Anda di halaman 1dari 11

Vol. 3, No.

1, Juli 2021
p-ISSN 2775-3832 ; e-ISSN 2775-7285
EFEKTIVITAS PERPADUAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
DAN TIME TOKEN TERHADAP BERPIKIR KRITIS DAN KOMUNIKASI
LISAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN DARING MATERI
PERUBAHAN LINGKUNGAN

Ade Ayu Fitriany, Eko Retno Mulyaningrum, Dyah Ayu Widyastuti


Jurusan Pendidikan Biologi, Universitas PGRI Semarang
E-mail: adeayufitriany@gmail.com, ekoretno@upgris.ac.id,
dyah.ayu@upgri.ac.id
Diterima: Abstrak
Direvisi: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas perpaduan model PBL
Disetujui: (Problem Based Learning) dan Time Token terhadap berpikir kritis dan
komunikasi lisan pada pembelajaran daring materi perubahan lingkungan.
Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode True-
Experimental Design, sedangkan desain penelitian yang digunakan adalah
Posttest Only Control Design. Penelitian dilaksanakan di SMAN 1
Batangan Pati. Waktu penelitian dilaksanakan semester genap tahun ajaran
2021/2022 pada bulan Juni 2022. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas
X-MIPA 4 yang berjumlah 35 siswa dan kelas X-MIPA 5 yang berjumlah
35 siswa. Hasil rata-rata kelas kontrol memiliki persentase nilai sebesar
69,11%, sedangkan kelas eksperimen memiliki persentase nilai sebesar
74,72%. Keduanya berada pada kategori “Cukup Efektif” berdasarkan
klasifikasi uji Independent Sample T-test yang membuktikan bahwa
perpaduan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dan Time
Token efektif untuk meningkatkan berpikir kritis siswa, didukung oleh hasil
uji Independent Sample T-test maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan mengenai efektivitas model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dan Time Token sehingga mendapatkan hasil yang cukup
efektif untuk meningkatkan komunikasi lisan siswa dalam proses
pembelajaran daring materi Perubahan Lingkungan.
Kata kunci: PBL, time token, berpikir kritis, komunikasi lisan
Abstract
This study aims to determine the effectiveness of the combination of PBL
(Problem Based Learning) and Time Token models for critical thinking and
oral communication in online learning of environmental change material.
The type of research used is quantitative with the True-Experimental
Design method, while the research design used is the Posttest Only Control
Design. The research was conducted at SMAN 1 Batangan Pati. The
research was carried out in the even semester of the 2021/2022 school year
in June 2022. The sample for this research was 35 students in X-MIPA 4
class and 35 students in X-MIPA 5 class. The average result of the control
class has a percentage of 69.11%, while the experimental class has a
percentage of 74.72%. Both are in the "Quite Effective" category based on
the test classification of the Independent Sample T-test which proves that
the combination of the PBL (Problem Based Learning) and Time Token
learning models is effective for increasing students' critical thinking,
supported by the results of the Independent Sample T-test, so it can be
concluded that there are differences regarding the effectiveness of the
Problem Based Learning (PBL) and Time Token learning models so as to
obtain results that are effective enough to improve students' oral
communication in the online learning process on Environmental Change
material.
Keywords: PBL, time token, critical thinking, verbal communication

Halaman matriks.greenvest.co.id
Efektivitas Perpaduan Model Problem Based Learning Dan Matriks: Jurnal
Time Token Terhadap Berpikir Kritis Dan Komunikasi Sosial Dan Sains
Lisan Siswa Dalam Pembelajaran Daring Materi Perubahan
Lingkungan

Pendahuluan
Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak manusia sepanjang hayat. Setiap
manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun, di manapun berada.
Pendidikan sangat penting, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit
berkembang bahkan terbelakang. Melalui pendidikan seseorang akan mendapat
pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang dapat meningkatkan kualitas
dirinya dan yang berguna tidak hanya dirinya tetapi juga berhubungan dengan
perkembangan fisik, kesehatan, keterampilan pikiran, perasaan, kemauan, sosial
sampai pada perkembangan iman (Romlah, 2017).
Dalam sistem pendidikan yang selama dilaksakan kegiatan belajar
mengajar secara langsung disekolah sehingga terjadi interaksi antara guru dan
siswa mulai dari penyampaian materi, kegiatan belajar, dan evaluasi. Namun
dengan adanya pandemi Covid-19 yang sedang melanda dunia mewajibkan
kegiatan belajar mengajar disekolah ditiadakan agar mengurangi penyebaran dan
penularan Covid-19. Sebagai gantinya pemerintah menyelenggarakan program
Belajar Dari Rumah (BDR). Melalui surat edaran Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan
dalam masa darurat penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19) dilaksanakan
dengan cara belajar dari rumah yang diistilahkan dengan BDR. Pelaksanaan
Belajar Dari Rumah (BDR) bertujuan untuk memastikan pemenuhan hak peserta
didik untuk mendapatkan layanan pendidikan selama darurat Covid-19. Selain itu
tujuan yang lain ialah melindungi warga satuan dari dampak buruk Covid-19 di
satuan pendidikan dan memastikan pemenuhan dukungan psikososial bagi
pendidik, peserta didik dan orang tua (Syah, 2020).
Pada saat pandemi Covid-19 seperti ini siswa dituntut untuk mengikuti
pembelajaran secara daring yang dirasa menyulitkan oleh beberapa siswa,
Siswa juga dituntut untuk mampu belajar sendiri dari rumah tanpa
didampingi guru secara langsung sehingga siswa harus memiliki kemandirian
dalam belajar. Kemandirian belajar merupakan suatu kesadaran diri untuk belajar
secara mandiri atau tidak bergantung kepada orang lain serta bertanggung jawab
untuk mencapai tujuan (Vilmala, 2019). Selain itu siswa dituntut untuk memiliki
keterampilan 4C yaitu Critical Thinking, Creativity, Communication Skill, dan
Collaborative. Dengan adanya kompetensi tersebut untuk mendukung siswa
berpikir kritis (Chritical thinking), harus di imbangi dengan komunikasi yang baik
dan benar secara lisan maupun tertulis. Peserta didik masih sering bingung ketika
akan mengutarakan pendapat atau jawabannya di lembar jawab yang berupa soal
uraian. Selain itu dengan adanya pembelajaran jarak jauh menggunakan whatsapp
group, peserta didik masih malu-malu ketika akan bertanya ataupun mengutarakan
pendapat-pendapatnya tersebut (Arifyani, 2021). Siswa yang memiliki
kemampuan berpikir kritis dan komunikasi lisan yang baik akan selalu
mengemukakan pendapat dan aktif berkomunikasi saat pembelajaran daring
maupun pembelajaran tatap muka.
Berdasarkan hasil observasi sebelum penelitian dengan ibu Sukiyanti, S.Pd
selaku guru biologi kelas X di SMAN 1 Batangan Pati, pembelajaran yang
dilakukan selama pembelajaran daring yaitu guru memberikan tugas, dan meminta
siswa untuk menyimak penjelasan materi melalui video dan penjelasan guru

Nama Author Halaman


Vol. -, No. -, Bulan Tahun
p-ISSN 2775-3832 ; e-ISSN 2775-7285

melalui google meet. Hasil belajar yang diperoleh kurang dari 75% atau sekitar
194 siswa dengan total siswa 288 kelas X pada pembelajaran biologi belum
memenuhi nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) kurang dari 70 pada nilai
semester. Hal tersebut menunjukan bahwa pembelajaran yang dilakukan belum
berjalan dengan baik dan belum dapat memperoleh hasil yang maksimal.
Dalam kondisi sekarang ini menuntut guru untuk lebih kreatif dalam
merancang pembelajaran yang dapat dilakukan secara daring untuk
menumbuhkan kemandirian dan meningkatkan hasil belajar kognitif siswa.
Pembelajaran secara daring perlu dilakukan secara efektif tanpa membebani siswa
dengan berbagai tugas yang harus dikumpulkan (Syah, 2020). Salah satu model
yang dapat dikembangkan oleh guru dan berpusat pada siswa adalah model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Guru yang menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah harus senantiasa berupaya menciptakan kondisi
lingkungan belajar yang dapat membelajarkan siswa, dapat mendorong siswa
belajar, atau memberi kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif
mengkontruksi konsep-konsep yang dipelajarinya. Kondisi belajar di mana siswa
hanya menerima materi dari guru, mencatat dan menghafalkan harus diubah
menjadi sharing pengetahuan secara aktif sehingga terjadi peningkatan
pemahaman, bukan hanya sebatas ingatan (Hendriana dkk., 2018).
Model PBL (Problem Based Learning) dapat dipadukan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Time Token. Time Token merupakan pembelajaran
yang mengajarkan keterampilan sosial untuk menghindari siswa dalam
mendominasi pembicaraan atau menghindarkan siswa diam selama berdiskusi.
Guru memberikan materi pembelajaran dan selanjutnya siswa bekerja dalam
kelompok masing-masing untuk memastikan semua anggota kelompok menguasai
materi pembelajaran yang telah diberikan. Kemudian, siswa mengerjakan tes atas
materi yang diberikan dan harus mengerjakan sendiri tanpa bantuan siswa lainnya
(Fanani Hanif & Pramukantoro J. A, 2013). Menurut (Santyasa dkk., 2019)
pembelajaran berbasis masalah selain membekali siswa dengan pengetahuan juga
dapat digunakan untuk meningkatkan pemecahan masalah, keterampilan berpikir
kritis, karena pembelajaran model ini bukan lagi sebuah transfer pengetahuan dari
guru kesiswa sehingga siswa “mengetahui” tetapi dengan model ini pembelajaran
akan berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan-kegiatan siswa.
Dalam kemampuan nonverbal peserta didik belum mampu melihat lawan
berbicara saat berkomunikasi, tidak menunjukan ekspresi muka yang merespon
lawan berkomunikasi, tidak di dukung oleh gerakan tangan yang sesuai dengan
kata-kata, serta tidak di dukung oleh penampilan fisik seperti kepercayaan diri
saat berbicara. Hal - hal tersebut lah yang merupakan kendala yang dapat
menghambat kemampuan dari seorang peserta didik dalam memaksimalkan
kemampuannya. Model pembelajaran Time Token dapat meningkatkan
kemampuan berkomunikasi di SMA N 1 Batangan Pati pada mata pelajaran
biologi dikarenakan model pembelajaran Time Token sesuai dengan karakteristik
peserta didik dan tujuan pembelajaran mata pelajaran biologi. Model
pembelajaran Time Token dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi
terutama mampu mengembangkan, aktif dalam bertanya, menghargai pendapat
orang lain, mampu menjelaskan ide atau pendapat, dan bekerja dalam kelompok,
sehingga peserta didik memberikan kontribusi saat proses pembelajaran. Model
pembelajaran ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah

Halaman matriks.greenvest.co.id
Efektivitas Perpaduan Model Problem Based Learning Dan Matriks: Jurnal
Time Token Terhadap Berpikir Kritis Dan Komunikasi Sosial Dan Sains
Lisan Siswa Dalam Pembelajaran Daring Materi Perubahan
Lingkungan

rendahnya peserta didik dalam berkomunikasi atau mengemukakan pendapat yang


dapat komunikasi dua arah, serta dapat mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai
dengan waktu yang tersedia maka diarahkan dalam mata pelajaran biologi yang
tidak hanya berpusat pada guru tetapi berpusat pada peserta didik (Marimmas
dkk., 2018).
Pelajaran Biologi merupakan salah satu pelajaran yang dipelajari di SMA.
Umumnya Biologi menuntut siswa untuk lebih banyak mempelajari dan
memahami konsep-konsep pembelajaran serta mengaitkan konsep tersebut dengan
fenomena yang terjadi di alam, terutama pada materi perubahan lingkungan yang
menuntut siswa dapat mengidentifikasi perubahan dan dampak dari perubahan
lingkungan. Hal ini akan terlaksana jika siswa sendiri aktif dalam bertanya,
berdiskusi, dan mengemukakan pendapat yang membangun pengetahuannya
dengan menggunakan pengalaman-pengalaman yang dialaminya, hal ini sejalan
dengan prinsip teori Piaget bahwa anak-anak mengonstruksi pemahamannya
sendiri dan pengetahuan bukanlah salinan dari realitas (Huda, 2013), namun pada
kenyataannya dalam proses belajar mengajar (PBM) biologi yang sering terjadi
masih berupa transfer ilmu dari guru kepada siswa sehingga siswa kurang
berpartisipasi dalam proses belajar mengajar dan akibatnya penguasaan konsep
pada siswa rendah.
Perpaduan model PBL (Problem Based Learning) dan Time Token dapat
digunakan pada materi perubahan lingkungan, siswa diminta untuk menganalisis
ciri-ciri, dampak dan cara mengatasi perubahan lingkungan, kemudian
mendiskusikan bersama. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas
maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Efektivitas Perpaduan Model
PBL (Problem Based Learning) dan Time Token Terhadap Berpikir Kritis dan
Komunikasi Lisan Siswa Pada Materi Perubahan Lingkungan di SMA N 1
Batangan Pati”

Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode True-Experimental Design
dengan desain penelitian Posttest Only Control Design, dengan memberikan
langsung posttest tanpa prestest atau memberikan soal berpikir kritis kepada siswa
dan penliaian komunikasi lisan menggunakan angket yang berisi indikator
komunikasi lisan siswa. Teknik analisis pada penelitian ini adalah Uji Validasi,
Uji Normalitas, Uji Homogenitas, Uji Reliabilitas, Uji Deskrisptif Statistik dan
Uji Independent Sample T-test (Uji T) (Sugiyono, 2013).

Hasil dan Pembahasan


1. Berpikir Kritis
Data hasil penelitian siswa diperoleh dari tes yang dilaksanakan
dengan hanya pemberian soal setelah pembelajaran (Post-Test). Data
hasil kelas kontrol dan eksperimen dijabarkan pada tabel dibawah ini :

Nama Author Halaman


Vol. -, No. -, Bulan Tahun
p-ISSN 2775-3832 ; e-ISSN 2775-7285

Tabel 4.1. Frekuensi Hasil Nilai Kelas Kontrol dan Ekperimen


Interval Nilai Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Post-test Post-test
90-100 0 2
70-89 15 23
50-69 19 10
30-49 1 0
0-29 0 0
Jumlah 35 35
Rata-rata 71,08 76,85

Gambar 4.1. Frekuensi Hasil Nilai Kelas Kontrol dan Eksperimen

Gambar 4.2. Rata-rata Frekuensi Hasil Nilai Kelas Kontrol dan Ekperimen

Halaman matriks.greenvest.co.id
Efektivitas Perpaduan Model Problem Based Learning Dan Matriks: Jurnal
Time Token Terhadap Berpikir Kritis Dan Komunikasi Sosial Dan Sains
Lisan Siswa Dalam Pembelajaran Daring Materi Perubahan
Lingkungan

a. Uji Validasi
Pengujian soal yang belum divalidasi diberikan pada kelas
validasi yaitu kelas X MIPA 2 dan X MIPA 3 untuk mendapatkan
skor yang digunakan untuk pengukuran uji validasi. Untuk menguji
validasi sebuah soal peneliti menggunakan SPSS versi 26
menggunakan Uji Validasi Pearson Product Momen atau Uji
Pearson Product Momen. Kemudian setelah dilakukanya
pengujian menggunakan SPSS Versi 26 didapat hasil seperti
berikut :

Tabel 4.2. Hasil Uji Validasi Soal


No.Soal rhitung rtabel Sig. 2- Kriteria
5%(N=70) Tailed
1 0,763 0,235 0,000 Valid
2 0,183 0,235 0,440 Tidak Valid
3 0,217 0,235 0,358 Tidak Valid
4 0,196 0,235 0,407 Tidak Valid
5 0,848 0,235 0,000 Valid
6 0,775 0,235 0,000 Valid
7 0,822 0,235 0,000 Valid
8 0,717 0,235 0,000 Valid

b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas ini menggunakan SPSS versi 26 dengan uji
reliabilitas Cronbach Alpha. Adapun dasar pengambilan uji
reliabilitas menurut (Wiratna Sujarweni, 2015) soal dinyatakan
reliabel jika nilai Cronbach Alpha > 0,6.

Tabel 4.3. Hasil Uji Reliabilitas


Cronbach Alpha Jumlah Soal
Reliability
0,870 5
Kategori Reliabel

c. Uji Normalitas
Berdasarkan tabel 4.7 dapat jelaskan bahwa pada kelas
eksperimen nilai Signifikasi (Sig.) (0,200) > Sig (0,05), sehingga
dapat disimpulkan bahwa data berditribusi normal. Begitu juga
pada kelas konrol nilai Sig (0,174) > Sig (0,05), sehingga dapat

Nama Author Halaman


Vol. -, No. -, Bulan Tahun
p-ISSN 2775-3832 ; e-ISSN 2775-7285

juga disimpulkan bahwa data berdistribusi normal (Wiratna


Sujarweni, 2015)

Tabel 4.4. Tabel Uji Normalitas


Parameter X MIPA 4 X MIPA 5
(Kelas Eksperimen) (Kelas Kontrol)
Statistic 0,096 0,124
Df 36 36
Sig. 0,200 0,174
Kesimpulan Berdistribusi Normal

d. Uji Homogenitas
Dapat dilihat bahwa nilai Sig (0,890) > Alpha (0,05),
sehingga dapat disimpulkan bahwa data bersifat homogen (Valid).
Uji hipotesis menggunakan uji t melalui software SPSS, dan uji
hipotesis menggunakan uji Independent Sample T-Test (Wiratna
Sujarweni, 2015)

Tabel 4.5. Tabel Uji Homogenitas


Parameter X MIPA 4 X MIPA 5
(Kelas Eksperimen) (Kelas Kontrol)
Nilai Sig. 0,089 0,089
Kategori Bernilai Homogen

e. Uji Independent Sample T-test


Hasil uji independent sample t test diperoleh nilai Sig-2
Tailed 0,013. Nilai Sig 2-tailed dibandingan dengan taraf
Signifikasi yaitu sebesar 0,05. Karena nilai Sig 2_Tailed < Taraf
Signifikasi yaitu 0,013 <0,05, maka dapat diputuskan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara model pembelajaran
menggunakan PBL dan Time Token dengan hanya model
pembelajaran PBL (Wiratna Sujarweni, 2015)

Tabel 4.6. Tabel Uji Independent Sample T-test


Parameter Hasil Uji T-test
Sig. (2-Tailed) 0,013
Kesimpulan Terdapat Perbedaan yang Siginifikan

f. Uji Deskriptif Statistik


Berdasarkan uji Deskriptif Statistik dapat diketahui bahwa
rata-rata nilai kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol.
Pada kelas eksperimen persentase rata-rata = 74,72% sedangkan
kelas kontrol memiliki persentase rata-rata = 69,11% berdasarkan
hasil uji Deskriptif Statistik dapat dikatakan bahwa kelas kontrol
dan kelas eksperimen berada pada kategori yang sama yaitu cukup
efektif. Namun, kelas eksperimen memiliki rata-rata nilai lebih

Halaman matriks.greenvest.co.id
Efektivitas Perpaduan Model Problem Based Learning Dan Matriks: Jurnal
Time Token Terhadap Berpikir Kritis Dan Komunikasi Sosial Dan Sains
Lisan Siswa Dalam Pembelajaran Daring Materi Perubahan
Lingkungan

tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Katerogi tafsiran rata-


rata nilai, didasarkan oleh tasiran efektivitas menurut (Wiratna
Sujarweni, 2015)
<40% = Tidak efektif
40-55 % = Kurang efektif
56-75 % = Cukup efektif
76% = Efektif
Hasil uji Deskriptif Statistik rata-rata nilai siswa kelas eksperimen
dan kelas kontrol disajikan dalam tabel dibawah ini :

Tabel 4.7. Tabel Hasil Uji Deskriptif Statistik


Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Persentase Persentase
Mean 74,72 69,11
Minimal 56,00 45,00
Maksimal 92,00 87,00
Kategori Cukup Efektif Cukup Efektif

2. Komunikasi Lisan
Komunikasi lisan siswa diukur menggunakan angket yang terdiri
dari 5 butir pernyataan dengan skala Likert. Angket komunikasi lisan
siswa diisi oleh observer saat penelitian bertujuan untuk mengetahui
komunikasi lisan siswa. Setelah mendapat perlakukan dengan
perpaduan model pembelajaran PBL dan Time Token.

Tabel 4.9. Persentase Keterampilan Komunikasi Lisan

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen


Indikator Skor Kategori Skor Kategori
Rata- Rata-rata
rata
1 98 Sangat 98 Sangat Tinggi
Tinggi
2 70 Tinggi 88 Sangat Tinggi
3 70 Tinggi 84 Sangat Tinggi
4 64 Tinggi 96 Sangat Tinggi
5 70 Tinggi 95 Sangat Tinggi

Rata-rata 74,4 92,2

Nama Author Halaman


Vol. -, No. -, Bulan Tahun
p-ISSN 2775-3832 ; e-ISSN 2775-7285

Tabel 4.10. Hasil Uji Deskriptif Statistik Komunikasi Lisan

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol


Persentase Persentase

Mean 92,2 74,4

Kategori Cukup Efektif Cukup Efektif

Berdasarkan tabel persentase keterampilan komunikasi lisan dapat


digambarkan dalam diagram dibawah ini :

Hasil uji Independent Sample T Test komunikasi lisan siswa


diperoleh nilai Sig-2 Tailed 0,000. Nilai Sig 2-tailed dibandingan dengan
taraf Signifikasi yaitu sebesar 0,05. Karena nilai Sig 2_Tailed < Taraf
Signifikasi yaitu 0,000 < 0,05, maka dapat diputuskan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan pada keterampilan komunikasi lisan siswa
antara model pembelajaran menggunakan PBL (Problem Based Learning)
dan Time Token dengan hanya model pembelajaran PBL (Problem Based
Learning) (Wiratna Sujarweni, 2015).

Tabel 4.11. Tabel Uji independent Sample T-test


Parameter Hasil Uji T-test
Sig. (2-Tailed) 0,000
Kesimpulan Terdapat Perbedaan yang Siginifikan

Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap penggunaan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Time Token terhadap
berpikir kritis siswa yang diuji cobakan pada kelas X MIPA 4 dan X MIPA 5.
Adanya perbedaan yang signifikan dapat dilihat dari persentase uji deskriptif

Halaman matriks.greenvest.co.id
Efektivitas Perpaduan Model Problem Based Learning Dan Matriks: Jurnal
Time Token Terhadap Berpikir Kritis Dan Komunikasi Sosial Dan Sains
Lisan Siswa Dalam Pembelajaran Daring Materi Perubahan
Lingkungan

statistik pada kelas kontrol sebesar 69,11% dan kelas eksperimen sebesar
74,72% yang didukung oleh hasil perhitungan uji Independent Sample T-Test
yang menunjukan Sig. 2-Tailed 0,013 < dari taraf signifikasi uji Independent
Sample T-Test yaitu 0,050, jadi dapat disimpulkan terdapat perbedaan berpikir
kritis siswa yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol,
sehingga perpaduan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dan
Time Token berpengaruh cukup efektif terhadap berpikir kritis siswa kelas X
SMA N 1 Batangan Pati.
2. Besarnya nilai rata-rata hasil keterampilan komunikasi lisan siswa pada kelas
eksperimen adalah 92,2 dan pada kelas kontrol adalah 74,4 didukung dengan
uji Independent Sample T-test dengan Sig-2 Tailed 0,000 yang lebih kecil
dibanding taraf signifikasi yaitu 0,05, data tersebut menunjukan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kelas yang diberi perlakuan yaitu
kelas eksperimen dan kelas yang tidak diberi perlakuan yaitu kelas kontrol,
maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan keterampilan komunikasi lisan
siswa yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, sehingga
perpaduan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dan Time
Token berpengaruh cukup efektif terhadap keterampilan komunikasi lisan
siswa kelas X SMA N 1 Batangan Pati

Bibliography
Arifyani, A. L. A. (2021). Peningkatan Kemampuan Komunikasi dan Berpikir
Kritis Siswa Kelas 3 Tema 6 Subtema 2 Melalui Model PBL di SDI Al Umar
Ngargosoka . Pendidikan Dasar, 1(3), 136–143.

Fanani Hanif, & Pramukantoro J. A. (2013). PENGARUH TEKNIK


PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN ARENDS
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT DASAR-
DASAR KELISTRIKAN DI SMKN 1 SIDOARJO. Teknik Pembelajaran
Kooperatif Tipe Time Token Arends, 2(2).

Hendriana, H., Johanto, T., & Sumarmo, U. (2018). THE ROLE OF PROBLEM-
BASED LEARNING TO IMPROVE STUDENTS’ MATHEMATICAL
PROBLEM-SOLVING ABILITY AND SELF CONFIDENCE. Journal on
Mathematics Education, 9(2), 291–300.
https://doi.org/10.22342/jme.9.2.5394.291-300

Huda, M. (2013). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Marimmas, D., Zahara, R., & Sritumini, B. A. (2018). Pengaruh Penggunaan


Model Pembelajaran Time Token Terhadap Peningkatan Kemampuan
Komunikasi Peserta Didik. EDUCARE, 16(2), 35–42.
http://jurnal.fkip.unla.ac.id/index.php/educare/article/view/229

Nama Author Halaman


Vol. -, No. -, Bulan Tahun
p-ISSN 2775-3832 ; e-ISSN 2775-7285

Romlah, R. (2017). Pengaruh Motorik Halus dan Motorik Kasar terhadap


Perkembangan Kreatifitas Anak Usia Dini. Tadris: Jurnal Keguruan Dan
Ilmu Tarbiyah, 2(2), 131. https://doi.org/10.24042/tadris.v2i2.2314

Santyasa, I. W., Santyadiputra, G. S., & Juniantari, M. (2019). Problem-based


learning model versus direct instruction in achieving critical thinking ability
viewed from students’ social attitude in learning physics. Proceedings of the
1st International Conference on Education Social Sciences and Humanities
(ICESSHum 2019). https://doi.org/10.2991/icesshum-19.2019.101

Sugiyono. (2013). METODE PENELITIAN KUANTITATIF KUALITATIF DAN


R&D.

Syah, R. H. (2020). Dampak Covid-19 pada Pendidikan di Indonesia: Sekolah,


Keterampilan, dan Proses Pembelajaran. SALAM: Jurnal Sosial Dan Budaya
Syar-i, 7(5). https://doi.org/10.15408/sjsbs.v7i5.15314

Vilmala, B. K. (2019). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Blended Learning


Melalui Aplikasi Google Classroom Untuk Peningkatan Kemandirian Belajar
Mahasiswa. Journal of Education Informatic Technology and Science, 1(2),
154–154.

Wiratna Sujarweni. (2015). SPSS untuk Penelitian (Florent, Ed.; 1 ed., Vol. 1).
Alfabeta.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-


ShareAlike 4.0 International License.

Halaman matriks.greenvest.co.id

Anda mungkin juga menyukai