Anda di halaman 1dari 52

DAVID ANANTA SUGIHARTO-215020307111021

FAJAR FADHILAH RASYID-215020307111098


HANIF RADHIYYA SETIAWAN-215020307111027
MOCHAMMAD PRAMUJI EKOJATI-215020300111090
PENGERTIAN

Menurut PSAK 103 Salam adalah akad jual beli

muslam fiih (barang pesanan) dengan

penangguhan pengiriman oleh muslam ilaihi

(penjual) dan pelunasannya dilakukan segera

oleh pembeli sebelum barang pesanan

tersebut diterima sesuai dengan syarat-syarat

tertentu.
ISTILAH-ISTILAH
MENURUT BANK INDONESIA

Salaf dalam fiqh mu'amalah merupakan istilah lain untuk akad bai' as-salam, Bai' as-

salam adalah jual beli barang yang diserahkan di kemudian hari sementara

pembayaran dilakukan di muka.

Salam adalah jual beli barang dengan cara pemesanan dan pembayaran dilakukan di

muka, dengan syarat-syarat tertentu

Salam Paralel adalah dua transaksı bai' as-salam yang dilakukan oleh para pihak

secara simultan
ISTILAH-ISTILAH
MENURUT PSAK 103

Salam adalah akad jual beli muslam fiib (barang pesanan) dengan pengiriman di

kemudian hari oleh muslam illaihi (penjual) dan pelunasannya dilakukan oleh

pembeli pada saat akad disepakati sesuai dengan syarat-syarat tertentu.

Nilai wajar adalah suatu jumlah yang dapat digunakan untuk mengukur aset yang

dapat dipertukarkan melalui suatu transaksi yang wajar (arm's length transaction)

yang melibatkan pihak pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan

memadai.
RUKUN SALAM

1. Muslam/Pembeli

2. Muslam Ilaih/Penjual

3. Muslam Fiihi/Barang atau hasil produksi

4. Modal atau Uang

5. Shighat/Ijab
SYARAT-SYARAT

Syarat-syarat Salam

1. Pihak yang berakad

2. Ridha dua belah pihak dan tidak ingkar janji

3. Cakap Hukum
KARAKTERISTIK

SALAM
PSAK 103
1. Lembaga keuangan syariah dapat bertindak sebagai pembeli dan atau penjual dalam suatu transaksi

salam. Jika lembaga keuangan syariah bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak lain

untuk menyediakan barang pesanan dengan cara salam maka hal ini disebut salam paralel.
2. Salam paralel dapat dilakukan dengan syarat:
(a) akad antara lembaga keuangan syariah (pembeli) dan produsen (penjual) terpisah dari akad antara

lembaga keuangan syariah (penjual) dan pembeli akhir; dan


(b) kedua akad tidak saling bergantung (ta’alluq).
3. Spesifikasi dan harga barang pesanan disepakati oleh pembeli dan penjual di awal akad. Ketentuan

harga barang pesanan tidak dapat berubah selama jangka waktu akad. Dalam hal bertindak sebagai

pembeli, lembaga keuangan syariah dapat meminta jaminan kepada penjual untuk menghindari risiko

yang merugikan
KARAKTERISTIK

SALAM
PSAK 103
4. Barang pesanan harus diketahui karakteristiknya secara umum yang meliputi: jenis, spesifikasi teknis,

kualitas dan kuantitasnya. Barang pesanan harus sesuai dengan karakteristik yang telah disepakati antara

pembeli dan penjual. Jika barang pesanan yang dikirimkan salah atau cacat maka penjual harus

bertanggungjawab atas kelalaiannya.


5. Alat pembayaran harus diketahui jumlah dan bentuknya, baik berupa kas, barang atau manfaat.

Pelunasan harus dilakukan pada saat akad disepakati dan tidak boleh dalam bentuk pembebasan hutang

penjual atau penyerahan piutang pembeli dari pihak lain.


6. Transaksi salam dilakukan karena pembeli berniat memberikan modal kerja terlebih dahulu untuk

memungkinkan penjual (produsen) memproduksi barangnya, barang yang dipesan memiliki spesifikasi

khusus, atau pembeli ingin mendapatkan kepastian dari penjual. Transaksi salam diselesaikan pada saat

penjual menyerahkan barang kepada pembeli.


JENIS & ALUR

TRANSAKSI SALAM
A. Transaksi salam Lembaga Keuangan Syariah sebagai pembuat
JENIS & ALUR

TRANSAKSI SALAM
B. Transaksi salam Lembaga Keuangan Syariah sebagai pembeli
JENIS & ALUR

TRANSAKSI SALAM
C. Salam paralel (Entitas Syariah sebagai pembuat dan sebagai pembeli)
CAKUPAN AKUNTANSI

SALAM
PSAK 103
Cakupan akuntansi salam dalam PSAK 103 tentang akuntansi salam adalah sebagai berikut:

1. Pernyataan ini diterapkan untuk:


(a) lembaga keuangan syariah yang melakukan transaksi salam baik sebagai penjual maupun

pembeli; dan
(b) pihak-pihak yang melakukan transaksi salam dengan lembaga keuangan syariah.
2. Pernyataan ini tidak mencakup pengaturan perlakuan akuntansi atas obligasi syariah
(sukuk) yang menggunakan akad salam.
3. Lembaga keuangan syariah yang dimaksud, antara lain, adalah:
(a) perbankan syariah sebagaimana yang dimaksud dalam peraturan perundang-undangan

yang berlaku;
(b) lembaga keuangan syariah non-bank seperti asuransi, lembaga pembiayaan, dan dana

pensiun; dan
(c) lembaga keuangan lain yang diizinkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku

untuk menjalankan transaksi salam.


CAKUPAN AKUNTANSI

SALAM
PSAK 103
Penggunaan akuntansi penjual atau akuntansi pembeli dalam akuntansi salam dapat dilihat

dapat gambar sebagai berikut:


AKUNTANSI PEMBELI
Yang dimaksud pembeli dalam transaksi salam adalah pihak

yang melakukan pemesanan barang, baik pembeli akhir

maupun LKS sebagai pembeli dalam transaksi salam paralel.


AKUN-AKUN PADA

AKUNTANSI PEMBELI
PSAK 103

Akun-akun Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

1. Piutang Salam
Akun ini dipergunakan untuk mencatat pembayaan harga barang kepada pembuat sebesar

jumlah seluruh harga barang yang disepakati dalam akad.


2. Persediaan (Aset Salam)
Akun ini dipergunakan untuk mencatat barang dalam transaksi salam. Akun ini didebet pada

saat penerimaan barang dan dikredit pada sat penyerhan barang kepada pemesan
3. Piutang Kepada Petani
Akun ini dipergunakan untuk mecatat kewajiban produsen yang telah akhir akad tidak dapat

menyerahkan barang yang dipesan. Akun ini bukan merupakan piutang atas barang tetapi

piutang dalam bentuk uang.


PENYERAHAN MODAL SALAM KEPADA PRODUSEN

(PEMBUAT)

Sesuai karakteristik transaksi salam, bahwa penyerahan barang dilakukan

kemudian (tangguh) tetapi pembayaran harga barang (modal) dilakukan

seluruhnya pada saat akad (segera). Modal salam dapat berupa kas tetapi

dapat berupa non kas (barang) yang manfaat dalam pembuatan barang

pesanan tersebut.
PENYERAHAN MODAL SALAM KEPADA PRODUSEN

(PEMBUAT)
Jika penyerahan modal salam dalam bentuk uang tunai (kas)

Jika modal salam menyerahannya dalam bentuk kas, maka diakui sebagai Piutang Salam saat modal

kas dibayarkan atau dialihkan dari pembeli (LKS Amanah Gusti) kepada penjual (Kelompok Petani

Ngudi Rejeki) sebesar jumlah modal kas yang dibayarkan.


Contoh:
Dari ilustrasi contoh umum di atas, tanggal 15 April 2007 Lembaga Keuangan Syariah Amanah
Gusti penyerahan modal salam atas harga barang salam yang dipesan kepada Kelompok Petani
“Ngudi Rejeki” , yaitu “jagung hibrida bisi-16 super type A” dalam bentuk uang tunai sebesar
Rp80.000.000,00.
Atas penyerahan modal kas tersebut jurnal yang dilakukan oleh LKS Amanah Gusti sebagai

pembeli adalah sebagai berikut:


B. PENYERAHAN MODAL DALAM BENTUK NON KAS

pengakuan dan pengukuran modal salam dalam bentuk non kas diatu dalam PSAK 12:

"Modal usaha salam dapat berupa kas dan aset nonkas. Modal usaha salam dalam
bentuk kas diukur sebesar jumlah yang dibayarkan, sedangkan modal usaha salam
dalam bentuk aset nonkas diukur sebesar nilai wajar. Selisih antara nilai wajar dan nilai
tercatat modal usaha nonkas yang diserahkan diakui sebagai keuntungan atau
kerugian pada saat penyerahan modal usaha tersebut."

Jika yang diserahkan modal salam dalam bentuk non kas diukur sebesar nilai wajar
sedangkan modal non kas (barang) memiliki nilai buku (nilai tercatat), maka akan
timbul kemungkinan:
1. NILAI WAJAR SAAT PENYERAHAN LEBIH TINGGI DARI NILAI

TERCATATNYA

Jika penyerahan modal salam non kas, yaitu barang yang bermanfaat dalam usaha
salam, memiliki nilai wajar saat penyerahan lebih tinggi dari nilai tercatatnya, maka
timbul keuntungan dan diakui saat penyerahan modal non kas.

Contoh : Misalnya tanggal 15 April 2007 LKS Amanah Gusti penyerahan modal salam
oleh LKS Amanah Gusti kepada Kelompok Petani “Ngudi Rejeki” atas pesanan jagung
hibrida bisi-16 super type A, seharga Rp80.000.000 yang terdiri dari :
a. Uang kas sebesar Rp60.000.000,00
b. Modal non kas (bibit dan pupuk) sebesar Rp20.000.000,00 yang dibeli dengan harga
perolehan sebesar Rp18.000.000,00
PADA SAAT LKS AMANAH GUSTI
PENYERAHAN MODAL KAS DAN NON KAS
JURNAL SAAT MEMBELI BARANG KEPADA KELOMPOK PETANI “NGUDI
KEPERLUAN MODAL SALAM SEBESAR REJEKI” DILAKUKAN JURNAL SEBAGAI
RP18.000.000,00 BERIKUT:

Dr. Piutang salam Rp80.000.000,00 (100 ton

Jagung Hibrida Bisi-16 Super type A)


Dr. Persediaan/Aset Salam Rp18.000.000,00
Cr. Kas/ rekening petani Rp60.000.000,00
Cr. Kas/Rekening suplier Rp18.000.000,00
Cr. Persediaan/Aset Salam Rp18.000.000,00
Cr. Keuntungan penyerahan aset salam Rp
2.000.000,00
2. NILAI WAJAR SAAT PENYERAHAN LEBIH RENDAH DARI NILAI

TERCATATNYA

Jika modal salam dalam bentuk non kas (barang) memiliki nilai wajar saat penyerahan
lebih rendah dari nilai tercatatnya, maka timbul kerugian dan diakui saat penyerahan
modal non kas (barang).

Contoh :
Misalnya harga perolehan modal non kas (bibit dan pupuk) yang diserahkan kepada
Kelompok Petani “Ngudi Rejeki” tersebut oleh LKS Amanah Gusti membeli sebesar
Rp25.000.000,00.
PADA SAAT PENYERAHAN MODAL SALAM
PADA SAAT PEMBELI BARANG KEPADA KELOMPOK PETANI ”NGUDI
MODAL SALAM JURNAL YANG REJEKI” JURNAL YANG DILAKUKAN
DILAKUKAN ADALAH: ADALAH:

Dr.Piutang salam Rp80.000.000,00 (100 ton


Jagung Hibrida Bisi-16 Super type A)
Dr. Persediaan/Aset Salam Rp25.000.000,00
Dr.Kerugian penyerahan Aset salam Rp
Cr. Kas/Rekening pemilik brg
5.000.000,00
Rp25.000.000,00
Cr. Kas/ rekening petani Rp60.000.000,00
Cr. Persediaan /Aset Salam Rp25.000.000,00
PENERIMAAN BARANG PESANAN DARI
PRODUSEN (PEMBUAT)

1. Penjual harus
2. Jika penjual

menyerahkan barang
menyerahkan barang

tepat pada waktunya


dengan kualitas yang

dengan kualitas dan


lebih tinggi, penjual

jumlah yang telah


tidak boleh meminta
disepakati. tambahan harga.

5. Jika semua atau sebagian

4. Penjual dapat

3. Jika penjual
barang tidak tersedia pada

menyerahkan barang

menyerahkan barang
waktu penyerahan, atau

dengan kualitas yang


lebih cepat dari waktu
kualitasnya lebih rendah dan

lebih rendah, dan


yang disepakati
pembeli tidak rela

pembeli rela
dengan syarat kualitas
menerimanya, maka ia

menerimanya, maka ia
dan jumlah barang
memiliki dua pilihan:
tidak boleh menuntut
sesuai dengan
a. membatalkan kontrak dan

pengurangan harga
kesepakatan, dan ia
meminta kembali uangnya,
(diskon). tidak boleh menuntut
b. menunggu sampai barang

tambahan harga tersedia.


PENERIMAAN BARANG PESANAN DARI PRODUSEN (PEMBUAT)

jika barang pesanan berbeda kualitasnya:

barang pesanan yang diterima diukur sesuai

dengan nilai akad, jika nilai wajar dari barang

pesanan yang diterima nilainya sama atau lebih

jika barang pesanan


tinggi dari nilai barang pesanan yang tercantum

sesuai dengan akad


dalam akad;
dinilai sesuai nilai

yang disepakati; barang pesanan yang diterima diukur sesuai nilai

wajar pada saat diterima dan selisihnya diakui

sebagai kerugian, jika nilai wajar dari barang

pesanan yang diterima lebih rendah dari nilai

barang pesanan yang tercantum dalam akad


PENERIMAAN BARANG PESANAN DARI PRODUSEN (PEMBUAT)

jika pembeli tidak menerima sebagian atau seluruh barang pesanan pada

tanggal jatuh tempo pengiriman, maka:


jika tanggal pengiriman diperpanjang, nilai tercatat piutang salam

sebesar bagian yang belum dipenuhi sesuai dengan nilai yang

tercantum dalam akad;

jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya, maka piutang

salam berubah menjadi piutang yang harus dilunasi oleh penjual

sebesar bagian yang tidak dapat dipenuh

jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya dan pembeli

mempunyai jaminan atas barang pesanan serta hasil penjualan

jaminan tersebut lebih kecil dari nilai piutang salam, maka selisih

antara nilai tercatat piutang salam dan hasil penjualan jaminan

tersebut diakui
A. Penerimaan barang salam dengan kualitas
sama dengan kontrak

Tanggal 15 Agustus 2007 diterima barang pesanan salam sebanyak 25 ton jagung
hibrida sesuai dengan kualitikasi yang telah disepakati dalam akad, yaitu jagung
hibrida Bisi-16 Super type A dengan harga kontrak sebesar Rp20.000.000,-

Atas penerimaan barang salam LKS Amanah Gusti melakukan jurnal sebagai berikut:
Dr. Persediaan/Aset Salam Rp20.000.000,00
Cr. Piutang Salam Rp20.000.000,00
(25 ton Jagung Hibrida Bisi-16 Super type A)
B. Penerimaan salam dengan kualitas berbeda
dari kontrak

penyerahan barang dengan kualitas yang berbeda dalam akad, harus dilakukan penilaian nilai

wajar saat penyerahan dari barang yang diserahkan tersebut. Akibat penilaian tersebut akan

terjadi beberapa kemungkinan yaitu:


a. Nilai wajar sama dengan nilai yang tercantum dalam akad
b. Nilai wajar lebih tinggi dari nilai yang tercantum dalam akad
c. Nilai wajar lebih rendah dari nilai yang tercantum dalam akad
B. Penerimaan salam dengan kualitas berbeda
dari kontrak

penyerahan tahap kedua sebanyak 25 ton Jagung Hibrida Bisi-16 Super B (kualitas
berbeda) dengan nilai wajar/pasar Rp25.000.000,00(harga pasar Rp1.000.000,00 per
ton, sedangkan harga dalam kontrak Rp800.000,00)

Atas penerimaan barang dengan kualitas berbeda tersebut, LKS sebagai pemesan
melakukan jurnal sebagai berikut:
Dr. Persediaan/Aset Salam Rp20.000.000,00
Cr. Piutang salam Rp20.000.000,00
(25 ton Jagung Hibrida Bisi-16 Super B)
B. Penerimaan salam dengan kualitas berbeda
dari kontrak

Dalam contoh di atas penyerahan tahap ketiga sebanyak 25 ton Jagung Hibrida, Bisi-
16 Super B dengan nilai wajar/pasar Rp16.000.000,00 (harga pasar Rp640.000,00 per
ton, sedangkan harga dalam kontrak sebesar Rp800.000,00).

Sehingga atas transaksi tersebut jurnal yang dilakukan oleh LKS Amanah Gusti
sebagai pemesan adalah sebagai berikut:
Dr. Persediaan/Aset Salam Rp16.000.000,00
Dr. Kerugian penyerahan barang salam Rp 4.000.000,00
Cr. Piutang salam Rp20.000.000,00
PADA SAAT JATUH TEMPO TIDAK ADA PENERIMAAN
BARANG

Untuk memberikan gambaran jika pada saat tanggal jatuh tempo tidak
diterima barang sebagai atau seluruhnya diberikan ilustrasi contoh
sebagai berikut:
Penyerahan tahap ke-empat sebanyak 25 ton jagung Hibrida Bisi-16
Super type A seharga Rp20.000.000,00 tidak dapat diserahkan saat
tanggal jatuh tempo, sehingga perlu diambil alternatif:
a. Kontrak diperpanjang
b. Kontrak dibatalkan
c. Jaminan dijual dengan misalnya
(1) seharga Rp15.000.000,00
(2) seharga Rp30.000.000,00
Pada saat jatuh tempo tidak ada penerimaan
barang
Memperpanang jangka waktu pengiriman barang kepada pembeli

Jika LKS Tidak menerima sebagian atau seluruh barang pesanan pada tanggal jatuh tempo pengiriman, alternatif pertama yaitu

memperpanjang jangka waktu penyerahan barang kepada pembeli.


Contoh :

Karena diperpanjang maka LKS Amanah Gusti sebagai pemesan tidak melakukan jurnal.
Pada saat jatuh tempo tidak ada penerimaan
barang
Pembatasan Pesanan dan Penjual Tidak dapat melunasi Hutangnya

Jika LKS tidak menerima sebagian atau seluruh barang pesanan pada tanggal jatuh tempo pengiriman dan akad salam dibatalkan

sebagain atau seluruhnya maka piutang salam berubah menjadi piutang uang.
Contoh :

LKS Amanah Gusti akan melakukan penjurnalan sebagai berikut :

Piutang Petani "Ngudi Rejeki" Rp20.000.000,00


Piutang Salam Rp20.000.000,00
Pembatalan pesanan dan penjual melunasi

kewajibannya dari hasil penjualan salam


Hasil Penjualan Jaminan sama dengan hutang penjual

Kemungkinan pertama yaitu penjualan jaminan adalah hasil penjualan sama dengan hutang penjual sehingga seluruh hasil penjuaan

barang jaminan digunakan untuk melunasi hutang penjual.

Contoh : Pada tanggal 5 september 2077 LKS Amanah gusti bersama kelompok "suka rezeki" melakukan penjualan sebidang sawah

milik petani yang digunakan untuk jaminan dalam transaksi salam dengan nilai wajar Rp20.000.000,00. Hutang kelompok petani

"suka rezeki" kepada LKS Amanah Gusti karena tidak diserahkannya pesanan tahap 4 yaitu 25 ton jagung hibrida Bisi-16 Super Type A

seharga Rp20.000.000,00

LKS Amanah Gusti akan melakukan penjurnalan sebagai berikut :

Kas Rp20.000.000,00
Piutang salam Rp20.000.000,00
Pembatalan pesanan dan penjual melunasi
kewajibannya dari hasil penjualan salam
Hasil Penjualan Jaminan lebih kecil dari hutang penjual

kemungkinan lainnya yaitu hasil penjualan lebih kecil dari hutang penjual sehingga untuk melakukan pembayaran hutang penjual

masih kurang.

Contoh : Pada tanggal 5 september 2077 LKS Amanah gusti bersama kelompok "suka rezeki" melakukan penjualan sebidang sawah

milik petani yang digunakan untuk jaminan dalam transaksi salam dengan nilai wajar Rp15.000.000,00.Hutang kelompok petani "suka

rezeki" kepada LKS Amanah Gusti karena tidak diserahkannya pesanan tahap 4 yaitu 25 ton jagung hibrida Bisi-16 Super Type A

seharga Rp20.000.000,00

LKS Amanah Gusti akan melakukan penjurnalan sebagai berikut :

Kas Rp15.000.000,00
Piutang Petani "suka rezeki" Rp.5.000.000,00
Piutang salam Rp20.000.000,00
Pembatalan pesanan dan penjual melunasi
kewajibannya dari hasil penjualan salam
Hasil Penjualan Jaminan lebih tinggi dari hutang penjual

Kemungkinan lainnya dari penjualan barang jaminan adalah hasil penjualan barang jaminan lebih tinggi dari hutang penjual

sehingga setelah dilakukan pembayaran masih ada sisa atau kelebihan..

Contoh : Pada tanggal 5 september 2077 LKS Amanah gusti bersama kelompok "suka rezeki" melakukan penjualan sebidang sawah

milik petani yang digunakan untuk jaminan dalam transaksi salam dengan nilai wajar Rp30.000.000,00.Hutang kelompok petani

"suka rezeki" kepada LKS Amanah Gusti karena tidak diserahkannya pesanan tahap 4 yaitu 25 ton jagung hibrida Bisi-16 Super Type A

seharga Rp20.000.000,00

LKS Amanah Gusti akan melakukan penjurnalan sebagai berikut :

Kas Rp30.000.000,00
Piutang Salam Rp.20.000.000,00
Rekening petani"suka rezeki"/las Rp10.000.000,00
DENDA

Denda dilaksanakan agar penjual tidak menyalahi kesepakatan dalam akad dan untuk mendidik
kedisiplinan, maka keduabelah pihak dapat melakukan kesepakatan dalam pengenaan denda.
Dana yang diterima tidak diakui dalam pendapatan LKS sebagai penjual tetapi harus diserahkan
sebagai dana sosial atau dana kebajikan

Contoh :Sesuai kesepakatan akad dilakukan antara LKS Amanah Gusti dan Petani "Suka Rezeki"
sebagai penjual, atas kelalaian kelompok petani "Suka Rezeki" dikenakan denda sebesar
Rp1.000.000,00

Dilakukan penjurnalan oleh LKS Amanah Gusti:

Rekening Petani "Suka Rezeki" Rp1.000.000,00


Rekening Dana Kebajikan Rp1.000.000,00
AKUNTANSI PENJUAL (PRODUSEN
PEMBUAT)

A. Akun-akun pada penjual


Akun pada laporan posisi keuangan (Neraca)
Hutang Salam (Kewajiban Salam) : akun ini digunakan untuk mencatat pembayaran harga
barang yang disepakati oleh pembeli, akun dikredit saat penedimaan harga bayar sebesar
seluruh harga bayar diterima, dan di debit saat barang penyerahan barang atau jatuh tempo.
Persediaan (Aset Salam) : Akun yang digunakan untuk mencatat barang salam yang diterima
atau selesai dibuat dan diserahkan ke pembeli akhir, di debit saat menerima barang yang
dipesan dan dikredit pada saat penjualan.
Hutang Kepada LKS : digunakan untuk mencatat hutang produsen atas tidak diserahkan
barang yang dipesan saat jatuh tempo, DIkredit apabila dipindahkan dari hutang salam ke
Hutang lks saat jatuh tempo akad dan di debet saat pembayaran
AKUNTANSI PENJUAL (PRODUSEN
PEMBUAT)

A. Akun-akun pada penjual


Akun pada laporan Laba Rugi
Keuntungan Penyerahan Aktiva : Untuk mencatat keuntungan penyerahan modal salam
dalam bentuk non kas dimana nilai wajar atau nilai pasar lebih besar dari perolehan. dikredit
saat diakui keuntunan dan di debet pada saat di pindahkan ke akun laba rugi.
Kerugian Penyerahan Aktiva : Digunakan untuk mencatat kerugian dan di debet saat
mengalami kerugian lalu dikredit saat di pindahkan ke laba rugi.
Kerugian Salam : Digunakan untuk mencatat kerugian yang timbul dari transaksi salam, di
debet saat timbul kerugian salam dan dikredit pada laba rugi tutup buku akhir tahun
Keuntungan Salam : Digunakan untuk mencatat keuntungan transaksi salam, yang di kredit
saat timbul keuntungan salam dan di debet pada laba rugi tutup buku akhir tahun
AKUNTANSI PENJUAL (PRODUSEN
PEMBUAT)

B. Penerimaan modal saham dari pembeli/pemesan


Karakteristik salam penyerahan barang dilakukan kemudian dan harga baran dilakukan saat
akad ditanda tangani. Prinsipnya modal salam harus diserahkan segera secara keseluruhan
setelah di tanda tangani.
PSAK 103 mengenai akuntansi salam paragraf 17-18 mengatur pengakuan dan pengukuran modal
saham yang diterima oleh penjual yaitu sebagai berikut:
17: Kewajiban salam diakui saat penjual menerima modal usaha salam sebesar modal usaha
salam yang diterima
18 : Modal usaha salam yang diterima dapat berupa kas atau non kas. Moda usaha salam
dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah yang diterima, sedangkan modal usaha salam dalam
bentuk aset nonkas dikur sebesar nilai wajar
19 : Kewajiban salam dihentikan pengakuaannya sahat penyerahan barang kepada pembeli.
Jika penjual melakukan transaksi salam paralel, selisih antara jumlah yang dibayar oleh
pembeli akhir dan biaya perolehan barang pesanan diakui sebagai keuntungan atau kerugian
pada penyerahan barang pesanan oleh penjual ke pembeli akhir
AKUNTANSI PENJUAL (PRODUSEN
PEMBUAT)

B. Penerimaan modal saham dari pembeli/pemesan


Penerimaan modal salam dalam bentuk Kas/Tunai

Jika penjual menerima modal salam dalam bentuk kas maka akan diakui sebagai kewajiban
salam sebesar jumlah diterima.

Contoh : Pada tanggal 12 maret 2077 LKS Amanah Gusti penerimaan dana dari pabrik tepung
"Sarasvati" sebesar Rp500.000.000,00 atas pesanan tepung tapioka sebanyak 100ton

akan dijurnal sebagai berikut:

Kas/Rekeing pabrik Tepung Rp500.000.000,00


Hutang Saham Rp500.000.000,00
AKUNTANSI PENJUAL (PRODUSEN
PEMBUAT)

B. Penerimaan modal saham dari pembeli/pemesan


Penerimaan modal salam dalam bentuk non kas (barang)

Pada transaksi salam penyerahan modal tidak hanya dalam bentuk kas, tetapi diperkenanknan juga untuk penyerahan
modal berbentuk barang non kas.

Contoh : Pada tanggal 12 maret 2077 LKS sebagai penjual menerima pembayaran salam sebesar Rp500.000.000,00 yang
terdiri dari :

Makan Penjurnalanya : Persediaan/Aset Salam Rp.400.000.000,00


Kas Rp.100.000.000,00
Kewajiban Salam Rp500.000.000,00
AKUNTANSI PENJUAL (PRODUSEN
PEMBUAT)

C. Penyerahan barang saham dari pembeli/pemesan


Penerimaan barang yang sama dengan kualitas Akad

Dengan diserahkan barang maka kewajiba penjual kepada pembeli sudah selesai.

Contoh : Pada tanggal 10 juni 2077 diserahkan barang salam berupa 100 ton tapioka, kualiats A(sesuai dengan akad)
seharga Rp500.000.000,00, pada saat penyerahan barang pesanan kepada pabrik tepung rasapati pada tanggal 12 juni
2007, jurnal yang dilakukan entitas syariah yaitu sebagai berikut:

Hutang Salam Rp500.000.000,00


Persediaan Rp500.000.000,00
AKUNTANSI PENJUAL (PRODUSEN
PEMBUAT)

C. Penyerahan barang saham dari pembeli/pemesan


Penerimaan barang yang berbeda dengan kualitas Akad
Kewajiban penjual untuk menyerahkan produk akan selesai jika barang telah diserahkan dalam kualitas yang sama
maupun berbeda namun pengakuan akuntansi dengan kualitas berbeda ini berbeda.pada pembeli yang mengakui mana
lebih rendah antara nilai wajar dan akad.

Contoh : Diserahkan kepada pembeli barang salam sebesar 100 ton tapioka ketela pohon kualitas B (tidak sesuai dengan
kualitas akad) sebanyak 100 ton dengan harga wajar Rp475.000.000,00 (nilai akad sebesar Rp500.000.000,00):

Hutang Rp500.000.000,00
Persediaan Rp500.000.000,00
Akuntansi Salam Paralel

Salam paralel merupakan kondisi dimana Lembaga Keuangan Syariah


yang bertindak sebagai penjual, lalu memesan kepada pihak lain untuk
menyediakan barang pesanan dengan cara salam.

Syarat melakukannya :
Akad kedua antara bank dan pembuat terpisah dari akad pertama
antara bank dan pembeli akhir
Akad kedua dilakukan setelah akad pertama sah
Jurnal yang harus dilakukan LKS Amanah Gusti

Penerimaan modal salam dari Bulog


Penyerahan modal kepada KUD Berkah
Penerimaan barang dari KUD Berkah
Penyerahan barang kepada Bulog

Penerimaan modal dari Bulog


Sesuai dengan karakteristik salam, harga barang yang dipesan akan diterima
setelah akad ditandatangani dan atas penerimaan harga barang salam itu diakui
sebagai Hutang salam.

Jurnal atas penerimaan modal salam :

Dr. Kas XXX


Cr. Hutang salam XXX
Penyerahan modal kepada KUD Berkah
Modal salam yang diberikan kepada KUD Berkah Sukabumi berupa modal kas dan
modal non kas. Agar dapat menyerahkan modal salam dalam non kas maka LKS
Amanah Gusti harus mengadakan barangnya dengan cara membeli ataupun
membuat sendiri.

Jurnal pada saat pembelian alat pertanian :

Dr. Persediaan XXX


Cr. Kas XXX

Jurnal atas penyerahan modal kas dan nonkas :

Dr. Piutang salam XXX


Cr. Kas XXX
Cr. Persediaan XXX
Cr. Pendapatan penyerahan aktiva XXX
Penerimaan barang salam dari KUD Berkah

Barang yang diterima oleh LKS harus sama kualitas atau spesifikasinya untuk
menghindari resiko penolakan oleh pembeli akhir. Seandainya terjadi penolakan
oleh pembeli akhir, maka LKS harus bertanggung jawab untuk mengadakan
barang yang dipesan.

Jurnal penerimaan barang salam :

Dr. Persediaan XXX


Cr. Piutang salam XXX

Jika LKS tetap menerima barang yang berbeda dari pesanan yang
tercantum pada akad, maka harus dilakukan penilaian wajar / nilai pasar
saat penyerahan dan kemungkinan yang dapat timbul dari hal ini yaitu:

Nilai wajar / nilai pasar sama dengan nilai akad


Nilai wajar / nilai pasar lebih tinggi dari nilai akad
Nilai wajar / nilai pasar lebih rendah dari nilai akad
Penyerahan barang kepada Bulog

Keseluruhan transaksi berakhir ketika masing masing pihak sudah melakukan


kewajibannya. Penyerahan barang pesanan harus sama kualitasnya sesuai apa yang
tercantum di dalam akad.

Jurnal atas penyerahan barang kepada bulog :

Dr. Kewajiban salam XXX


Cr. Persediaan salam XXX
Cr. Keuntungan salam XXX
Penyajian dan Pengungkapan
Penyajian transaksi salam yang diatur dalam PSAK 103 :

Pembeli menyajikan modal usaha salam yang diberikan sebagai piutang salam
Piutang yang harus dilunasi oleh penjual karena tidak dapat memenuhi kewajibannya dalam transaksi salam
disajikan secara terpisah dari piutang salam
Penjual menyajikan modal usaha salam yang diterima sebagai kewajiban salam

Pengungkapan transaksi salam yang diatur dalam PSAK 103 :

1. Penjual dalam transaksi salam mengungkapkan :


Piutang salam kepada supplier yang memiliki hubungan istimewa
Jenis dan kuantitas barang pesanan
Pengungkapan lain sesuai sesuai dengan PSAK 101

2. Pembeli dalam transaksi salam mengungkapkan :


Besarnya modal usaha salam, baik yang dibiayai sendiri maupun yang dibiayai secara bersama dengan pihak lain
Jenis dan kuantitas barang persediaan
Pengungkapan lain sesuai dengan PSAK 101
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai