Anda di halaman 1dari 31

TSI 0252 Metode Numerik

FADHLIANI, ST., M.Eng


JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
fadhliani@unimal.ac.id
Pendahuluan
Persoalan yang dapat diterjemahkan dalam
model matematika banyak muncul dalam
berbagai disiplin ilmu pengetahuan, seperti
dalam persoalan rekayasa Teknik Sipil

Model matematika  tidak dapat diselesaikan


dengan metode analitik umum
Contoh Persoalan Matematika
Contoh kasus dengan solusi Model
Matematika
Penyelesaian Persoalan
matematika

1. Metode Analitik:
-aplikasi rumus dan teorema baku
-solusi tepat (exact)
-galat/error = 0
-terbatas penggunaan
2. Metode Numerik:
-Persoalan diformulasikan secara matematis
-Pendekatan/ aproksimasi untuk penyelesaian dengan
operasi hitungan/ aritmatika biasa
-Solusi yg didapat tidak tepat, selisih perkiraan disebut
galat/ error
-Aplikasi untuk kasus-kasus non linear (dunia nyata) yang
sulit diselesaikan secara analitik
Prinsip Metode Numerik
Langkah penyelesaian disajikan dalam proses
hitungan (algoritma) biasa
Pendekatan dengan model matematis dan dan
teknik perhitungan yang mudah
Algoritma pendekatan dengan iterasi (proses
perhitungan berulang-ulang)
Perhitungan dengan program komputer
Galat/ Error/ Kesalahan
 penyelesaian numerik memberikan solusi
berupa pendekatan sehingga memberikan
kesalahan terhadap nilai eksak
Galat/ Error/ Kesalahan
Kesalahan Mutlak: Kesalahan mutlak dari suatu
angka, pengukuran atau perhitungan.

Sumber Kesalahan:
- Kesalahan pemodelan
- Kesalahan bawaan: kekeliruan dlm menyalin
data, salah membaca skala,
- Ketidaktepatan data
Kesalahan pemotongan (truncation error)
pada prosedur numerik

Contoh:
pemotongan deret Taylor tak berhingga :

x3 x5 x7 x9
sin x  x      ........
3! 5! 7! 9!
Kesalahan pembulatan (round-off error)

Penjumlahan
9,2654 + 7,1625 = 16,4279
dibulatkan menjadi 16,428
Kesalahan Absolut vs Relatif

 Kesalahan absolut = Nilai eksak – Nilai


perkiraan
Ee = p – p*
Contoh :
x = 3,141592
x*= 3,14,
Ee = 3,141592 – 3,14 = 0,001592
Kesalahan Absolut vs Relatif
Kesalahan relatif
Contoh1:
Kabel listrik dijual 30 meter dari sebuah toko alat-alat
elektronika. Setelah diukur ulang kabel tersebut
ternyata hanya mempunyai panjang 29,97 meter.
Berapa kesalahan absolut dan kesalahan relatif?
Penyelesaian :

Diketahui :
Panjang toko = 30 meter
Panjang ukur = 29,97 meter
Kesalahan absolut
Ea =  30 – 29,97 = 0.03 meter
Kesalahan relatif
Er =  0.03/ 30  * 100% = 0.1%
Contoh2:
Pengukuran panjang jembatan dan pensil memberikan hasil 9999 cm
dan 9 cm. Apabila panjang yang benar (eksak) adalah 10.000 cm dan
10 cm. Hitung kesalahan absolut dan relatif!

a. Kesalahan absolut
Jembatan : Ea = │10.000 – 9999 │= 1 cm
Pensil : Ea = │10 – 9 │= 1 cm
b. Kesalahan relatif
Jembatan : Er = |1/10.000| *100% = 0.01%

Pensil : Er = |1/10| *100% = 10%

Kedua kesalahan sama yaitu 1 cm tetapi kesalahan relatif pensil adalah


jauh lebih besar

16
Latihan:
Deret Taylor

Deret Taylor dan Maclaurin  dasar untuk menyelesaikan


masalah dalam metode numerik, terutama penyelesaian
persamaan diferensial.
Definisi
 jika f memiliki n turunan pada x=a, maka n deret Taylor
untuk f pada a adalah:

 Jika a = 0 disebut sebagai deret Maclaurin


https://philschatz.com/calculus-
book/contents/m53769.html
https://philschatz.com/calculus-
book/contents/m53769.html
Deret Taylor
Contoh : Deret Mclaurin
f(x) = ex → f(0) = 1
f’(x) = ex → f’(0) = 1 x3 x5 x 7
f’’(x) = ex → f’’(0) = 1 sin x  x     ....
3! 5! 7!
.
.
.
x2 x4 x6 x8
fn(x) = ex → fn (0) = 1 cos x  1      ...
2! 4! 6! 8!
1 2 1 3
e  1  x  x  x  ....
x

2! 3!
Contoh
Diketahui suatu fungsi f(x) = -2x3 + 12x2 – 20x + 8,5. Dengan
menggunakan deret Taylor order nol, satu, dua dan tiga,
perkirakan fungsi tersebut pada titik xi+1 = 0,5 berdasar nilai
fungsi pada titik xi = 0.
Solusi:
1. Memperhitungkan satu suku pertama (order nol)
f ( xi 1 )  f (0,5)  f (0)  2(0) 3  12(0) 2  20(0)  8,5  8,5
2. Memperhitungkan dua suku pertama (order satu)
x
f ( xi 1 )  f (0,5)  f ( xi )  f ' ( xi )
1!
0,5  0
 f ( 0)  f ' ( 0)
1!
 8,5  ( 6(0) 2  24(0)  20)(0,5)
 8,5  10
 1,5
Differensial Numerik
maju

Memperkirakan y terpusat

bentuk differensial C

kontinyu menjadi
bentuk diskret.
Dapat diturunkan
berdasarkan deret
Taylor A
B mundur

x
i-1 i i+1
Differensial Numerik
Turunan pertama
Data titik xi dan xi+1 maka disebut diferensial maju, dan
deret Taylor menjadi:
x 2
f ( xi 1 )  f ( xi )  f ' ( xi )  O ( x )
1!

f f ( xi 1 )  f ( xi )
 f ' ( xi )   O ( x )
x x
Differensial Numerik
Data titik xi dan xi-1 maka disebut diferensial mundur,
dan deret Taylor menjadi:
x x 2 x 3
f ( xi 1 )  f ( xi )  f ' ( xi )  f ' ' ( xi )  f ' ' ' ( xi )  .....
1! 2! 3!

x 2
f ( xi 1 )  f ( xi )  f ' ( xi )  O ( x )
1!

f f ( xi )  f ( xi 1 )
 f ' ( xi )   O ( x )
x x
Differensial Numerik

Data titik xi-1 dan xi+1 maka disebut diferensial terpusat,


dan deret Taylor menjadi:
x x 3
f ( xi 1 )  f ( xi 1 )  2 f ' ( xi )  2 f ' ' ' ( xi )  .....
1! 3!

f f ( xi 1 )  f ( xi 1 ) x 2
 f ' ( xi )   f ' ' ' ( xi )
x 2 x 6

f f ( xi 1 )  f ( xi 1 )
 f ' ( xi )   O ( x 2 )
x 2 x
Differensial Numerik
Turunan kedua
Data titik xi dan xi+1 maka disebut diferensial maju, dan
deret Taylor menjadi:

Contoh:
Suatu fungsi Dengan deret Taylor,
perkirakan fungsi pada titik xi+1 = 1 berdasarkan fungsi xi =0.

Anda mungkin juga menyukai