Anda di halaman 1dari 6

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul : PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU


B. Kegiatan Belajar : KB 4

C. Refleksi :

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN

I. Karakter guru pada II. Model pengembangan


profesionalisme guru
Merdeka Belajar

PENGEMBANGAN
PROFESIONALISME
GURU

III. Strategi IV. Konsep pengembangan


peningkatan keprofesian berkelanjutan
profesionalitas guru guru

1. Excellence
1. Karakter Guru pada
Merdeka Belajar
2. Passion for 3. Ethical atau etika
Profesionalisme,

2. Karakter Moderasi
Konsep (Beberapa Beragama
1 istilah dan definisi) di
KB
a. At-Tawassuth b. I’tidal (Tegak Lurus dan c. Tasamuh
(Tengah-tengah) Bersikap Proporsional) (Toleransi)

d. Asy-Syura e. Al-Ishlah f. Al-Qudwah


(Musyarawah ) (Perbaikan ) (Kepeloporan )

g. Al-Muwathanah h. Al-La ‘Unf (Anti i. I’tiraf al-’Urf


(Cinta Tanah Air) Kekerasan) (Ramah Budaya )

1. In-house training (IHT),

2. Program magang. 3. Kemitraan sekolah.

5. Pelatihan berjenjang dan


4. Belajar jarak jauh.
pelatihan khusus.
11. Workshop.

6. Kursus singkat di perguruan tinggi


atau lembaga pendidikan lainnya.
12. Penelitian.

7. Pembinaan internal oleh sekolah. 13. Penulisan buku/bahan ajar.

8. Pendidikan lanjut.
14. Pembuatan media pembelajaran.

9. Diskusi masalah-masalah pendidikan.


15. Pembuatan karya teknologi/karya
seni.
10. Seminar,

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Guru diperuntukkan bagi:

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru


dilaksanakan dengan prinsip:

Komponen Pengembangan Keprofesian


Berkelanjutan Guru terdiri atas:

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru


diselenggarakan melalui tahapan

Pelaksanaan PKB dapat dilakukan oleh Pemerintah,


penyelenggara pendidikan, asosiasi atau organisasi profesi dan
lembaga atau organisasi terkait dengan ketentuan

A. Karakter Guru
1. Karakter Guru pada Merdeka Belajar
Pendidikan karakter dalam kurikulum Merdeka belajar,Dalam
Kurikulum Merdeka, pendidikan karakter berubah menjadi enam nilai
karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila. Profil pelajar Pancasila
mencakup beberapa hal. Di antaranya beriman, bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkebinekaan global, gotong royong,
mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Karakteristik Kurikulum Merdeka
Belajar
❖ Fokus pada materi esensial sehingga pembelajaran lebih mendalam,
❖ Waktu lebih banyak untuk pengembangan kompetensi dan karakter
melalui belajar kelompok seputar konteks nyata (Projek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila).
Sikap dan perilaku keteladanan seorang pendidik dikuatkan oleh
Imam Al-Ghazali. Beliau berkata: Ketahuilah! wajib bagi salik memiliki guru
(mursyid dan murabbi) yang mengeluarkan akhlak tercela dan
menggantinya dengan pendidikan. Dan juga memiliki guru yang
mengajarkan adab dan menunjukan ke jalan kebenaran. (Al-Ghazali, 2008).
Al-Ghazali juga menuntut guru selaku pendidik untuk selalu berperilaku
profesional dan senantiasa menjaga diri dari hal-hal yang dilarang Allah
Swt, karena guru menjadi teladan bagi anak didiknya.Era disrupsi
merupakan masa terjadinya inovasi dan perubahan secara massif. Untuk itu
guru hendaknya terus belajar menjadi guru pembelajar sehingga akan
memiliki kemampuan literasi, Creative, Critical thinking, Communicative,
Collaborative, inovatif, dan HOTS (Higher Order Thinking Skill). Guru
dengan karakter ini lah yang akan mampu menghantarkan para peserta
didik mengembangkan potensinya.
Untuk itu guru hendaknya terus belajar menjadi guru pembelajar sehingga
akan memiliki kemampuan literasi, Creative, Critical thinking,
Communicative,Collaborative, inovatif, dan HOTS (Higher Order Thinking
Skill). Guru dengan karakter ini lah yang akan mampu menghantarkan para
peserta didik mengembangkan potensinya.Sementara pada webinar yang
diselenggarakan SEAMEO QITEP in Language (SEAQIL) ini mengajak para
guru dan tenaga kependidikan di Asia Tenggara untuk memahami dan
mengimplementasikan kecakapan 6C dalam pembelajaran bahasa di abad
ke-21. Keenam kecakapan abad ke-21 kemudian dikenal dengan istilah 6C,
yakni :
character (karakter),
citizenship (kewarganegaraan),
critical thinking (berpikir kritis),
creativity (kreatif),
collaboration (kolaborasi), dan
communication (komunikasi).
Dengan penambahan peran kecakapan tersebut, diharapkan
munculnya aspek humanis dalam Pendidikan.
Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara, berulang kali
menekankan apa yang disebutnya 'kemerdekaan dalam belajar'. makna
kemerdekaan belajar yang diusung Ki Hadjar Dewantara yakni bagaimana
membentuk manusia harus dimulai dari mengembangkan bakat. Guru
harus memperhatikan apa yang dapat dikembangkan dari anak didiknya.
Guru harus jeli menelisik kebutuhan anak didik, mana yang harus didorong,
dan apa yang harus dikuatkan.
2. Karakter Moderasi Beragama.
Dalam Islam misalnya, terdapat beragam madzhab fikih yang
secara berbeda-beda memberikan fatwa atas hukum dan tertib
pelaksanaan suatu ritual ibadah, meski ritual itu termasuk ajaran pokok
sekalipun, seperti ritual salat, puasa, zakat, haji, dan lainnya. Keragaman itu
memang muncul seiring dengan berkembangnya ajaran Islam dalam waktu,
zaman, dan konteks yang berbeda-beda. Itulah mengapa kemudian dalam
tradisi Islam dikenal ada ajaran yang bersifat pasti (qath'i), tidak berubah-
ubah (tsawabit), dan ada ajaran yang bersifat fleksibel, berubah-ubah
(dzanni) sesuai konteks waktu dan zamannya. Agama selain Islam pun
niscaya memiliki keragaman tafsir ajaran dan tradisi yang berbeda-beda.
Dan pada akhirnya penyesuaian antara nilai agama dengan adat
berlangsung melalui proses moderasi dan akulturasi. Adat/budaya bahkan
bisa menjadi sumber hukum/inspirasi ajaran agama.

B. Model Pengembangan Profesionalitas Guru


Menurut Danim (Sukaningtyas, 2005) dari perspektif institusi,
pengembangan profesionalitas guru dimaksudkan untuk merangsang,
memelihara, dan meningkatkan kualitas staf dalam memecahkan masalah-
masalah keorganisasian. Selanjutnya dikatakan juga bahwa pengembangan
guru berdasarkan kebutuhan institusi adalah penting, namun hal yang lebih
penting adalah berdasarkan kebutuhan individu guru untuk menjalani
proses profesionalisasi. Menurut Mohammad Surya (2010) dengan
merujuk pada pendapat Hermawan Kertajaya mengemukakan model
pengembangan profesionalitas dengan pola “growth with character”, yaitu
pengembangan profesionalitas yang berbasis karakter. Dengan
menggunakan model tersebut, profesionalitas dapat dikembangkan dengan
mendinamiskan tiga pilar utama karakter yaitu:
✓ keunggulan (excellence),
✓ kemauan kuat (passion) pada profesionalisme, dan
✓ etika (ethical).
Model Kompetensi adalah representasi dari kompetensi guru dan
kompetensi kepemimpinan pendidikan menjadi kompetensi yang
terintegrasi. Model kompetensi guru sebagaimana meliputi kategori:
a. pengetahuan profesional;
b. praktik pembelajaran professional; dan
c. pengembangan profesi.

Kategori Model kompetensi Guru meliputi sebagai berikut.


1. Pengetahuan profesional dengan kompetensi:
2. Praktik pembelajaran profesional dengan kompetensi
3. Pengembangan profesi dengan kompetensi

C. Strategi Pengembangan Profesionalitas Guru


1. In-house training (IHT), yaitu pelatihan yang dilaksanakan secara
internal di kelompok kerja guru, sekolah atau tempat lain yang
ditetapkan
2. Program magang. Program magang adalah pelatihan yang dilaksanakan
di dunia kerja atau industri yang relevan dalam rangka meningkatkan
kompetensi profesional guru.
3. Kemitraan sekolah. Pelatihan melalui kemitraan sekolah dapat
dilaksanakan antara sekolah yang baik dengan yang kurang baik, antara
sekolah negeri dengan sekolah swasta, dan sebagainya.
4. Belajar jarak jauh. Pelatihan melalui belajar jarak jauh dapat
dilaksanakan tanpa menghadirkan instruktur dan peserta pelatihan
dalam satu tempat tertentu, melainkan dengan sistem pelatihan melalui
internet dan sejenisnya.
5. Pelatihan berjenjang dan pelatihan khusus. Pelatihan jenis ini
dilaksanakan di lembaga-lembaga pelatihan yang diberi wewenang, di
mana program disusun secara berjenjang mulai dari jenjang dasar,
menengah, lanjut dan tinggi.
6. Kursus singkat di perguruan tinggi atau lembaga pendidikan lainnya.
Kursus singkat dimaksudkan untuk melatih meningkatkan kemampuan
guru dalam beberapa kemampuan seperti kemampuan melakukan
penelitian tindakan kelas, menyusun karya ilmiah, merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran, dan lain-lain
sebagainya.
7. Pembinaan internal oleh sekolah. Pembinaan internal ini dilaksanakan
oleh kepala sekolah dan guru-guru yang memiliki kewenangan
membina, melalui rapat dinas, rotasi tugas mengajar, pemberian tugas-
tugas internal tambahan, diskusi dengan rekan sejawat dan sejenisnya.
8. Pendidikan lanjut. Pembinaan profesi guru melalui pendidikan lanjut
juga merupakan alternatif bagi peningkatan kualifikasi dan kompetensi
guru. Pengikutsertaan guru dalam pendidikan lanjut ini dapat
dilaksanakan dengan memberikan tugas belajar, baik di dalam maupun
di luar negeri bagi guru yang berprestasi.
9. Diskusi masalah-masalah pendidikan. Diskusi ini diselenggarakan secara
berkala dengan topik diskusi sesuai dengan masalah yang di alami di
sekolah.
10. Seminar, Pengikutsertaan guru di dalam kegiatan seminar dan
pembinaan publikasi ilmiah juga dapat menjadi model pembinaan
berkelanjutan bagi peingkatan keprofesian guru.
11. Workshop. Workshop dilakukan untuk menghasilkan produk yang
bermanfaat bagi pembelajaran, peningkatan kompetensi maupun
pengembangan karirnya. Workshop dapat dilakukan misalnya dalam
kegiatan menyusun KTSP, analisis kurikulum, pengembangan silabus,
penulisan RPP, dan sebagainya.
12. Penelitian. Penelitian dapat dilakukan guru dalam bentuk penelitian
tindakan kelas, penelitian eksperimen ataupun jenis yang lain dalam
rangka peningkatan mutu pembelajaran.
13. Penulisan buku/bahan ajar. Bahan ajar yang ditulis guru dapat
berbentuk diktat, buku pelajaran ataupun buku dalam bidang
pendidikan.
14. Pembuatan media pembelajaran. Media pembelajaran yang dibuat guru
dapat berbentuk alat peraga, alat praktikum sederhana, maupun bahan
ajar elektronik atau animasi pembelajaran.
15. Pembuatan karya teknologi/karya seni. Karya teknologi/ seni yang
dibuat guru dapat berupa karya yang bermanfaat untuk masyarakat
atau kegiatan pendidikan serta karya seni yang memiliki nilai estetika
yang diakui oleh masyarakat.
Profesionalitas guru di sekolah, perlu dirumuskan sebuah
instrumen yang jelas dan akurat yang dapat merekam dan menggambarkan
indeks kinerja guru selama melaksanakan tugasnya sebagai guru

D. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru di Kemenag RI

PKB Guru bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan,


keterampilan, dan sikap profesional guru dalam mengemban tugas
sebagai pendidik. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru yang
selanjutnya disebut PKB Guru adalah pengembangan kompetensi bagi
guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap, dan
berkelanjutan Berdasarkan PMA No. 38 Tahun 2018 tentang
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru yang diinisiasi
direktorat GTK Ditjen Pendis Kemenag RI merupakan PMA yang
melahirkan konsep pengembangan profesianalisme gur berbasis KKG/
MGMP. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru dilaksanakan
dengan prinsip:
▪ komprehensif,
▪ mandiri,
▪ terukur,
▪ terjangkau,
▪ multipendekatan dan
▪ inklusif
Komponen Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru terdiri atas:
1. Pengembangan diri yang meliputi pendidikan dan pelatihan fungsional
dan kegiatan pengembangan diri lainnya yang dilakukan sendiri oleh
guru atau forum kerja guru.
2. Publikasi ilmiah yang meliputi presentasi pada forum ilmiah dan
publikasi pada penerbitan ilmiah.
3. Karya inovatif
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru
diselenggarakan melalui tahapan
➢ perencanaan,
➢ pelaksanaan,
➢ pemantauan dan evaluasi, dan
➢ pelaporan.
Pemantauan dan evaluasi dilakukan terhadap aspek kemajuan dan capaian
pelaksanaan. Semua kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan
guru harus dilaporkan kepada Kementerian Agama di tingkat
Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat Kualitas atau mutu guru yang tinggi
berdampak terhadap proses pendidikannya yang mampu menghantarkan
peserta didik mencapai lulusan yang bermutu yang siap bersaing di era
globalisasi saat ini.Menguasai karakter peserta didik dari semua
aspek.mengusai teori belajar dan pembelajaran.ada istilah semua anak itu
cerdas dalam potensi dan bakatnya masing – masing,guru adalah sebagai
fasilitator.guru yang cerdas adalah guru yang bisa mencerdaskan anak
didiknya sesuai dengan tingkat pemahamanny,terjaling komuniksai yang
baimatara guru dan peserta didik nya.
Istilah – istilah asing yang baru di ketahui
Daftar materi pada KB Karater guru pada Merdeka belajar
2
yang sulit dipahami Komponen Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

Daftar materi yang


sering mengalami Realisasi Guru Profesional dalam lingkungan, Madrasah sehingga memerlukan
3
miskonsepsi dalam cara lain dalam mengaplikasikan nya.untuk mencapai profesionalisme.
pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai