Pengertian
▪ Menurut bahasa berasal dari bahasa Arab ْث ُ َح ِديyang berarti:
➢ َج ِديْدartinya baru
➢ قَ ِريْبartinya dekat
➢ َخ َبرartinya berita
• Menurut Istilah:
ُسلَّ َم َوا َ ْف َعالُهُ َواَحْ َوالُه
َ علَ ْي ِه َو
َ ُى هللا َ ُْث أ َ ْق َوالُه
َّ صل ُ ا َ ْل َح ِدي
“Hadis adalah segala ucapan, perbuatan dan keadaan Nabi Muhammad SAW.”
Macam-Macam Hadis
A. Berdasarkan Sumbernya:
1. Hadis Qauli yaitu hadis yang bersumber dari ucapan atau perkataan Nabi SAW baik yang
langsung didengar maupun dikatakan orang lain.
ِ اِنَّ َما بُ ِعثْتُ ِالُُ ت َم َِم َمك
ِ ََار َم اْالَ ْخال
Contoh : )ق (رواه مالك
Artinya: “Aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Malik)
2. Hadis Fi’li, yaitu: hadis yang bersumber dari segala perbuatan Nabi SAW yang
diberitakan oleh seseorang kepada orang lain.
Contoh:
صحِ يْحِ ِه ثَمِ ْينَي ِْن ْ ِع َوانَةَ ف
َ ي َ ي َ : ٍ َوفِى لَ ْفظ.شي ِْن ا َ ْق َرنَي ِْن
ْ ِ َو ِألَُ ب,س ِم ْينَي ِْن َ ي بِ َك ْب َّ ِ ا َ َّن النَّب, ِع ْن اَن َِس ب ِْن َمالِك
َ ُ َكانَ ي.م.ي ص
ْ ض ِح َ
)(رواه مسلم
Artinya: “Dari Anas bin Malik ia berkata: Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW
berkurban dengan dua ekor kambing yang bertanduk. Menurut riwayat lain (keduanya) gemuk-
gemuk. Menurut riwayat Abi “Awanah di dalam kitab sahihnya (dikatakan) keduanya berharga.”
3. Hadis Taqriri, yaitu: hadis yang bersumber dari pengakuan Nabi SAW terhadap sesuatu
dengan cara tidak memberi tanggapan (diam).
Contohnya: sikap beliau terhadap memakan daging biawak.
4. Hadis Qudsi, yaitu: hadis yang susunan bahasanya dari Nabi Muhammad SAW
sedangkan makna atau isinya dari Allah SWT.
Perbedaannya dengan Al-Quran:
✓ Lafal dan makna Al-Quran dari Allah SWT sedangkan hadis qudsi maknanya saja dari
Allah.
✓ Al-Quran mengandung mukjizat
✓ Membaca Al-Quran ibadah
✓ Al-Quran dapat dibaca pada waktu shalat
Contoh Hadis Qudsi:
ْ ِْث َيذْكُ ُرن
)ي (رواه البخارى عن ابى هريرة ُ َواَنَا َم َعهُ َحي,ي
ْ ي ِب
ْ ع ْب ِد َ َ اَنَا ِع ْند,َّع َّز َو َجل
َ ظ ِن َ ُ قَا َل هللا
Artinya: Allah yang Maha Mulia dan Maha Agung berfirman: “Aku menurut prasangka
hamba-Ku terhadap-Ku dan Aku menyertainya di mana saja ia menyebut (mengingat) Aku.”
Sejarah Hadis
▪ Dengan lisan dan dihafal oleh para sahabat. Ada yang diperbolehkan menulisnya namun
secara pribadi oleh Jabir Ibn Abdullah dan Abdullah bin Amr bin Ash.
▪ Penulisan hadis secara resmi pada masa Umar bin Abdul Aziz (Khalifah Bani Ummayah),
tetapi belum diklasifikasikan berdasarkan kualitasnya. Misalnya Kitab hadis Al-Muwatha’
karya Imam Malik.
▪ Membukukan hadis berdasarkan kualitas, seperti Kitab hadis Shahih Al-Bukhari karya
Muhammad Ibn Ismail al-Bukhari.
▪ Menghafal hadis yang sudah dibukuka tersebut.
▪ Menghimpun hadis yang memiliki kandungan makna sejenis, dan menguraikan
maknanya, serta menyusun kamus hadis.
Kedudukan dan Fungsi Hadis
➢ Kedudukan hadis adalah sebagai sumber kedua ajaran Islam.
➢ Fungsi hadis:
1. Menguatkan pernyataan Al-Quran. S. Al-Baqarah:183
2. Menerangkan ayat yang bersifat mujmal (umum): Al-Baqarah: 110
3. Membatasi keumuman ayat: Al-Baqarah: 180
4. Menetapkan hukum yang tidak ditetapkan dalam Al-Quran.
5. Memberikan pengecualian terhadap pernyataan Al-Quran yang bersifat umum: Al-
Maidah: 5
-AL-QURAN-
Pengertian Al-Quran
• Berasal dari bahasa Arab yaitu Qara’a-Yaqra’u-Qur’aanan, yang artinya bacaan.
• Menurut istilah adalah: Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui malaikat
Jibril.
Nama-Nama Al-Quran
✓ Al-Quran
✓ Al-Kitab
✓ Al-Furqan (Pembeda/pemisah)
✓ Az-Zikr (Peringatan)
✓ Al-Huda (Petunjuk)
✓ As-Syifa (Pengobat)
1. Kitab
• Nama Al-Quran yang pertama yaitu “al-Kitab”, karena di dalamnya terkumpul dan terhimpun
berbagai ilmu pengetahuan, kisah-kisah terdahulu, dan Akhbar. Hal ini dikarenakan makna
bahasa dari Kitab adalah menghimpun (al-Jam’u). Sebagaimana dalam Q.S. al-Dukhan [44] ayat
2
2. Qur’an
• Dinamakan dengan nama “al-Qur’an” karena Al-Qur’an merupakan bacaan yang di dalamnya
terkumpul hal-hal yang berkaitan dengan kisah, perintah, larangan, ayat, surah, dan lain
sebagainya. Sebagaimana dalam Q.S. al-Qiyamah [75] ayat 17
3. Karim
• Al-Qur’an diberi nama “al-Karim” karena terdapat sifat kemuliaan yang terkandung di dalamnya.
Sebagaimana dalam Q.S. al-Waqi’ah [56] ayat 7
4. Kalam
• Dinamakan dengan “al-Kalam”, dikarenakan Al-Qur’an dapat mempengaruhi akal orang yang
mendengarkan untaian ayat-ayatnya. Sebagaimana dalam Q.S. al-Taubah [9] ayat 6
5. Huda
• Dinamakan dengan nama “al-Huda” karena di dalam Al-Qur’an terdapat petunjuk-
petunjuk yang menuntun umat manusia ke jalan yang benar (al-Haqq). Sebagaimana
dalam Q.S. Yunus [10] ayat 57
6. Furqan
• Al-Quran memiliki nama “al-Furqan”, dikarenakan Al-Qur’an mampu membedakan
antara yang haq dan batil. Sebagaimana dalam Q.S. al-Furqan [25] ayat 1
7. Syifa’
• Nama Al-Quran berikutnya adalah “al-Syifa’”, karena Al-Qur’an dapat dijadikan sebagai
obat untuk mengobati penyakit hati berupa kekufuran, kebodohan, dan dengki. Serta,
juga dapat digunakan untuk mengobati penyakit fisik. Sebagaimana dalam Q.S. al-Isra’
[17] ayat 82
8. Dzikr
• Nama Al-Quran dengan sebutan “al-Dzikr” dikarenakan dalam Al-Qur’an terdapat
berbagai nasihat (mawa’idh) dan cerita akan umat-umat terdahulu. Sebagaimana dalam
Q.S. al-Anbiya’ [21] ayat 50
1. Ketauhidan/akidah
• Isi kandungan Al Quran pertama yakni tentang akidah. Secara etimologi akidah berarti
kepercayaan atau keyakinan. Bentuk jamak Akidah (‘Aqidah) adalah aqa’id. Akidah juga
disebut dengan istilah keimanan.
• Al Quran banyak menjelaskan tentang pokok-pokok ajaran akidah yang terkandung di
dalamnya, di antaranya Surat Al Ikhlas 1-4
2. Syariah/Ibadah
• Isi Kandungan Al Quran berikutnya yakni masalah ibadah. Ibadah berasal dari kata
'abada-ya'budu-'abadan artinya mengabdi atau menyembah. Yang dimaksud ibadah
adalah menyembah atau mengabdi sepenuhnya kepada Allah SWT dengan tunduk, taat
dan patuh kepada-Nya.
• Ibadah dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
– ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah. Ibadah mahdhah artinya ibadah khusus
yang tata caranya sudah ditentukan, seperti: shalat, puasa, zakat dan haji.
– Sedangkan ibadah ghairu mahdhah artinya ibadah yang bersifat umum, tata
caranya tidak ditentukan secara khusus, yang bertujuan untuk mencari ridha
Allah SWT, misalnya: silaturrahim, bekerja mencari rizki yang halal diniati ibadah,
belajar untuk menuntut ilmu, dan sebagainya.
3. Akhlak
• Ditinjau dari segi etimologi, Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluq (yang
berarti perangai, tingkah laku, tabiat, atau budi pekerti.
• Dalam pengertian terminologis, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia
yang muncul spontan dalam tingkah laku hidup sehari-hari.
5. Kejadian Alam/sains
• Al Qur an menekankan betapa pentingnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Hal itu diisyaratkan pada saat ayat Al Quran untuk pertama kalinya diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW yaitu QS. al-‘Alaq: 1-5.
Sejarah Penulisan
• Al-Quran turun berangsur-angsur yang dimulai pada surat Al-Alaq ayat 1-5 sebagai
wahyu pertama di Gua Hira
• Nabi mengulanginya di depan para sahabat dan ditulis oleh para sahabat beliau
diantaranya Zaid bin Tsabit serta menghafalnya.
• Penulisan Al-Quran di kayu, pelepah kurma, batu, tulang unta/kambing, papan pelana
kuda, kulit kayu.
• Setelah Nabi wafat dan banyak para sahabat yang hafal Al-Quran wafat serta munculnya
Nabi palsu (Maslamah bin Habib) atau Musailamah al-Kazzab (Musailamah si
Pembohong) mendorong penulisan Al-Quran dalam satu mushaf pada masa Khalifah
Abu Bakar atas usul Umar bin Khattab.
• Mushaf Al-Quran diperbanyak pada masa Khalifah Usman bin Affan.
Fungsi Al-Quran
• Sebagai petunjuk (Al-Baqarah: 185)
• Sebagai sumber informasi (Lukman: 27)
• Sebagai Obat (Al-Isra: 82)
Metode Memahami Al-Quran
A. Tafsir (menjelaskan makna kendungannya)
1. Tafsir bil ma’tsur: menafsirkan ayat berdasarkan ayat-ayat Al-Quran dan riwayat (hadis)
2. Tafsir bil ma’qul: menafsirkan ayat dengan cara ijtihad
3. Tafsir ijdiwad: memadukan tafsir bil ma’tsur dan bil ma’qul.
4. Tafsir muqrain: dengan jalan menganalisis persamaan dan perbedaan hasil-hasil
penafsiran (komparatif)
5. Tafsir tahlili: menfasirkan dengan mengurutkan ayat dari pertama-terakhir
6. Tafsir maudhu’i: dengan menetapkan tema terlebih dahulu baru kemudian mencari
ayat-ayat yang sesuai dengan tema tersebut.
7. Tafsir bil ilmi: menafsirkan Al-Quran dengan menggunakan sudut pandang ilmu
pengetahuan
B. TERJEMAH
Yaitu: menyalin (memindahkan) dari suatu bahasa ke bahas lain.
• Terjemah Harfiah: menterjemahkan berdasarkan arti ayat sebenarnya.
• Terjemah ma’nawiyah: menterjemahkan berdasarkan kandungan maknanya dalam
suatu bahasa yang lebih tepat
C. TAKWIL
Yaitu: memindahkan makna suatu kata dengan makna yang lebih mudah dipahami.
-AQIDAH ISLAMIYAH-
Pengertian Aqidah
◼ Berasal dari kata ‘aqada-ya’qidu-’aqdan yang artinya: simpul, ikatan, perjanjian yang
kokoh dan kuat
◼ Kemudian menjadi ‘aqidatan yang berarti kepercayaan atau keyakinan.
◼ Memiliki kesamaan makna dengan kata iman yang berarti percaya.
Tahap Beraqidah
❖ Dengan Hati
❖ Dengan Lisan
❖ Dengan Perbuatan
❖ Dengan keteguhan dan kesabaran
Kedudukan Ijtihad
• Hasil keputusan dzanni
• Hasil keputusan tidak mengikat
• Tidak berlaku dalam hal penambahan ibadah khusus
• Tidak boleh bertentangan dengan Al-Quran dan Hadis
• Harus memperhatikan faktor: kemudharatan, kemaslahatan, dan kemanfaatan bersama.
Metode Ijtihad
1. Qiyas: mengukur sesuatu dengan yang lainnya berdasarkan persamaannya.
Contoh: penetapan zakat fitrah dan Narkoba
2. Ijma: kebulatan pendapat semua ahli ijtihad.
Contoh: penetapan jatuhnya tanggal satu Ramadhan dan satu sawal
3. Istihsan: menetapkan hukum suatu perbuatan berdasarkan prinsip-prinsip umum ajaran
Islam berdasarkan Al-Quran dan Hadis. Seperti prinsip keadilan dan kasih sayang.
Contoh: penetapan hukum atas sesuatu yang sama-sama buruk.
4. Maslahilul Mursalah: menetapkan hukum berdasarkan kegunaan atau kemanfaatannya.
Contoh: donor darah
Syarat-Syarat Mujtahid
⚫ Menguasai bahasa Arab
⚫ Menguasai Al-Quran dan Hadis
⚫ Menguasai ilmu ushul fiqh dan ilmu fiqih
⚫ Menguasai berbagai pendapat sahabat dan ulama terdahulu
⚫ Mengetahui pokok-pokok ajaran Islam
⚫ Menguasai ilmu penunjang pada bidang-bidang tertentu yang relevan
Macam-Macam Agama
❖ Agama Samawi (langit) yaitu agama yang tidak langsung diturunkan kepada masyarakat
akan tetappi melalui Rasul. Ciri-cirinya:
1. Disampaikan oleh manusia yang diutus Allah
2. Memiliki kitab suci yang bersih dari campur tangan manusia
3. Ajarannya serba tetap
4. Konsep ketuhanannya Monothaisme
5. Kebenarannya universal
Pengertian Islam
o Islam berasal dari bahasa Arab yaitu “salima” yang artinya selamat sentosa.
o Secara istilah Islam adalah: “ajaran-ajaran yang diwahyukan kepada manusia melalui
Rasul.” (Al-Maidah: 3) dan (Al-ahzab: 40)
Karakteristik Islam
➢ Sederhana, rasional dan praktis.
➢ Kesatuan anara materi dan rohani
➢ Memberikan petunjuk bagi seluruh kehidupan manusia (Al-Baqarah: 208)
➢ Keseimbangan antara individu dan masyarakat
➢ Universal dan kemanusiaan
➢ Fleksibelitas
➢ Terjamin keasliannya
-AKHLAK ISLAM-
Pengertian Akhlak
❖ Perkataan akhlak berasal dari bahasa Arab yaitu bentuk tunggal dari kata Al- Khuluq (
) الخلقyang berarti perangai
❖ menurut Al-Ghazali sebagai berikut :
Akhlak adalah suatu sikap yang mengakar dalam jiwa yang darinya lahir berbagai
perbuatan dengan mudah dan gampang, tanpa perlu pemikiran dan pertimbangan. Jika sikap
itu darinya lahir perbuatan yang baik dan terpuji, baik dari segi akal maupun syara’, maka ia
disebut akhlak yang baik. Dan jika yang lahir darinya perbuatan yang tercela, maka sikap
tersebut disebut akhlak buruk
Implementasinya:
1. Taqwa
Menurut ‘Afif ‘Abd al-Fattah Thabbarah taqwa yaitu “seseorang memelihara dirinya dari
segala sesuatu yang mengundang kemarahan Tuhannya dan dari segala sesuatu yang
mendatangkan mudharat, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain.”
2. Syukur
“Tidaklah bersyukur orang yang tidak mencintai Allah, dan tidak mengakui bahwa
nikmat yang didapatnya berasal dari Allah. Tidak bersyukur orang yang tidak memuji
Allah SWT dengan lisannya dan juga tidak bersyukur orang yang mengucapkan kata-kata
yang tidak ada gunanya. Tidak bersyukur orang yang diberi ilmu oleh Allah tapi tidak
diamalkan dan tidak diajarkannya. Tidak bersyukur orang yang diberi Allah kekayaan
tapi tidak dimanfaatkannya untuk kebaikan.” Perbuatan syukur pada hakikatnya untuk
manusia itu sendiri bukan untuk Allah SWT: Al-Luqman: 12 , Ibrahim: 7
3. Taubat
“seorang muslim dianjurkan untuk selalu bertaubat kepada Allah sekalipun dia tidak
mengetahui kesalahannya, boleh jadi tanpa disadarinya dia telah melakukan kesalahan.”
Akhlak Kepada Diri Sendiri
Akhlak pada diri sendiri adalah seorang muslim harus memperlakukan dirinya mencakup
jasmani maupun rohaninya dengan akhlak yang baik
Contoh Akhlak Pada Diri Sendiri
o Menjaga kebersihan diri: (An-Nuur : 30-31)
o Tawadhu yaitu rendah hati, dalam artian tidak sombong atau takabur (Luqman: 31)
o Sabar: keteguhan hati untuk tetap pada kebenaran Allah (Al-Baqarah: 153)
o Menjaga kesehatan tubuh: (Al-Baqarah: 168)
Al-Harali seorang ulama besar berpendapat bahwa “ jenis makanan dan minuman dapat
mempengaruhi jiwa dan sifat-sifat mental pemakannya.”
Ruang Lingkup
1. Ibadah
2. Muamalah
3. Munakahat
4. Jinayat siyasah
5. Akhlak
6. Peraturan lainnya; makanan dan minuman, sembelihan, berburu, dakwah, perang,
dsbnya
Tujuan
o Mewujudkan kebaikan bagi kehidupan manusia
o Memelihara kemaslahatan umat
o Agar manusia selamat dunia dan akhirat