OLEH:
MULIATER HADI MATUASIMANJUNTAK
2214901370
OLEH:
MULIATER HADI MATUASIMANJUNTAK , S.Kep
2214901370
Laporan PBLK ini telah diperiksa dan dapat di ajukan untuk proses
selanjutnya.
Pembimbing
Medan,Juni 2023
Pembimbing Penguji
(Suherni, S.Kep.,Ns.,M.Kep)
790612022102
Laporan Karya Ilmiah Akhir (KIA-N)
PERNYATAAN
KIA-N
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam laporan KIAN ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar keprofesian di suatu
perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbit kan oleh orang lain,kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan,Juni 2023
2214901370
ABSTRAK
ABSTRAC
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadiran Allah SWT atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini yang
berjudul “Analisis Asuhan Keperawatan Pad Pasien Fraktur Femur Dextra
Dengan Pemberian Intervensi Latihan Ankel Pump Uncuk Mencegah Pembekuan
Darah Di Rsud Dr Ringadi Medan”. Laporan ini merupakan salah satu
persyaratan untuk menyelesaikan Pendidikan Ners Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Flora.
Dalam menyusun laporan ini tidak terlepas dari bantuan semua pihak
baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada yang terhormat
Bapak/Ibu:
1. Dr. Fitria Aldy. M.Ked (Oph)., SpM, selaku Ketua STIkes Flora.
2. Suherni, S.Kep., Ns, M.Kep, selaku Ketua Program Studi Ners STIKes
Flora.
3. Sri Dewi Br, Sembiring, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku pembimbing yang telah
memeberikan masukan dalam penyusunan laporan ini.
4. Para Dosen, Staf dan semua pihak yang terkait di lingkungan Program
Profesi Ners STIKes Flora.
5. Teristimewa kepada kelurga penulis terutama kedua orang tua dan adik-
adik yang telah memberikan dukungan dalam segala hal.
6. Turuntuk sahabat penulis yang telah memberikan dukungan dan motivasi
yang sangat luar biasa dalam menyelesaikan KIA-N ini.
7. Seluruh rekan-rekan mahasiswa program studi ners tahah profesi STIKes
Flora yang telah banyak memberikan dukungan dan motivasi dalam
menyelesaikan KIA-Nini.
Medan,Juni 2023
2214901370
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB 1
PENDAHULUAN
Karya Tulis Ilmiah Ners (KIA-N) merupakan mata kuliah yang bertujuan
untuk mempersiapkan mahasiswa dalam menghadapi dunia nyata seperti pada
saat bekerja dengan memberikan kesempatan untuk meningkatkan. Kegiatan
Karya Tulis Ilmiah Ners (KIA-N) ini juga diharapkan secara langsung dapat
memberikan masukan untuk peningkatan pelayanan pada tempat yang
menjadi dapat memberikan masukan untuk peningkatan pelayanan
keperawatan pada tempat yang menjadi lahan praktik. Pelayanan keperawatan
adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan
ditujukan kepada individu, keluarga, atau masyarakat, baik sehat maupun sakit
(UUD Nomor 38 Tahun 2017; Nursalam 2018).
Masalah keperawatan yang muncul pada klien dengan post ORIF Fraktur
Femur adalah Nyeri Akut, Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer, Kerusakan
Integritas Kulit, Hambatan Mobilitas Fisik, Resiko Infeksi dan odema(Ismi,
2020).
Selama kegiatan karya ilmiah akhir ners (KIA-N) maka lahan praktik
dapat menggunakan tenaga mahasiswa sebagai sumber pengembangan ilmiah agar
dapat meningkatakan mutu pelayanan latihan praktek dengan penerapan intervensi
kasus kelolaan mahasiswa sehingga dapat menambah intervensi dalam ruangan
dalam melakukan asuahan keperawatan pada pasien secara komprehensif.
Khususnya dengan masalah asuhan keperawatan pada pasien dengan fraktur
femur dextra dan menggunakan terapi non farmakolagi yaitu latihan ankel pump
untuk mencegah pembkuan darah pada bagian fraktur Di Rsud Dr Pringadi
Medan.
BAB 2
TINJAUN TIEORITIS
2.1.1 Defenisi
Menurut garis frakturnya, patah tulang dibagi menjadi fraktur komplit atau
inkomplit (termasuk fisura atau greenstick fracture), transvena, oblik, spiral,
kompresi, simple, kominutif, segmental, kupu-kupu, dan impaksi (termasuk impresi
dan inklavasi) (Ezra dkk, 2018).
2.1.2 Etiologi
Untuk mengetahui mengapa dan bagaimana tulang mengalami fraktur,
pemeriksaan perlu mengenal anatomi dan fisiologi tulang sehingga pemeriksa
mampu lebih jauh mengenal keadaan fisik tulang dan keadaan trauma yang dapat
menyebabkan tulang patah. Pada beberapa keadaan, kebanyakan proses fraktur
terjadi karena kegagalan tulang menahan tekanan terutama tekanan membengkok,
memutar, dan tarikan. Trauma muskuloskeletal yang bisa menjadi fraktur dapat
dibagi menjadi trauma langsung dan tidak langsung (Ismi, 2020).
1. Trauma langsung
Trauma langsung menyebabkan tekanan langsung pada tulang dan terjadi
pada daerah tekanan. Fraktur yang terjadi biasanya bersifat kuminitif dan
jaringan lunak ikut mengalami kerusakan (Ismi, 2020).
2. Trauma tidak langsung
Trauma tidak langsung merupakan suatu kondisi trauma dihantarkan ke
daerah yang lebih jauh dari daerah fraktur. Misalnya, jatuh dengan
ekstensi dapat menyebabkan fraktur pada klavikula. Pada keadaan ini
biasanya jaringan lunak tetap utuh (Ismi, 2020).
1. Klasifikasi Penyebab
a. Fraktur Traumatik
Disebabkan oleh trauma yang tiba-tiba mengenai tulang dengan
kekuatan yang besar. Tulang tidak mampu menahan trauma tersebut
sehingga terjadi fraktur.
b. Fraktur Patologis
Disebabkan oleh kelemahan tulang sebelumnya akibat kelainan
patologis di dalam tulang. Fraktur patologis terjadi pada daerah-
daerah tulang yang telah menjadi lemah karena tumor atau proses
patologis lainnya tulang sering kali menunjukkan penurunan densitas.
c. Fraktur Stres
Disebabkan oleh trauma yang terus-menerus pada suatu tempat
tertentu.
2. Klasifikasi Jenis Fraktur
Klasifikasi jenis fraktur dapat dilihat pada gambar 2.1 berbagai
jenis fraktur tersebut adalah sebagai berikut (Zairin Noor, 2016) :
a. Fraktur terbuka
b. Fraktur tertutup
c. Fraktur kompresi
d. Fraktur stress
e. Fraktur avulsi
f. Greenstick Fracture (fraktur lentur atau salah satu tulang patah
sedang sisi lainnya membengkok).
g. Fraktur transversal
h. Fraktur kominutif (tulang pecah menjadi beberapa fragmen).
i. Fraktur impaksi (sebagian fragmen tulang masuk ke dalam tulang
lainnya).
Gambar 2.1
Klasifikasi jenis fraktur
b. Fraktur Kuminutif
c. Fraktur Oblik
d. Fraktur segmental
Fraktur segmental adalah dua fraktur berdekatan pada satu tulang yang
menyebabkan terpisahnya segmen sentral dari suplai darahnya.
e. Fraktur Impaksi
f. Fraktur spiral
Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas untuk
menahan. Tapi apabila tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat
diserap tulang, maka terjadilah trauma pada tulang yang mengakibatkan rusaknya
atau terputusnya kontinuitas tulang. Setelah terjadi fraktur, periosteum dan
pembuluh darah serta saraf dalam korteks, marrow, dan jaringan lunak yang
membungkus tulang rusak. Perdarahan terjadi karena kerusakan tersebut dan
terbentuklah hematoma di rongga medula tulang. Jaringan tulang segera
berdekatan ke bagian tulang yang patah. Jaringan yang mengalami nekrosis ini
menstimulasi terjadinya respon inflamasi yang di tandai dengan vasodilatasi,
eksudasi plasma dan leukosit, dan infiltrasi sel darah putih. Kejadian inilah yang
merupakan dasar dari proses penyembuhan tulang nantinya.
2.2.1 Defenisi
2.2.2 Etiologi
Fraktur dapat terjadi akibat hal-hal berikut ini (Zairin Noor, 2016).
Fraktur terjadi oleh tekanan yang normal jika tulang itu lemah
(misalnya oleh tumor) atau kalau tulang ini sangat rapuh (misalnya: pada
penyakit Paget).
Tulang femur atau tulang paha ujung proksimalnya terdapat kaput femoris
yang bulat sesuai dengan mangkok sendi (asetabulum). Kolumna femoris
menghubungkan kaput femoris dengan korpus femoris. Di tengah kaput femoris
terdapat lekuk kecil yang dinamakan fovea kapitalis tempat melekat ligamentum
teres femoralis yang menghubungkan kaput femoris dengan fosa asetabulum.
Bagian lateral dari kolumna femoris terdapat trokhanter mayor dan bagian medial
trokhanter minor keduanya dihubungkan oleh krista introkhanterika. Antara
trokhanter mayor dan kolumna femoris terdapat lekuk yang agak dalam disebut
fossa trokhanterika.
Pada dataran belakang tengan tulang femur terdapat linea aspera. Ujung
distal femur mempunyai dua bongkol sendi, kondilus lateralis dan kondilus
medialis. Di antara keduanya bagian belakang terdapat lekuk dinamakan fosa
interkondiloid. Bagian medial dari kondilus medialis terdapat tonjolan kecil
epikondilus medialis femoralis dan sebelah lateral epikondilus lateralis.
2.2.4 Patopisiologi
Pada kondisi trauma diperlukan gaya yang besar untuk mematahkan batang
femur pada orang dewasa. Kebanyakan fraktur ini terjadi pada pria muda yang
mengalami kecelakaan kendaraan bermotor atau mengalami jatuh dari ketinggian.
Biasanya, pasien ini mengalami trauma multiple yang menyertai (Ismi, 2020).
Manifestasi klinis fraktur femur hampir sama pada klinis fraktur umum
tulang panjang seperti nyeri, hilangnya fungsi, deformitas, pemendekan,
ekstremitas atas karena kontraksi otot, krepitasi, pembengkakan, dan perubahan
warna lokal pada kulit yang terjadi akibat trauma dan perdarahan yang mengikuti
fraktur. Tanda ini mungkin baru terjadi setelah beberapa jam atau hari setelah
cedera.
2.2.6 Penatalaksanan
1. Pada fraktur femur terbuka harus dinilai dengan cermat untuk mencari
ada tindakannya
a. Kehilangan kulit
b. Kontaminasi luka
1) Profilaksis Antibiotik
4) Penundaan penutupan.
5) Penundaan rehabilitasi.
a. Terapi konservatif :
b. Terapi Operatif
2.3.1 Pegkajian
1. Identitas
Nama :
Agama :
Usia :
Pendidikan terakhir :
Orang yang apaling dekat di huhungi
Alamat :
Telepon :
Tanggal masuk :
2. Alasan masuk ke puksmas :
3. Riwayat kesehatan :
a. Riwayat kesehatan yang lalu
b. Riwayat kesehatan sekarang
c. Riwayat kesehatan kelurga
4. Kebiasaan seharai-hari
a. Biologis
Pola makan, pola minum, pola tidur, aktivits dan istirahat, an rekreasi.
b. Psikologis
Keadaan emosi
c. Hubungan sosial
Hubungan dengan anggota kelompok dan hubungan dengan keluarga
d. Spiritual/kultur
Pelaksaan ibadah, dan keyakinan terhadap kesehatan
5. Pemeriksaan fisik
a. Tingkat kesadaran
b. Tanda vital
c. Pengukuran TB/BB
d. Pemeriksaan dan kebersiha perorangan
e. Pemeriksaan fisik: Tinjauan sistem (jelaskan sistem-sistem di bawah
ini yang terdapat pada klien).Keadaan umum, integumen, kepla, mata,
telinga, hidang dan sinus, mulut dan tenggorokan, leher, pernafasan,
kardiovaskuler,gastrointestnal, perkemihan, genitourinaria,
muskuluskeletal, sistem saraf pusat dan endokrin.
6. Pemeriksaan: psikososial/spiritual/indek katz/barthel indekz. Setatus
mental, SPSMQ/MMSE. (terlampir).
7. Lboratorium (bila ada)
8. Informasi penunjang (bila ada)
9. Therapi media (bila ada )
2.3.2 Analisa Data
Analisa data merupakan suatu tindakan yang di laksanakan dimana hal
tersebut digunakan untuk mengubah hasil penelitian.
4. Resiko infeksi
1) Nyeri yang
dilaporkan
tidak ada
Panjangnya
episode nyeri
tidak ada
2) Menggosok
area yang
terkena
ampak tidak
ada
3) Mengerang
dan menangis
tidak ada
4) Ekspresi
nyeri
wajah tidak
ada
5) Dapat
beristirahat
6) Iritabilitas
tidak ada
7) Mengerinyit
tidak ada
8) Ketegangan
otot tidak
ada
9) Tekanan darah
tidak ada
deviasi dari
kisaran normal
2. Hambatan Pergerakan : Terapi latihan :
ambulasi :
mobilitas fisk 1) Keseimbangan
tidak terganggu Aktifitas-aktivitas:
berhubungan 2) Koordiansi tidak
terganggu 1) bantu pasien untuk
dengan ganguan
3) Cara berjalan tidak menggunakan alas
musculuskoletal terganggu kaki yang
4) Gerakan otot tidak memfasilitasi
Defenisi:
teranggu pasien untuk
Keterbatasan 5) Gerakan sendi berjalan dan
terganggu mencegah cedera
dalam gerakan fisik
6) Kinerja pengaturan 2) bantu pasien untuk
satu atau lebih suhu tidak duduk di sisi tempat
terganggu tidur untuk
ekstremitas secara
7) Berlari tdak memfasilitasi
mandiri dan terarah terganggu penyesuaian sikap
8) Melompat tidak tubuh
Batasan
terganggu 3) bantu pasien
karakteristik : 9) Merangkak tidak untuk
terganggu berpindahan
1) Gangguan
10) Berjalan tidak 4) terapkan/sediakan
sikap
terganggu alat bantu (tongat,
berjalan
11) Bergerak walker atau kursi
2) Gerakan
dengan mudah roda)
lambat
tidak 5) bantu pasien
3) Gerakan
terganggu dengan ambulasi
tidak
awal
terkoordi
6) instruksikan
nasi
pasien mengenai
4) Kesulitan
pemindahan dan
membolak-
teknik ambulasi
balik posisi
yang aman
5) Keterbat
7) monitor pengguaan
asan
kruk pasien atau alat
rentang
bantu berjalan
gerak
lainnya
6) Ketidaknyama
8) banu pasien
nan
untuk berdiri dan
7) Penurunan
ambulasi dengan
kemampuan
jarak tertentu
dalam
9) batu pasien untuk
melakukan
membangun
keterampilan
pencapaian yang
motoric
realistis untuk
kasar
ambulasi jarak
8) Penurunan
10) dorong pasien
waktu reaksi
untuk bangkit
sebanyak dan
sesering yang
diinginkan.
Manajeme
energi
Aktifitas
aktifitas :
a. Kaji statuss
fisiologis pasien
yang
menyebabkan
kelelahan
b. Tentukan
persepsi psien
mengenai
penyebab
kelelahan
c. Pilih
intervensi
untuk
mengurangi
kelelahan
baik secara
farmakologis
maupun non
farmakologis
d. Monitori
intake/asupa
n nutrisi
untuk
mengetahui
sumber
energi
e. Monitor waktu
dan lama
istirahat pasien
f. Batasi jumlah
dan
gangguan
pengunjung
g. Monitor respon
oksigen pasien
(misalnya
tekanan darah,
nadi, repirasi)
saat perawatan
maupun
melakukan
perawatan
secara mandiri
Bantuan perawatan
diri :
Aktifitas-aktifitas :
1) pertimbangkan
budaya pasien
ketika
meningkatkan
aktivitas perawatan
diri
2) pertimbangkan
usia pasien ketika
meningkatkan
kativitas perawatan
diri
monitor
kemampuan
perawatan
diri secara
mandiri
3) monitor
kebutuhan pasien
terkait dengan lat-
alat kebersihan
diri
4) berikan
lingkungan yang
terapeutik dengan
memastikan
lingkunga
yang hangat,
santai,
tertutup
5) berikan
bantuan
sampai pasien
mampu
melakukan
perawatan diri
secara mandiri
6) dorong
psien
untuk
melakukan
aktifitas
normal
sehari-hari
sampai
batas
kemampua
n pasien
7) dorong
kemampuan
pasien, tapi
bantu ketika
pasien tak
mampu
melakukannya
8) ciptakan
rutinitas
aktifitas
perawatan diri.
Monitor tanda-tanda
vital:
Aktifitas-aktifits :
1) Monitor
tekanan darah,
nadi, suhu,
dan status
pernafasan
2) Monitor
tekanan darah,
denyut nadi
dan pernafasan
sebelum dan
setelah
beraktifitas
3) Monitor dan
laporkan
tanda dan
gejala
hiportemi
dan
hipertemia
4) Monitor
keberadaan dan
kualitas nadi
5) Monitor
terkait dengan
nadi alternatif
6) Monitor irama
dan laju
pernafasan
7) Monitor suara
paru-paru
8) Monitor pola
pernafasan
abnormal
9) Monitor warna
kulit, suhu, dan
kelembaban
10) Identifikasi
kemungkinan
penyebab
perubahan
tanda-tanda
vital
3. Defisit Perawatan diri : mandi Manajemen nyeri :
perawatan : Aktifitas-aktifitas :
diri: mandi 1) Lakukan
berhubungan 1) mencuci wajah
tidak terganggu pengkajian nyeri
dengan 2) mencuci badan secara
gangguan bagian atas tidak komprehensif
musculoskelet terganggu 2) Gunakan
al 3) mencuci badan strategi
bagian bawah komunikasi
Definisi :
tidak terganggu terapeutik
Hambtan untuk
4) membersihkan
kemampuan untuk mengetahui
area perineum
melakukan atau tidak terganggu pengalaman
menyelesaikan 5) mengeringkan nyeri
aktivitas mandi badan tidak 3) Gali
secara mndiri terganggu pengetahuan
Perawatn dan
Batasan
kepercayaan
karakteristik : diri:
pasien
1) ketidakma kebersihan mengenai
mpuan : nyeri
membasuh 1) mencuci tangan 4) Evaluasi
tubuh tidak terganggu pengalaman nyeri
2) ketidakmam 2) membersihakn di masa lalu
puan area perineum 5) Berikan
mengakses tidak terganggu informasi
kamar 3) membersihkan mengenai nyeri,
mandi telinga tidak seperti
ketidakmampuan terganggu penyebab nyeri,
mengeringkan 4) mempertahankan berapa nyeri
kebersihan mulut akan dirasakan,
tubuh tidak terganggu dn antisipasi
5) megeramas rambut dari
tidak terganggu ketidaknyaman
6) memperhatika an akibat
kuku jari tangan prosedur
tidak tergangu 6) Ajarkan
7) memperhatikan prinsip-prinsip
kuku kaki tidak manajemen
terganggu nyeri
8) mempertahanka 7) Dorong pasien
n kebersihan untuk
tubuh tidak memonitor
terganggu nyeri dn
menangani
nyeri dengan
tepat
8) Ajarkan
metode
farmakol
ogi untuk
menurunk
an nyeri
9) Dukung
istirahat/tidur yang
adekuat untuk
membantu
penurunan nyeri
10) Dorong pasien
untuk
mediskusikan
pengalaman nyeri
11) Gunakan
pendekatan
multidisplin
untuk manajemen
nyeri.
Bantuan perawatan
diri :
Aktifitas-aktifitas :
1) pertimbangkan
budaya pasien
ketika
meningkatkan
aktivitas
perawatan diri
2) pertimbangkan
usia pasien ketika
meningkatkan
kativitas
perawatan diri
monitor
kemampuan
perawatan
diri secara
mandiri
3) monitor
kebutuhan pasien
terkait dengan
lat-alat
kebersihan diri
4) berikan lingkungan
yang terapeutik
dengan memastikan
lingkunga yang
hangat, santai,
tertutup
5) berikan bantuan
sampai pasien
mampu melakukan
perawatan diri
secara mandiri
6) dorong psien
untuk
melakukan
aktifitas
normal sehari-
hari sampai
batas
kemampuan
pasien
7) dorong kemampuan
pasien, tapi bantu
ketika pasien tak
mampu
melakukannya
8) ciptakan rutinitas
aktifitas perawatan
diri.
Pengecekan kulit :
Aktifitas-aktifitas :
1) Periksa kulit dan
selaput lendir terkait
dengan adanya
kemerahan,
kehangatn ekstrim,
edema dan drainage
2) Amati warna,
kehangatan,
bengkak, pulsasi,
tekstur, edema dan
ulserasi pada
ekstremitas
3) Periksa kondisi
luka operasi
4) Monitor warna dan
suhu kulit
5) Monitor kulit dan
selaput lendir
terhadap area
perubahan warna,
memar, dan pecah
6) Monitor kulit
untuk adanya
ruam dan lecet
7) Monito sumber
tekanan dan
gesekan
8) Monitor infeksi,
terutama dari
daerah edema
9) Lakukan
langakh- langkah
untuk mencegah
kerusakan lebih
lanjut
10) Ajarakan klien
latihan non
farmakologi
untuk
mengurangi
edema dan
mencegah
pembekuan
darah dengan cra
latihan ankel
pump
11) Ajarkan anggota
keluarga/pemberi
asuhan mengenai
tanda- tanda
kerusakan kulit
Monitor tanda-tanda
vital
Fraktur femur adalah hilangnya kontinuitas tulang pada kondisi fraktur femur
secara klinis bisa berupa fraktur femur terbuka yang disertai adanya kerusakan
jaringan lunak (otot, kulit, jaringan saraf, dan pembuluh darah) dan fraktur femur
yang tertutup dapat disebabkan oleh trauma langsung pada paha. Fraktur adalah
patahnya tulang yang utuh yang diakibatkan oleh trauma langsung dan trauma
tidak langsung seperti kecelakaan lalu lintas, olahraga, jatuh dari permukaan
tinggi dan pukulan langsung (Sumantrie, 2022).
Komplikasi fraktur post ORIF yaitu: (1) Nyeri merupakan keluhan yang
paling sering terjadi setelah bedah ORIF, nyeri yang sangat hebat akan dirasakan
pada beberapa hari pertama; (2) Gangguan mobilitas pada pasien pasca bedah
ORIF juga akan terjadi Akibat proses pembedahan; (3) Kelelahan sering kali
terjadi yaitu kelelahan sebagai suatu sensasi. Gejala nyeri otot, nyeri sendi, nyeri
kepala, dam kelemahan dapat terjadi akibat kelelahan sistem musculoskeletal; (4)
Perubahan ukuran, bentuk dan fungsi tubuh yang dapat mengubah system tubuh,
keterbatasan gerak, kegiatan dan penampilan juga sering kali dirasakan
(Mustikamarini, 2023).
Salah satu yang perlu di jegah dalam fraktur femur dextra adalah pembekuan
darah pada fraktur salah satu cara mencegah pembekuan darah ialah dengan cara
latihan ankel pump.
Fraktur
Kasus 1 Kasus 2
Pasien masuk ke RSUP Dr. Pringadi Pasin masu ke RSUP Dr. Prngadi
Medan melalui IGD pada tanggal 27 Medan melalui IGD pada tangal 4
mei 2023 pada pukul 09.40 WIB,
juni 2023 pada pukul 13:30, pasien
keluhan nyeri yang sangat hebat pada
paha sebelah kiri dan untuk mengeluh nyeri di bagian bekas oprasi
melakukan operasi pemasangan orif pemasanagn orif dan pasien
setelah pasien mengalami kecelakaan
mengatakan bengkak pada area
lalu lintas beberapa tahun yang lalu
operasi,
c. keluhan saat di kaji
Kasus 1 Kasus 2
Saat dilakukan pengkajian pada Saat dilakukan pengkajian pada
hari Selasa 06 juni 2023 pukul hari Selasa 06 juni 2023 pukul
10.00 WIB di ruang rawat 13.00 WIB di ruang rawat
Bedah RSUP Dr. Pringadi Bedah RSUP Dr. Pringadi
Medan, pasien mengeluh Medan, klien mengeluh nyeri di
badannya terasa lemah, klien bagian fraktur, klien
merasa nyeri di paha sebelah mengatakan nyeri timbul hanya
kiri nyeri terasa berdenyut- saat kaki di gerakan, saat di
denyut nyeri timbul saat pasien tanya skla nyeri 1-10 klien
mengerakan kaki, saat di tanya menjawab sekala nyer 3, klien
sekala nyeri dari 1-10 klien mengatakan sulit bergerak, klien
mengatakan sekala nyeri 4, juga mngeluh bengkak pada
pasien juga mengatakan ada area operasi. di tangan kiri
bengkak di bagian operasi. di pasien terpasang infus IVFD RL
tangan kiri pasien terpasang 500cc/24 jam. TD : 120/80
infus IVFD RL 500cc/24 jam. mmHg, N :80 x/m, RR : 22
TD : 110/60 mmHg, N :80 x/m, x/menit, S: 37,1 ᵒc
RR : 20 x/menit, S: 36,5 ᵒc
Kasus 1 Kasu 2
Pasien mengatakn mengalami Pasien mengatakan mengaami
kecelakaan 4 tahun yang lalu, dan kecelakaan pada bulan februari 2023
mengalami patah pada tulang femur
lalu dan langsung di bawa ke rumah
pada saat umur 20 tahun. Pasien
mengatakan pada saat sakit RSUP Dr. Pringadi Medan. Pada
kecelakaan di bawa ke rumah sakit saat itu pasien mau di operasi
dan pasien mengatakan menolak
operasa dan memilih ke tukang urut
pada saat itu
Kasus 1 Kasu 2
Keluarga pasien mengatakan tidak Keluarga pasien mengatakan tidak ada
ada anggota keluarga yang keluaga memiliki penyakit keturunan
mempunyai penyakit keturunan
namun ayah pasien pernah masuk
seperti diabetes melitus dan
hipertensi. Hanya pasien yang rumah sakit akibat DBD
memiliki riwayat hipertensi.
Kasus 1 Kasus 2
Nutrisi Selama di rumah sakit Selama di rumah sakit
pasien makan dengan diet pasien makan dengan diet
MB dari rumah sakit 3x MB dari rumah sakit 3x
sehari berupa nasi lunak, sehari berupa nasi lunak,
sayur, lauk dan buah. sayur, lauk dan buah.
Klien mengtakan nafsu
makan brkurang selama
sakit, klien menghabiskan
makanan hanya setenag
porsi. Selama sakit pasien
minum ±1500 cc.
Eliminasi pasien terpasang diapers Pasien BAB 1 kli sehari.
pasien BAB 1 kali sehari. BAK dengan jumlah ±
BAK dengan jumlah ±1500 1350 cc, warna kuning,
cc, warna kuning kepekatan, bau khas, tidak ada nyeri
bau khas, tidak ada nyeri saat BAK
saat BAK.
Istirahat dan tidur pasien mengatakan tidurnya Pasien mengatakan
tidurnya terganggu karena
terganggu karena rasa nyeri
nyeri yang di rasakan.
yang dirasakan. Tidur pada
siang hari dan malam hari
hanya tidur 4-5 jam.
Aktivitas dan Saat sakit aktivitas pasien Saat sakit aktivitas di
latihan selama sakit dibantu oleh bantu oleh kelurga dan
perawat pasien belum bisa
keluarga dan perawat.
berjalan mandiri/aktivitas
mandiri.
Pemeriksaan fisk Keadaan Umum : pasien Keadaan umum : pasien
tampak lemah, di sekitar
tampak lemah, bibir tampak
luka tampak bengkak dan
pucat dan kering. Pada luka tampak basah
ekstremitas, pergerakan
ektremitas kiri atas terbatas
karena terpasang infus RL
500cc/24jam terpasang
infus, dan pada ekstremitas
bagian paha sebelah kiri
tampak disekitar luka bekas
operasi membengkak, luka
masih basah, dan terdapat
cairan eksudat berwarna
putih kuning.
Psikologis Data dari pengkajian Klien orang yang
peramah, dan mudah
psikologis pasien
beradptasi klien berbicara
didapatkan, pasien bukan bahasa indonesia, klien
tampak menerima keadaan
termasuk orang yang
nya yang sekarang
pemarah dan mudah
beradaptasi. Klien tampak
menerima keadaannya
yangsekarang klien
bisa diajak berkomunikasi
dengan baik biasanya
memakai bahasa
Indonesia
Pola kebersihan Pasien mandi di bantu oleh Saat sakit pasien sangat
jarang mandi, dan jarang
keluarga, mandi 1x sehari
gosok gigi klien
pasien juga rajin mengatakan diri nya
jarang mandi karna
menggosok giginya kesulitan beraktivitas dan
takut luka terkena air klien
tampak agak kotor dan
berbau.
Program rencana 1. IVFD RL 500 cc 28 1. IVFD RL 500 cc 28
tetes/menit tetes/menit
pengobatan
2. Ceftriaxon 2x1 mg 2. Ceftriaxon 2x1 mg
3. Levoflaxacin 1x750 3. Levoflaxacin 1x750
4. Ranitidin 2x1 mg 4. Ranitidin 2x1 mg
5. Ketorolac 2x1 mg 5. Ketorolac 2x1 mg
6. Tramadol 6. Tramadol
Kasus 1
DO :
Pasien tampak meringis.
Pasien takut menggerakkan kaki
nya.
TD : 110/60 mmHg, N :80 x/m, RR
: 20 x/menit, S: 36,5 ᵒc
Kasus 2
2. Hambatan mobilitas fisik a. Joint Movement: Active & Mobility Exercise therapy : ambulation
berhubungan dengan gangguan Level a. Monitoring vital sign sebelum
muskuloskletal Kriteria Hasil : dan sesudah atau sebelum latihan
1. Klien meningkat dalam aktivitas dan lihat respon pasien saat
fisik latihan.
2. Mengerti tujuan dari peningkatan b. Konsultasikan dengan terapi
mobilisasi fisik tentang rencana ambulasi
3. Memperagakan penggunaan alat sesuai dengan kebutuhan.
Kasus 2
Hambatan mobilitas fisik Joint Movement: Active & Mobility Exercise therapy : ambulation
berhubungan dengan gangguan Level a. Monitoring vital sign sebelum
muskuloskletal Kriteria Hasil : dan sesudah atau sebelum latihan
1. Klien meningkat dalam aktivitas dan lihat respon pasien saat
fisik latihan.
2. Mengerti tujuan dari peningkatan b. Konsultasikan dengan terapi
mobilisasi fisik tentang rencana ambulasi
3. Memperagakan penggunaan alat sesuai dengan kebutuhan.
bantu untuk mobilisasi (walker) c. Bantu klien untuk menggunakan
Transfer performance tongkat saat berjalan dan cegah
Kriteria Hasil : Memverbalisasikan perasaan terhadap cedera.
dalam meningkatkan kekuatan dan d. Kaji kemampuan pasien dalam
kemampuan berpindah mobilisasi.
e. Latih pasien dalam pemenuhan
kebutuhan ADL secara mandiri
sesuai kemampuan.
f. Dampingi dan bantu pasien saat
mobilisasi dan bantu pemenuhan
kebutuhan.
ADL
a. Berikana alat bantu jika klien
memerlukan.
b. Ajarkan pasien bagaimana
merubah posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan.
Resiko infeksi berhubungan prosedur Immune status Infection Control (Kontrol
invasif Kriteria hasil: Infeksi)
1. Klien bebas dari tanda dan gejala a. Bersihkan lingkungan setelah
infeksi dipakai pasien lain
2. Mendeskripsikan proses b. Batasi pengunjung bila
penularan penyakit perluInstruksikan kepada
3. Menunjukkan kemampuan untuk pengunjung untuk mencuci
mencegah timbulnya infeksi tangan saat berkunjung dan
4. Jumlah leukosit dalam batas setelah berkunjung
normal meninggalkan pasien
5. Menunjukkan perilaku hidup c. Gunakan sabun antimikroba
sehat untuk mencuci tangan
d. Cuci tangan setiap sebelum
dan setelah melakukan
tindakan
e. Gunakan baju, sarung tangan
sebagai alat pelindung
f. Pertahankan lingkungan
aseptik selama pemasangan
alat
g. Berikan terapi antibiotik bila
perlu
h. Monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan lokal
i. Monitor kerentanan terhadap
infeksi
j. Berikan perawatan kulit pada
daerah edema
k. Ajarkan pasien latihan ankel
pump untuk menghilangkan
edema dan mencegah
pmbekuan darah.
l. Inspeksi kulit dan membran
mukosa terhadap kemerahan,
panas, drainase
m. Dorong masukan nutrisi yang
cukup
n. Ajarkan cara menghindari
infeksi
3.1.4 Implementasi
Dx: kasus 1 dan 2 Nyeri berhubungan dengan agen cidera fisik
Waktu 06 juni 2023 Waktu 07 juni 2023 Waktu 08 jni 2023
08:30 a. Melakukan pengkajian 08:30 a. Melakukan pengkajian 14:20 a. Melakukan pengkajian
nyeri secara komprehensif nyeri secara nyeri secara
termasuk lokasi, komprehensif termasuk komprehensif termasuk
karakteristik, durasi, lokasi, karakteristik, lokasi, karakteristik,
frekuensi, kualitas dan durasi, frekuensi, durasi, frekuensi,
faktor presipitasi kualitas dan faktor kualitas dan faktor
ketidaknyamanan presipitasi presipitasi
08:30
b. menggunakan teknik ketidaknyamanan ketidaknyamanan
08:30 14:25
komunikasi terapeutik b. menggunakan teknik b. menggunakan teknik
untuk mengetahui komunikasi terapeutik komunikasi terapeutik
Dx: kasus 1 dan 2 Defisit perawatan diri: mandi berhubungan dengan gangguan musculoskeletal
08:30 1. mempertimbangkan 08:30 1. mempertimbangkan 14:30 1. mempertimbangkan
budaya pasien ketika budaya pasien ketika budaya pasien ketika
meningkatkan aktivitas meningkatkan aktivitas meningkatkan aktivitas
perawatan diri perawatan diri perawatan diri
08:35 2. mempertimbangkan 08:35 2. mempertimbangkan 14:35 2. mempertimbangkan
usia pasien ketika usia pasien ketika usia pasien ketika
meningkatkan kativitas meningkatkan kativitas meningkatkan kativitas
perawatan diri perawatan diri perawatan diri
08:40 08:40 14:40
3. memonitor 3. memonitor 3. memonitor
kemampuan perawatan kemampuan perawatan kemampuan perawatan
diri secara mandiri diri secara mandiri diri secara mandiri
09:00 09:00 15:30
4. memonitor kebutuhan 4. memonitor kebutuhan 4. memonitor kebutuhan
pasien terkait dengan pasien terkait dengan pasien terkait dengan
09:12 lat-alat kebersihan diri 09:12 lat-alat kebersihan diri 15:40 lat-alat kebersihan diri
5. memberikan 5. memberikan 5. memberikan
lingkungan yang lingkungan yang lingkungan yang
terapeutik dengan terapeutik dengan terapeutik dengan
memastikan lingkunga memastikan lingkunga memastikan lingkunga
yang hangat, santai, yang hangat, santai, yang hangat, santai,
09:30 tertutup 09:30 tertutup 15:60 tertutup
6. memberikan bantuan 6. memberikan bantuan 6. memberikan bantuan
sampai pasien mampu sampai pasien mampu sampai pasien mampu
melakukan perawatan melakukan perawatan melakukan perawatan
09:50 diri secara mandiri 09:50 diri secara mandiri 16:00 diri secara mandiri
7. mendorong psien untuk 7. mendorong psien untuk 7. mendorong psien untuk
melakukan aktifitas melakukan aktifitas melakukan aktifitas
normal sehari-hari normal sehari-hari normal sehari-hari
sampai batas sampai batas sampai batas
10:30 10:30 16:10
kemampuan pasien kemampuan pasien kemampuan pasien
8. mendorong 8. mendorong 8. mendorong
kemampuan pasien, kemampuan pasien, kemampuan pasien,
tapi bantu ketika pasien tapi bantu ketika pasien tapi bantu ketika pasien
10:40 tak mampu 10:40 tak mampu 16:15 tak mampu
melakukannya melakukannya melakukannya
9. menciptakan rutinitas 9. menciptakan rutinitas 9. menciptakan rutinitas
aktifitas perawatan diri. aktifitas perawatan diri. aktifitas perawatan diri.
3.1.5 Evaluasi Keperawatan
06 juni 2023
2. 10:30 S: S:
- Klien mengtakan - Klien mengatakan
nyeri pada luka kaki nyeri saat di
masih terasa saat di gerakkan
gerakan - Klien mengatakan
- Klien mengtakan takut menggerakan
takut menggerakan kakinya
kedua kakinya dan - Klien mengatakan
terasa kaku aktivita di bantu oelh
- Klien mengatakan keluarga dan perawat
aktivitas di bantu O :
oleh keluarga dan - Kaki pasien tampak di
perawat balut oleh kas
O: - Klien hanya diam di
- Aktivitas klien tempat tidur
tampak di bantu oleh - Aktivitas klien tampa
keluarga dan di bantu oleh keluaga
perawat A : masalah moilitas fisik
- Klien tampak takut belum teratasi
menggerakan P : intervensi di lanjutkan
kakinya
A : masalah gangguan
mobilitas fisik belum
teratasi
P : intervensi di lanjutkan
3. 11:30 S: S:
- Klien mengatakan - klien mengatakan
gatal pada area luka gatal pada area luka
- Klien mengatakan - klien mengatakan
bengkak di area luka bengkak di area luka
O: O:
- Luka pasien masih - luka klien tampak
terlihat basah bengkak
- Terlihat ada sedikit - luka klien tampak
cairan eksudat basah
berwarna putih A : intervensi di lanjutkan
kuning
- Luka tidak berbau
dan ada
pembengkakan pada
luka
- leukosit
14.120/mm3
A : masalah resiko infeksi
belum teratasi
P : intervensi di lanjutkan
4. 12:30 - S:
- klien mengatakan
jarang mandi
- klien mengatakan
jarang gosok gigi
- klien mengatakan
jarang mandi karena
sulit beraktivitas
- klien mengatakan
takut luka terkena air
O:
- Klien tampak kotor
- Klien agak berbau
tidak sedap
A : masalah defisit perawatan
diri belum teratasi
P : intervensi di lanjutkan
07 juni 2023
1. 10:00 S: S:
- Klien mengatakan - Klien mengatakan
nyeri sudah mulai nyeri sudah mulai
berkurang bekurang
- Klien mngatakan - Klien mengatakan
skala nyeri 3 sekala nyeri 2
- Klien mengatakan - Klien mengatakan
nyeri terasa nyeri terasa berdenyut-
berdenyut-denyut denyut
O: O:
- Klien tampak sudah - Klien tampak mulai
mulai agak nayaman sudah nyaman
- TD : 110/60 mmHg - TD : 120/80 mmHg,
- N :82 x/m, - N :80 x/m,
- RR : 22 x/menit, - RR : 22 x/menit,
- S: 36,5 ᵒc - S: 37,1 ᵒc
-
2. 11:00 S: S:
- Klien mengatakan - Klien mengatakan
kaki nyeri saat kaki nyeri saat
bergerak bergerak
- Klien mengatakan - Klien mengatakan
sudah mulai sudah mulai
beraktivitas berjalan beraktivitas berjalan
menggunakan tokat menggunakan tokat
- Klien mengatakan - Klien mengatakan
sudah mulai sudah mulai
menggerak gerakan menggerak gerakan
kakinya perklahan kakinya perklahan
O: O:
- Klien tampak sudah - Klien tampak sudah
mau beraktivitas mau beraktivitas
berjalan berjalan menggunakan
menggunakan tongkat
tongkat - Klien tampak sudah
- Klien tampak sudah mulai menggerak
mulai menggerak gerakan kakinya
gerakan kakinya - TD : 120/80 mmHg,
- TD : 110/60 mmHg - N :80 x/m,
- N :82 x/m, - RR : 22 x/menit,
- RR : 22 x/menit, - S: 37,1 ᵒc
- S: 36,5 ᵒc A: masalah mobilitas fisik
A: masalah mobilitas fisik belum teratasi
belum teratasi P : Intervensi di lanjutkan
P: intervensi di lanjutkan
3. 11:30 S: S:
- Klien mengatakan - Klien mengatakan
gatal sudah mulai gatal sudah mulai
berkurang berkurang
- Klien mengatakan - Klien mengatakan
bengkak sudah bengkak sudah mulai
mulai berkurang st berkurang st
melakukan latihan melakukan latihan
ankel pump ankel pump
O: O:
- Bengkak klien sudah - Bengkak klien sudah
mulai menyusut mulai menyusut
- Gatal-gatal klien - Gatal-gatal klien
sudah mulai sudah mulai berkurang
berkurang - Luka klien masih
- Luka klien masih basah
basah dan masih ada A : masalah resiko infeksi
cairan berwarna belum teratasi
putih P :intervensi di lanjutkan
A :masalah resiko infeksi
belum teratasi
P :intervensi di lanjutkan
4. 12:00 S:
- Klien mengatakan
sudah mandi 2 kali
sehari
- Klien mengatakan
sudah rajin gosok gigi
O:
- Klien sudah tampak
bersih
A : masalah defisit perawatan
diri sudah teratasi
P: Intervensi di hentikan
08 jui 2023
1. 14:40 S: S:
- Klien mengatakan - Klien mengatakan
nyeri sudah jauh sudah tidak merasa
berkurang nyeri lagi, ada nyeri
- Klien mengatakan tapi muncul sesekali
sekala nyeri 1 - Klien mengatakan
O: sekala nyeri
- Klien tampak tenang O:
- TD : 110/60 mmHg - Klien tampak tenang
- N :82 x/m, - TD : 120/80 mmHg,
- RR : 22 x/menit, - N :80 x/m,
- S: 36,5 ᵒc - RR : 22 x/menit,
A masalah sudah teratasi - S: 37,0 ᵒc
P : intervensi di hentikan A : masalah nyeri sudah
teratasi
P :intervensi di hentikan
2. 15:00 S: S:
- Klien mengatakan - Klien mengatakan
sudah lancar sudah lancar berjalan
berjalan menggunakan tongkat
menggunakan - Klien mengatakan
tongkat sudah berni
- Klien mengatakan beraktivitas
sudah berni - Klien menagtakan
beraktivitas sudah berani
- Klien menagtakan menggera –gerakan
sudah berani kakinya
menggera –gerakan O :
kakinya - Klien sudah tampak
O: lancar berjalan
- Klien sudah tampak menggunakan tongkat
lancar berjalan - Klien tampak aktiv
menggunakan beraktivitas
tongkat A : masalah sudah teratasi
- Klien tampak aktiv P : intervensi di hentikan
beraktivitas
A : masalah sudah teratasi
P : intervensi di hentikan
3. 15:30 S: S:
- Klien mengatakan - Klien mengatakan
sudah tidak merasa sudah tidak merasa
gatal gatal lagi gatal gatal lagi
- Klien mengatakan - Klien mengatakan
kaki sudah tiak kaki sudah tiak
bengkak lagi bengkak lagi
O: O:
- Bngkak tampak - Bngkak tampak
kempes kempes
- Luka msudah mulai - Luka msudah mulai
mengiring mengiring
- Cairan sudah tidk - Cairan sudah tidk ada
ada A : masalah teratasi
A : masalah teratasi P : intervensi di hentikan
P : intervensi di hentikan
PHATWAY KASUS 1
PHATWAY KASUS 2
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Pengkajain
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan.
Tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data, analisis data atau perumusan
masalah klien.
Pada saat melakukan pengkajian pada pasien hal yang mendukung, yaitu
tersedianya alat vital sign selama pegkajian,klien dapat bekerjasama dengan
perawat maka terjadi hubungan saling percaya sehingga memudahkan perawat
untuk menggali informasi ( Tota Rudi, 2021).
1. nyeri akut sudah teratasi klien mengatakan sudah tidak measa nyeri , nyeri
sudah jauh berkurang, an klien sudah tampak tenang .
2. gangguan mobilitas fisik sudah teratasi klien sudah berani beraktivitas dan
sudah mulai lan