Anda di halaman 1dari 24

MODUL PELATIHAN

JABATAN FUNGSIONAL SANITARIAN JENJANG TERAMPIL - PELAKSANA

MATERI INTI. 6
TEKNOLOGI TEPAT GUNA
DI BIDANG KESEHATAN LINGKUNGAN

I. DESKRIPSI SINGKAT

Modul pelatihan ini adalah mengenai kegiatan pengembangan teknologi tepat


guna sanitarian, untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman mengenai
peralatan keteknikan, melakukan perawatan /perbaikan terhadap masalah
keteknikan teknologi tepat guna yang timbul dan mampu memberikan solusi
terhadap masalah kesehatan lingkungan dengan pendekatan intervensi teknologi
tepat guna.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu mengembangkan teknologi tepat
guna di bidang kesehatan lingkungan.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu mengembangkan teknologi tepat
guna di bidang kesehatan lingkungan.

III. POKOK BAHASAN

Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan dan sub pokok bahasan sebagai
berikut:

Pokok Bahasan 1. Teknologi Tepat Guna di Bidang Kesehatan Lingkungan


Sub Pokok Bahasan:
a. Teknologi Tepat Guna Pengolahan air bersih:
 Peraturan mengenai air bersih
 Proses fisika dalam pengolahan air bersih
 Proses kimia dan biologi dalam pengolahan air bersih
 Teknik plambing
 Mengenal K3 dalam peralatan pengolahan air bersih

b. Teknologi Tepat Guna Pengolahan Limbah:


 Peraturan mengenai pengelolaan limbah

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR-2011
121
MODUL PELATIHAN
JABATAN FUNGSIONAL SANITARIAN JENJANG TERAMPIL - PELAKSANA

 Proses fisika dalam pengolahan limbah


 Proses kimia dan biologi dalam pengolahan limbah
 Mengenal K3 dalam peralatan pengolahan limbah

c. TTG pengolahan sampah:


 Peraturan mengenai pengelolaan sampah
 Proses pengolahan sampah secara aerob dan anaerob.
 Pemanfaatan sampah sebagai briket

d. TTG pengolahan limbah B3:


 Peraturan mengenai pengelolaan limbah B3
 Proses fisika dalam pengolahan limbah B3
 Proses kimia dan biologi dalam pengolahan limbah B3
 Mengenal K3 dalam peralatan pengolahan limbah B3

e. TTG pengolahan kualitas udara


 Peraturan mengenai kualitas udara
 Proses fisika dalam pengolahan kualitas udara
 Proses kimia dan biologi dalam pengolahan kualitas udara

f. TTG Pengolahan air minum


 Peraturan mengenai air minum
 Proses fisika dalam pengolahan air minum
 Proses kimia dan biologi dalam pengolahan air minum

IV. METODE

 CTJ
 Curah pendapat
 Demonstrasi
 Pemutaran film

V. MEDIA DAN ALAT BANTU

 Bahan tayang (slide power point)


 Laptop
 LCD
 White board
 Spidol (ATK)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR-2011
122
MODUL PELATIHAN
JABATAN FUNGSIONAL SANITARIAN JENJANG TERAMPIL - PELAKSANA

 Panduan demonstrasi
 Film

VI. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Berikut disampaikan langkah-langkah kegiatan dalam proses pembelajaran materi ini.

Langkah 1. Pengkondisian

Langkah pembelajaran:
1) Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum pernah
menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan. Perkenalkan diri dengan
menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja, materi yang akan
disampaikan.
2) Sampaikan tujuan pembelajaran materi ini dan pokok bahasan yang akan
disampaikan, sebaiknya dengan menggunakan bahan tayang.

Langkah 2. Penyampaian Materi

Langkah pembelajaran:
1) Fasilitator menyampaikan paparan seluruh materi sesuai urutan pokok bahasan
dan sub pokok bahasan dengan menggunakan bahan tayang. Fasilitator
menyampaikan materi dengan metode ceramah tanya jawab, kemudian curah
pendapat.
2) Dilanjutkan dengan demonstrasi dan pemutaran film.

Langkah 3. Rangkuman dan Kesimpulan

Langkah pembelajaran:
1) Fasilitator melakukan evaluasi untuk mengetahui penyerapan peserta terhadap
materi yang disampaikan dan pencapaian tujuan pembelajaran.
2) Fasilitator merangkum poin-poin penting dari materi yang disampaikan.
3) Fasilitator membuat kesimpulan.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR-2011
123
MODUL PELATIHAN
JABATAN FUNGSIONAL SANITARIAN JENJANG TERAMPIL - PELAKSANA

VII. URAIAN MATERI

Pokok Bahasan 1.
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA DI BIDANG KESEHATAN
LINGKUNGAN

Materi berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan untuk mengidentifikasi


teknologi penyehatan lingkungan dengan pendekatan teknologi tepat guna yang
inovatif dan aplikatif di masyarakat sebagai upaya intervensi pemecahan masalah
kesehatan yang diakibatkan faktor lingkungan.

a. Teknologi Tepat Guna Pengolahan air bersih

 Peraturan mengenai air bersih


Definisi air bersih, syarat-syarat air bersih dan baku mutu air bersih.

 Proses fisika dalam pengolahan air bersih


Proses filterisasi, koagulasi/flokulasi, dan aerasi meliputi definisi, fungsi dan
prinsip-prinsip proses tersebut dalam pengolahan air bersih serta pengetahuan
materialnya.

 Proses kimia dan biologi dalam pengolahan air bersih


Proses pengkondisian air, pelunakan air, tukar kation/anion, proses adsorpsi
dan proses desinfeksi meliputi definisi, fungsi dan prinsip-prinsip proses
tersebut serta pengetahuan materialnya..

 Teknik plambing
Sejarah dan definisi plambing, bahan pipa, penyambung pipa dan diameter
pipa. Pengenalan peralatan plambing.

b. Teknologi Tepat Guna Pengolahan Limbah

 Peraturan mengenai pengelolaan limbah


Definisi limbah cair, sumber-sumber limbah, karakteristik limbah dan
pengaruhnya bagi kesehatan

 Proses fisika dalam pengolahan limbah


Proses sedimentasi/pengendapan, filterisasi, dan proses aerasi/ non aerasi
meliputi definisi, fungsi dan prinsip-prinsip proses tersebut dalam pengolahan
limbah serta pengetahuan materialnya.

 Proses kimia dan biologi dalam pengolahan limbah


KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
124
MODUL PELATIHAN
JABATAN FUNGSIONAL SANITARIAN JENJANG TERAMPIL - PELAKSANA

Proses aerob / nonaerob, degradasi polutan organik, nitrifikasi, amonifikasi


dan proses desinfeksi meliputi definisi, fungsi dan prinsip-prinsip proses
tersebut serta pengetahuan materialnya.

 Mengenal K3 dalam peralatan pengolahan limbah


Identifikasi K3 dalam peralatan dan media dalam pengolahan limbah, macam-
macam alat pelindung diri dan fungsinya, penyimpanan dan pemeliharaan
peralatan agar aman dalam penggunaanya.

c. TTG Pengolahan Sampah

 Peraturan mengenai pengelolaan sampah


Definisi sampah, prinsip-prinsip pengelolaan sampah, identifikasi sumber-
sumber masalah dan pengendaliannya

 Proses pengolahan sampah secara aerob dan anaerob.


Pengertian proses aerob dan anerob dan faktor-faktor yang mempengaruhi
proses aerob/anaerob.

 Pemanfaatan sampah sebagai briket


Pengertian briket dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

d. Teknologi Tepat Guna Limbah B3

 Peraturan mengenai pengelolaan limbah B3


Definisi limbah B3, prinsip-prinsip pengelolaan limbah B3, identifikasi dan
sumber-sumber limbah B3.

 Proses fisika dalam pengolahan limbah B3


Proses filterisasi, koagulasi/flokulasi, dan aerasi meliputi definisi, fungsi dan
prinsip-prinsip proses tersebut dalam pengolahan air bersih serta pengetahuan
materialnya.

 Proses kimia dan biologi dalam pengolahan limbah B3


Proses pengkondisian air limbah B3, pengendapan, tukar kation/anion, dan
proses adsorpsi yang meliputi definisi, fungsi dan prinsip-prinsip proses
tersebut serta pengetahuan materialnya.

 Mengenal K3 dalam peralatan pengolahan limbah B3


Identifikasi K3 dalam peralatan dan media dalam pengolahan limbah B3,
macam-macam alat pelindung diri dan fungsinya, penyimpanan dan
pemeliharaan peralatan agar aman dalam penggunaanya.
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
125
MODUL PELATIHAN
JABATAN FUNGSIONAL SANITARIAN JENJANG TERAMPIL - PELAKSANA

e. Teknologi Tepat Guna kualitas udara


 Peraturan mengenai kualitas udara
Definisi kualitas udara, identifikasi pencemaran udara, dan faktor
mempengaruhi mobilitas cemaran di udara.

 Proses fisika dalam pengolahan kualitas udara


Proses filterisasi udara, pompa hisap , adsorpsi polutan dan desinfeksi kuman
yang meliputi definisi, fungsi dan prinsip-prinsip proses tersebut dalam
pengolahan serta pengetahuan materialnya.

 Proses kimia dan biologi dalam pengolahan kualitas udara


Proses adsorpsi polutan, dan proses desinfeksi kuman meliputi definisi, fungsi
dan prinsip-prinsip proses tersebut serta pengetahuan materialnya.

f. Teknologi Tepat Guna Pengolahan air minum

 Peraturan mengenai air minum


Definisi air bersih, syarat-syarat air bersih yang meliputi persyaratan fisika,
kimia bakteriologi dan parameter radioaktif dan baku mutu air bersih
berdasarkan Permenkes RI No 492/MENKES/PER/IV/2010

 Proses fisika dalam pengolahan air minum


Proses filterisasi, koagulasi/flokulasi, dan aerasi meliputi definisi, fungsi dan
prinsip-prinsip proses tersebut dalam pengolahan air minum serta pengetahuan
materialnya.

 Proses kimia dan biologi dalam pengolahan air minum


Proses pengkondisian air, pelunakan air, tukar kation/anion, proses adsorpsi
dan proses desinfeksi, penentuan breakpoint chlorination meliputi definisi, fungsi
dan prinsip-prinsip proses tersebut serta pengetahuan materialnya.

GAMBAR TEKNIK DESAIN ALAT TEKNOLOGI TEPAT GUNA DI BIDANG


KESEHATAN LINGKUNGAN

Materi berkaiatan dengan keterampilan untuk mengidentifikasi gambar teknik,


mengaplikasikan pengetahuan teknologi tepat guna di bidang kesehatan
lingkungan divisualisasikan sebagai gambar desain alat.

a. Mengenal AutoCad
 Sekilas mengenai AutoCad
Sejarah autocad, keunggulan dan kemudahan menggunakan autocad
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
126
MODUL PELATIHAN
JABATAN FUNGSIONAL SANITARIAN JENJANG TERAMPIL - PELAKSANA

 Elemen-eleman dalam AutoCad


Menjelaskan definisi dan fungsi menu bar, tool bar, snap, drawing
area, UCS Icon, status bar, commad line dan scroll bar
 Drawing Unit
Menjelaskan definisi dan fungsi drawing unit dalam penggunaannya
di gambar teknik

b. Metode Pemasukan Koordinat


 Koordinat kartesius
Menjelaskan penentuan suatu koordinat suatu titik dengan
berpedoman sumbu kartesius
 Koordinat relatif kartesius
Menjelaskan mengenai relatif titik dari titik akhir
 Koordinat relatif polar
Menjelaskan mengenai koordinat titik dengan garis dan sudut
c. Dimensi dan Blok
Menjelaskan mengenai dimensi dan blok, pengaturan dimensi,
membuat dimensi, membuat blok dan mengedit blok

VIII. REFERENSI

1. Darmawan, Djoko. 2004. Buku Latihan AutoCad 2004 2 Dimensi untuk Pemula.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo
2. Daryanto. 2010. Teknik Plambing (masalah instalasi air kotor). Bandung: PT
Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.
3. Hammer, Mark J. 1977. Water and Wastewater Technology. John Wiley & Sons
4. Herlambang, Arie. 2002. Teknologi Pengolahan Limabah Cair. Samarinda:
BPPT-BPLHD Samarinda
5. Hindarko, S. 2003. Mengolah Air Limbah Supaya Tidak Mencemari Orang Lain.
Jakarta: Esha.
6. J.M. Harrington & F.S. Gill. 2003. Kesehatan Kerja. Alih bahasa, Sudjoko
Kuswadji. Jakarta: EGC
7. Metcalf & Eddy. 1991. Wastewater Engineering: Treatment, Disposal, Reuse.
Macgraw-Hill
8. Peraturan Pemerintah RI No.18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Bahaya Beracun
9. Peraturan Pemerintah RI No.41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran
Udara
10. Pakpahan, Hotmawati Lidya. Manajemen Pengolahan Sampah Dalam Rangka
Pengembangan Kota Medan Berwawasan Lingkungan. Tesis. Medan: USU
11. Permenkes RI No. 416 Tahun 1990
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
127
MODUL PELATIHAN
JABATAN FUNGSIONAL SANITARIAN JENJANG TERAMPIL - PELAKSANA

12. Permenkes RI No 492/MENKES/PER/IV/2010


13. Ramadhani, Suci. 2009. Pelaksanaan Keselamatan, Kesehatan Kerja (K3) dan
Sistem Manajemen K3 (SMK3) Dalam Memberikan Perlindungan dan
Meningkatkan Produktivitas Pekerja. Skripsi. Medan : USU
14. Sugianto, Mikael. 2008. Belajar Sendiri AutoCad 2008. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo
15. Tim penulis PS. 2008. Penanganan dan pengolahan sampah. Depok: Penebar
Swadaya
16. Triatmadja, Radianta. 2009. Hidraulika Sistem Jaringan Perpipaan Air Minum.
Yogyakarta : Beta Offset Yogyakarta
17. Undang-Undang No. 08 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah

IX. LAMPIRAN

Panduan Latihan:
Pembuatan Filter

Air baku atau air masukan yang bisa diproses untuk sistem filter air ini adalah air
tanah, air sumur dan air PDAM (kadang air PAM mengandung Fe/zat besi disebabkan
banyak pipa-pipa distribusinya sudah tua dan berkarat). Sedangkan untuk air sungai
yang turbiditas atau kekeruhannya mencapai 10,000 NTU (Nephelometric Turbidity
Units) proses filtrasinya memerlukan proses yang terdiri dari:

1. Proses aerasi yaitu proses pemberian udara pada air baku


2. Proses flokulasi yaitu proses pemisahan partikel-partikel yang terkandung
dalam air baku dengan bahan alum (koagulan)
3. Proses sendimentasi, yaitu proses pengendapan partikel-partikel hasil flokulasi
4. Proses filtrasi
5. Proses disinfectan untuk mematikan bakteri yang masih terkandung dalam air
hasil olahan sebelumnya

Untuk memulai pembuatan filter dengan air baku yang berasal dari air tanah, air sumur
dan air PDAM (bukan berasal dari air permukaan ataupun sungai) kita bisa memulai
dengan mempersiapkan bahan-bahan yang akan diperlukan sebagai berikut:

Pipa PVC
(Kita bisa mempergunakan pipa dg diameter 6",8",10" atau 12")
PVC end cap yang sesuai dg ukuran pipa yg akan dibuat casing.
Pipa PVC ¾"
Pipa PVC adapter ¾"

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR-2011
128
MODUL PELATIHAN
JABATAN FUNGSIONAL SANITARIAN JENJANG TERAMPIL - PELAKSANA

Valve (keran) ¾"


Knee ¾"
Tee pipe ¾"
PVC dop/end cap ¾"
Bahan PVC lembaran yg ukurannya disesuaikan dg diameter bagian dlm pipa
PVC utk casing
Seal tape
Lem PVC
Amplas
Media:
a. Pasir Silica 1 mm & 2.5 mm size
b. Zeolite 2.5 mm size
c. Carbon Active 1.5 mm size
d. Gravel (batu kali) 1 cm-1.5 cm size

Catatan:
Jumlah bahan yang diperlukan tergantung dari pemakaian ukuran casing yang akan
dibuat. Semakin kecil ukuran media pasir, maka kualitas air yang dihasilkan akan
semakin baik.

Peralatan yang harus dipersiapkan:

Meteran
Spidol
Gergaji
Alat bor
Mata bor dengan ukuran kecil dan mata bor ukuran ¾"
Tapping ukuran ¾"
Kunci pipa
Kain lap
Sarung tangan kerja
Kacamata kerja (goggle)

Setelah bahan-bahan dan peralatan yang diperlukan sudah tersedia lengkap maka
kita bisa memulai dengan membuat casing filter.

Langkah-langkah pembuatan casing/tabung :

I. Potong pipa PVC 6" sebanyak 4 buah, dengan gergaji dengan ukuran masing-masing
1.2 meter panjangnya, kemudian haluskan ujung-ujung hasil potongannya dengan
amplas besi ukuran halus (1000)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR-2011
129
MODUL PELATIHAN
JABATAN FUNGSIONAL SANITARIAN JENJANG TERAMPIL - PELAKSANA

II. Buat 4 lubang dengan diameter masing-masing ¾" dengan bantuan alat bor
yang terdiri dari:
1. Lubang untuk pipa input/inlet dibuat dengan jarak 10cm dari ujung
batas casing sampai dengan titik tengah lubang yang akan dibuat.
2. Lubang untuk penggantian media filter dibuat dengan jarak 20cm dari
ujung atas casing sampai dengan titik tengah lubang yang akan dibuat
dan jarak 32 cm dari titik tengah lubang sampai dengan ujung dasar
casing.
3. Lubang untuk pipa output/outlet dibuat dengan Jarak 20cm dari ujung
dasar casing sampai dengan titik tengah lubang yang akan dibuat.

Selanjutnya anda harus membuat ulir dalam pada masing-masing lubang yang
telah dibuat dengan mempergunakan alat tapping ukuran ¾".

Ilustrasi lubang pada casing yang telah dibuat

III. Buat dua saringan untuk tiap-tiap casing (untuk dasar media dan batas atas
media) yg kemudian di tempatkan pada bagian dalam casing PVC supaya
media tidak terbawa keluar pipa saluran (sebaiknya dibuat dari bahan PVC
dan tidak terbuat dari bahan yang bisa terkorosi).

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR-2011
130
MODUL PELATIHAN
JABATAN FUNGSIONAL SANITARIAN JENJANG TERAMPIL - PELAKSANA

IV. Bahan PVC lembaran dipotong sesuai dengan ukuran diameter dalam dari
casing, kemudian buatlah lubang-lubang dengan ukuran kecil dengan alat
bor.

V. Buat dudukan saringan dari bahan pipa PVC kurang lebih dengan lebar 2
cm dan dipotong menjadi 16 bagian seperti gambar berikut (yg dipakai
sebagai dudukan cukup 8 buah saja)

VI. Kemudian rekatkan potongan-potongan pipa tersebut pada bagian dinding


dalam pipa PVC (casing) dengan jarak sekitar 30cm dari ujung dasar dan
sekitar 15cm dari ujung atas pipa PVC (casing) dengan perekat khusus PVC
(jangan lupa untuk membersihkan bidang yang akan direkat dengan
menggunakan pamplas besi yang halus, kemudian sisa geramnya
dibersihkan supaya daya rekatnya semakin baik).

VII. Pasang dan rekatkan saringan yang telah dibuat diatas dudukan yang telah
terpasang pada bagian bawah casing dengan perekat PVC.

VIII. Tutup dasar tabung dengan end cap PVC (jangan lupa untuk membersihkan
bidang yang akan direkat dengan amplas)

Catatan:
Selain saringan yang dibuat dari bahan PVC seperti yang diterangkan diatas, ada
juga cara lain untuk membuatnya yaitu dengan mencetak bahan serat
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
131
MODUL PELATIHAN
JABATAN FUNGSIONAL SANITARIAN JENJANG TERAMPIL - PELAKSANA

fiber+resin+hardener dengan cetakan pipa PVC yg sesuai dengan ukuran casing


yang akan kita buat (bahan-bahan tersebut bisa dibeli di toko-toko kimia dengan
harga yang murah) sedangkan untuk lubang-lubang saringannya, bisa kita buat
dari sedotan minuman botol yang ditancapkan pada adonan resin sewaktu belum
mengeras. Hanya sewaktu akan di pasangkan pada casing pastikan saringan
tersebut sudah dicuci sampai betul-betul bersih.

IX. Masukan media filter (yang sudah dicuci terlebih dahulu dengan air) dari
bagian atas masing-masing casing dengan langkah dan komposisi:
1. Masukan batu gravel hitam ukuran 1 cm-1.5 cm kedalam casing dengan
ketebalan 5 cm.
2. Masukan pasir silica ukuran 2.5mm kedalam casing dengan ketebalan
10cm.
3. Masukan pasir zeolit ukuran 2.5mm kedalam casing dengan ketebalan
15cm.
4. Masukan carbon active ukuran 1.5mm kedalam casing dengan ketebalan
15 cm.
5. Dan yang terakhir untuk lapisan media yang paling atas kita tambahkan
pasir silica ukuran 1mm kedalam casing dengan ketebalan 15cm.

Ilustrasi komposisi dan ketebalan media

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR-2011
132
MODUL PELATIHAN
JABATAN FUNGSIONAL SANITARIAN JENJANG TERAMPIL - PELAKSANA

Keterangan:
Penggunaan media Pasir Silica berfungsi untuk menghilangkan kekeruhan pada air,
Carbon Active untuk menghilangkan zat organic yang aktif, seperti bau, rasa dan
warna sedangkan Zeolite berfungsi untuk menghilangkan kadar Zat Besi/Ferrum
(Fe), Manganese (Mn), Zink (Zn) dan Timbal (Pb).

X. Pasang dan rekatkan saringan yang telah dibuat diatas dudukan yang telah
terpasang pada bagian batas atas media dalam casing dengan perekat PVC.

XI. Langkah terakhir adalah pemasangan end cap pada bagian atas casing.

XII. Periksa kembali setiap sambungan pipa dan hasil perekatan lainnya sebelum
filter yang telah dibuat diujicoba untuk memastikan tidak adanya kebocoran.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR-2011
133
MODUL PELATIHAN
JABATAN FUNGSIONAL SANITARIAN JENJANG TERAMPIL - PELAKSANA

Berikut adalah ilustrasi filter air yang telah selesai dibuat:

Posisi valve/keran ketika melakukan filtrasi:

Valve no 1,2,3,4,5,8,9,10,11 dan 12 dalam keadaan terbuka sedangkan sebaliknya valve


no 6,7 dan 13 dalam keadaan tertutup.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR-2011
134
MODUL PELATIHAN
JABATAN FUNGSIONAL SANITARIAN JENJANG TERAMPIL - PELAKSANA

Posisi valve/keran ketika melakukan back wash (pembilasan media) dengan air
baku:

Valve no 1,6,7,9,10,11 dan 12 dalam keadaan terbuka sedangkan sebaliknya valve no


2,3,4,5,8 dan 13 dalam keadaan tertutup.

Untuk mendapatkan hasil back wash/pembilasan yang lebih baik maka sebaiknya
ketika valve no 1,6 dan 7 dalam keadaan terbuka kemudian valve no 2,3,4,5,12 dan 13
dalam keadaan tertutup maka valve no 8,9,10 dan 11 harus dibuka-tutup secara
bergantian sampai media didalam setiap casing diperkirakan sudah bersih (posisi awal
valve no 8,9,10 dan 11 ditutup semua).

Contoh:
1. back wash untuk casing pertama
buka valve no 1,6,7 dan 8 kemudian tutup valve no 2,3,4,5,9,10,11,12 dan 13
2. back wash untuk casing kedua
buka valve no 1,6,7 dan 9 kemudian tutup valve no 2,3,4,5,8,10,11,12 dan 13
3. back wash untuk casing ketiga
buka valve no 1,6,7 dan 10 kemudian tutup valve no 2,3,4,5,8,9,11,12 dan 13
4. back wash untuk casing keempat
buka valve no 1,6,7 dan 11 kemudian tutup valve no 2,3,4,5,8,9,10,12 dan 13

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR-2011
135
MODUL PELATIHAN
JABATAN FUNGSIONAL SANITARIAN JENJANG TERAMPIL - PELAKSANA

Posisi valve/keran ketika melakukan back wash (pembilasan media) dengan air
hasil pengolahan:

Valve no 6,8,9,10,11 dan 13 dalam keadaan terbuka sedangkan sebaliknya valve no


1,2,3,4,5,7 dan 12 dalam keadaan tertutup.

Untuk mendapatkan hasil back wash/pembilasan yang lebih baik maka sebaiknya
ketika valve no 6 dan 13 dalam keadaan terbuka kemudian valve no 1,2,3,4,5,7 dan 12
dalam keadaan tertutup maka valve no 8,9,10 dan 11 harus dibuka-tutup secara
bergantian sampai media didalam setiap casing diperkirakan sudah bersih (posisi
awal valve no 8,9,10 dan 11 ditutup semua).
Cara back wash (pembilasan) seperti ini akan lebih optimum dibandingkan dengan
cara pembilasan dengan menggunakan air baku. Back wash (pembilasan) ini idealnya
dilakukan
rutin sekali minggu untuk merawat media yang ada dalam casing, menurut
pengalaman
penulis media yang dipergunakan cukup diganti satu tahun sekali.

Kapasitas pompa air Untuk ukuran casing 6" (dengan 4 buah tabung paralel) pompa
air yang dibutuhkan cukup memakai pompa dengan daya 125 Watt (0.17 horse
power).
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
136
MODUL PELATIHAN
JABATAN FUNGSIONAL SANITARIAN JENJANG TERAMPIL - PELAKSANA

Kapasitas filter Output/outlet air yang telah melalui sistem filter ini, dengan kapasitas
pompa seperti disebutkan diatas (kira-kira 125watt) mampu menghasilkan debit air
sekitar 15lt/menit (0.25lt/detik).

Berikut adalah ilustrasi filter yang dibuat dari bahan pipa PVC dengan diameter 8" dan
12", dimana komposisi serta ketebalan media yang dipakai sama dengan filter dari
casing PVC 6".

Filter dengan bahan casing PVC 8"

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR-2011
137
MODUL PELATIHAN
JABATAN FUNGSIONAL SANITARIAN JENJANG TERAMPIL - PELAKSANA

Ilustrasi Filter dengan bahan casing PVC 12"

Pilihan filter air dengan rancangan yang lain

Pada rancangan filter air ini kita tempatkan jenis media yang berbeda (kecuali pada
casing 2 & 3) pada masing-masing casing (dengan ketebalan 60cm) seperti ilustrasi
dibawah ini, hanya pada proses pembilasan medianya harus dilakukan dengan air
hasil pengolahan (filtrasi) untuk mendapatkan hasil yang optimal.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR-2011
138
MODUL PELATIHAN
JABATAN FUNGSIONAL SANITARIAN JENJANG TERAMPIL - PELAKSANA

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR-2011
139
MODUL PELATIHAN
JABATAN FUNGSIONAL SANITARIAN JENJANG TERAMPIL - PELAKSANA

Posisi valve/keran ketika melakukan filtrasi:

Posisi valve/keran ketika melakukan back wash (pembilasan media):


Langkah 1
Membilas media dalam casing 1

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR-2011
140
MODUL PELATIHAN
JABATAN FUNGSIONAL SANITARIAN JENJANG TERAMPIL - PELAKSANA

Langkah 2

Membilas media dalam casing 2

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR-2011
141
MODUL PELATIHAN
JABATAN FUNGSIONAL SANITARIAN JENJANG TERAMPIL - PELAKSANA

Langkah 3

Membilas media dalam casing 3

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR-2011
142
MODUL PELATIHAN
JABATAN FUNGSIONAL SANITARIAN JENJANG TERAMPIL - PELAKSANA

Langkah 4

Membilas media dalam casing 4

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR-2011
143
MODUL PELATIHAN
JABATAN FUNGSIONAL SANITARIAN JENJANG TERAMPIL DAN AHLI

Media filter

Pasir Silica Zeolite

Karbon Aktif Gravel

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR-2011
144

Anda mungkin juga menyukai