KRITIK
KRITIK
Penyair meletup-letup, jujur dalam mengungkapkan realitas kehidupan. Akan tetapi, kejujuran
itu pantulan untuk orang lain semata. Seperti dalam puisi MAJOI karya Taufik Ismail. Jujur saja
apakah pengarang sudah mengumpulkan fakta? Bagaimana kalau kata ganti “aku” dalam puisi
digunakan “kita” agar lebih faktual.
1. Kalimat kritik yang sesuai dengan isi penjelasan tersebut adalah ...
Akulah Jibril, yang angin adalah aku, yang embun adalah aku, yang asap adalah aku, yang
gemerisik adalah aku, yang menghantarkan panas dan angin. Aku mengirimkan kesejukan,
pikiiran segar yang mengajak giat belajar. Aku adalah yang menyodorkan keheranan dan
sekaligus jawaban. Aku di kebuun rimbun, aku di padang pasir, aku di laut, aku di gunung, aku
di udara, kukirimkan layang-layangku kepadamu, kepada kalian…
(Mereka Toh Tidak Mungkin Menjaring Malaikat: Danarto)
2. Kalimat kritik yang sesuai dengan isi kutipan cerpen tersebut adalah ….
A. Danarto dikenal sebagai penulis cerpen yang religius, tercermin dalam tokoh
cerpen yang telah ditulisnya.
B. Menuntut pembaca harus lebih cermat untuk memahami isi cerita karena
banyak menggunakan kata-kata lambing
C. Penggunaan kalimat-kalimat yang unik membuat cerpen ini diminati pembacanya.
D. Cerpen Danarto pada umumnya beraliran religius sesuai dengan latar belakang
pendidikan beliau.
E. Penggunaan kalimat yang sederhana memudahkan pembaca untuk memahami isi
cerpen.
Bacalah paragraph berikut ini!
Pemerintah akan tetap konsekuen menyesuaikan harga bahan bakar minyak Bila harga BBM di
tingkat internasional menurun, pemerintah baru akan mengambil kebijakan
menurunkan harga BBM bersubsidi di dalam negeri sesuai tingkat yang wajar. Langkah
ini ditempuh untuk meringankan beban masyarakat.
A. Cerita ini tidak lagi sesuai dengan perkembangan zaman, karena dalam
rumah tangga yang harmonis harus ada saling pengertian.
B. Tema cerita berkisar krisis sosial manusia golongan intelektual yaitu seorang
dokter
tidak dapat mengatasi kehidupan rumah tangganya.
C. Pelukisan ceritanya sedemikian realistis cenderung kepada ekspresionisme, ini
terlihat pada pelukisan keadaan secara blak-blakan antara tokoh Tono dan Tini.
D. Dalam novel ini dijelaskan bagaimana sikap tokoh aku yang selalu berusaha
mencintai istrinya dengan baik, lemah lembut, sabar.
E. Seharusnya kaum intelektual memberikan contoh yang baik kepada generasi
muda bukan memberikan contoh yang negatif.
Pemerintah akan menunggu turunnya harga minyak mentah dunia sampai Maret 2009.
Keputusan menunggu ini dilakukan sebelum memutuskan harga premium dan solar
yang dilepas sesuai harga pasar. Jika harga minyak pada saatnya tetap rendah,
pemerintah segera melepas harga premium dan solar.
Cerpen ini tidak banyak menggunakan kata-kata konotasi. Pengarang dengan gamblang
menceritakan setiap kejadiannya, sehingga apa yang ia tuliskan bisa langsung tergambar dikepala
pembacanya. Inilah salah satu kelebihan dari cerpen berjudul "Maling" karya Lidya Kartika
Dewi ini. Cerpen ini juga sarat akan nilai moral dan sosial yang tersaji secara gamblang bagi
para pembaca.
A. Pendahuluan/ orientasi
B. Evaluasi
C. Tafsiran isi
D. Kesimpulan
E. Saran
Aku memberi selamat kepada kedua pengantin. Mereka tersenyum kelihatan agak
sungkan.“Monggo, Den Yanto, silahkan duduk.” Den Yanto! Ia memanggilku den, tidak lagi
nak. Aku tertarik pada seorang bocah patah di seblah Sumarni. Entah mengapa aku ingin
menegurnya. Apakah karena matanya mirip dengan Sri? “Sopo jenengmu, cah ayu?” tanyaku
sambil menjawil pipinya. “Yanti …,” jawabnya dengan cukup kenes.
Kalimat pembuka cerpen “Dadu” diikuti oleh kalimat-kalimat lain yang bernasib sama.
Puitis, imajinatif, dan berlarut-larut dalam majas. Akibatnya, cerpen agak panjang karya
Nirwan Dewanto ini terbata-bata dalam membentuk cerita. Padahal, di situ ada cerita.
Sebuah interpretasi ulang dari kisah Mahabarata dan Ramayana. Pasalnya, uraian Nirwan
gagal menampilkan kejernihan peristiwa. Ada kabul tebal pada tiap kalimat Nirwan. Kabut
yang menutupi peristiwa.
Begitulah maka aku pun pernah jadi buah harap mereka. Buah cakap yang manis didengar dari
gadis dan ibu-ibu di kampung. Tiap kali kalau kebetulan aku lewat di muka rumah mereka, dari
celah celah kerai menjeling beberapa mata jelita. Dan tak jarang aku dapat gangguan ibu-ibu
yang suka menyindir. Tapi, aku yang masih terlalu muda, tak mungkin sanggup memikirkan hal-
hal yang sulit itu. Lagi pula ayahku (pentolan Serikat Islamnya Tjokroaminoto yang tergolong
progresif) tak suka pada fiil macam itu.
9. Kalimat kritik yang sesuai dengan kutipan cerpen tersebut adalah…
10. Kalimat kritik yang menyatakan kelemahan sesuai kutipan tersebut adalah…