tertentu.
ISTILAH-ISTILAH
MENURUT BANK INDONESIA
Salaf dalam fiqh mu'amalah merupakan istilah lain untuk akad bai' as-salam, Bai' as-
salam adalah jual beli barang yang diserahkan di kemudian hari sementara
Salam adalah jual beli barang dengan cara pemesanan dan pembayaran dilakukan di
Salam Paralel adalah dua transaksı bai' as-salam yang dilakukan oleh para pihak
secara simultan
ISTILAH-ISTILAH
MENURUT PSAK 103
Salam adalah akad jual beli muslam fiib (barang pesanan) dengan pengiriman di
kemudian hari oleh muslam illaihi (penjual) dan pelunasannya dilakukan oleh
Nilai wajar adalah suatu jumlah yang dapat digunakan untuk mengukur aset yang
dapat dipertukarkan melalui suatu transaksi yang wajar (arm's length transaction)
memadai.
RUKUN SALAM
1. Muslam/Pembeli
2. Muslam Ilaih/Penjual
5. Shighat/Ijab
SYARAT-SYARAT
Syarat-syarat Salam
3. Cakap Hukum
KARAKTERISTIK
SALAM
PSAK 103
1. Lembaga keuangan syariah dapat bertindak sebagai pembeli dan atau penjual dalam suatu transaksi
salam. Jika lembaga keuangan syariah bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak lain
untuk menyediakan barang pesanan dengan cara salam maka hal ini disebut salam paralel.
2. Salam paralel dapat dilakukan dengan syarat:
(a) akad antara lembaga keuangan syariah (pembeli) dan produsen (penjual) terpisah dari akad antara
harga barang pesanan tidak dapat berubah selama jangka waktu akad. Dalam hal bertindak sebagai
pembeli, lembaga keuangan syariah dapat meminta jaminan kepada penjual untuk menghindari risiko
yang merugikan
KARAKTERISTIK
SALAM
PSAK 103
4. Barang pesanan harus diketahui karakteristiknya secara umum yang meliputi: jenis, spesifikasi teknis,
kualitas dan kuantitasnya. Barang pesanan harus sesuai dengan karakteristik yang telah disepakati antara
pembeli dan penjual. Jika barang pesanan yang dikirimkan salah atau cacat maka penjual harus
Pelunasan harus dilakukan pada saat akad disepakati dan tidak boleh dalam bentuk pembebasan hutang
memungkinkan penjual (produsen) memproduksi barangnya, barang yang dipesan memiliki spesifikasi
khusus, atau pembeli ingin mendapatkan kepastian dari penjual. Transaksi salam diselesaikan pada saat
TRANSAKSI SALAM
A. Transaksi salam Lembaga Keuangan Syariah sebagai pembuat
JENIS & ALUR
TRANSAKSI SALAM
B. Transaksi salam Lembaga Keuangan Syariah sebagai pembeli
JENIS & ALUR
TRANSAKSI SALAM
C. Salam paralel (Entitas Syariah sebagai pembuat dan sebagai pembeli)
CAKUPAN AKUNTANSI
SALAM
PSAK 103
Cakupan akuntansi salam dalam PSAK 103 tentang akuntansi salam adalah sebagai berikut:
pembeli; dan
(b) pihak-pihak yang melakukan transaksi salam dengan lembaga keuangan syariah.
2. Pernyataan ini tidak mencakup pengaturan perlakuan akuntansi atas obligasi syariah
(sukuk) yang menggunakan akad salam.
3. Lembaga keuangan syariah yang dimaksud, antara lain, adalah:
(a) perbankan syariah sebagaimana yang dimaksud dalam peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
(b) lembaga keuangan syariah non-bank seperti asuransi, lembaga pembiayaan, dan dana
pensiun; dan
(c) lembaga keuangan lain yang diizinkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku
SALAM
PSAK 103
Penggunaan akuntansi penjual atau akuntansi pembeli dalam akuntansi salam dapat dilihat
AKUNTANSI PEMBELI
PSAK 103
1. Piutang Salam
Akun ini dipergunakan untuk mencatat pembayaan harga barang kepada pembuat sebesar
saat penerimaan barang dan dikredit pada sat penyerhan barang kepada pemesan
3. Piutang Kepada Petani
Akun ini dipergunakan untuk mecatat kewajiban produsen yang telah akhir akad tidak dapat
menyerahkan barang yang dipesan. Akun ini bukan merupakan piutang atas barang tetapi
(PEMBUAT)
seluruhnya pada saat akad (segera). Modal salam dapat berupa kas tetapi
dapat berupa non kas (barang) yang manfaat dalam pembuatan barang
pesanan tersebut.
PENYERAHAN MODAL SALAM KEPADA PRODUSEN
(PEMBUAT)
Jika penyerahan modal salam dalam bentuk uang tunai (kas)
Jika modal salam menyerahannya dalam bentuk kas, maka diakui sebagai Piutang Salam saat modal
kas dibayarkan atau dialihkan dari pembeli (LKS Amanah Gusti) kepada penjual (Kelompok Petani
pengakuan dan pengukuran modal salam dalam bentuk non kas diatu dalam PSAK 12:
"Modal usaha salam dapat berupa kas dan aset nonkas. Modal usaha salam dalam
bentuk kas diukur sebesar jumlah yang dibayarkan, sedangkan modal usaha salam
dalam bentuk aset nonkas diukur sebesar nilai wajar. Selisih antara nilai wajar dan nilai
tercatat modal usaha nonkas yang diserahkan diakui sebagai keuntungan atau
kerugian pada saat penyerahan modal usaha tersebut."
Jika yang diserahkan modal salam dalam bentuk non kas diukur sebesar nilai wajar
sedangkan modal non kas (barang) memiliki nilai buku (nilai tercatat), maka akan
timbul kemungkinan:
1. NILAI WAJAR SAAT PENYERAHAN LEBIH TINGGI DARI NILAI
TERCATATNYA
Jika penyerahan modal salam non kas, yaitu barang yang bermanfaat dalam usaha
salam, memiliki nilai wajar saat penyerahan lebih tinggi dari nilai tercatatnya, maka
timbul keuntungan dan diakui saat penyerahan modal non kas.
Contoh : Misalnya tanggal 15 April 2007 LKS Amanah Gusti penyerahan modal salam
oleh LKS Amanah Gusti kepada Kelompok Petani “Ngudi Rejeki” atas pesanan jagung
hibrida bisi-16 super type A, seharga Rp80.000.000 yang terdiri dari :
a. Uang kas sebesar Rp60.000.000,00
b. Modal non kas (bibit dan pupuk) sebesar Rp20.000.000,00 yang dibeli dengan harga
perolehan sebesar Rp18.000.000,00
PADA SAAT LKS AMANAH GUSTI
PENYERAHAN MODAL KAS DAN NON KAS
JURNAL SAAT MEMBELI BARANG KEPADA KELOMPOK PETANI “NGUDI
KEPERLUAN MODAL SALAM SEBESAR REJEKI” DILAKUKAN JURNAL SEBAGAI
RP18.000.000,00 BERIKUT:
TERCATATNYA
Jika modal salam dalam bentuk non kas (barang) memiliki nilai wajar saat penyerahan
lebih rendah dari nilai tercatatnya, maka timbul kerugian dan diakui saat penyerahan
modal non kas (barang).
Contoh :
Misalnya harga perolehan modal non kas (bibit dan pupuk) yang diserahkan kepada
Kelompok Petani “Ngudi Rejeki” tersebut oleh LKS Amanah Gusti membeli sebesar
Rp25.000.000,00.
PADA SAAT PENYERAHAN MODAL SALAM
PADA SAAT PEMBELI BARANG KEPADA KELOMPOK PETANI ”NGUDI
MODAL SALAM JURNAL YANG REJEKI” JURNAL YANG DILAKUKAN
DILAKUKAN ADALAH: ADALAH:
1. Penjual harus
2. Jika penjual
menyerahkan barang
menyerahkan barang
4. Penjual dapat
3. Jika penjual
barang tidak tersedia pada
menyerahkan barang
menyerahkan barang
waktu penyerahan, atau
pembeli rela
dengan syarat kualitas
menerimanya, maka ia
menerimanya, maka ia
dan jumlah barang
memiliki dua pilihan:
tidak boleh menuntut
sesuai dengan
a. membatalkan kontrak dan
pengurangan harga
kesepakatan, dan ia
meminta kembali uangnya,
(diskon). tidak boleh menuntut
b. menunggu sampai barang
jika pembeli tidak menerima sebagian atau seluruh barang pesanan pada
jaminan tersebut lebih kecil dari nilai piutang salam, maka selisih
tersebut diakui
A. Penerimaan barang salam dengan kualitas
sama dengan kontrak
Tanggal 15 Agustus 2007 diterima barang pesanan salam sebanyak 25 ton jagung
hibrida sesuai dengan kualitikasi yang telah disepakati dalam akad, yaitu jagung
hibrida Bisi-16 Super type A dengan harga kontrak sebesar Rp20.000.000,-
Atas penerimaan barang salam LKS Amanah Gusti melakukan jurnal sebagai berikut:
Dr. Persediaan/Aset Salam Rp20.000.000,00
Cr. Piutang Salam Rp20.000.000,00
(25 ton Jagung Hibrida Bisi-16 Super type A)
B. Penerimaan salam dengan kualitas berbeda
dari kontrak
penyerahan barang dengan kualitas yang berbeda dalam akad, harus dilakukan penilaian nilai
wajar saat penyerahan dari barang yang diserahkan tersebut. Akibat penilaian tersebut akan
penyerahan tahap kedua sebanyak 25 ton Jagung Hibrida Bisi-16 Super B (kualitas
berbeda) dengan nilai wajar/pasar Rp25.000.000,00(harga pasar Rp1.000.000,00 per
ton, sedangkan harga dalam kontrak Rp800.000,00)
Atas penerimaan barang dengan kualitas berbeda tersebut, LKS sebagai pemesan
melakukan jurnal sebagai berikut:
Dr. Persediaan/Aset Salam Rp20.000.000,00
Cr. Piutang salam Rp20.000.000,00
(25 ton Jagung Hibrida Bisi-16 Super B)
B. Penerimaan salam dengan kualitas berbeda
dari kontrak
Dalam contoh di atas penyerahan tahap ketiga sebanyak 25 ton Jagung Hibrida, Bisi-
16 Super B dengan nilai wajar/pasar Rp16.000.000,00 (harga pasar Rp640.000,00 per
ton, sedangkan harga dalam kontrak sebesar Rp800.000,00).
Sehingga atas transaksi tersebut jurnal yang dilakukan oleh LKS Amanah Gusti
sebagai pemesan adalah sebagai berikut:
Dr. Persediaan/Aset Salam Rp16.000.000,00
Dr. Kerugian penyerahan barang salam Rp 4.000.000,00
Cr. Piutang salam Rp20.000.000,00
PADA SAAT JATUH TEMPO TIDAK ADA PENERIMAAN
BARANG
Untuk memberikan gambaran jika pada saat tanggal jatuh tempo tidak
diterima barang sebagai atau seluruhnya diberikan ilustrasi contoh
sebagai berikut:
Penyerahan tahap ke-empat sebanyak 25 ton jagung Hibrida Bisi-16
Super type A seharga Rp20.000.000,00 tidak dapat diserahkan saat
tanggal jatuh tempo, sehingga perlu diambil alternatif:
a. Kontrak diperpanjang
b. Kontrak dibatalkan
c. Jaminan dijual dengan misalnya
(1) seharga Rp15.000.000,00
(2) seharga Rp30.000.000,00
Pada saat jatuh tempo tidak ada penerimaan
barang
Memperpanang jangka waktu pengiriman barang kepada pembeli
Jika LKS Tidak menerima sebagian atau seluruh barang pesanan pada tanggal jatuh tempo pengiriman, alternatif pertama yaitu
Karena diperpanjang maka LKS Amanah Gusti sebagai pemesan tidak melakukan jurnal.
Pada saat jatuh tempo tidak ada penerimaan
barang
Pembatasan Pesanan dan Penjual Tidak dapat melunasi Hutangnya
Jika LKS tidak menerima sebagian atau seluruh barang pesanan pada tanggal jatuh tempo pengiriman dan akad salam dibatalkan
sebagain atau seluruhnya maka piutang salam berubah menjadi piutang uang.
Contoh :
Kemungkinan pertama yaitu penjualan jaminan adalah hasil penjualan sama dengan hutang penjual sehingga seluruh hasil penjuaan
Contoh : Pada tanggal 5 september 2077 LKS Amanah gusti bersama kelompok "suka rezeki" melakukan penjualan sebidang sawah
milik petani yang digunakan untuk jaminan dalam transaksi salam dengan nilai wajar Rp20.000.000,00. Hutang kelompok petani
"suka rezeki" kepada LKS Amanah Gusti karena tidak diserahkannya pesanan tahap 4 yaitu 25 ton jagung hibrida Bisi-16 Super Type A
seharga Rp20.000.000,00
Kas Rp20.000.000,00
Piutang salam Rp20.000.000,00
Pembatalan pesanan dan penjual melunasi
kewajibannya dari hasil penjualan salam
Hasil Penjualan Jaminan lebih kecil dari hutang penjual
kemungkinan lainnya yaitu hasil penjualan lebih kecil dari hutang penjual sehingga untuk melakukan pembayaran hutang penjual
masih kurang.
Contoh : Pada tanggal 5 september 2077 LKS Amanah gusti bersama kelompok "suka rezeki" melakukan penjualan sebidang sawah
milik petani yang digunakan untuk jaminan dalam transaksi salam dengan nilai wajar Rp15.000.000,00.Hutang kelompok petani "suka
rezeki" kepada LKS Amanah Gusti karena tidak diserahkannya pesanan tahap 4 yaitu 25 ton jagung hibrida Bisi-16 Super Type A
seharga Rp20.000.000,00
Kas Rp15.000.000,00
Piutang Petani "suka rezeki" Rp.5.000.000,00
Piutang salam Rp20.000.000,00
Pembatalan pesanan dan penjual melunasi
kewajibannya dari hasil penjualan salam
Hasil Penjualan Jaminan lebih tinggi dari hutang penjual
Kemungkinan lainnya dari penjualan barang jaminan adalah hasil penjualan barang jaminan lebih tinggi dari hutang penjual
Contoh : Pada tanggal 5 september 2077 LKS Amanah gusti bersama kelompok "suka rezeki" melakukan penjualan sebidang sawah
milik petani yang digunakan untuk jaminan dalam transaksi salam dengan nilai wajar Rp30.000.000,00.Hutang kelompok petani
"suka rezeki" kepada LKS Amanah Gusti karena tidak diserahkannya pesanan tahap 4 yaitu 25 ton jagung hibrida Bisi-16 Super Type A
seharga Rp20.000.000,00
Kas Rp30.000.000,00
Piutang Salam Rp.20.000.000,00
Rekening petani"suka rezeki"/las Rp10.000.000,00
DENDA
Denda dilaksanakan agar penjual tidak menyalahi kesepakatan dalam akad dan untuk mendidik
kedisiplinan, maka keduabelah pihak dapat melakukan kesepakatan dalam pengenaan denda.
Dana yang diterima tidak diakui dalam pendapatan LKS sebagai penjual tetapi harus diserahkan
sebagai dana sosial atau dana kebajikan
Contoh :Sesuai kesepakatan akad dilakukan antara LKS Amanah Gusti dan Petani "Suka Rezeki"
sebagai penjual, atas kelalaian kelompok petani "Suka Rezeki" dikenakan denda sebesar
Rp1.000.000,00
Jika penjual menerima modal salam dalam bentuk kas maka akan diakui sebagai kewajiban
salam sebesar jumlah diterima.
Contoh : Pada tanggal 12 maret 2077 LKS Amanah Gusti penerimaan dana dari pabrik tepung
"Sarasvati" sebesar Rp500.000.000,00 atas pesanan tepung tapioka sebanyak 100ton
Pada transaksi salam penyerahan modal tidak hanya dalam bentuk kas, tetapi diperkenanknan juga untuk penyerahan
modal berbentuk barang non kas.
Contoh : Pada tanggal 12 maret 2077 LKS sebagai penjual menerima pembayaran salam sebesar Rp500.000.000,00 yang
terdiri dari :
Dengan diserahkan barang maka kewajiba penjual kepada pembeli sudah selesai.
Contoh : Pada tanggal 10 juni 2077 diserahkan barang salam berupa 100 ton tapioka, kualiats A(sesuai dengan akad)
seharga Rp500.000.000,00, pada saat penyerahan barang pesanan kepada pabrik tepung rasapati pada tanggal 12 juni
2007, jurnal yang dilakukan entitas syariah yaitu sebagai berikut:
Contoh : Diserahkan kepada pembeli barang salam sebesar 100 ton tapioka ketela pohon kualitas B (tidak sesuai dengan
kualitas akad) sebanyak 100 ton dengan harga wajar Rp475.000.000,00 (nilai akad sebesar Rp500.000.000,00):
Hutang Rp500.000.000,00
Persediaan Rp500.000.000,00
Akuntansi Salam Paralel
Syarat melakukannya :
Akad kedua antara bank dan pembuat terpisah dari akad pertama
antara bank dan pembeli akhir
Akad kedua dilakukan setelah akad pertama sah
Jurnal yang harus dilakukan LKS Amanah Gusti
Barang yang diterima oleh LKS harus sama kualitas atau spesifikasinya untuk
menghindari resiko penolakan oleh pembeli akhir. Seandainya terjadi penolakan
oleh pembeli akhir, maka LKS harus bertanggung jawab untuk mengadakan
barang yang dipesan.
Jika LKS tetap menerima barang yang berbeda dari pesanan yang
tercantum pada akad, maka harus dilakukan penilaian wajar / nilai pasar
saat penyerahan dan kemungkinan yang dapat timbul dari hal ini yaitu:
Pembeli menyajikan modal usaha salam yang diberikan sebagai piutang salam
Piutang yang harus dilunasi oleh penjual karena tidak dapat memenuhi kewajibannya dalam transaksi salam
disajikan secara terpisah dari piutang salam
Penjual menyajikan modal usaha salam yang diterima sebagai kewajiban salam