Anda di halaman 1dari 4

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)


A. Nama : Zia Ulhaq Ridwan
B. Judul Modul : EVALUASI PEMBELAJARAN( MODUL 8 )
C. Kegiatan Belajar : PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU PAI
D. Refleksi Pribadi : Setelah membaca dan mempelajari serta mendalami Kegiatan
Belajar ( KB 4) di Modul Evaluasi pembelajaran ini banyak ilmu dan wawasan
baru yang saya dapatkan tentang Pengembangan Profesionalisme Guru PAI.
Berdasarkan pengalaman pribadi saya dalam mengikuti pengembangan profesi
guru melalui kegiatan In House Training (IHT). Materi yang disampaikan masih
banyak seputar kompetensi pedagogik yang pembahasannya seputar perangkat
pembelajaran. Selama ini materi pengembangan profesionalisme guru masih belum
banyak yang menyentuh kompetensi professional.

PETA KONSEP
NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN

1. Model Pengembangan Profesionalitas Guru PAI


Menurut Danim. dari perspektif institusi, pengembangan
profesionalitas guru dimaksudkan untuk merangsang,
memelihara, dan meningkatkan kualitas staf dalam
memecahkan masalah-masalah keorganisasian. Sanusi et.al
(1991) mengajukan enam asumsi yang melandasi perlunya
profesionalisasi dalam pendidikan, yakni sebagai berikut:
a. Pendidikan dilakukan secara intensional, yakni secara
sadar dan bertujuan,
b. Teori-teori pendidikan merupakan kerangka hipotesis
dalam menjawab permasalahan pendidikan.
c. Pendidikan bertolak dari asumsi pokok tentang
manusia, yakni manusia mempunyai potensi yang baik
untuk berkembang.
Strategi Pengembangan Profesionalitas Guru PAI
Peta Konsep (Beberapa a. In-house training (IHT), yaitu pelatihan yang
1
istilah dan definisi) di KB dilaksanakan secara internal di kelompok kerja guru,
sekolah atau tempat lain yang ditetapkan untuk
menyelenggarakan pelatihan.
b. Pelatihan berjenjang dan pelatihan khusus. Pelatihan
jenis ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pelatihan yang
diberi wewenang, di mana program disusun secara
berjenjang mulai dari jenjang dasar, menengah, lanjut dan
tinggi.
c. Pendidikan lanjut. Pembinaan profesi guru melalui
pendidikan lanjut juga merupakan alternatif bagi
peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru.
d. Diskusi masalah-masalah pendidikan. Diskusi ini
diselenggarakan secara berkala dengan topik diskusi
sesuai dengan masalah yang di alami di sekolah.
e. Workshop. Workshop dilakukan untuk menghasilkan
produk yang bermanfaat bagi pembelajaran, peningkatan
kompetensi maupun pengembangan karirnya.
f. Penelitian. Penelitian dapat dilakukan guru dalam bentuk
penelitian tindakan kelas, penelitian eksperimen ataupun
jenis yang lain dalam rangka peningkatan mutu
pembelajaran.
g. Penulisan buku/bahan ajar. Bahan ajar yang ditulis guru
dapat berbentuk diktat, buku pelajaran ataupun buku
dalam bidang Pendidikan.
2. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan untuk Guru
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap profesional guru dalam mengemban tugas sebagai
pendidik.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru
diselenggarakan melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan dan evaluasi, dan pelaporan. Perencanaan
pengembangan keprofesian berkelanjutan meliputi:
a. Persyaratan peserta;
b. Asesmen guru;
c. Analisis kebutuhan pengembangan profesi;
d. Rencana pengembangan profesi;
e. Pengembangan bahan dan pedoman Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan Guru.
1. Realita dilapangan sudah menjadi trend permasalahan guru
saat ini adalah minimnya guru melakukan publikasi
ilmiyah, hendaknya Dinas pendidikan terkait sering
mengadakan pelatihan di bidang ini dan perlunya ditekankan
setiap guru untuk mengikuti pelatihan-pelatihan seperti ini dan
Daftar materi pada KB
2 praktik langsung jadi ilmunya akan lebih terasa, ini bisa
yang sulit dipahami
menjadi salah satu solusi bagi minimnya semangat guru untuk
publikasi ilmiah.
2. Banyak guru yang kurang memaham imakna Passion for
Profesionalisme, yaitu kemauan kuat GPAI yang secara
intrinsik menjiwai keseluruhan pola-pola profesionalitas,
bagaimana cara kita sampai kepada passion ini merupakan
suatu hal yang masih sulit diterapkan. Namun menurut saya
perlu bagi pimpinan sekolah menyelenggarakan kegiatan
pembinaan anggotanya dan selalu mengingatkan akan
pentingnya passion for profesionalisme ini menjadi salah satu
solusi.

1. Masih terjadinya dualisme Pengawas GPAI, kemenag dan


kemendikbud, sehingga kurang efektif dan sering mengalami
Daftar materi yang miskonsepsi dalam pembelajaran terutama dirasakan di
sering mengalami kalangan pendidik.
3
miskonsepsi dalam 2. Instrument penilaian sikap dan dan karakter anak yang masih
pembelajaran bias, karena dalam prakteknya sulit di terapkan dengan jumlah
siswa banyak dan mengajar banyak kelas hal ini juga sering
menjadi miskonsepsi dalam pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai