Anda di halaman 1dari 6

RESUME JURNAL MOOC

PPPK TAHUN 2023


Nama : Sulistiono, S.Pd.Kom
NIPPK : 199004192023211019
Golongan : IX
Jabatan : Ahli Pertama - Pranata Laboratorium Pendidikan
Instansi : UIN Salatiga

MATERI KEBIJAKAN

Kepala LAN RI Bapak DR. Adi Bapak Dr. Muhamad Taufik, Ibu Erna Irawati, S.Sos.
Suryanto, M.Si memberi semangat DEA. memberi apresiasi M.Pol.,Adm tentang manajemen
dan motivasi kepada ASN untuk sebuah kebanggaan menjadi penyelenggaraan PPPK melalui
menjadi ASN kompetenKepala ASN karena dapat melayani orientasi MOOC, ASN dituntut
LAN RI Bapak DR. Adi Suryanto, bangsa dan negara dengan untuk mempelajari materi sikap
M.Si memberi semangat dan core values berAKHLAK yang perilaku bela negara, core value
motivasi kepada ASN untuk mampu berdaya saing dan ASN dan kedudukan ASN.
menjadi ASN kompeten dan berinovasi terhadap tantangan
unggul dalam menghadapi era dunia (SMART ASN).
revolusi industri 4.0 mewujudkan
Indonesia emas 2045. dan unggul
dalam menghadapi era revolusi
industri 4.0 mewujudkan Indonesia
emas 2045.

AGENDA 1
Modul 1
Wawasan Kebangsaan dan Nilai-nilai Bela Negara

Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola kehidupan
berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation character) dan kesadaran
terhadap sistem nasional yang bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal
Ika, guna memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara demi mencapai
masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera. Sejarah Penting Bangsa Indonesia.

Pembentukan Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 oleh Dr. Sutomo yang dikenal sebagai hari
kebangkitan nasional.
Perhimpunan Indonesia (PI) pada 25 Oktober 1908 merupakan organisasi pergerakan nasional
pertama yang menggunakan istilah ‘Indonesia’ dan menjadi pelopor kemerdekaan Bangsa Indonesia
di kancah Internasional. PI diprakarsai oleh Sutan Kasayangan dan R.N. Noto Suroto.
Kongres pemuda I pada tanggal 30 April 1926.
Kongres pemuda II pada tanggal 27-28 Oktober 1928.
Terbentuknya BPUPKI pada 1 Maret 1945.
PPKI terbentuk pada 7 Agustus 1945.

Empat (4) Konsesus Dasar Berbangsa dan berbegara


Pancasila
UUD 1945
Bhineka Tunggal Ika
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRA)
ATRIBUT NEGARA
Bendera sang Merah Putih (pasal 1 ayat 1)
Lambang negara Garuda pancasila (pasal 46)
Bahasa Indonesia (pasal 25 ayat 1)
Lagu kebangsaan Indonesia Raya digubah oleh Wage Rudolf Supratman (pasal 5 ayat 1)

BELA NEGARA
Bela negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara perseorangan
maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan
negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang- undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan negara dari berbagai ancaman.

Nilai Dasar Bela Negara:


Cinta tanah air
Sadar berbangsa dan bernegara
Setia pada pancasila sebagai ideologi negara
Rela berkorban untuk bangsa dan negara
Kemampuan awal bela negara

Nilai-nilai dasar ASN:


Memegang teguh ideologi pancasila
Setia dan mempertahankan UUD 1945 serta pemerintahan yang sah.
Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia
Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif.
Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur.
Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah.
Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil
guna dan santun.
Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.Mendorong kesetaraan pekerjaan.
Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem karier.

Modul 2
Analisis Isu Kontemporer
Pengertian: Upaya yang dilakukan untuk mengetahui suatu pokok persoalan yang terjadi pada masa
sekarang atau menjadi trending topik pada saat ini jadi solusi penyelesaiannya harus sesuai dengan
masa sekarang yaitu masa modern. terbagi menjadi current issue, emerging issue, dan isu potensial.

Teknik analisis isu kontemporer :


Media scanning
Existing data
Knowlegdeable Others
Public and private Organization
Public at large

Isu-isu strategis kontemporer :


Korupsi
Narkoba
Terorisme dan Radikalisme Money Laundry
Proxy War
Cyber crime, hate speech, dan Hoax
Alat bantu analisis isu kontemporer :
Mind mapping
Fishbone diagram
Analisis SWOT

Empat level lingkungan strategis:


Individu (individual)
Keluarga (Family)
Masyarakat (Community/Culture/Society
Dunia (Global)

Modul 3
Kesiapsiagaan Bela Negara
Kesiapsiagaan bela negara bagi ASN PPPK adalah suatu keadaan siap siaga seseorang baik secara fisik,
mental, dan sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang dilakukan berdasarkan
kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar disertai rela berkorban sepenuh jiwa raga yang
dilandasi kecintaan terhadap NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 untuk menjaga, merawat,
dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.

Kesiapsiagaan Jasmani adalah kegiatan atau kesanggupan seseorang untuk melaksanakan tugas atau
kegiatan fisik secara lebih baik dan efisi

Kearifan lokal adalah hasil pemikiran yang diperoleh dari manusia di tempat ia hidup dengan
lingkungan alam sekitarnya untuk memperoleh kebaikan berupa ucapan, cara, langkah kerja, alat,
bahan dan perlengkapan untuk menjalani hidup di berbagai bidang.
Kesiapsiagaan mental adalah memahami kondisi mental, perkembangan mental, dan proses
menyesuaikan diri terhadap berbagai tuntutan sesuai dengan perkembangan mental/jiwa baik dalam diri
sendiri maupun dari luar.
Aksi Nasional Bela Negara adalah sinergi setiap warga negara guna mengatasi segaka macam
ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan dengan berlandaskan pada nilai- nilai luhur bangsa
untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil, dan makmur

AGENDA 2
Nilai-nilai dasar ASN
(BerAKHLAK)
Berorientasi Pelayanan
Artinya keinginan memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakatPanduan perilaku:
a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
b. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan.
c. Melakukan perbaikan tiada henti.

Akuntabel
Artinya: bertanggungjawab atas semua yang diberikan Panduan perilaku:
a. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggungjawab, cermat, disiplin, dan berintegritas tinggi
b. Menggunakan barang dankekayaan milik negara secara bertanggungjawab, efektif, dan efisien.
c. Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.

Kompeten
Artinya: terus belajar dan kembangkan kapabilitasPanduan perilaku:
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah.
b. Membantu orang lain belajar.
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
Harmonis
Artinya: saling peduli dan menghargai perbedaan Panduan perilaku:
a. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.
b. Suka menolong orang lain.
c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.

Loyal
Artinya: berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negaraPanduan perilaku:
a. Memegang teguh ideologi Pancasila, UUD 1945, NKRI serta pemerintah yang sah.
b. Menjaga nama baik ASN, pimpinan, instansi, dan negara.
c. Menjaga rahasia jabatan dan negara.

Adaptif
Artinya: terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan serta menghadapi perubahan Panduan
perilaku:
a. Cepat menyesuaikan diri dalam menghadapi tantangan jaman.
b. Terus berinovasi mengembangakan kreativitas.
c. Bertindak proaktif

Kolaboratif
Artinya: membangun kerja sama yang sinergis Panduan perilaku:
a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi.
b. Terbuka dan bekerjasama untuk menghasilkan nilai tambah.
c. Menggerakkan pemanfaatam berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.

AGENDA 3
SMART ASN MANAJEMEN ASN

SMART ASN
Aparatur yang memiliki nasionalisme, integritas, wawasan global, hospitality, networking, penguasaan
teknologi informasi, bahasa asing, dan enterpreneurship yang berperan sebagai digital talent dan
digital leader yang mendukung transformasi birokrasi di Indonesia.

Literasi digital adalah kemampuan untuk memahami, mengevaluasi dan mengintegrasi ke berbagai
format dalam bentuk digital (Gilster – 1997).
Empat pilar literasi digital:
1. Digital skill (kecakapan)
2. Digital culture (budaya)
3. Digital ethics (etika)
4. Digital safety (keamanan)

Peta Jalan Literasi Digital


Terdapat tiga pilar utama dalam Indonesia Digital Nation, yaitu masyarakat digital dengan
pemerintah digital dan ekonomi digital. Masyarakat digital meliputi aktivitas, penggunaan aplikasi,
dan penggunaan infrastruktur digital. Pemerintah digital meliputi regulasi, kebijakan, dan
pengendalian sistem digital. Ekonomi digital meliputi aspek SDM digital, teknologi penunjang, dan
riset inovasi digital.

Lingkup Literasi Digital


Dalam mencapai target program literasi digital, perlu diperhitungkan estimasi jumlah masyarakat
Indonesia yang telah mendapatkan akses internet berdasarkan data dari APJII dan BPS. Identifikasi
Target User dan Total Serviceable Market penting untuk menentukan target spesifik program literasi
digital. Saat ini, tingkat penetrasi internet di Indonesia sebesar 73,7%.

Tantangan Kesenjangan Digital


Pada awal mulanya, konsep kesenjangan digital ini berfokus pada kemampuan memiliki (ekonomi)
dan mengoperasikan perangkat digital (komputer) dan akses (Internet).
Penguatan Literasi Digital
Di Indonesia, sejak lama sudah dilakukan upaya penguatan literasi digital. Pada Kurikulum 2006, mata
pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) sempat menjadi bagian penting di bangku sekolah
menengah dan atas.

Implementasi Literasi Digital


Sejalan dengan perkembangan ICT (Information, Communication and Technology), muncul berbagai
model pembelajaran secara daring. Selanjutnya, muncul pula istilah sekolah berbasis web (web-school).
Bermula dari kedua istilah tersebut, munculah berbagai istilah baru dalam pembelajaran yang
menggunakan internet, seperti online learning, distance learning, web-based learning, dan elearning
(Kuntarto dan Asyhar, 2016). Gerakan Literasi Nasional dalam Materi Pendukung Literasi Digital dari
Kemendikbud 2017 (Kemendikbud, 2017) juga telah menggariskan beberapa indikator terkait
penguatan literasi digital berbasis sekolah, masyarakat dan keluarga.

MANAJEMEN ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki
nilai dasar, beretika profesi, bebas dari intervensi, dan bebas dari praktik KKN.
Kedudukan ASN
PPPK: warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat berdasarkan perjanjian kerja
untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan sesuai dengan
kebutuhan instansi pemerintah dan ketentuan perundang-undangan (UU No 5 tahun 2014).

Fungsi dan tugas ASN


a. Pelaksana kebijakan publik: melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Pelayanan publik: memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas.
c. Perekat dan pemersatu bangsa: mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

Fungsi Kode Etik ASN


a. Sebagai pedoman, panduan birokrasi publik/aparatur sipil negara dalam menjalanktugas dan
kewenangan agar tindakannya dinilai baik.
b. Sebagai standar penilaian sifat, perilaku dan tindakan birokrasi publik/aparatur sipil negara dalam
menjalankan tugas dan kewenangannya.
c. Etika birokrasi penting sebagai panduan norma bagi aparat birokrasi dalam menjalankan tugas
pelayanan pada masyarakat dan menempatkan kepentingan publik diatas kepentingan pribadi.

Kode etik dan kode perilaku ASN


Dalam pelaksanaan tugas kedinasan dan kehidupan sehari-hari setiap ASN wajib bersikap dan
berpedoman pada Kode Etik dan Kode Perilaku dalam bernegara; berorganisasi; bermasyarakat; diri
sendiri; dan sesama ASN sebagai berikut.
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi;
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan;
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang berwenang sejauh tidak
bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang- undangan dan etika pemerintahan;
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan
informasi terkait kepentingan kedinasan;
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk
mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN; dan
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin Pegawai ASN.
SISTEM MERIT
Pengertian Sistem Merit
Sistem Merit merupakan kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi,
kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa diskriminasi.

Manfaat sistem Merit bagi Organisasi


1. Mendukung keberadaan penerapan prinsip akuntabilitas
2. Dapat mengarahkan SDM untuk dapat mempertanggungjawabkan tugas dan fungsinya
3. Instansi pemerintah mendapatkan pegawai yang tepat dan berintegritas untuk mencapai visi dan
misinya.

Manfaat sistem Merit Bagi Pegawai


1. Menjamin keadilan dan ruang keterbukaan dalam perjanjian karir seorang pegawai.
2. Memiliki kesempatan yang sama untuk meningkatkan kualitas diri.

Mekanisme pengelolaan ASN


Kebijakan dan praktik dalam mengelola aspek manusia atau sumber daya manusia dalam organisasi
termasuk dalam hal ini adalah pengadaan, penempatan, mutasi, promosi, pengembangan, penilaian, dan
penghargaan.

Hak PPPK
1. Gaji
2. Tunjangan
3. Perlindungan
4. Pengembangan Kompetensi
5. Cuti

Manajemen PPPK (Pasal 55 UU ASN)


1. Penetapan kebutuhan
2. Pengadaan
3. Penilaian kinerja
4. Penggajian dan tunjangan
5. Pengembangan kompetensi
6. Pemberian penghargaan
7. Disiplin
8. Pemutusan hubungan perjanjian kerja
9. perlindungan

Anda mungkin juga menyukai