Anda di halaman 1dari 2

Sejarah Asal – usul Penamaan Desa Tahtul Yaman, Seberang Kota Jambi

Agrey Patrika Abdillah, Aura Miftah, Paizah, Yozan Prima

Program Studi Ilmu Sejarah Jurusan Sejarah, Seni dan Arkeologi

Universitas Jambi

Desa berasal dari istilah dalam bahasa Sansekerta yang berarti tanah tumpah darah.
Menurut definisi universal, desa adalah kumpulan dari beberapa permukiman di area pedesaan
atau rural area. Istilah desa di Indonesia merujuk kepada pembagian wilayah administratif yang
berada dibawah kecamatan dan dipimpin oleh seorang Kepala Desa. Desa adalah suatu
kumpulan dari beberapa pemukiman kecil yang biasa disebut Kampung (Jabar), Dusun (Yogya),
atau Banjar (Bali) dan Jorong (Sumbar).

Begitupun di daerah Jambi yang di setiap wilayah memiliki desa – desa atau kampong –
kampong, yang setiap desa itu pasti memiliki nama atau sebutan, dengan hal demikian di wilayah
Kota Jambi lebih tepatnya wilayah Seberang Kota Jambi, memiliki desa yang bernama Tahtul
Yaman. Merupakan desa atau kelurahan yang berada di Seberang Kota Jambi.

Penamaan desa tersebut pastinya memiliki latar belakang sehingga diberikan nama Tahtul
Yaman. Menurut sumber yang ada penamaan desa tersebut memiliki latar belakang yang berbeda
– beda. Ada beberapa versi yang ada sebab penamaan desa Tahtul Yaman yang berdiri tahun
1882 ini.

Versi pertama mengatakan bahwa asal muasal penamaan desa Tahtul Yaman ini yakni,
pada masa penjajahan colonial belanda di daerah sungai maram (sekarang daerah pasar Jambi)
para penduduk atau warganya memilih untuk melarikan diri dari serangan penjajah Belanda,
mereka kemudian memanfaatkan sungai Batanghari sebagai banteng pertahanan dari serangan
penjajah. Orang – orang yang pindah dari sungai maram inilah merupakan penghuni awal desa
Tahtul Yaman ini, yang pada awalnya dinamakan Kampung Baru. Barulah kemudian terjadinya
pemekaran lalu timbulah istilah nama Tahtul Yaman.
Kemudian menurut versi yang kedua, yakni penamaan desa ini sebelum nama kampong
Baru, desa ini bernama Iskandariyah. Penamaan Iskandariyah ini dilihat dari situasi keadaannya
diambil dari tempat di Mesir, ada juga yang mengatakan dari Yaman.

Kemudian dikatakan juga bahwa pendapat yang mendekati mengenai asal usul Penamaan
desa Tahtul Yaman ini yakni versi Yaman. Hal itu dikarenakan banyak masyarakat atau
penduduknya yang menimba ilmu agama di daerah Yaman. Dengan dibuktikannya banyak
mayoritas penduduknya menganut paham Ahlul Sunnah Waljamaah, yang mana di daerah negeri
Yaman sendiri masih menjalankan paham tersebut.

Adapun masyarakat dari Sungai Asam merupakan para pengikut Sulthan Thaha yang
dipimpin oleh Tumenggung Ja`far bin Daud (yang bergelar Panglima Dalam). Mereka memilih
Kampung Tahtul Yaman ini sebagai tempat perlindungan.

Karena tidak mampu melawan Kolonial Belanda secara fisik akhirnya seluruh
masyarakat yang adafi Tahtul Yaman ini melakukan perlawanan melalui bidang pendidikan.
Salah satu bukti yang hingga sekarang masih terlihat adalah keberadaan beberapa pondok
pesantren besar. Di antaranya Saaddatuddarein, Al Jauharen dan Al Mubarok.

Mengenai nama Tahtul Yaman sendiri, beberapa juga literatur menyebutkan bahwa salah
satu pemuka agama di Jambi waktu itu, H. Abdul Majid sukses menghasilkan tokoh-tokoh
keagamaan di Makkah. Itu ia lakukan setelah menempuh pendidikan di Makkah. Salah seorang
anak didiknya, KH Ahmad Syukur setelah cukup lama menimba ilmu, akhirnya kembali ke
Indonesia, tepatnya di kota seberang yang pada masa itu lebih dikenal dengan nama Iskandariah
Tahtul Yaman.

Sejaklah itulah nama Tahtul Yaman lebih sering disebut orang. Sementara nama
Iskandariyah seiring waktu mulai ditinggalkan karena susah mengucapkan nama daerah dalam 3
suku kata. Dan dua kata terakhir dijadikan nama daerah itu hingga sekarang.

Anda mungkin juga menyukai