesugihan ini mulai besok.”

Ratih:

“Oke terima kasih mbah”

(ratih pulang dengan perasaan senang)

(keesokan harinya)

(pada dini hari ratih pergi membeli ayam ke juragan ayam)

Ratih:

“Pak, saya mau beli ayam

Slamet:

“Ya, silahkan. Mau beli ayam apa?”

Halaman 2 dari 5
Ratih:

“Ayam tiren aja pak.”

Slamet:

“Ya, siap.”

(Ratih pulang dan menyiapkan dagangannya)

(Pak RT membeli dagangan Ratih)

Suryono:

“Bu, saya mau beli ayamnya harganya berapa ya bu?


Ratih:
“1kg 20rb Pak”

Suryono:

“Wah, murah ya bu. Saya beli 1 kg ya bu.”

Suryono:

(Suryono pulang ke rumahnya)

“Halo, bapak pulang”

Anak:

“Bapak habis dari mana?”

(Pak RT memasak ayam tersebut dan pada saat selesai masak, masakan itu menjadi seperti
makanan busuk. Pak RT memanggil warga untuk membantu mengarak Bu Ratih si penjual ayam
tiren)

Pak RT:

"Wahh Bu kenapa ko ayam nya pas saya masak jadi basi!"

Warga:

"Ayam Tiren nih pasti, pesugihan pesugihan, usir ajaaa!"

Halaman 3 dari 5
Bu Ratih:

"Lo! Ga bisa asal fitnah gitu dong! Pak Bu!"

(setelah itu warga pulang karena kurangnya bukti)

Ratih:

"Untung ga ada bukti jadi aman."

Narator:

“Ratih pun memiliki rutinitas baru yaitu berjualan dengan berpindah-pindah desa, kemudian
memberi makan si genderuwo.”
“Bertahun tahun kemudian, pada suatu malam; pada saat itu ratih lupa untuk memberi makan si
genderuwo. Tepat pada jam 12 malam si genderuwo marah karena tidak diberi makanan oleh
Ratih.”

Genderuwo:

“Aku sudah tidak makan hari ini dan sepertinya Ratih sudah tidak peduli kepadaku! dan dia
lebih memilih memfoya-foyakan kekayaannya! Sepertinya aku perlu menghukum dia karena
dia tidak menepati janjinya untuk hukumannya: dia akan menjadi pengganti makananan-ku!
(tertawa)”

(Genderuwo merasuki Ratih dan menusukan pisau yang biasa digunakan untuk memberi
makan genderuwo ke dada kiri Ratih.

(Keesokan rumah ratih tampak kosong, ratih tidak keluar untuk berjualan. Warga-warga mulai
penasaran dan mendatangi rumah Ratih. Tidak ada jawaban dari seorangpun, namun yang ada
hanyalah bau busuk dari dalam rumah.)

Suryono:

“Bu Ratih, permisi” sebanyak 3 kali. Sambil mengetuk pintu.

(Pak RT mengkoordinir para warga untuk mencoba cara untuk masuk kedalam rumah)

Halaman 4 dari 5
Suryono:

“Waduh kenapa ini? Kita harus cari cara untuk masuk kedalam!”

(Salah seorang warga membawa sebuah palu yang kemudian digunakan untuk masuk kedalam rumah)

Warga:

“Saya dapat palu yang bisa untuk masuk ke dalam pak.”

Pak RT:

“Ya, silahkan dobrak.”

(Di sana terlihat sebuah jasad Ratih yang terlihat tidak normal: mata yang masih terbuka; dengan pisau
yang berlumuran darah tepat di sebelahnya.)

Narator:

“Jasad Ratih kemudian diurus oleh warga dan kemudian dimakamkan secara layak.”

- TAMAT -

(Tandu digunakan untuk membawa Ratih ke luar GK kemudian semuanya masuk kembali ke dalam
dan mengucapkan Koda dari drama ini.)

Koda:

Apa yang kita tanam apa yang kita tuai. Janganlah seperti Ratih yang tergiur oleh sesuatu yang
instan, karena di kemudian hari bisa membawa sebuah malapetaka bagi kita. Jangan sekali-kali untuk
berbuat sesuatu dengan cara yang tidak baik.

Sekian Terimakasih.

Halaman 5 dari 5

Anda mungkin juga menyukai