Anda di halaman 1dari 5

BAB II

1.PEMBAHASAHAN
a)Penggunaan Teknologi tepat guna dalam Kebidanan Fetal Doppler adalah merupakan alat
yang digunakan untuk mendeteksi denyut jantung bayi, yang menggunakan prinsip pantulan
gelombang elektromagnetik, alat ini adalah sangat berguna untuk mengetahui kondisi
kesehatan janin, sangat disarankan untuk dimiliki dirumah sebagai deteksi harian, selain aman
juga mudah dalam penggunaannya serta harga yang sangat terjangakau untuk dimiliki

b)Fetal doppler Sunray adalah salah satu jenis dan merk doppler yang digunakan untuk
mengetahui denyut jantung janin dalam kandungan, fetal doppler ini sangat praktis digunakan
baik secara pribadi atau digunakan oleh kalangan paramedic

c)Staturmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur tinggi badan, alat ini adalah sangat
sederhana pada disainnya karena hanya ditempelkan pada tembok bagian atas dan ketika akan
digunakan hanya perlu untuk menariknya sampai ke bagian kepala teratas, sehingga dapat
diketahui tinggi badan orang tersebut.

d)Eye Protector Photo Therapy adalah alat bantu yang digunakan untuk melindungi bagian
mata bayi pada saat dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan sinar X-ray atau jenis
pemeriksaan lain yang menggunakan media sinar agar tidak menggangu pengelihatan bayi
yang akan diperiksa.

e)Alat Pengukur Panjang Bayi adalah merupakan peralatan sederhana yang biasa digunakan
oleh bidan dan petugas posyandu, untuk mengetahui perkembangan tinggi bayi dari waktu ke
waktu, terbuat dari kayu dengan mistar yang mudah dibaca.

f)Breast Pump biasa digunakan oleh para ibu yang berkarier diluar rumah, agar ASI tidak
terbuang dengan percuma, sehingga bayi tetap bisa mendapatkan ASI dari bundanya.

g)Lingkar Lengan Ibu Hamil adalah tanda yang digunakan untuk mempermudah menidentifikasi
bayi dan bundanya, pada umumnya dipakaikkan pada bayi dan bundanya di rumah sakit
bersalin.

h)Pengukur Panjang bayi (Calipher) adalah alat yang digunakan untuk mengukur panjang bayi
dengan ketepatan pengukuran yang tinggi, karena skala yang digunakan pada alat ini lebih
detail, sehingga setiap inchi pertumbuhan bayi dapat diketahui.

i)Reflek Hammer / Reflek Patela sejenis hammer yang dilapisi dengan karet yang digunakan
untuk mengetahui respon syaraf dari anggota tubuh biasanya kaki

j)Umbilical Cord Clem Nylon adalah merupakan alat yang digunakan untuk menjepit tali pusar
bayi sesaat setelah bayi dilahirkan
k)Tourniquet adalah alat bantu yang digunakan untuk sarana pendukung pada pengambilan
darah, pada umumnya dilingkarkan pada lengan tangan saat akan dilakukan pengambilan
darah, agar darah bisa lebih mudah untuk di ambil

2.Pengembangan Teknologi Tepat Guna di Kesehatan Lingkungan a. Teknologi Tepat Guna


Pengolahan air bersih

Peraturan mengenai air bersih Definisi air bersih, syarat-syarat air bersih dan baku mutu air
bersih.

 Proses fisika dalam pengolahan air bersih Proses filterisasi, koagulasi/flokulasi, dan aerasi
meliputi definisi, fungsi dan prinsip-prinsip proses tersebut dalam pengolahan air bersih serta
pengetahuan materialnya.

 Proses kimia dan biologi dalam pengolahan air bersih Proses pengkondisian air, pelunakan
air, tukar kation/anion, proses adsorpsi dan proses desinfeksi meliputi definisi, fungsi dan
prinsip-prinsip proses tersebut serta pengetahuan materialnya..

 Teknik plambing Sejarah dan definisi plambing, bahan pipa, penyambung pipa dan diameter
pipa. Pengenalan peralatan plambing. Proses penjernihan/penyediaan air bersih merupakan
proses perubahan sifat fisik, kimia dan biologi air baku agar memenuhi syarat untuk digunakan
sebagai air minum. Tujuan dari kegiatan pengolahan air minum adalah sebagai berikut:

Menurunkan kekeruhan Mengurangi bau, rasa dan warna Menurunkan dan mematikan
mikroorganisme Mengurangi kadar bahan-bahan yang terlarut dalam air Menurunkan
kesadahan Memperbaiki derajat keasaman (pH) Pengolahan air dapat dilakukan secara
individu maupun kolektif. Dengan berkembangnya penduduk dan teknologi di perkotaan.
Pengolahan air khusus dilakukan oleh perusahaan air minum (PAM). Proses kimia pada
pengolahan air minum diantaranya meliputi koagulasi, aerasi, reduksi dan oksidasi. Semua
proses kimia tersebut dapat dilakukan secara sederhana ataupun dengan menggunakan teknik
modern.

TEKNOLOGI KESEHATAN TEPAT GUNA


A. Konsep Teknologi Tepat Guna Teknologi atau pertukangan memiliki lebih dari satu definisi.
Salah satunya adalah pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material dan proses yang
menolong manusia menyelesaikan masalahnya. Sebagai aktivitas manusia, teknologi mulai
sebelum sains dan teknik. Kata teknologi sering menggambarkan penemuan dan alat yang
menggunakan prinsip dan proses penemuan saintifik yang baru ditemukan. Teknologi tepat
guna adalah yang teknologi yang cocok dengan kebutuhan masyarakat sehingga bisa
dimanfaatkan. Biasanya dipakai sebagai istilah untuk teknologi yang tidak terlalu mahal, tidak
perlu perawatan yang rumit, dan penggunaannya ditujukan bagi masyarakat yang kurang
mampu secara ekonomi. Teknologi tepat guna adalah teknologi yang didesain dengan
mempertimbangkan aspek lingkungan, etik budaya, sosial, dan ekonomi bagi komunitas. Ciri-
ciri teknologi adalah (1) mudah diterapkan (2) mudah dimodifikasi (3) untuk kegiatan skala kecil
(4) padat karya (5) sesuai dengan perkembangan budaya masyarakat (6) bersumber dari nilai
tradisional (7) adaptif terhadap perubahan lingkungan. TTG identik dengan teknologi sederhana
atau teknologi untuk pedesaan. Persepsi ini timbul karena para peneliti, khususnya dari
lembaga penelitian pemerintah dan perguruan tinggi (PT), berduyun-duyun mencurahkan
perhatiannya ke arah itu. Persepsi ini terjadi karena pemerintah sebagai penyandang dana
menekankan kata-kuncinya pada pengertian tersebut. Akan tetapi, hal ini tidak terus berlanjut
sejak adanya koreksi pemikiran yang dilontarkan beberapa tahun terakhir, yaitu bahwa TTG
adalah teknologi yang aplikasinya sesuai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atau
kelompok masyaraka baik canggih atau sederhana. Dalam pengembangan sebuah teknologi,
prinsip dasar yang harus diutamakan oleh para pereka-cipta adalah bahwa teknologi yang
disampaikan kepada penguna harus sesederhana mungkin, walaupun proses perekayasaanya
sangat rumit, lama, dan mahal. Teknologi tepat guna yang

dikembangkan di masyarakat juga harus dipilih teknologi yang dapat bertumpu pada
sumberdaya yang ada, baik sumberdaya alam maupun sumberdaya manusianya. Pendeknya
teknologi yang dekat dengan sumberdaya, akrab dengan lingkungan, budaya dan kondisi
masyarakat penggunanya. Oleh karena itu, Teknologi Tepat Guna (TTG) seharusnya
memunculkan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dapat menjawab
permasalahan masyarakat, tidak merusak lingkungan dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
secara mudah, murah serta menghasilkan nilai tambah baik dari aspek ekonomi maupun
lingkungan hidup. Pendayagunaan TTG secara optimal akan dapat terwujud bila ada alih
teknologi dari pencipta atau pemilik TTG kepada masyarakat pengguna TTG. Realita
menunjukkan bahwa penemuan baru mengenai TTG cukup pesat, baik ditemukan oleh
masyarakat, dunia usaha, perguruan tingga, lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan
milik pemerintah maupun swasta. Diakui bahwa masyarakat belum optimal dalam mengakses
temuantemuan tersebut karena kurangnya usaha penyebaran atau sosialisasi pada
masyarakat. Untuk itu selaras dengan tujuan pemberdayaan masyarakat yaitu untuk
memberikan akses kepada masyarakat dalam hal ini untuk memperoleh informasi tentang TTG
sehingga masyarakat memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah untuk meningkatkan
kapasitas produksi dan nilai tambah produknya secara ekonomi, Badan Pemberdayaan
Masyarakat (BPM) mengkoordinasikan berbagai elemen masyarakat pencipta TTG untuk dapat
mensosialisasikan hasil-hasil temuannya. Teknik Teknologi Tepat Guna (TTG) adalah:
1. Modifikasi proyek atau program TTG, sumberdaya yang akan dinilai atau dimonitoring.
2. Preview tujuan program tersebut
3. Berdasarkan tujuan, identifikasi dan seleksi indikator yang akan dinlai atau dimonitoring
4. Tetapkan unit penelitian pada setiap indikator
5. Persiapkan metode atau teknik penilaian atau monitoring yang akan digunalkan untuk
mengumpulkan data
6. Evaluasai dan kaji metode yang digunakan
7. Susun rencana kerja untuk penilaian monitoring
B. Teknik Partisipatoris Metode partisipatoris merupakan proses pengumpulan data yang
melibatkan kerjasama aktif antara fasilitator program dan responden. Seorang fasilitator
program biasanya memakai pertanyaan yang tidak dirancang secara baku, melainkan hanya
garis besarnya saja. Topik-topik pertanyaan dapat muncul dan berkembang berdasarkan
proses tanya jawab responden. Metode Partisipatoris ini terfokus pada faktor institusi atau
kelembagaan sehingga kegiatan suatu program mempunyai keluaran berupa aksi bersama
untuk mencapai kondisi yang diharapkan masyarakat lokal. Beberapa prinsip partisipatori yang
membedakan dengan penelitian konvensional adalah partisipasi, belajar bergantian dan berbagi
(prinsip 1). Peka jender dan berorientasi aksi (prinsip 2). Cepat tapi rileks, luwes dan adaptif
(prinsip 3). Kerja lapangan (prinsip 4). Terdapat banyak teknik pengumpulan data partisipatoris,
empat diantaranya adalah:
1.Penelitian dan Aksi Partisipatoris (Participatory Research and Action).
Metode yang terkenal dengan istilah PRA (dulu disebut Participatory Rural Appraisal) ini
merupakan alat pengumpulan data yang sangat berkembang dewasa ini. PRA terfokus pada
proses pertukaran informasi dan pembelajaran antara pengumpul data dan responden. Metode
ini biasanya menggunakan teknik-teknik visual (penggunaan tanaman, biji-bijian, tongkat)
sebagai alat penunjuk pendataan sehingga memudahkan masyarakat biasa (bahkan yang buta
huruf) berpartisipasi. PRA memiliki banyak sekali teknik, antara lain Lintas Kawasan, Jenjang
Pilihan dan Penilaian, Jenjang Matrik Langsung, Diagram Venn, Jenjang Perbandingan
Pasangan (Suharto, 1997; 2002; Hikmat, 2001)
2.Stakeholder Analysis. Analisis terhadap para peserta atau pengurus dan anggota suatu
program, proyek pembangunan atau organisasi sosial tertentu mengenai isu-isu yang terjadi di
lingkungannya, seperti relasi kekuasaan, pengaruh, dan kepentingan-kepentingan berbagai
pihak yang terlibat dalam suatu kegiatan. Metode ini digunakan terutama untuk menentukan
apa masalah dan kebutuhan suatau organisasi, kelompok, atau masyarakat setempat.

3.Beneficiary Assessment. Pengidentifikasian masalah sosial yang melibatkan konsultasi


secara sistematis dengan para penerima pelayanan sosial. Tujuan utama pendekatan ini adalah
untuk mengidentifikasi hambatanhambatan partisipasi, merancang inisiatif-inisiatif
pembangunan, dan menerima masukan-masukan guna memperbaharui sistem dan kualitas
pelayanan dan kegiatan pembangunan.

4.Monitoring dan Evaluasi Partisipatoris (Participatory Monitoring and Evaluation). Metode ini
melibatkan anggota masyarakat dari berbagai tingkatan yang bekerjasama mengumpulkan
informasi, mengidentifikasi dan menganalisis masalah, serta melahirkan
rekomendasirekomendasi.
C.Kesehatan Masyarakat Pembangunan dibidang kesehatan bertujuan untuk menciptakan
manusia yang sehat, mandiri, cerdas dan produktif serta terwujudnya kesejahteraan lahir dan
batin. Upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah melalui pemerataan fasilitas dan
peningkatan pelayanan kesehatan secara merata, mudah dan murah serta dapat menjangkau
masyarakat luas, diarahkan untuk memantapkan peningkatan derajat kesehatan masyarakat
yang pada gilirannya dapat menciptakan sumber daya manusia yang produktif dan pada
akhirnya kesejahteraan lahir dan batin dapat tercapai. Upaya kesehatan masyarakat tersebut,
melalui sistem kesehatan nasional terpadu pelaksanaannya diusahakan melalui partisipasi aktif
masyarakat yang diarahkan tidak hanya kepada masyarakat yang berpenghasilan menengah
kebawah, tetapi juga kepada seluruh masyarakat yang ada. Beberapa indikator kesehatan
antara lain adalah sarana, prasarana, angka kesakitan, tenaga kesehatan dan keadaan balita.
Penyediaan sarana kesehatan yang memadai merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam
upaya meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, dan program ini harus terus ditingkatkan
kualitas pelayanan serta keberadaannya. Sarana kesehatan yang dimaksud berupa Rumah
Sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Poliklinik berikut pembinaan dan penambahan
tenaga kesehatan yang memadai. Penyediaan sarana dan prasarana kesehatan ini pun
hendaknya dibarengi dengan penyediaan tenaga kerja kesehatan yang professional. Senada
dengan program penyediaan sarana dan prasarana kesehatan, dalam pelaksanaan penyediaan
tenaga kerja professional juga perlu diperhatikannya kualitas, pelayanan dan keberadaan
tenaga kerja kesehatan itu sendiri. Sedangkan angka kesakitan adalah jumlah anggota
masyarakat yang sakit. Semakin rendah angka kesakitan mengindikasikan taraf kesehtan
masyarakat yang juga semakin baik. Sebaliknya semakin tinggi angka kesakitan, semakin
mengindikasikan taraf kesehatan masyarakat yang rendah. Dari sisi kesehatan balita, taraf
kesehatan masyarakat dapat dilihat berdasarkan jumlah kematian bayi. Untuk menghindari
kematian bayi maupun kematian ibu pada saat persalinan, maka penolong kelahiran harus
ditangani oleh tenaga yang berpengalaman di bidang kesehatan. Semakin banyak bayi lahir
ditolong oleh dokter atau bidan maka diharapkan semakin baik tingkat keselamatan bayi dan
ibunya. Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai