Irna Trilestari
Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan
Gedung E Lantai 19, Kompleks Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Indonesia
E-mail: ina99mds@gmail.com
Abstract
The museum revitalization program is an initiative by the Ministry of Education and Culture to
improve the quality of Indonesian museums so they can be destinations worth visiting. This article
analyzes the program implementation in the Lampung Province State Museum as a case study,
focusing on the museum management in an effort to realize its function as an institution that
protects, utilizes, and communicates historical collections to the public. This qualitative study
found that the program has successfully upgraded the presentation of the museum’s permanent
exhibition system and its collection information system. The increased number of visit indicated
positive appreciation from the public, especially in 2018 when the museum recorded 105.025
visits, the highest in its history. However, the aspects of physical tendance and maintenance are
yet to be a major concern, so the building’s appearance and exhibition system remain unimproved
after revitalization.
Abstrak
Revitalisasi museum adalah upaya meningkatkan kualitas museum dalam melayani masyarakat
yang sesuai dengan fungsinya sehingga museum dapat menjadi tujuan yang dirasakan sebagai
kebutuhan untuk dikunjungi. Artikel ini menganalisis implementasi program revitalisasi museum
di Museum Negeri Provinsi Lampung sebagai studi kasus, dengan fokus pada pengelolaan
museum dalam upaya mewujudkan fungsinya sebagai lembaga yang melindungi, memanfaatkan,
dan mengkomunikasikan koleksi sejarah kepada masyarakat. Studi kualitatif ini menemukan
bahwa revitalisasi berhasil memperbaiki penyajian tata pameran tetap dan sistem informasi
koleksi museum. Tingginya apresiasi publik dapat dilihat dari meningkatnya jumlah kunjungan
ke museum, khususnya pada 2018 yang mencatatkan jumlah tertinggi, yaitu 105.025 kunjungan.
Namun, aspek perawatan dan pemeliharaan belum menjadi perhatian utama revitalisasi, sehingga
masih dapat dilihat tampilan gedung dan tata pameran museum yang belum berubah.
Kata Kunci: revitalisasi museum, pengelolaan museum, program publik dan apresiasi masyarakat.
141
Jurnal Kebudayaan, Volume 14, Nomor 2, Desember 2019
ketersediaan SDM museum yang terlatih dan tampilan gedung museum dan tata pameran tetap
mahir dalam pemeliharaan, perawatan, dan museum serta apresiasi masyarakat terhadap
penyajian koleksi museum, serta program publik museum setelah dilaksanakannya revitalisasi
dalam mengkomunikasikan kepada masyarakat. museum. Kedua sebagai bahan masukan dan
Revitalisasi museum adalah upaya evaluasi untuk kebijakan revitalisasi museum
meningkatkan kualitas museum dalam melayani pada tahun berikutnya.
masyarakat yang sesuai dengan fungsinya
sehingga museum dapat menjadi tujuan yang B. KAJIAN PUSTAKA
dirasakan sebagai kebutuhan untuk dikunjungi. Definisi museum berdasarkan International
Revitalisasi juga dapat diartikan sebagai proses Council of Museum (ICOM tahun 2007) adalah
memperbaiki mutu dari segala aspek yang ada sebagai berikut:
untuk meningkatkan potensi yang dimiliki sebagai Museum adalah lembaga yang bersifat
sebuah lembaga. tetap yang tidak mencari keuntungan, (not-
Kebijakan yang terkait dengan kegiatan for-profit), diabdikan untuk kepentingan dan
revitalisasi museum terdapat pada program pembangunan masyarakat, serta terbuka untuk
prioritas kedua, yaitu bidang Kesejarahan, umum. Museum mengumpulkan, melestarikan,
Kepurbakalaan, dan Permuseuman yang tercantum meneliti, mengkomukiasikan, memamerkan
dalam Bab III Peraturan Menteri Kebudayaan dan bukti-bukti bendawi manusia, bukan bendawi
Pariwisata Nomor PM.105/UM.001/MKP/2010 dan lingkungannya untuk tujuan pengkajian,
tentang Perubahan Pertama Atas Rencana Strategis pendidikan dan kesenangan.
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Tahun Secara umum kegiatan museum bertujuan
2010-2014.1 Tujuan dibuatnya kebijakan tersebut untuk melayani masyarakat agar dapat difungsikan
adalah meningkatkan pelestarian kekayaan dan dalam kehidupan dan kemajuannya baik itu fungsi
keragaman budaya untuk memperkuat jati diri penelitian, fungsi pendidikan dan fungsi rekreasi
dan karakter bangsa yang multikultur di tengah atau kesenangan (Trilestari, 2008: 15)2.
pergaulan global. Revitalisasi museum adalah upaya
Kajian ini dilakukan pada museum negeri mewujudkan kesadaran untuk menempatkan
provinsi yang dalam hal ini mengambil sampel kembali makna museum dalam mencapai tiga
Museum Negeri Provinsi Lampung yamg pilar kebijakan permuseuman Indonesia, yaitu:
mendapat bantuan berupa revitalisasi museum. (1) Mencerdaskan bangsa; (2) Memperteguh
Bantuan revitalisasi museum merupakan upaya kepribadian bangsa; (3) Memperkokoh ketahanan
meningkatkan kualitas nasional dan wawasan nusantara.3
Permasalahan dalam kajian ini yaitu Revitalisasi dalam arti harafiah yakni
menurunnya kualitas gedung dan tata pameran “menghidupkan kembali”, maknanya tidak
yang ada di Museum Negeri Provinsi Lampung sekedar mengadakan/ mengaktifkan kembali
“Ruwa Jurai”, sehingga mendapatkan bantuan apa yang sebelumnya pernah ada, tetapi juga
program Revitalisasi museum dari Direktorat menyempurnakan strukturnya, mekanisme
Pelestarian Cagar Budaya dan Museum. Adapun kerja dengan menyesuaikan pada kondisi baru,
tujuan dari kajian ini, yaitu pertama mengetahui semangat dan komitmennya. Berdasarkan
lebih dalam terkait implementasi program Kamus Besar Bahasa Indonesia kata revitalisasi
revitalisasi museum Museum Negeri Provinsi mempunyai makna suatu proses, cara perbuatan
Lampung “Ruwa Jurai” dalam melindungi,
memanfaatkan, dan mengkomunikasikan koleksi
museum kepada masyarakat, khususnya pada 2 Kajian Tata Pameran Tetap Pada Museum Sejarah,
Jakarta: Thesis Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran
1 Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor 3 Direktorat Permuseum, Blue Print Revitalisasi Museum
PM.105/UM.001/MKP/2010 Indonesia, 2010. Hlm. 32.
142
Irna Trilestari, Implementasi Program Revitalisasi Museum Pada Museum Negeri Provinsi Lampung
Bagan 1
Bagan 1
Pengelolaan Museum
Pengelolaan Museum yang
yang Dinamis
Dinamis
ADMINISTRASI
FUNGSI
KOLEKSI MUSEUM KEGIATAN
• Pengumpulan • Penelitian
• Pendokumentasian • Pameran
• Perawatan • Interpretasi
MISI
MANDAT
TUJUAN
SASARAN
4 Kamus Besarbagan
Pada tersebut 2007,
Bahasa Indonesia, 954.
di atas fungsi Metodologi yang digunakan dalam
5 Blue museum sebagai
Print Revitalisasi Museumorganisasi yang
Indonesia, (2010:9) 6 kajian iniRevitalisasi
Blue Print adalah Museum
kualitatif deskriptif
Indonesia (1997:25)
dijalankan oleh pengelola museum terhadap implementasi revitalisasi
yang terdiri dari staf administrasi museum dan juga pengelolaan
sebagai tenaga penggerak 143 museum berupa program publik
administrasi ditunjang dengan setelah di revitalisasi museum
kegiatan yang berhubungan dengan dilaksanakan khususnya tampilan
Jurnal Kebudayaan, Volume 14, Nomor 2, Desember 2019
Pada bagan tersebut di atas fungsi museum museum sebagaimana termuat dalam Peraturan
sebagai organisasi yang dijalankan oleh pengelola Peraturan Pemerintah No. 66 tahun 2015 tentang
museum yang terdiri dari staf administrasi sebagai Museum, berisi tentang Pendirian Museum
tenaga penggerak administrasi ditunjang dengan yang harus memiliki visi dan misi, memiliki
kegiatan yang berhubungan dengan koleksi koleksi, memiliki lokasi dan/atau bangunan,
sebagai kekayaan museum, mengumpulkan memiliki sumber daya manusia, memiliki sumber
koleksi, pendokumentasian benda koleksi, pendanaan tetap, dan memiliki nama museum,
perawatan, dan kegiatan yang berhubungan (Pasal 3 ayat 2, Peraturan Pemerintah nomor
dengan koleksi dan pengunjung melalui penelitian, 66 tentang museum tahun 2015)8. Dalam kajian
pameran dan interpretasi koleksi. Semua kegiatan ini dikaji pula program publik museum yang
tersebut untuk mencapai fungsi museum sebagai mendukung terlaksananya pengelolaan Museum
melalui misi, mandat, tujuan, dan sasaran dalam Negeri Provinsi Lampung berupa pameran tetap
mewujudkan museum sebagai lembaga yang museum dan apresiasi masyarakat (pengunjung
bertujuan untuk kepentingan studi, penelitian, museum) setelah dilaksanakannya revitalisasi
dan rekreasi. (Trilestari, 2014: 34). museum. Adapun penjelasan kaitan dengan hal
tersebut di atas adalah sebagai berikut:
C. METODE
Metodologi yang digunakan dalam kajian ini 1. Profil Museum Negeri Provinsi Lampung
adalah kualitatif deskriptif terhadap implementasi “Ruwa Jurai”
revitalisasi museum dan juga pengelolaan Museum Negeri Provinsi Lampung “Ruwa
museum berupa program publik setelah di Jurai” dibangun pada tahun 1975 di atas lahan
revitalisasi museum dilaksanakan khususnya seluas 18.895 m2 terletak di Jalan Zainal Arifin
tampilan gedung dan tata pameran tetap, serta Pagar Alam, Kelurahan Gedung Meneng,
apresiasi pengunjung museum (masyarakat). Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung.
Metode penelitian kualitatif adalah metode Letaknya sekitar 90 kilometer dari pelabuhan,
penelitian yang digunakan objek yang alamiah 20 kilometer dari bandara, dan 0,4 kilometer
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, dari terminal bus Rajabasa, serta 5 kilometer dari
teknik pengumpulan data dilakukan secara stasiun kereta api. Museum ini diresmikan oleh
tringuliasi, analisis data bersifat induktif dan hasil Prof. DR. Fuad Hasan Menteri Pendidikan dan
penelitian lebih menekankan makna daripada Kebudayaan Waktu itu, tepatnya pada tanggal 24
generalisasi (Sugiyono, 2005: 1)7. Sedangkan September 1988.
data yang diperoleh peneliti melalui pengamatan
(observasi) terhadap objek kajian, wawancara, a. Visi, Misi, dan Tupoksi Museum Negeri
diskusi kelompok terpumpun dan dokumen Propinsi Lampung
terkait. 1) Visi Museum:
Terwujudnya museum yang berkemampuan
D. HASIL DAN PEMBAHASAN prima dalam pelestarian, perlindungan,
Museum Negeri Provinsi Lampung pemeliharaan, dan pemanfaatan Benda Cagar
merupakan salah satu penerima bantuan Budaya (BCB) untuk memantapkan jatidiri
revitalisasi museum dari Direktorat Cagar Budaya masyarakat “Sai Bumi Ruwa Jurai”.
dan Museum (PCBM), Direktorat Jenderal 2) Misi Museum:
Kebudayaan Kemendikbud. pada tahun 2011 dan a) Peningkatan sistematisasi pelestarian
2013. Pengelolaan museum yang dikaji dilihat dan perlindungan BCB berdasarkan
dari kesesuaian dengan persyaratan pendirian kaidah museologi.
7 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Penerbit, 8 Peraturan Pemerintah tentang Museum nomor 66 tahun
Alfabetta, Bandung, 2015 2015
144
Irna Trilestari, Implementasi Program Revitalisasi Museum Pada Museum Negeri Provinsi Lampung
145
Jurnal Kebudayaan, Volume 14, Nomor 2, Desember 2019
Jurai”. Dengan diberlakukannya Undang-Undang 2010 Museum Negeri Provinsi Lampung resmi
Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan menggunakan struktur baru yang menempatkan
Daerah status Museum Negeri Provinsi Lampung Jabatan Fungsional Pamong Budaya Museum
berubah menjadi
1990 UPTD Museum
berdasarkan Surat Negeri Provinsi
Keputusan berada di bawah
Pemerintah Kepala Museum.
Provinsi Lampung,Struktur
Lampung di bawah
Menteri Dinas dan
Pendidikan Pendidikan Provinsi
Kebudayaan Organisasi
UPTD Museum UPTD Museum Negeri Provinsi
Negeri Provinsi
Lampung. Perubahan tersebut
RI Nomor 0233/0/1990 Museum didasarkan Surat Lampung berdasarkan Keputusan
Lampung beralih menjadi UPTD di Gubernur
Keputusan
NegeriGubernurProvinsi
Lampung tanggal 9 Pebruari
Lampung Lampung
bawah Nomor Dinas 62Pendidikan
tahun 2014, dantanggal 19
2001 mendapatkan
Nomor 03 Tahunpenambahan
2001. Tanggal,nama13 Mei Kebudayaan
November Provinsi
2014, dalam bagan 2.Lampung
“Ruwa Jurai,”, sehingga museum
2008 Museum Negeri Provinsi Lampung beralih dengan sumber pendanaan
Struktur Organisasi di Museum dalam Negeri
menyandang
menjadi UPTD Dinas nama Museum
Kebudayaan danNegeri
Pariwisata penyelenggaraan
Provinsi Lampung “Ruwa museum adalah Kepala
Jurai” dengan
Provinsi Lampung “Ruwa Jurai”.
Provinsi Lampung berdasarkan SK Gubernur menggunakan dana APBD (Anggaran
UPTD Museum Negeri Provinsi Lampung
Dengan
Lampung diberlakukannya
Nomor: 14 tahun 2008. Undang-
Pada tahun Pendapatan
sebagai eselonBelanja Daerah)
III/B dibantu olehyang
tiga orang
Undang Nomor 22 tahun 1999
2014 berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi
tertuang dalam DIPA Museum
kepala seksi setingkat eselon empat yaitu: Sub
tentang Pemerintahan Daerah status Provinsi Negeri Lampung setiap
Lampung Nomor 69 Tahun 2014 tentang Rincian Bagian Tata Usaha, Seksi Teknis dan Seksi
Museum Negeri Provinsi Lampung tahunnya.
Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Pelayanan serta kelompok tenaga fungsional.
berubah menjadi UPTD Museum
Daerah padaProvinsi
Pemerintah Provinsi Lampung, a.
Kelompok Struktur Organisasi
Fungsional di museum negeri provinsi
Negeri Lampung di bawah
UPTD Museum Negeri Provinsi Lampung beralih Museum Negeri Provinsi Lampung
Lampung sudah berjalan seiring dengan adanya
Dinas Pendidikan Provinsi Lampung.
menjadi
“Ruwa Jurai”
Perubahan tersebut didasarkan Suratdan
UPTD di bawah Dinas Pendidikan jabatan fungsional yang pernah dicetuskan
Keputusan
Kebudayaan ProvinsiGubernur
Lampung denganLampung
sumber Berdasarkan
oleh Peraturan Gubernur
Direktorat Permuseuman sebelum adanya
tanggaldalam
pendanaan 9 Pebruari 2001 Nomormuseum
penyelenggaraan 03 otonomi daerah. Perangkat penilaian 2010
Lampung Nomor 27 Tahun dan kenaikan
Tahun 2001. Tanggal, 13 Mei
adalah menggunakan dana APBD (Anggaran 2008 tanggal 27 Agustus 2010 Museum
pangkat di bawah madya dilakukan oleh Provinsi
Museum
Pendapatan Negeri
Belanja Provinsi
Daerah) Lampung
yang tertuang dalam Negeri
dan apabilaProvinsi
kenaikan Lampung
pangkat untuk resmi
madya ke
beralih menjadi UPTD Dinas
DIPA Museum Provinsi Negeri Lampung setiap
menggunakan struktur baru yang
atas dikirim ke pusat pada Direktorat Jenderal
Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi menempatkan Jabatan Fungsional
tahunnya. Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan
Lampung berdasarkan SK Gubernur Pamong Budaya Museum berada di
Kebudayaan.
bawah Kepala Tata cara penilain, Struktur
Museum. usulan kenaikan
Lampung Nomor: 14 tahun 2008.
a. Struktur Organisasi Museum Negeri pangkat
Organisasi UPTD Museum Negeri Daerah
di kirim ke Badan Kepegawian
Pada tahun 2014 berdasarkan
Provinsi
PeraturanLampung “Ruwa Jurai”
Gubernur Provinsi (BKD),
Provinsikemudian
LampungBadan Kepegawaian
berdasarkan Daerah
Berdasarkan
Lampung Nomor 69 Tahun Lampung
Peraturan Gubernur 2014 menugaskan
Keputusan tim Gubernur
penilaian provinsi, empat penilai
Lampung
Nomor 27 Tahun
tentang 2010
Rincian tanggal
Tugas, 27 Agustus
Fungsi dan Nomor dua
ditunjuk 62 tahun 2014,menilai,
orang yang tanggalberita
19 acara
Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah pada November 2014, dalam bagan1.
Bagan12
Bagan
Struktur Organisasi
Struktur Organisasi
KEPALA
TENAGA FUNGSIONAL
Sumber:Museum
Sumber: MuseumNegeri
Negeri Provinsi
Provinsi Lampung
Lampung “Ruwa
“Ruwa Jurai”
Jurai”
146
91
Irna Trilestari, Implementasi Program Revitalisasi Museum Pada Museum Negeri Provinsi Lampung
147
Jurnal Kebudayaan, Volume 14, Nomor 2, Desember 2019
148
Irna Trilestari, Implementasi Program Revitalisasi Museum Pada Museum Negeri Provinsi Lampung
dilakukan revitalisasi dapat dikatakan sangat penyebab karena kurangnya pendanaan yang
baik, bahkan mendapatkan apresiasi yang lebih dibutuhkan dalam perawatan dan pelestarian
dari pengunjung museum (masyarakat) yang gedung dan koleksi museum.
dapat dilihat dari jumlah kunjungan masyarakat Adapun penjelasan yang berkaitan dengan
ke Museum Negeri Propinsi Lampung. hal tersebut di atas, terdapat pada ada foto berikut
Tampilan gedung museum dan kondisi ruang ini:
tata pameran tetap museum saat dilakukan kajian Tampak depan Museum Negeri Provinsi
mulai banyak terlihat kerusakan di beberapa Lampung, Kondisi museum setelah direvitalisasi
tempat, baik pada vitrin, informasi grafis, plavon dan museum saat dilakukan kajian tahun 2018.
gedung, dinding museum dan juga lantai museum Kondisi museum setelah di revitalisasi tahun 2013
banyak terjadi kerusakan. gedung dan taman serta sarana dan prasarana
Permasalahan Museum Negeri Provinsi di lingkungan museum tampak tertata baik dan
Lampung dalam upaya perawatan (perlindungan) rapih foto 1b. tahun 2018 kondisi bangunan
dan pengembangan museum yang telah museum terlihat pada plafon museum warnanya
direvitalisasi khususnya gedung museum, tata sudah pudar dan beberaapa bagian yang sudah
pameran tetap yang tidak dapat sepenuhya dapat terkelupas dan akan jatuh, tampak pada foto 1b.
dipertahankan. Dalam arti tidak ada keberlanjutan Pada halaman depan Museum Negeri Provinsi
untuk perawatan dan pengembanganya setelah Lampung tahun 2018 ada penambahan pejalan
dilaksanakan revitalisasi museum. Salah satu kaki berbeda ketika tahun 2013.
Foto 2a. Diorama Meletusnya Gunung Krakatau Foto 2b. Diorama Meletusnya Gunung Krakatau
(dokumen Museum Lampung (dokumen Irna tahun 2018).
149
Jurnal Kebudayaan, Volume 14, Nomor 2, Desember 2019
Keberadaan semenanjung Lampung terjadi disajikan sudah berubah komposisi dan jumlahnya,
ketika pulau Jawa berpisah dengan pulau disini tidak ada keterangan pengurangan koleksi
Sumatera ketika terjadi letusan gunung Krakatau dan informasi grafis dibelakang koleksi tampak
yang memisahkan satu pulau menjadi pulau Jawa mulai memudar pada foto 3.a dan 3b.
dan Sumatera. Memasuki ruang pamer diawali Ruang pamer Pakaian Adat Saibatin dan
dengan sajian tampilan ruang diorama yang dibuat perahu tradisional Lampung. Dalam ruang
saat revitalisasi fisik museum, tampak bagus pameran ini terdapat beberapa kerusakan pada
dan memprlihatkan bagaimana letusan gunung vitrin dinding, matinya beberapa lampu , alas
krakatau ketika itu pada foto 2a. Kondisi diorama koleksi perahu tradisional terkelupas dibeberapa
tahun 2108 tampak tidak sebagus tahun 2013 pada tempat, di ruang ini juga pada plafon ruangan
foto 2b. Diorama meletusnya gunung Krakatau terkelupas karena pernah terkena kebocoran.
tampak sudah mulai memudar warna merahnya Ruangan pamer in terkesan suram Kondisi ini
dan mulai menghitam. sangat disayangkan karena kerusakan kecil
Memasuki koleksi Arkeologika pada vitrin apabila tidak diperbaikan dikuatirkan akan
koleksi Arkeologika kondisi tata pamernya masih bertambah lebih besar dari yang sudah ada.
tampak baik, informasi grafis dan koleksi yang Ruang pameran pakaian adat Pepadun dan
Foto 3a. Vitrin Koleksi Arkeologika (dokumen Foto 3b. Vitrin Koleksi Arkeologika. (dokumen Irna
Museum Lampung). tahun 2018).
Foto 4a. Ruang Pameran Pakaian Adat Saibatin Foto 4b. Ruang Pameran Pakaian Adat Saibatin
dokumen Museum Lampung). (dokumen Irna tahun 2018).
150
Irna Trilestari, Implementasi Program Revitalisasi Museum Pada Museum Negeri Provinsi Lampung
maket rumah adat masyarakat Lampung Pepadun koleksi Filologika, tampak koleksi Filologika
suasana ruangan tampak suram dan terkelupasnya pada foto 6.a. Pada penyajian koleksi masih baik,
atap/plafon ruang pameran serta alat rumah namun ada koleksi yang sudah tidak ada lagi pada
adat pepadun yang juga banyak terkelupas pada sisi sebelah kiri bawah, namun tidak ada penjelasan
dindingnya tampak pada foto 5b. kolesi ada dimana dan sedang diapakan (misalnya
Memasuki ruang pameran yang terdapat di konservasi atau di pinjamkan).
Foto 5a. Ruang Pameran Pakaian Adat Pepadun Foto 5b. Ruang Pameran Pakaian Adat Pepadun
(dokumen Museum Lampung). (dokumen Irna tahun 2018).
Foto 6a. Vitrin Koleksi Filologika (dokumen Museum Foto 6b. Vitrin Koleksi Filologika (dokumen Irna
Lampung). tahun 2018).
Foto 7a. Vitrin Koleksi Historika (dokumen Museum Foto 7b. Vitrin Koleksi Historika (dokumen Irna
Lampung). tahun 2018)
151
Jurnal Kebudayaan, Volume 14, Nomor 2, Desember 2019
Memasuki ruang pameran pada koleksi pada persatuan dan nasionalisme. Hal ini dapat
Historika, koleksi yang di pamerkan masih utuh terwujud apabila penelola Museum Negeri
dan terlihat baik, namun kondisi vitrin sudah mulai Provinsi Lampung dapat memamerkan koleksi
terkelupas lapisannya tampak di bagian bawah museum di ruang pameran tetap museum mampu
lemari. Kondisi pada ruang pameran lantai dua memberikan inspirasi kesejarahan dan kebudayaan
mengalami banyak kerusakan berupa kebocoran dalam bentuk kekinian dan juga kedepan kepada
dan plafon yang sudah mulai rusak. masyarakat pengunjungnya.
Berikut grafil pengunjung Museum Negeri
b. Program Publik Museum Negeri Provinsi Provinsi Lampung setelah di revitalisasi tahun
Lampung 2010 dan 2013 dalam kurun tahun 2011-s.d. 2018
Museum Negeri Provinsi Lampung “Ruwa pada grafik 1.
Jurai” selain sebagai bagian dari pranata sosial, Khusus untuk program publik yang
juga berfungsi sebagai institusi pendidikan yang dilaksanakan di Museum Negeri Provinsi
berkaitan dengan perkembangan alam dan budaya Lampung yaitu berupa pelayanan dengan metode
manusia kepada masyarakat (publik). Museum bimbingan edukatif kultural yang tentu berbeda
Negeri Provinsi Lampung dapat menjadi tempat dengan pelayanan pemanduan pada objek wisata,
bagi siapa saja yang ingin mengetahui asal usul karena pelayanan bimbingan edukatif di museum
sejarah dan budaya, bahkan identitas masyarakat lebih mengutamakan bimbingan edukasi yang
Lampung, karena pada dasarnya museum bersifat kognitif dan apresiasi, yang menggugah
merupakan sarana untuk mengembangkan budaya rasa ingin tahu, rasa cinta terhadap kearifan
dan peradaban manusia. Dengan demikian lokal, sejarah perjuangan, dan budaya daerah
Museum Negeri Provinsi Lampung mempunyai yang ada pada koleksi museum, sehingga dapat
peran yang strategis dalam membangun jatidiri mengaplikasikannya dalam kehidupan masa kini
masyarakat Lampung yang dapat dimanfaatkan dan juga masa depan. Adapun pelayanan publik
untuk memupuk identitas lokal yang berorientasi Museum Negeri Provinsi Lampung lainnya, yaitu:
152
Irna Trilestari, Implementasi Program Revitalisasi Museum Pada Museum Negeri Provinsi Lampung
153
Jurnal Kebudayaan, Volume 14, Nomor 2, Desember 2019
memiliki sumber pendanaan tetap dari Anggaran Museum Negeri Provinsi Lampung masih belum
Pendapatan Daerah (APBD) Lampung setiap mendapat perhatian utama atau sebagai mana
tahunnya, serta memiliki nama museum yang mestinya yang pada akhirnya tentu berpengaruh
lengkapnya adalah Museum Negeri Provinsi pula pada dukungan dana pada upaya memajukan
Lampung “Ruwa Jurai”. Hal ini berarti bahwa dan mengembangan Museum.
keberadaan Museum Negeri Provinsi Lampung Revitalisasi museum yang telah dilakukan
telah dipersiapkan dengan baik sebagaimana saat ini lebih fokus pada revitalisasi fisik
layaknya sebuah museum dengan segala museum, tetapi tidak berkelanjutan dan
pesyaratan yang ada dan memenuhi untuk belum menyentuh pada revitalisasi non fisik
menerima bantuan revitalisasi museum. (manajemen, program, jejaring, pencitraan,
Museum Negeri Provinsi Lampung saat dan kebijakan), sehingga kedepannya
ini secara nomenklatur berada di bawah Dinas diharapkan di samping revitalisasi fisik
Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah Daerah museum, sangat diperlukan pula revitalisasi
Lampung dan berlaku sejak diberlakukannya museum non fisik dalam upaya memajukan
Undang-Undang Otonomi Daerah No. 22 mengembangkan Museum Negeri Provinsi
tahun.1999 tentang Pemerintah Daerah yang Lampung ke depan secara utuh. Namun hal
sebelumnya adalah UPT dari pemerintah pusat tersebut diperlukan sinergisitas yang baik dan
yang dalam hal in Kementerian Pendidikan dan saling mendukung antara pemerintah pusat
Kebudayaan. Hal ini berarti, bahwa Museum Negeri dan pemerintah daerah termasuk didalamnya
Provinsi Lampung merupakan UPTD Pemerintah adalah dukungan pendanaannya. Museum
Daerah Lampung yang khsusus mengelola dan merupakan jendela peradaban dan identitas
menyelenggarakan Museum Negeri Provinsi jatidiri dan cermin dari suatu daerah atau
Lampung dalam melindungi, melestarikan, bangsa. Upaya yang terus berkelanjutan dalam
memanfaatkan, dan mengembangkan warisan menjaga,, memajukan, dan mengembangkan
budaya Lampung (tanjible). museum berarti sama pula dengan menjaga
Revitalisasi Museum Negeri Provinsi peradaban dan identitas jatidiri daerah dan
Lampung yang telah dilakukan pada tahun 2011 bangsa itu sendiri,sekaligus juga cermin
dan tahun 2013 merupakan bantuan dari Direktorat keadaban dan keberadapan bangsa.
Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman
Kemendikbud yang telah merubah tampilan 2. Saran
gedung dan pameran tetap museum sesuai dengan Adapun saran yang berkaitan dengan
yang direncanakan dan harapkan berbagai pihak, revitalisasi Museum Negeri Provinsi Lampung
serta menjadikan museum sebagai lembaga yang berdasarkan hasil kajian yang dilakukan,
membanggakan, namun seiring berjalannya sebagai berikut. Pertama, perlunya membuat
waktu dari hasil pengamatan dan kajian terdapat grand strategy yang besar berupa penyusunan
kemunduran dalam hal fisik bangunan dan tata masterplan pengembangan Museum Negeri
pamer di ruang pameran tetap museum.. Provinsi Lampung beserta implementasinya
Keberadaannya dan kondisi museum guna memajukan dan mengembangkan Museum
Negeri Provinsi Lampung yang tidak dapat ke depan. Kedua, perlu memperhatikan
dipertahankan atau dikembangkan sejalan kesinambungan untuk pemeliharaan gedung,
berakhirnya bantuan revitalisasi museum konservasi koleksi museum, dan program
tersebut disebabkan tidak adanya keberlanjutan revitalisasi non fisik berupa mempertahakan dan
proses dalam upaya perawatan (perlindungan) meningkatkan apresiasi masyarakat dan generasi
dan pengembangan Museum secara maksimal yang sudah baik dm mengembangkan sumber
baik dari pengelola museum maupun instansi daya manusia museum dengan peningkatan
yang terkait. Hal ini berarti bahwa keberadaan jabatan fungsional museum.
154
Irna Trilestari, Implementasi Program Revitalisasi Museum Pada Museum Negeri Provinsi Lampung
Dirjen Kebudayaan. 2015. Rencana Kerja Poerwadarminta, W.J.S. 2006. Kamus Umum
Program dan Anggaran Ditjen Kebudayaan. Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka.
Jakarta: Direktorat Jenderal Kebudayaan.
Direktorat PCBM, Kemdikbud. 2016. LAKIP
Direktorat Pelestarian Cagar Budaya
dan Permuseuman. Jakarta: Ditjenbud,
Kemdikbud.
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
2010. Peraturan Menteri Kebudayaan
dan Pariwisata Nomor PM.105/UM.001/
MKP/2010.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2015. Renstra Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan 2015-2019. Jakarta:
Kemendikbud.
________. 2016. Peraturan Pemerintah tentang
Museum Nomor 66 tahun 2016, Jakarta
Lord Barry dan Lord, dexter Gail. 1997. The
manual of Museum Managemen, Oxford:
Altamira press.
_______. 2002. The manual of Museum
Exhibhition. Oxford: Altamira press
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif,
Penerbit. Yogyakarta: Alfabetta.
________. 2011. Metode Penelitian Kombinasi
(Mixed Methodes). Yogyakarta: Alfabeta
Thomson, John M.A. 1986. Manual of
155
Jurnal Kebudayaan, Volume 14, Nomor 2, Desember 2019
156