Anda di halaman 1dari 3

Pernikahan Dini di Kalangan Remaja

Oleh : Derric Antonius Wibowo

Pernikahan dini seringkali kita jumpai di tengah-tengah masyarakat. Terutama dalam kalangan
remaja yang baru saja memasuki SMP ataupun SMA. Di Indonesia, sangat marak terjadinya
pernikahan dini baik dalam pedesaan maupun perkotaan. Rata-rata usia menikah orang Indonesia
adalah 19-24 tahun. Namun, Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1947 Pasal 7 ayat (1)
menyatakan bahwa perkawinan hanya diizinkan apabila pihak pria mencapai umur 19 (sembilan
belas) tahun dan pihak wanita sudah mencapai usia 16 (enam belas) tahun,

Biasanya, salah satu faktor remaja melakukan pernikahan dini dikarenakan memiliki anak diluar
nikah di usia yang begitu muda dan harus dipertanggungjawabkan melalui pernikahan.
Mempertanggungjawabkan sebuah anak diusia yang begitu muda justru sangat sulit untuk
dilakukan. Banyak sekali juga orang dengan usia muda memiliki anak diluar nikah dan tidak mau
bertanggung jawab atas kejadian itu. Alhasil, salah satu dari keluarga harus menerima risiko
tersebut.

Kejadian tersebut malah justru merugikan orang-orang dan juga negara. Seperti orang tua yang
merasa kecewa karena harus menerima akibat dari perbuatan anaknya yang keras kepala karena
tidak mau mendengarkan nasihat dari orang tua dan melakukan hal diluar dari ajaran. Contohnya
saja, berita yang baru sempat viral di media sosial yaitu ratusan siswi yang hamil di luar nikah di
Ponorogo sehingga pemerintah harus melakukan penekanan pernikahan dini dan mencegah
pergaulan bebas dengan melakukan sosialisasi.

Para remaja tidak tahu bahwa hal yang telah dilakukan justru telah memberikan dampak yang
buruk baik secara fisik dan mental. Pernikahan di usia muda harus mempertimbangkan antara
sekolah dan rumah tangganya yang harus diutamakan. Sebagian ataupun rata-rata siswa-siswi
akhirnya memilih untuk berhenti melanjutkan pendidikan atau sekolah.
Dari semua penerapan atau pernyataan diatas, kita tahu bahwa pentingnya edukasi tentang
pernikahan dini dan hamil diluar nikah bagi orang Indonesia. Selama kita masih punya kesadaran
diri masing-masing untuk tidak melakukan hal tersebut, tindakan pernikahan dini akan dapat
dicegah dan dihindarin. Itu sebabnya dari kejadian diatas, kita harus menghindarin hal apapun
yang merugikan baik diri sendiri maupun orang lain yang berada dalam lingkungan kita.

KAIDAH KEBAHASAAN

1. Kata Baku
 Alhasil, salah satu dari keluarga harus menerima risiko tersebut.

2. Konotatif dan Denotatif


 Seperti orang tua yang merasa kecewa karena harus menerima akibat dari perbuatan
anaknya yang keras kepala karena tidak mau mendengarkan nasihat dari orang tua dan
melakukan hal diluar dari ajaran. (Konotatif)

3. Adverbia Frekuentatif
 Biasanya, salah satu faktor remaja melakukan pernikahan dini dikarenakan memiliki anak
diluar nikah di usia yang begitu muda dan harus dipertanggungjawabkan melalui
pernikahan.

4. Konjungsi
 Banyak sekali juga orang dengan usia muda memiliki anak diluar nikah dan tidak mau
bertanggung jawab atas kejadian itu. ( Penegas )
Seperti orang tua yang merasa kecewa karena harus menerima akibat dari perbuatan
anaknya yang keras kepala karena tidak mau mendengarkan nasihat dari orang tua dan
melakukan hal diluar dari ajaran. ( Sebab-Akibat )

5. Kata Kerja
 Mempertanggungjawabkan sebuah anak diusia yang begitu muda justru sangat sulit
untuk dilakukan. ( Material )
 Seperti orang tua yang merasa kecewa karena harus menerima akibat dari perbuatan
anaknya yang keras kepala karena tidak mau mendengarkan nasihat dari orang tua dan
melakukan hal diluar dari ajaran. ( Mental )

6. Serapan Bahasa Asing


 Contohnya saja, berita yang baru sempat viral di media sosial yaitu ratusan siswi yang
hamil di luar nikah di Ponorogo sehingga pemerintah harus melakukan penekanan
pernikahan dini dan mencegah pergaulan bebas dengan melakukan sosialisasi. ( Adopsi )
 Contohnya saja, berita yang baru sempat viral di media sosial yaitu ratusan siswi yang
hamil di luar nikah di Ponorogo sehingga pemerintah harus melakukan penekanan
pernikahan dini dan mencegah pergaulan bebas dengan melakukan sosialisasi.
( Penerjemahan )

7. Istilah
 Dari semua penerapan atau pernyataan diatas, kita tahu bahwa pentingnya edukasi tentang
pernikahan dini dan hamil diluar nikah bagi orang Indonesia. ( Istilah dalam Biologi )

Anda mungkin juga menyukai