Anda di halaman 1dari 2

Indikator mutu klinis:

1. Loket pendaftaran
Permasalahan yang sering terjadi : rekam medis hilang, tidak kembali ke loket dari
ruang pelayanan, pasien tidak bawa kartu berobat sehingga sulit mencari buku
rekam medis.
Indikator yang diambil pengembalian rekam medis dari ruang pelayanan ke loket
saja. Karena buku rekam medis sering hilang akibat buku rekam medis tidak balik
dihari yang sama.
Kesimpulan : Indikator mutu klinis loket pendaftaran adalah pengembalian rekam
medis ke ruang rekam medis dengan target 100%
2. Ruangan pemeriksaan dewasa
Selama ini kadang-kadang pasien hanya diperiksa dan diobati oleh perawat karena
dokter ada tugas luar seperti pusling dan posbindu. Padahal seharusnya
pemeriksaan dan pengobatan dilakukan oleh dokter. Jadi sebaiknya mutunya
adalah pengobatan oleh dokter. Agar dokter selalu ada di ruang pelayanan,
disusun jadwal kegiatan luar gedung dan dalam gedung, kalau bisa juga membuat
usulan permintaan tambahan tenaga dokter.
Kesimpulan : Indikator mutu klinis pemberian pengobatan dilakukan oleh dokter
dengan target 100%
3. Ruangan pemeriksaan anak
Ruangan anak kendalanya juga sama dengan ruang dewasa. Jadi mutunya
sebaiknya sama yaitu pemberian pengobatan oleh dokter. Bila dokter yang
bertugas hanya satu orang di ruang dewasa, maka pemeriksaan awal dapat
dilakukan oleh perawat di ruangan anak. Setelah itu pasien anak dapat diarahkan
untuk pengobatan oleh dokter di ruang dewasa.
Kesimpulan : Indikator mutu klinis pemberian pengobatan dilakukan oleh dokter
dengan target 100%
4. Ruangan KIA/KB
Selama ini pemeriksaan 10T belum dilaksanakan dengan lengkap pada ibu hamil,
padahal pemeriksaan tersebut penting untuk dilakukan. Jadi sebaiknya indikator
yang dipantau adalah pemeriksaan 10T pada setidaknya tiap ibu hamil baru. Hasil
pemeriksaan 10T dicatat didalam rekam medis dan diberikan tanda di buku
register bahwa bumil telah diperiksa 10T.
5. Laboratorium
Pasien sering mengeluhkan waktu tunggu yang lama di laboratorium, meskipun hal
ini disebabkan waktu tunggu hasil pemeriksaan di laboratorium memang panjang.
Tetapi agar memaksimalkan layanan dan waktu tunggu terpantau baik maka bisa
melakukan pemantauan waktu tunggu pada hasil pemeriksaan lab yang sering
dilakukan. Salah satunya adalah pemeriksaan darah rutin yang memerlukan waktu
tunggu hasil pemeriksaan sekitar 20-25 menit. Untuk indikator mungkin dapat
ditambahkan sekitar 5 menit dari waktu perkiraan sebagai waktu yang digunakan
untuk cross check hasil dan menulis hasil pemeriksaan pada form hasil lab.
Kesimpulan : Waktu tunggu hasil pemeriksaan darah rutin kurang dari 30 menit.
6. Ruangan Gizi
Permasalahan yang ada selama ini balita yang gizi kurang belum mendapatkan
konseling gizi seimbang dengan lengkap. Untuk indikator mungkin dapat dibuat
agar semua balita gizi kurang mendapatkan konseling gizi seimbang dengan
lengkap.
7. Ruangan Kesehatan Gigi dan Mulut
Permasalahan yang sering muncul di ruangan gigi diantaranya tidak semua pasien
mendapatkan edukasi dan informasi mengenai penyakit, pengobatan dan tindakan
yang diterima. Sehingga seringkali ada selisih informasi mengenai kapan pasien
harus kontrol ulang dsb. Jadi indikator yang dapat disusun adalah pemberian KIE
lengkap kepada seluruh pasien yang berobat.
8. Ruang Farmasi
Permasalahan yang sering terjadi diantaranya adalah minimnya informasi
mengenai obat yang diberikan kepada pasien, hal ini seringnya disebabkan karena
pasien banyak sedangkan petugas sedikit sehingga penyampaian informasi
terburu-buru dan tidak lengkap. Padahal pemberian informasi obat secara lengkap
merupakan hal yang penting. Maka dapat disusun indikator berupa pemberian
informasi obat kepada pasien, nantinya pasien yang telah menerima informasi
menandatangani bagian belakang kertas resep sehingga bisa diketahui berapa
jumlah pasien yang menerima informasi obat.

Anda mungkin juga menyukai