SINDY SAFITRI
(2105110489)
UNIVERSITAS RIAU
LATAR BELAKANG
Dalam sebuah negara salah satu komponen yang sangat penting yaitu warga
negara. Rakyat mengambarakan syarat mutlak bukan akibat formal keberadaan akan
tetapi juga bersifat efisien. Menurut Osler & Starkey (2006: 15) menekankan
bahwasanya keraykatan itu lebih dari kedudukan. Kewarganegaraan dalam konteks status
semata mulai ditinggalkan dan dianggap terlalu sempit (Isin & Turner, 2002).
Pendekatan kewarganegaraan yaitu liberal, komunitarian dan juga republika n itu
terdapat dalam sebuah kajian filsafat kewarganegaraan. Maka dari itu dari ketiga
pendekatan liberal, komunitarian serta republikan itu dapat melihat perbedaan hubungan
yang ada diantara negara serta warga negaranya. Pendekatan ini dapat mempengaruhi
bagaimana proses dari pembentukan kewarganegaraan yang di dalamnya terdapat nilai
nilai yang di ajarkan kepada warga dan juga sebagai penentu karakter di sebuah negara
masing – masing.
Kewarganegaraan yang akan kita bahas yaitu mengenai kewarganegaraan
liberal,komunitarian dan Republika, serta perbandingan antara tiga kewarganegaraan
tersebut. Kebebasan individu menjadi prinsip utama di dalam teori kewarganegaraan
liberal , dimana kebebasan tersebut di dalam nya terdapat sejumlah hak sepeti hak hidup
serta hak kebebasan dan juga hak milik. Berbeda dengan teori kewarganegaraan
komunitarian yang mana lebih menekankan kepada suatu kelompok etnis, budaya serta
solidaritas bagi masyarakat yang memiliki tradisi serta sejarah yang sama. Dimana
kapasitas kelompok di dalam kewarganegaraan komunitarian ini menghargai identitas
setiap orang yang terotorisasi terhadap kecondongan dalam mengetahui akar dari
masyrakat liberal. Sedangkan Kewarganegaraan republikan berbeda dengan ikatan
individual di dalam kewarganegaraan liberal dan juga berbeda dengan ikatan kelompok
kewarganegaraan komunitarian, kewarganegaraan republikan ini lebih menekankan pada
ikatan sipil (civic bonds).
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
Teori kewarganegaraan liberal menganggap kebebasan pribadi sebagai prinsip utamanya, yang
mencakup beberapa hak fundamental, seperti hak untuk hidup, hak atas kebebasan dan hak atas
properti. Sementara komunitarianisme adalah merupakan aturan kerakyatan yang berpatokan
kepada suatu kelompok etnis maupun budaya serta solidaritas bagi seseorang yang mempunyai
status dan sejarah yang sama. kemampuan kelompok ini untuk menghormati status mereka
dimana telah meninggalkan upaya "dikabutkan" untuk menggali akarnya. liberalisme kepada
masyarakat Dan kewarganegaraan republik menekankan ikatan sipil (civic tie) di atas ikatan
individu (tradisi liberal) atau ikatan kelompok (tradisi komunitarian).
DAFTAR PUSTAKA
Scorza, J. A. (2004). Liberal Citizenship and Civic Friendship. Political Theory, 32(1), 85–
108. http://www.jstor.org/stable/4148170
Walzerr, M. (1983). Spheres of Justice A Defense of Popularism and Equality. New York: