Materi Wudhu
Materi Wudhu
Abstrak: Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis peningkatan kemampuan berpikir kritis
siswa; menganalisis peningkatan kepekaan sosial siswa; menganalisis perbedaan kemampuan
berpikir kritis siswa dengan menggunakan dua metode pembelajaran yang berbeda yaitu
pembelajaran menggunakan metode berbasis masalah dengan metode ceramah
Penelitian ini dikategorikan jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan kuasi tes
eksperimen dmenggunakan desain pre-post tes control group design. Penelitian ini
dilaksanakan pada dua tempat yaitu di SDN Morehe dan SDN 3 Ameroro Kecamatan Uepai,
dan dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2022/2023 selama 3 bulan yang
dimulai pada bulan oktober 2022 dan berakhir pada bulan Desember 2022. Populasi dalam
penelitian ini adalah SDN Morehe dan SDN 3 Ameroro. . Sampel penelitian ini yaitu siswa
kelas V SDN Morehe sebagai kelas percobaan (eksperimen) menerapkan metode berbasis
masalah sosial, dan kelas V SDN 3 Ameroro sebagai kelompok kontrol menerapkan metode
ceramah. Variabel penelitian ini adalah variabel bebas (variable x) metode Berbasis Masalah
Sosial adalah sedangkan variable terikat (variable y) adalah kemampuan siswa berpikir kritis
dan sikap atau perilaku kepekaan sosial siswa. Data dikumpulkan menggunakan lembar tes,
lembar angket dan lembar observasi. Peneliti menggunakan instrument penelitian wawancara,
tes (tes awal dan tes akhir, dokumetasi. Ada beberapa langkah dalam mengumpulkan data
dalam penelitian ini yaitu langkah pertama lembar tes, langkah kedua menggunakan lembar
angket dan terakhir menggunakan lembar observasi. Peneliti menggunakan instrument
penelitian berupa: lembar wawancara, lembar tes (tes awal dan tes akhir), dan dokumetasi.
dalam menganalisis data, peneliti menggunakan analisis data deskriptif dan analisis data
inferensial. Hasil penelitian dapat disimpulkan: 1) kemampuan berpikir kritis siswa berhasil
ditingkatkan melalui metode berbasis masalah sosial, nilai rata-rata nilai pre test hasil kemampuan
berpikir kritis siswa kelas V SDN Morehe yaitu 63,50 dan siswa kelas V SDN 3 Ameroro sebesar
58,30. Selanjutnya terjadi peningkatan nilai rata-rata nilai posttest berpikir kritis SDN Morehe yaitu
81,50 sedangkan rata-rata siswa di SDN 3 Ameroro yaitu 72,60; 2) kepekaan sosial siswa dapat
ditingkatkan dengan menggunakan metode berbasis masalah sosial, rata-rata nilai sikap kepekaan
sosial kelas V SDN Morehe yaitu 67,20 dan siswa SDN 3 Ameroro yaitu 61,70. Selanjutnya nilai rata-
rata nilai post tets kepekaan sosial di SDN Morehe yaitu 83,50 dan terjadi peningkatan nilai rata-rata
nilai posttest kepekaan sosial di SDN 3 Ameroro yaitu 76,30; 3) Ada perbedaan rata-rata kelas
percobaan (eksperimen) dan kelas kontrol terhadap kemampuan berpikir kritis siswa menggunakan
metode pembelajaran berbasis social, hasil Uji independent sample t Test diketahui kemampuan
berpikir kritis siswa memperoleh nilai diatas nilai Sig. (2-tailed) 0,005 < 0,05; 4) Ada perbedaan rata-
rata kelas percobaan (eksperimen) dan kelas kontrol terhadap sikap kepekaan sosial siswa
menggunakan metode pembelajaran berbasis sosial, hasil Uji independent sample t Test diketahui
kemampuan kepekaan sosial memperoleh nilai Sig. (2-tailed) 0,004 < 0,05 .
Kata Kunci: Berbasis Masalah Sosial, Berpikir kritis, Kepekaan Sosial
IMPLEMENTATION OF SOCIAL PROBLEM-BASED LEARNING MODELS IN
IMPROVING CRITICAL THINKING AND SOCIAL SENSITIVITY
ABILITY OF ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS
MOREHE DISTRICT KONAWE
Pendahuluan
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sekolah Negeri,
kemampuan mencerdaskan individu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui
pengembangan kemampuan, kepribadian, dan peradaban manusia yang berakhlak mulia di
tengah-tengah wilayah lokal dunia adalah diperlukan. Selain itu, pasal 4 bagian II UU tersebut
menyatakan: “Sekolah yang dibiayai pemerintah dimaksudkan untuk menumbuhkembangkan
kemampuan siswa agar menjadi pribadi yang bertaqwa dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berbudi luhur, cakap, cakap, bugar, berdaya cipta, mandiri. , dan menjadi
penduduk yang berkumpul di mana-mana dan dapat diandalkan sehubungan dengan
kelangsungan hidup negara”.
Pembelajaran adalah suatu gerakan instruktif dimana pendidik dan peserta didik
berkolaborasi satu sama lain melalui bagian-bagian yang menyertainya: tujuan, materi, siklus,
dan penilaian pembelajaran. Pada tingkat sekolah dasar (SD), pencapaian target pembelajaran
masih terkendala oleh tugas guru dalam pengalaman instruktif. Semakin kreatif guru dalam
menciptakan pengalaman, semakin besar kemungkinan untuk mencapai tujuan penguasaan
dan memiliki kemampuan yang diperlukan pada siswa. Bagian penting dari proses kegiatan
pembelajaran adalah kemampuan guru untuk menyajikan materi yang dapat dipahami,
dipahami, dan dikuasai siswa secara utuh. Penggunaan teknik pembelajaran terbaru tidak akan
memberikan manfaat jika intisari dari topik tersebut tidak selalu dirasakan oleh siswa.
Bagaimana Siswa dapat menginterpretasikan substansi topik pada dasarnya akan membuat
kepemilikan keterampilan penting pada siswa untuk inti topik. Mengingat pentingnya
memahami topik oleh siswa, bagian ini dianggap sebagai bagian yang paling sulit bagi
beberapa pendidik. Selanjutnya, diperlukan ujian yang berkelanjutan, termasuk konsentrasi
penelitian untuk membuat strategi pembelajaran yang pas yang dapat memberikan
kenyamanan bagi siswa dalam menguasai topik.
Teknik pembelajaran berbasis masalah sosial merupakan sistem pembelajaran yang layak
untuk pembelajaran di sekolah dasar, dimana metodologi ini membantu siswa dengan refleksi
metodis, imajinatif, dan meningkatkan tanggap sosial. Pembelajaran berbasis isu sosial
digunakan untuk menghidupkan penalaran yang menentukan dalam situasi yang diatur
masalah, termasuk mencari tahu bagaimana cara meningkatkan respons sosial. Sesuai dengan
pernyataan Ibrahim dan Nur (dalam Nurhadi dan Senduk, 2003), berbagai nama untuk
pembelajaran berbasis masalah meliputi: Pembelajaran Berbasis Proyek, Bimbingan Berbasis
Pengalaman, Pembelajaran Benar, atau Aman. Orientasi (pembelajaran realistis).
Dalam penelitian ini dipercaya bahwa kumpulan penelitian yang dibingkai adalah
kumpulan yang dipusatkan pada kumpulan Pembelajaran Bermanfaat The Elite Exhibition
yang menikmati berbagai manfaat. Karena jumlah pesertanya sedikit, bagaimanapun juga,
setiap siswa dalam kelompok tersebut berperan untuk berkontribusi. Selain itu, besarnya
tanggung jawab individu untuk membantu pembelajaran orang lain dengan tujuan yang lebih
baik akan secara langsung meningkatkan pencapaian pembelajaran yang dicapai oleh masing-
masing bagian dari afiliasi.
Metode
Penelitian ini dikategorikan penelitian kuantitatif dengan rancangan kuasi tes eksperimen
dengan pre-post tes control group design. Penelitian ini dilaksanakan pada dua tempat yaitu
di SDN Morehe dan SDN 3 Ameroro Kecamatan Uepai, dan dilaksanakan pada semester
genap tahun pelajaran 2022/2023 selama 3 bulan yang dimulai pada bulan oktober 2022 dan
berakhir pada bulan Desember 2022. Populasi dalam penelitian ini adalah SDN Morehe dan
SDN 3 Ameroro. Sampel penelitian terdiri dari 2 kelas, yaitu siswa kelas V SDN Morehe
sebagai kelas percobaan (eksperimen) menerapkan metode berbasis masalah sosial, dan kelas
V SDN 3 Ameroro sebagai kelompok kontrol menerapkan metode ceramah. Variabel
penelitian ini adalah variabel bebas (variable x) metode berbasis masalah sosial adalah
sedangkan tingkat berpikir kritis dan sikap kepekaan sosial siswa termasuk variable terikat
(variabel y). Data penelitian dikumpulkan menggunakan lembar tes, lembar angket dan
lembar observasi. Peneliti menggunakan instrument penelitian wawancara, tes (tes awal dan
tes akhir, dokumetasi. Peneliti menganalisis data menggunakankan analisis data deskriptif dan
analisis data inferensial. Ada beberapa langkah dalam mengumpulkan data dalam penelitian
ini yaitu langkah pertama menggunakan lembar tes, langkah kedua menggunakan lembar
angket dan terakhir menggunakan lembar observasi. Peneliti menggunakan instrument
penelitian berupa: lembar wawancara, lembar tes (tes awal dan tes akhir), dan dokumetasi.
4.1 Hasil
4.1.1 Analisis Data Deskriptif
1. Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Pembelajaran IPS melalui Metode
Pembelajaran Berbasis Masalah dan Metode ceramah
Proses pengukur tingkat literasi sains dilakukan oleh guru dengan cara memberikan
soal evaluasi disetiap akhir tindakan setiap siklus berupa soal dalam bentuk uraian yang
berjumlah 10 nomor. Hasil pengukuran yang telah dilakukan dapat divisualisasikan melalui
tabel berikut.
Kategori Nilai Kelas percobaan Nilai Kelas Kontrol
(eksperimen)
Pre test Post tes Pre test Post tes
Nilai Minimum 50 70 47 63
Nilai Maksimum 70 90 70 80
Mean 63,50 81,50 58,30 72,60
Standar Deviasi 9,107 6,819 7,558 5,739
Dara data diatas diperoleh keterangan bahwa siswa pada kelas percobaan (eksperimen)
yang memperoleh skor tertinggi 70 untuk kemampuan berpikir kritis dan skor terendah
50. Standar deviasinya adalah 9,107, dan rata-rata hitungannya adalah 63,50. Post test
kemampuan berpikir kritis siswa yang diberikan di kelas percobaan (eksperimen)
mengikuti penggunaan metode pembelajaran berbasis masalah (SDN Morehe)
menghasilkan skor berkisar antara 70 sampai dengan 90, dengan rata-rata nilai hitung
81,50 dan standar deviasi. dari 6.819. Nilai tertinggi tes kemampuan berpikir kritis siswa
adalah 70, sedangkan nilai terendah adalah 47. Tipikal hitungannya adalah 58,30 dan
standar deviasinya adalah 7,558. Sedangkan hasil dari post trial kemampuan berpikir kritis
siswa yang dilakukan setelah melibatkan strategi reguler pada kelas kontrol yang
diselesaikan di SDN 3 Ameroro mendapatkan hasil kemampuan berpikir berpikir siswa
dengan skor tertinggi. 80 dan skor terkecil 63. Standar deviasi 5,739, dan rata-rata
hitungan 72,60. Data penjelasan diatas dapat dilihat adanya kemampuan berpikir kritis
siswa mengalami perubahan dalam pendidikan IPS setelah dilaksanakan kegiatan belajar
dengan metode berbasis masalah dan metode ceramah. Namun, ketika pembelajaran
berbasis masalah dibandingkan dengan metode ceramah, perubahan signifikan terlihat
meningkat.
.
2. Deskripsi Kepekaan Sosial Siswa dengan penerapan Metode Berbasis Masalah dan Metode
ceramah
Pengukuran tingkat kepekaan siswa dilakukan peneliti berkolaborasi dengan guru kelas
melakukan penilaian sikap dengan menggunakan lembar angket yang berisi pertanyaan-
pertanyaan berkaitan dengan kehidupan sosial siswa untuk menilai tingkat kepekaan siswa
yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran. Hasil pengukuran divisualisasikan
melalui tabel berikut.
Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil pretes kesadaran sosial siswa yang
diselesaikan sebelum menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah di kelas uji coba
(SDN Morehe) memperoleh skor responsivitas sosial siswa tertinggi 75 dan skor terendah
56 .Simpangan bakunya adalah 6.408 dan hitungannya rata-rata 67,20. Sementara itu, hasil
post test kepekaan sosial siswa setelah menerapkan metode pembelajaran berbasis masalah di
kelas percobaan (eksperimen) (SDN Morehe) memiliki rata-rata nilai hitung 83,50 dan
standar deviasi 5,255 dengan nilai tertinggi 92. dan skor terendah adalah 75. Selain itu, hasil
akhir dari pretes daya tanggap sosial siswa yang diselesaikan sebelum melibatkan strategi adat
di kelas kontrol yang diadakan di SDN 3 Ameroro, diperoleh konsekuensi keterampilan
penalaran yang menentukan siswa dengan skor tertinggi 71 dan skor terendah dari 52.
Hitungan umumnya adalah 61,70 dan standar deviasinya adalah 6,290 . Sedangkan hasil post
test kesadaran sosial siswa yang dilakukan setelah melibatkan strategi-strategi pada kelas
kontrol yang dilakukan di SDN 3 Ameroro mendapatkan hasil akhir dari kemampuan berpikir
kritis siswa, skor tertinggi adalah 83 dan skor terkecil adalah 69. Standar deviasi adalah 4,442,
dan hitungan rata-rata adalah 76,20. Hal ini menunjukkan adanya penyesuaian respon sosial
pada kelas trial dan control dan selanjutnya diberikan tes akhir.
4.1.2 Hasil Analisis Data Inferensial
1. Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kelas Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kemampuan Berpikir Pre Eksperimen .162 10 .200* .950 10 .671
Kritis Post Eksperimen .113 10 .200 *
.950 10 .674
Pre Kontrol .158 10 .200* .966 10 .847
Post Kontrol .178 10 .200 *
.941 10 .568
Berdasarkan tabel diatas untuk seluruh data kelas percobaan (eksperimen) dan kelas
kontrol baik pada tes awal dan tes akhir menunjukkan nilai sig Kolmogorov-Smirnov nilai
signifikan sig 0,200 > 0,05. Jadi kesimpulan dari distribusi data ini menyatakan normal.
95% Confidence
Berdasarkan hasil pengukuran yang disajikan melalui tabel diatas hasil output pair 1
nilai sig 0,000 Sig <0,05 artinya adanya perbedaan nilai rata -rata kemampuan berpikir
kritis siswa untuk soal sebelum dan sesudah belajar. pada kelas percobaan (eksperimen)
menggunakan metode berbasis masalah sosial. Selanjutnya pada pair 2 nilai sig 0,000 Sig
<0,05 artinya adanya perbedaan nilai rata-rata tingkat berpikir kritis siswa untuk soal awal
dan soal akhir pada kelas kontrol menggunakan metode ceramah.
b. Mengetahui peningkatan kepekaan sosial siswa
Pada penelitian ini untuk menjawab hipotesis yang kedua yaitu “apakah terdapat
peningkatan kepekaan sosial siswa pada pembelajaran IPS dengan menerapkan metode
Berbasis Masalah Sosial”
Paired Differences
95% Confidence
Pair 1 PreEksperimen -
-16.300 4.218 1.334 -19.317 -13.283 -12.221 9 .000
PostEksperimen
Pair 2 PreKontrol -
-14.500 3.567 1.128 -17.052 -11.948 -12.855 9 .000
PostKontrol
Berdasarkan hasil pengukuran yang disajikan melalui tabel diatas hasil output pair 1
nilai sig 0,000 Sig <0,05, artinya adanya perbedaan nilai rata-rata sikap kepekaan sosial siswa
untuk soal di awal dan akhir pembelajaran pada kelas percobaan (eksperimen) menggunakan
metode pembelajaran berbasis masalah. Selanjutnya pada pair 2 nilai sig 0,000 Sig <0,05,
artinya ada perbedaan rata -rata kepekaan sosial siswa untuk tes awal dan tes akhir pada kelas
kontrol menggunakan metode ceramah. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa
terdapat peningkatan sebelum dan setelah digunakan metode berbasis masalah sosial
berkaitan sikap kepekaan sosial siswa. Untuk melihat lebih jelasnya kemampuan berpikir
kritis siswa sebelum dan sesudah metode pembelajaran berbasis masalah terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran IPS
3. Uji Homogenitas
Adapun hasil homogenitas sampel penelitian ini disajikan tabel dibawah ini
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Kema Based on Mean .313 1 18 .583
mpuan Based on Median .360 1 18 .556
Berpik Based on Median and .360 1 17.623 .556
ir with adjusted df
Kritis Based on trimmed
.327 1 18 .574
mean
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Kepekaan Based on Mean .270 1 18 .610
Sosial Based on Median .149 1 18 .704
Based on Median and
.149 1 15.933 .705
with adjusted df
Based on trimmed mean .270 1 18 .610
Pada tabel diatas nilai sig based on mean sig 0,583> 0,05 artinya varian data
kemampuan berpikir kritis siswa kelas post test Ekperimen dan post test Kontrol adalah sama
atau homogen. Sedangkan hasil homogenitas kepekaan sosial siswa nilai sign based on mean
sig 0,583> 0,05 sehingga dapat diartikan bahwa varian data kepekaan sosial siswa pada kelas
post test Ekperimen dan post test Kontrol adalah juga sama atau homogen
4. Uji independent sample t Test
Uji t sampel independen digunakan untuk menentukan apakah dua sampel yang tidak
berpasangan memiliki rata-rata yang berbeda. Data harus memiliki distribusi yang
seragam dan terdistribusi secara normal. Dalam ulasan ini, uji t contoh gratis digunakan
untuk menjawab rencana soal ketiga, yaitu "Apakah ada perbedaan hasil dari kemampuan
penalaran yang menentukan siswa menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah
dengan strategi reguler?" Tes ini hanya digunakan untuk menganalisis informasi postes di
kelas eksplorasi dan tes pasca kelas kontrol. Berdasarkan skor di atas Sig., diperoleh hasil
postes kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas percobaan (eksperimen) dan kelas
kontrol. 2-followed) 0,005 < 0,05, maka cenderung diduga terdapat perbedaan pada kelas
eksplorasi normal dan kelas kontrol pada kemampuan penalaran siswa dengan
menggunakan teknik penguasaan berbasis sosial. Sedangkan dalam ulasan ini uji t contoh
otonom digunakan untuk menjawab rencana masalah keempat, yaitu "Apakah ada
perbedaan konsekuensi kesadaran sosial siswa menggunakan metode pembelajaran
berbasis masalah dengan strategi reguler" Tes ini hanya digunakan untuk melihat post-test
informasi di kelas eksplorasi dan kelas kontrol post-test. Mengingat nilai di atas nilai Sig.
(2-tailed) 0.004 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa kepekaan sosial siswa terhadap
metode pembelajaran berbasis sosial rata-rata berbeda antara kelas percobaan
(eksperimen) dan kelas kontrol.
DAFTAR PUSTAKA
Adinda, A. (2018). Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal Logaritma. 4(1),
125-138.
Ariyani, Rika. 2020. Penyebab Rendahnya Mutu Pendidikan di Indonesia. Rikaariyani.com :
Jambi
Hanscomb, S. (2017). Critical Thinking the Basics. Routledge
Irdayanti, Lieska Sukma. (2018). Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa di
SMPN 1 Kedungwaru Melalui Pemberian Soal Open-Ended Materi Teorema
Phytagoras Tahun Ajaran 2017/2018. Skripsi. Tulungagung : Skripsi tidak diterbitkan.
Lestari, Wijayanti. (2016). Analisis Proses berpikir Kritis Siswa Dalam Pemecahan Masalah
Matematika Pada Pokok Bahasan Himpunan Ditinjau dari Tipe Kepribadian Ekstrovert
dan Introvert Siswa Kelas VII SMPN 2 Sumber Cirebon. Skripsi tidak Diterbitkan.
Semarang : Prodi Pendidikan Matematika Universitas Islam Negeri Walisongo
Semarang.
Ma’rifah, M. Z., & Mawardi. (2022). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Menggunakan Hyflex Learning Berbantuan Wordwall. Scholaria, 12 (Vol. 12 No. 3
(2022)), 3.
Masrizal, MA. (2015). Pengendalian Masalah Sosial Melalui Kearifan Lokal. Aceh : Syiah
Kuala University Press Darussalam. Aceh.
Nugraha, D., Apriliya, S., & Veronicha, R.K. (2017). Kemampuan Empati Anak Usia Dini.
Jurnal Paud Agapedia, 1(1), hal. 31.
Pandia, W. S., Hendriati, A., & Widyawati, Y. (2022). Menilik Lebih Dalam Pendidikan Anak
Usia Dini, Peran Orang Tua, Guru dan Institusi. PT. Kanisius.
Putri, R.D. (2019). “Bimbingan Kelompok Menggunakan Permainan sebagai Strategi dalam
Mengembangkan Empati Siswa”. Jurnal Bimbingan dan Konseling Borneo, 1(2), 8.
Rahma, Siti. (2017). Analisa Berpikir Kritis Peserta Didik dengan Pembelajaran Socrates
Konsektual di SMP Negeri 1 Padangratu Lampung Tengah. Skripsi, Lampung :
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Ratnaningtyas, Yessy. (2016). “Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Kelas VIII dalam
Menyelesaikan Soal Higher Order Thinking Ditinjau dari Kemampuan Matematika”.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika. Vol. 1 No. 5 Tahun 2016: Hal. 87.
Sihotang, Kasdin. 2019. Berpikir Kritis Kecakapan Hidup di Era Digital. Yogyakarta : PT.
Kanisius
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Tondok, Marselius Sampe. 2012. Melatih Kepekaan Sosial Anak. Harian Surabaya Post.
Tanggal 2 September 2012. Hlm 6.
Uma Sekaran. (2017). Metode Penelitian untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat.
Wijayanto, Yonatan. 2015. Menumbuhkan Kepekaan Sosial. Diunduh pada 5 Mei 2015.
Wulandari, Dewi. (2017). Efektivitas Metode Pembelajaran Guide Inquiry Terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis dan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas XI IPA SMA
Materi Sistem Respirasi. Tesis. Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia.
Yafie, E., & Sutama, I. W. (2019). Pengembangan Kognitif (Sains Pada Anak Usia Dini).
Universitas Negeri Malang.
Zaskia Az-Zahra. 2017. Pembelajaran Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Di SD Negeri
Percobaan 2 Yogyakarta. Skripsi : (Yoyakarta: UNY, 2017), hlm. 20.