Anda di halaman 1dari 11

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia Nama : Danu Rio Waldi

Tema : Menentukan Konjungsi Pada 10 Artikel NIM : 220601009


Dosen Pengampu : Duwi Purwati, S.Pd.,M.Hum. Program Studi : Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

1. Realitas dan Impian


Entah mengapa manakala ingin melakukan sesuatu pasti ada saja hal yang menjadi sebab tidak
terlaksananya suatu rencana (maksud, keinginan) atau terhentinya suatu pekerjaan. Pernahkah anda
mengalaminya?

Membuat daftar kegiatan atau rencana kegiatan, membuat prosedur operasional standar,
mencatat pembagian waktu berdasarkan rencana pengaturan urutan kerja yang terperinci sudah
dilakukan jauh-jauh hari agar tiba masanya tugas itu tidak mengalami penumpukan di satu waktu.

Orang bercita-cita ingin semua berjalan sesuai yang diinginkan. Namun apa daya terkadang
untuk mewujudkan impian itu harus mengalami kendala. Masalah-masalah yang dihadapi sepertinya
menjadi kerikil-kerikil dalam perjalanan menggapai impian. Terkadang jika hati sedang tidak baik-
baik saja, akan menjadi baper. 

Otak terpaksa bekerja lebih keras untuk bisa keluar dari keadaan yang tidak nyaman ini. segala
upaya untuk mencari jalan keluar akan ditempuh bahkan ada tetesan peluh dan air mata saat
perjuangan mencari jalan keluar itu tidak semulus jalan bebas hambatan. Di situlah hati akan di uji
apakah kita akan mundur menjadi pecundang yang kalah sebelum berperang atau kah menjadi
pemenang?

Semua kembali pada kebulatan hati  dan kemauan yang pasti-pasti saja. Peribahasa mengatakan
Man jadda wa jadda. Siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan mendapatkan. 

Kendala itu merupakan faktor keadaan yang yang membatasi, menghalangi, atau mencegah
pencapaian sasaran tepat waktu dan sesuai harapan. Justru dengan adanya kendala itu membuat kita
jadi lebih arif dan bijak untuk mengambil sebuah tindakan.

Bermimpi itu adalah sebuah doa dan harapan. Berikhtiar adalah jalan yang harus ditempuh
mencapai impian. Realitasnya itu adalah sebuah proses perjalanan bisa singkat, mudah, atau bisa jadi
memakan waktu yang lama dan strategi khusus untuk bisa mencapai impian yang diharapkan. Tentu
saja semua usaha yang kita lakukan tetap mengharapkan perkenan dari Allah Subhanahu Wata'ala. 

Takada kata sia-sia dalam sebuah perjalanan. Menikmati proses dan menjalaninya dengan penuh
kesabaran dan kerelaan berkorban akan berbuah manis. Semua akan indah pada waktunya.

Ade Suriyanie, “Realitas dan Impian”, Kompasiana, 29 Agustus 2022,


www.kompasiana.com/ade87179/630cef8235578d77c4171512/realitas-dan-impian.

Kritik:
Dalam artikel diatas terdapay konjungsi koordinatif pada kata (jika), tetapi dalam artikel tersebut
berpasangan dengan kata (akan) yang tidak sesuai dengan hakikatnya.
Kalimatnya: Terkadang jika hati sedang tidak baik-baik saja, akan menjadi baper. 
Perbaikan:
Seharusnya setelah kata (jika) memuat sebuah kata (maka) bukan kata (akan)
Perbaikannya: Terkadang jika hati sedang tidak baik-baik saja, maka menjadi baper. 
2. Pesona Sembalun Lombok Pasca Gempa dan Sunami Covid
Beberapa tahun yang lalu sekitar tahun 2018, gempa bumi dengan kekuatan 7.0 skala richter
yang menghentak pulau Lombok dan sekitarnya sampai hari ini masih menyisakan trauma bagi
masyarakat suku Sasak tersebut, merenggut korban jiwa sekitar 564 orang, dengan kerusakan
infrastruktur dengan nilai yang tidak sedikit, termasuk infrastruktur dibidang pariwisata, (sumber
kompas).

Belum juga kering air mata dan pemulihan trauma pasca gempa, awal Maret 2020 muncul
gelombang sunami covid-19 yang kembali meluluh lantakkan tatanan kehidupan yang masih dengan
tertatih-tatih ditata, kehidupan masyarakat yang begitu sulit pasca gempa ditimpa kembali oleh
pengaruh dahsyat sunami covid 19, ibarat pepatah "Sudah jatuh tertimpa tangga".

Namun bukan suku Sasak namanya, suku dengan masyarakatnya yang tidak terbiasa untuk
berpangku tangan dan masyarakarnya yang guyub, bergandengan tangan untuk saling membantu,
menguatkan dan menyokong untuk bersama-sama melewati badai ini.

Begitu juga dengan keindahan sembalun yang terletak dilereng gunung rinjani dan masuk
wilayah Lombok Timur Nusa Tenggara Barat, tidak mau berlama-lama menyembunyikan
keindahannya setelah ditutup gempa dan sunami covid 19, pesonanya terus menyapa para pelancong
yang ingin sekedar rehat sejenak dari bisingnya kota dan penatnya pekerjaan yang menjemukkan.

Sembalun menyuguhkan keindahan alam yang mempesona, keindahan hutan hujan tropis dan
padang savana yang merona, kabut tipis yang malu-malu menyibak diantara tarian kaki gunung
rinjani, sang mentari menyapa dengan senyum hangat dengan seruling angin yang dingin meliuk-liuk
, sepanjang jalan para penjaja strowbery menyambut dengan senyum hangat, persawahan yang tertata
indah dengan ramah membuka tirai jendelanya, satu orkesra keindahan yang sangat sayang untuk
dilewati.

Zakaria Rasyid, “Pesona Sembalun Lombok Pasca Gempa dan Sunami Covid”, Kompasiana, 8
Agustus 2022, www.kompasiana.com/www.arasyi.com/62f0764c08a8b533937e4c63/pesona-
sembalun-lombok-pasca-gempa-dan-sunami-covid.

Kritikan dan Perbaikan:


Tidak ada kata konjungsi yang terdapat dalam artikel diatas tersebut. Baik konjungsi korelatif,
koordinatif maupun subordinatif

3. Begibung Dalam Tradisi Suku Sasak Lombok


Kalau ingin mengulik tentang keragaman, keunikan dan keindahan  budaya di Indonesia tidak
akan habis untuk dibincang, negeri khatulistiwa dengan jutaan keindahan yang terhampar dan gratis
untuk dinikmati, tentunya kalau mau menjelajah ya :)
Jari dan pikirku terkesima untuk sedikit mengulik keunikan dan keindahan yang ada disuku
Sasak Lombok, pulau dengan segala keunikan dengan "Pulau seribu masjid" sebagai julukan yang
disematkan padanya, yang siap menyapa pelancong yang mungkin membutukan waktu rehat sejenak
dari hiruk pikuk aktifitas yang sangat membosankan.

Tradisi suku Sasak yang mayoritas dihuni oleh sebagian besar masyarakat yang menganut agama
Islam selain itu agama Hindu serta agama yang lain, penuh dengan nilai-nilai yang mengajarkan
indahnya kebersamaan dan keguyuban, indahnya bercengkrama dan bertegur sapa, indahnya saling
berbagi dan berempati.

Menjadi satu hal yang sangat membahagiakan, ketika kita, sangat-sangat membutuhkan
pertolongan dan orang lain langsung menyambut dengan membuka kedua tangannya lebar-lebar
dengan senyum sumringah untuk ikut urun rembuk membantu, ah indahnya. Satu hal yang sangat
menarik dalam tradisi suku Sasak adalah "Tradisi Begibung", tradisi makan bersama ketika ada acara
Begawe ( hajatan dalam tradisi suku Sasak ) dengan menggunakan nampan "Nare" sebagai
wadahnya, semua orang duduk bersama dan duduk melingkar, dengan hidangan sederhana ditengah
lingkaran yang siap untuk disantap. Ketika melingkar dan duduk bersama tidak ada sekat diantara
mereka, tidak ada lagi strata maupun status sosial didalamnya, semua guyub dan bercengkrama
penuh canda dan tawa sambil menyantap makanan sederhana yang dihidangkan.

Lebih uniknya lagi, ternyata semua hidangan  yang disediakan oleh orang yang punya hajat ini
adalah hidangan yang berasal dari tetangga maupun masyarakat sekitar, tetangga  saling bahu
membahu untuk membantu kelancaran acara hajatan "Begawe" yang sedang dilaksanakan.

Samlan Flores, “Begibung dalam Tradisi Suku Sasak Lombok”, Kompasiana, 28 Juli 2022,
www.kompasiana.com/samlansamlan5417/62e1d42ca51c6f5d6e0cbbb2/begibung-dalam-tradisi-
suku-sasak-lombok.

Kritik:
Dari artikel diatas di tengah-tengah kalimat ada konjungsi koordinatid yang semestinya ditambahkan
yaitu, kata (dan) yang bermakna sebuah tambahan dari sebuah kalimat yang dibahasnya.

Perbaikan:
Maka harus adanya konjungsi koordinatif pada kalimat “Semua orang duduk bersama dan duduk
melingkar,”. Kalimat tersebut merupakan kalimat yang memuat sebuah dua aktvitas yang dikerjakan
setelahnya.

4. Keliling Dunia Dalam 1 Hari di Lembang, Bandung


Berkeliling dunia merupakan salah satu impian banyak orang. Untuk melakukannya tentu
membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Tapi tenang saja, dengan budget yang tidak terlalu
besar, Anda bisa merasakan sensasi keliling dunia dalam sehari, di tempat wisata The Great Asia
Africa, Lembang, Bandung. Beralamat di Jalan Raya Lembang – Bandung nomor 71, tempat wisata
ini dapat dijangkau dalam waktu 1 jam dari pusat Kota Bandung.

Dengan harga tiket Rp 50.000,- Anda bisa menjelajahi negara – negara di Kawasan Asia Afrika
hanya dengan berjalan kaki. Sesuai namanya, disini Anda dapat berkeliling menikmati keindahan
landmark terkenal dari berbagai negara, seperti Jepang, India, Thailand, Korea Selatan, Afrika, dan
negara di kawasan Timur Tengah.

Anda bisa berfoto di depan kuil Jepang, Bukchon Hanok Village Korea, atau Kota Jaipur. Selain
itu ada juga replica monumen bersejarah lainnya seperti kuil emas khas Thailand, patung tangan
raksasa khas Timur Tengah, dan rumah tradisional Afrika.

Supaya sensasi berkeliling dunia Anda lebih terasa, Anda juga dapat menyewa pakaian
tradisional dari negara – negara tersebut. Pihak pengelola menyediakan baju Hanbok dari Korea
Selatan, Yukata dari Jepang, Saree dari India, atau baju kostum Jasmine dan Aladdin. Pakaian –
pakaian ini disewakan perjam dan juga sudah sesuai dengan protokol kesehatan.

Jalan – jalan keliling dunia tentu tidak lengkap tanpa mencicipi kulinernya. Tenang saja, disini
juga ada banyak jajanan yang bisa Anda cicipi, mulai dari Takoyaki Jepang, Kimchi khas Korea atau
Sate khas Afrika yang disajikan dengan potongan pisang. Jika lelah berjalan kaki, Anda bisa
menggunakan fasilitas Gondola yang akan membawa Anda untuk menikmati pemandangan alam
dari atas bukit. Sebelum mengakhiri perjalanan, Anda bisa mampir mengunjungi toko oleh – oleh
The Great Asia Africa. Terdapat berbagai macam aksesoris, kerajinan tangan, kerajinan kayu, dan
alat music.

Sedikit tips bagi Anda yang akan berkunjung, hindari datang saat akhir pekan untuk menghindari
keramaian. Pastikan fisik Anda sehat untuk bisa mengelilingi seluruh area kawasan yang luas. Lalu
pastikan juga cuaca cerah dan gunakan sepatu olahraga yang nyaman untuk Anda berjalan kaki.
Selamat berkeliling dunia!

Raesita Rakhmawati, “Keliling Dunia Dalam 1 Hari di Lembang, Bandung”, Kompasiana, 30


Agustus 2022, www.kompasiana.com/raesitarakhmawati6278/630d6da835578d303e75fb32/keliling-
dunia-dalam-1-hari-di-lembang-bandung.

Kritik:
Dalam artikel tersebut terdapat kata konjungsi koordinatif kata (atau) yang mempunyai makna
pemilihan. Sedangkan, disana tidak ada kalimat yang memaknai sebuah pilihan.

Perbaikan:
Tetapi, terdapat sebuah kata yang merujuk pada sebuah penambahan dari yang disebutkan sehingga
kata yang tepat dari kalimat tersebut adalah kata (dan).
Contoh: Anda bisa berfoto di depan kuil Jepang, Bukchon Hanok Village Korea dan Kota Jaipur.

5. Sejuknya Taman Kebun Raya Lombok


Kebun Raya Lombok adalah destinasi favorit penulis. Berjarak sekitar 4 kilometer dari rumah
tepatnya di Dusun Suela Lauq, Desa Suela, Kecamatan Suela, Kabupaten Lombok Timur.
Sebagai masyarakat Suela yang dekat dengan pemandangan super alami nan sejuk itu, penulis
dan warga lainnya mengunjungi Kebun Raya Lombok untuk bersantai, ngobrol, foto-foto dan acara
keluarga lainnya.

Bukan karena iseng, ribuan warga sekitar dan luar daerah datang menikmati taman dan rumput
hijau yang bersih dan terhampar di area seluas sekitar 3 hektar.

Ramainya kunjungan Kebun Raya Lombok tiap pagi dan sore lebih-lebih hari Minggu adalah
karena kurangnya ruang bermain di tempat mereka. Baik bagi anak maupun remaja. Sebab,
pekarangan-pekarangan rumah yang dulunya luas tempat bermain anak kini jadi permukiman padat
dan sempit karena pertumbuhan populasi.

Dari kasus itu, fasilitas di Kebun Raya Lombok sangat layak dan berkualitas.

Namun, mengingat populasi anak semakin meningkat tiap tahun, maka perlu diperluas lagi untuk
oreantasi masa panjang. 

Daya tarik Kebun Raya Lombok didukung oleh hutan lindung Lemor dan jalur menuju Taman
Nasional Gunung Rinjani (TNGR). Dan taman rekreasi seperti inilah yang didambakan masyarakat.

Bambang Hilmawan, “Sejuknya Taman Kebun Raya Lombok”, Kompasiana, 15 Juli 2022,
www.kompasiana.com/bambanghilmawan2887/62d0c5456e7f015a4757e062/sejuknya-taman-
kebun-raya-lombok.

Kritik:
Dalam artikel diatas terdapat sebuah kata konjungsi korelatif pada kata (se makin…), karena kata
tersebut berpasangan dengan kata (kian), ini adalah sebuah kesalahan.

Perbaikan:
Maka penggunaan kata yang benar pada konjungsi korelatif (makin) yaitu pasangannya dengan
(kian).
Perbaikannya: Namun, mengingat populasi anak semakin meningkat kian tiap tahun, maka perlu
diperluas lagi untuk oreantasi masa panjang. 
6. Perubahan Iklim
1. Pendapat
      Perubahan iklim mengacu pada perubahan suhu dan pola cuaca dalam jangka panjang,
pergeseran ini mungkin bersifat alami,tetapi sejak periode 1800an aktifitas manusia telah menjadi
pendorong utama perubahan iklim terutama dengan pembakaran bahan bakar fosil (seperti batu
bara,minyak,dan gas) yang menghasilkan gas yang memerangkap panas.

 2. Pernyataan pendapat/tesis


       Perubahan iklim adalah perubahan signifikan pada iklim, suhu udara dan curah hujan hal ini di
sebabkan oleh naiknya temperatur bumi akibat dari peningkatan konsentrasi gas rumah kaca pada
atmosfer bumi.

3. Argumen/hasil penelitian
       Kekeringan,kebakaran dan panas ekstrem laporan tahun ini memasukan penelitian dari beragam
bidang, termasuk sains iklim, geografi, ekonomi dan kesehatan publik penelitian ini berfokus kepada
43 indikator global, seperti perubahan geografi menyebarkan penyakit menular, keuntungan
kesehatan atas diet rendah karbo, harga karbonet, migrasi iklim dan kematian terkait dengan panas
lima tahun terpanas sudah terjadi sejak tahun 2015, dan 2020 akan menjadi tahun pertama atau ke
dua terpanas perubahan iklim terjadi karena efek rumah kaca, pembangunan pabrik pabrik besar
yang membuat udara teremar. Pembuangan limbah pabrik ke sungai sehingga air tercemar, asap
kendaraan membuat polusi udara.

4. Penegasan ulang atau simpulan


       Perubahan iklim berdampak sangat luas pada kehidupan masyarakat. Kenaikan suhu bumi
bukan hanya berdampak pada naiknya temperatur bumi tetapi juga mengubah sistem iklim yang
memengaruhi beberapa aspek pada perubahan alam dan kehidupan manusia. Beberapa contoh
dampak negatif perubahan iklim adalah gagal panen, cuaca ekstrem, dan meningkatnya wabah
penyakit.

Rahaa Istafaada, “Perubahan Iklim”, Kompasiana, 30 Agustus 2022,


www.kompasiana.com/rahaaistafaadaanggraeniputri8549/630d7a7ddbfe1751100548f3/perubahan-
iklim.

Kritik:
Terdapat sebuah kata konjungsi korelatif pada kata (bukan hanya…), didalam artikel tersebut kata
(bukan hanya..) berpasangan dengan kata (tetapi) yang memicu sebuah kesalahan.

Perbaikan:
Seharusnya kata yang tepat adalah kata (…melainkan), berpasangan setelah kata (bukan hanya…).
Perbaikannya: Kenaikan suhu bumi bukan hanya berdampak pada naiknya temperatur bumi
melainkan juga mengubah sistem iklim yang memengaruhi beberapa aspek pada perubahan alam dan
kehidupan manusia.

7. Posyandu, Tingkat Kehadiran Pengaruhi Angka Stunting dan


Gizi Buruk
Apa mau dikata, sosialiasi sudah, woro woro setiap akan ada kegiatan Posyandu juga sudah.
Namun sampai detik ini catatan akan buruknya gizi balita masih saja tinggi.

Apa yang membuat kehadiran Ibu dan Balita kurang antusias saat ada giat posyandu belum juga
terkuak. Padahal Pemerintah sudah begitu perhatian kepada kita semua. Desapun demikian alokasi
untuk kebutuhan pemenuhan gizi lumayan besar.

Tahun ini saja Desa Cenang Kecamatan Songgom, Brebes anggarkan 47 juta untuk Pemberian
Makanan Tambahan (PMT). Besar karena sektor lain anggarannya masih dibawah 20 juta itu diluar
kegiatan fisik. Masyarakat sampai hari ini belum menerima informasi yang dianggap mampu
menyadarkan anggapan-anggapan miring terkait pentingnya posyandu.

Masih ada alasan jika anak datanag ke posyandu dan divaksin khawatir anaknya demam lantas
rewel. Inilah masalahnya. Ada juga yang mau datang jika dibayar, huh sumber daya manusia yang
minim pemahaman menjadi persoalan laten. 

Pemerintah Desa belum cukup berinovasi, nyatanya informasi belum tersampaikan. tenaga kader
kesehatan desa belum cakap dan dalam penunjukannya yang penting mau kemudian
kesejahteraannya juga belum bisa dikatakan layak.

Bicara kesejahteraan maka kembali kepada kebijakan Kepala Daerah atau di desa ya Kepala
Desa. Kegiatan yang berupa pelayanan dasar masyarakat yang sudah ada relnya seringkali diabaikan,
kadang ada saling lempar wewenang dan tanggungjawab.

Memang susah jika tidak ada target dan goal, sebuah pekerjaan akan berjalan monoton
jangankan upaya peningkatan, kegiatan berjalan saja sudah dianggap bagus.

Bagaimana persoalan kesehatan masyarakat bisa dipecahkan jika inovasi dan peningkatan
layanannya belum ada gambaran. Rapat Koordinasi lintas sektoral baiknya ada sebagai awal
penggalian informasi dan masalah di lapangan.

Semua pihak stake holder dikumpulkan jika tingkat kecamatan makan forum komunikasi
pimpinan kecamatan (Forkompincam) Camat, Kapolsek, Danramil, Puskesmas dan Kepala Desa.
Jika di Desa maka Koordinasinya lewat Kepala Desa, BPD, LPM, PKK, Bidan Desa,
Bhabinkamtibmas, Babinsa, Tokoh Masyarakat,Ketua P3A, Kepala Teknis Pengairan, Petani, Kepala
Sekolah, dan Ormas.

Penyampaian informasi dari berbagai sumber akan membantu kinerja Kepala Desa dalam
menjalankan Pemerintahan di Desa diharapkan kebijakannya akan mampu menyelesaikan persoalan
yang ada.

Sucen, “Posyandu, Tingkat Kehadiran Pengaruhi Angka Stunting dan Gizi Buruk”, Kompasiana, 28
Agustus 2022, www.kompasiana.com/sugengsuceng/630ac3dae099ec2e7f456852/posyandu-tingkat-
kehadiran-pengaruhi-angka-stunting-dan-gizi-buruk?page=all.

Kritik:
Dalam artikel diatas terdapat sebuah kata konjungsi korelatif yaitu, kata (jangankan), disana tidak
terdapat sebuah pasangannya kata (..pun).

Perbaikan:
Maka setelah kata (jangankan) pada artikel diatas ada kata (pun).
Perbaikannya: Memang susah jika tidak ada target dan goal, sebuah pekerjaan akan berjalan
monoton jangankan upaya peningkatan, kegiatan pun berjalan saja sudah dianggap bagus.

8. Imunisasi Halal atau Haram Sih? Bagaimana Hukum Imunisasi


dalam Islam?
Semarang (29/08/22) Imunisasi sangatlah penting bagi tumbuh kembang anak, dengan
menyuntikkan vaksin ke dalam tubuh. Imunisasi membantu meningkatkan kekebalan tubuh secara
aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan penyakit, maka tidak akan sakit
atau hanya mengalami sakit ringan.

Berdasarkan data rutin terbaru dari Kementerian Kesehatan RI cakupan imunisasi dasar lengkap
menurun secara signifikan sejak awal pandemi COVID-19. Penyebab menurunnya cakupan
imunisasi ini yaitu para orang tua tidak ingin anaknya tertular COVID-19. Untuk meningkatkan
kembali cakupan imunisasi, Pemerintah menyelenggarakan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN)
pada bulan Agustus untuk pemberian vaksin MR Booster. 

Namun pada pelaksanaannya, beberapa orang tua menolak anaknya untuk diimunisasi karena
mempercayai hoax mengenai hukum vaksin imunisasi dalam Islam. Mereka takut karena bahan yang
digunakan untuk membuat vaksin mengandung unsur babi, yang pada dasarnya haram dalam Islam. 

Maka dari itu, edukasi ini bertujuan untuk meluruskan perpektif masyarakat melalui pemberian
booklet kepada Koordinator Imunisasi Puskesmas Lamper Tengah. Booklet tersebut berisikan
bagaimana Islam memandang imunisasi, hukum vaksin imunisasi dan manfaat imunisasi untuk
kepentingan bersama (maslahat).

Islam mengutamakan aspek pencegahan dalam berbagai bidang kehidupan. Berdasarkan konsep
dasar imunisasi, imunisasi dilakukan dalam rangka untuk memproduksi sistem immune (kekebalan
tubuh) untuk mencegah penyakit berat sampai kecacatan. Menurut Fatwa Majelis Ulama Indonesia
No. 33 Tahun 2018, penggunaan Vaksin MR (Measles Rubella) untuk imunisasi hukumnya mubah
(boleh) karena belum ditemukannya vaksin yang benar-benar halal, jadi ada kondisi yang
mengharuskan (dlarurat syar'iyyah). Penelitian terkait dengan penggunaan enzim dari binatang selain
babi yang tidak diharamkan dalam Islam masih terus dilakukan. Sehingga suatu saat nanti dapat
ditemukan vaksin yang benar-benar halal.

Tujuan pokok syariah adalah kemaslahatan umat manusia dalam kehidupannya. Oleh karena itu,
orang tua diharapkan tidak lagi termakan berita hoax mengenai imunisasi dan memberikan imunisasi
pada anak sesuai ketentuan umur. Dengan mengikuti imunisasi sama saja menjaga kemaslahatan
umat manusia yaitu maslahat dharuriyyat. 

Konsep dari maslahat dharuriyyat sendiri sama seperti kebutuhan primer, karena jika tidak
terpenuhi maka dapat mengganggu keberlangsungan kehidupan manusia. Misalnya dalam maslahat
dharuriyyat disebutkan agar memelihara keturunan. Orang tua harus berperan secara aktif dalam
memelihara kesehatan anak sebagai upaya untuk memaksimalkan proses pertumbuhan dan
perkembangan anak, salah satunya dengan imunisasi.

Olivia Fatkhunnisa, “Imunisasi Halal atau Haram Sih? Bagaimana Hukum Imunisasi dalam Islam?”,
Kompasiana, 29 Agustus 2022,
www.kompasiana.com/oliviaf/630c444be099ec17cf7c4844/imunisasi-halal-atau-haram-sih-
bagaimana-hukum-imunisasi-dalam-islam.

Kritik:
Pada artikel diatas terdapat konjungsi korelatif (…sehingga), tidak ada pasangan kata (sedemikian
rupa) sebelum dari kata (…sehingga), karena tidak adanya pasangan didalam artikel tersebut.

Perbaikan:
Kata yang tepat adalah (sedemikian rupa……sehingga).
Perbaikannya: Imunisasi membantu meningkatkan sedemikian rupa kekebalan tubuh secara aktif
terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan penyakit,

9. Pentingnya Pembentukan Mental dalam Ilmu Pendidikan,


Agama, dan Sosial
Kata mental merupakan kata yang sebenarnya cukup familiar buat kita, apalagi untuk seseorang
yang bekerja dibidang kesehatan terutama pada bidang psikologis. Meskipun kata mental itu sendiri
merupakan hal yang cukup dikenal bagi khalayak umum, tapi menurutku agak tabu jika kita
berbicara tentang hal yang ada hubungannya dengan mental terutama di Indonesia. 

Menurut kamus KBBI Mental adalah hal yang bersangkutan dengan batin dan watak manusia,
yang bukan bersifat badan atau tenaga. Dapat diartikan juga, mental disebut sebagai "Tindakan yang
dipengaruhi pikiran".

Pentingnya pembentukan mental sendiri dalam konteks ilmu pendidikan, agama, dan sosial itu
perlu karena pada sebelumnya ada berita yang cukup menghebohkan di dunia terutama di Indonesia
yaitu wabah Virus Covid-19. Memang dari kita tidak bisa dipungkiri dengan adanya Virus Covid-19.
Oleh karena itu pada saat wabah Virus Covid-19 lembaga pendidikan di Indonesia, maupun tradisi
dan kultur agama di Indonesia, dan social bermasyarakat mempunyai kebijakan tersendiri. 

Diantaranya melalui lembaga pendidikan dengan diberlakukannya sistem pembelajaran daring


online, tradisi dan kultur agama setiap event pengajian maupun lainnya secara virtual dan dibatasi.
Dan kegiatan social bermasyarakat seperti rapat internal maupun lainnya juga secara virtual. Dengan
adanya diberlakukannya kebijakan seperti ini masyarakat seluruh Indonesia batin dan watak manusia
juga mempengaruhi dan cenderung malas-malasan maupun tidak punya semangat yang lebih.

Dengan tujuan ini perlu adanya pendampingan mental kepada sekitar kita dengan menerapkan
dan membalikan keadaan yang dulu sebagai mestinya. Yang dimana para murid atau siswa sekarang
cenderung bermain gadget dan bermain game kita arahkan boleh bermain gadget bermain game tapi
ingat waktu. Dan pembelajaran disekolah itu penting karena untuk masa depan kamu dibandingkan
bermain gadget tidak ada hasilnya. Oleh karena itu dari kita mensosialisasikan dengan mengarahkan
untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar, dan mengikuti program-program dari sekolah/madrasah
dll. 

Terlepas dari itu kita coba pendampingan kepada masyarakat sekitar terkait tentang pelaksanaan
tradisi dan kultur agama dengan membuka pikiran kepada masyarakat bahwasanya di aktifkan
kembali dengan cara berkumpul dalam suatu majlis. Dan juga kegiatan social bermasyarakat perlu
dukungan dan pendampingan dari kita supaya apa yang telah direncanakan dari dulu itu berjalan
dengan sesuai rencana. 

Perlu ketahui juga bahwasanya dukungan dan pendampingan mental seperti itulah untuk
menggairahkan semangat dan tidak bermalas-malasan, dan perlu dorongan supaya dengan adanya
kebijakan seperti ini tidak menjadi alasan bagi kita semua untuk tidak melakukan program-program
yang telah direncanakan.

Wifaqul AzmiZusron, “Pentingnya Pembentukan Mental dalam Ilmu Pendidikan, Agama, dan
Sosial”, Kompasiana, 29 Agustus 2022,
www.kompasiana.com/wifaqul33403/630c1ed135578d69c9742e92/pentingnya-pembentukan-
mental-dalam-ilmu-pendidikan-agama-dan-sosial.

Kritik:
Pada artikel diatas terdapat hanya sebuah kata konjungsi korelatif pada kata (maupun) pada setelah
kata yang semestinya terdapat sebuah pasangan dari kata tersebuat yaitu, kata (baik), tidak ada kata
tersebut dalam artikel diatas menyebabkan kesalahan pada kalimat.

Perbaikan:
Yang seharusnya ada sebelumnya adalah kata (baik…….maupun).
Perbaikannya: Oleh karena itu pada saat wabah Virus Covid-19 baik lembaga pendidikan di
Indonesia, maupun tradisi dan kultur agama di Indonesia,

10. Fenomena Nikah Beda Agama di Lingkungan Masyarakat

Pernikahan beda agama memang bukan merupakan hal yang baru bagi masyarakat Indonesia
yang multikultural. 

Perkawinan tersebut telah terjadi di kalangan masyarakat (di berbagai dimensi sosialnya) dan
sudah berlangsung sejak lama. 

Namun demikian, tidak juga berarti bahwa persoalan perkawinan beda agama tidak
dipermasalahkan, bahkan cenderung selalu menuai kontroversi di kalangan masyarakat. Pernikahan
berbeda agama dalam Al-Qur'an sendiri hukumnya haram begitu pula pendapat ulama di Indonesia.

Saya sendiri pernikahan sendiri yaitu suatu perjanjian atara laki-laki dengan perempuan dimana
mereka bertujuan membentuk keluarga yang sakinah mawadah dan warahmah yang berdasarkan
tuntuan Allah SWT. Sedangkan nikah beda agama adalah suatu pernikahan yang membawa banyak
memunculkan kemadharatan dari segi manfaat dalam lingkungan masyarakat maupun sekitar. 

Alangkah lebih baiknya sebagai seorang muslim kita memilih pasangan yang segama agar tidak
menimbulkan banyak permasalahan salah satu masalah yang biasa terjadi dalam pernikahan beda
agama adalah mengenai anak tersebut.

Perbedaan madhab dalam Islam saja sudah membuat perdebatan apa lagi perbedaan agama dalam
kasus pernikahan antara dua keluarga yang menjadi satu dalam ikatan rumah tangga.

Dalam UU Pernikahan No 1 Tahun 1997 yang telah dikelaskan dan berbagai aspek dari Al-
Qur'an mauun fiqih alangkah baiknya kita sebagai seorang muslim jika memilih atau mempunya
calon suami hanya se agama tidak berbeda agama. Karena nikah bed agama sendiri banyak sisi
negatifnya yaitu salah satunya adalah tentang agama anak tersebut. Untuk masalah perceraian
pernikahan beda agama diurus oleh pengadilan negri jika pernikahannya tercatat.

Rahma isna Diva, “Fenomena Nikah Beda Agama di Lingkungan Masyarakat”, Kompasiana, 25
Agustus 2022, www.kompasiana.com/rahmaisnadiva6349/6306da5408a8b55c30193e82/fenomena-
nikah-beda-agama-di-lingkungan-masyarakat.

Kritik:
Pada artikel diatas terdapat sebuah kata konjungsi korelatif pada kata (maupun), yang sebelum dari
kata tersebut tidak terdapat kata atau pasangannya, kata (baik).

Perbaikan:
Maka pasangannya yang tepat pada konjungsi korelatif pada kata (maupun) sebelumnya adalah kata
(baik).
Perbaikannya: Sedangkan nikah beda agama adalah suatu pernikahan yang membawa banyak
memunculkan kemadharatan dari segi manfaat baik dalam lingkungan masyarakat maupun sekitar. 

Anda mungkin juga menyukai