Anda di halaman 1dari 45

METODE NUMERIK

LANJUT

OLEH
TIM
MATERI BAHASAN
• PENGERTIAN NUMERIK
• GALAT ( ERROR )
• JENIS HITUNGAN
• ALGORITMA
• OPERASI MATRIKS
• INTERPOLASI
• SOLUSI PERSAMAAN NON-LINIER
• DIFRENSIASI NUMERIK
• APLIKASI METODE NUMERIK
• DERET TAYLOR
Pustaka
• Shoichiro Nakamura 1991. Applied
Numerical Methods With Software.
Prentice-Hall International
Editions
• Subekti, Irwan. Metode Numerik,
edisi Jurusan T.Informatika – ITS.
• Munir, Renaldi.2003. Metode
Numerik, Informatika Bandung.
Agustus 2003.
• Didit B Nugroho. 2009. Metode
Numerik, Program Studi Matematika
Fakultas Sains dan Matematika
Universitas Kristen Satya Wacana
PENGERTIAN NUMERIK
• Mengapa Metode Numerik itu ada?
• Karena tidak semua penyelesaian
matematik berbentuk eksak/pasti,
shg diambil nilai hampiran
(pendekatan/aproxim).
• misalkan, 20/3 = 6,66666666…
• hal ini memperlihatkan titik
tersebut memberikan nilai yang
belum pasti, shg nilai pendekatan
yang diambil adalah 6,67
GALAT ( ERROR )
• Galat adalah suatu nilai
kesalahan yang diperbolehkan
dalam penyelesaian metode
numerik
• Misalkan :
• p = nilai eksak (nilai sejati)
• P’ = nilai hampiran (nilai
terhitung)
• Galat Ep = p-p’ ( galat mutlak)
• Galat ep = (p-p’)/p (relatif)
1. Misalkan x = 3,141592
x’ = 3,14
Ep = x – x’ = 3,141592 – 3,14
Ep = 0,001592 ( galat mutlak )
ep = (3,141592-3,14)/3,141592
ep = 0,000507 (galat relatif)
2. Misalkan y = 1.000.000
y’ = 999.996
Ep = y-y’ =1.000.000-999.996=4
ep = (y-y’)/y
= 4/1.000.000=0,000004
Kesimpulan

• Penyelesaian matematik
hasilnya (nilai) baik atau tidak
dapat dilihat dari nilai galat
relatif yang semakin kecil,
sehingga memperlihatkan
sangat kecil sekali terdapat
kesalahannya.
Beberapa sumber galat

Bawaan

Galat
Proses

Pembulatan Pemotongan
1. Galat bawaan adalah galat yang
terjadi dari hasil bawaan yang
dihampirinya.
2. Galat proses adalah galat akibat dari
proses hitungan yang dihampirinya.
3. Galat pembulatan adalah sebagai
akibat timbulnya hampiran terhadap
besaran, misalkan kalkulator
mempunyai kemampuan 6 digit,
maka angka terakhir akan
disesuaikan dgn alat pembulatan
kalkulator tsb.
4. Misal 3,141592 , pembulatannya
3,1416 ( 6 digit termasuk koma )
• Galat pemotongan adalah
akibat pemotongan nilai
dibelakangnya, berapapun
besarnya bilangan yg
dibelakangnya akan dipotong.
• Aturan pembulatan :
Eksak

Pembulatan

Pemenggalan
• Pembulatan eksak dilihat dari
nilai akhir dari alat. ( jika nilai
sudah ganjil tidak ditambah,
jika genap ditambah satu )
• Pembulatan pemenggalan
merupakan hampiran
(pendekatan) terhadap proses
dan berhenti sebelum
dihentikan
2 3 4
• Misal x x x x
e  1 x     .....
2! 3! 4!
• Galat pemotongan misalkan hanya
pada
x2
Ex  1  x 
2!
• Jika

1 1 1
x 1, e  1  1     ...  2,7
2 6 24

• Dalam proses, galat pembulatan &


pemotongan tidak dpt dipisahkan
Perambatan Galat
• Proses perambatan galat sesuai
dengan proses perhitungan
(proses mantap & tak mantap).
• Proses mantap(stabil) adalah
jika perubahan awal kecil akan
menghasilkan perubahan akhir
yang kecil ( numerik )
• Proses tak mantap adalah jika
perubahan awal kecil akan
menghasilkan perubahan akhir
yang besar
Beberapa proses galat

• Operasi tambah :
x = x’ + Ex
y = y’ + Ey
Jika x + y = (x’+Ex) + (y’+Ey)
= (x’+y’) + (Ex+Ey)
Galatnya :
Exy = Ex + Ey
• Operasi kali :
x.y = (x’+Ex)(y’+Ey)
= x’y’ + x’Ey + y’Ex + ExEy
Galatnya :
Exy = x’Ey + y’Ex + ExEy
Galat relatif :
x' E y  y ' E x  E x E y
exy 
xy
x' E y Ex y' Ex E y
 .  .  .
x y x y x y
 ex  e y
• Beberapa catatan penting

x  x' E x
1. ex  
x x
y  y' E y
2. e y  
y y
• Suatu bil. kecil jika dikalikan dgn
bilangan kecil akan menghasilkan
bil.sangat kecil(dapat diabaikan)

ex .e y  0 (diabaikan)
x'
1
x
2. DERET TAYLOR
• Persamaan Deret Taylor
• Deret taylor merupakan suatu masalah
untuk menyelesaikan dalam metode
‘numerik’, terutama penyelesaian
persamaan difrensial.
• Jika f(x) diketahui pd titik ‘ xi ‘ dan semua
turunan dari ‘f’ thd ‘x’ diketahui pd titik
tsb, maka deret taylor dinyatakan nilai ‘f’
pd titik ‘xi+1’ terletak pd jarak ‘∆x’ dari
titik ‘xi’ adalah: 2 3
x x x
f ( xi 1 )  f ( xi )  f ' ( xi )  f " ( xi )  f " ' ( xi )
1! 2! 3!
n
n x
 .......  f ( xi )  Rn
n!
• Di mana :
f(xi) = fungsi di titik ‘ xi ‘
f(xi+1) = fungsi di titik ‘ xi+1 ‘
f’, f”,…= turunan pertama, kedua ,..,ke ‘n’
∆x = jarak antara ‘ xi ‘ dan ‘ xi+1 ‘
Rn = kesalahan pemotongan
! = operator faktorial, misal 2!=2x1
Besarnya Rn adalah :
n 1 n2
n 1 x n2 x
Rn  f ( xi)  f ( xi)  ....
(n  1)! (n  2)!
1. Memperhitungkan satu suku
pertama (orde nol )
• Jika hanya memperhitungkan suku
pertama dari persamaan deret taylor,
maka dapat ditulis sbb:
f(xi+1) = f(xi).
2. Memperhitungkan dua suku pertama
(orde satu )
• Jika deret taylor memperhitungkan
orde satu, maka dapat ditulis sbb:
x
f ( xi  1)  f ( xi)  f ' ( xi)
1!
3. Memperhitungkan tiga suku
pertama
(orde dua)
• Deret taylor dgn memperhitungkan
tiga suku pertama adalah :
2
x x
f ( xi  1)  f ( xi)  f ' ( xi)  f " ( xi)
1! 2!
• Dari ke tiga perhitungan di atas dapat
dibuatkan bentuk perbandingan
grafiknya sebagai berikut :
y
f(x)

Orde 2

Orde 1

Orde nol

i i+1 x
Kurva perbandingan deret taylor
•Kesalahan Pemotongan
• Kesalahan perhitungan deret taylor
disebabkan oleh akibat pemotongan suku
terakhir. n 1
Rn  O ( x )
Kesalahan pemotongan ini kecil jika :
1. Interval ∆x kecil
2. Memperhitungkan banyak suku deret taylor

2 3
2 x x
O(x )  f " ( xi )  f " ' ( xi )  ....
2! 3!
•Difrensial Numerik
• Difrensial numerik digunakan untuk
memperkirakan bentuk difrensial ‘kontinyu’
menjadi ‘ diskrit ‘.
• Deret taylor difrensial numerik ditulis sbb:
2
f ( xi  1)  f ( xi )  f ' ( xi )x  O (x )
atau
f f ( xi  1)  f ( xi )
 f ' ( xi )   O (x)
x x
Turunan pertama dari ‘ f ‘ dititik ‘ xi ‘ didekati oleh
Kemiringan garis yg melalui titik ‘ B(xi.f(xi)) ‘dari
dan titik C(xi+1.f(xi)).
y maju
terpusat
C

A B mundur

i-1 i i+1 x
Kurva perkiraan garis singgung difrensial
Bentuk difrensial deret taylor mundur sbb
x x 2 x 3
f ( xi  1)  f ( xi )  f ' ( xi)  f " ( xi )  f " ' ( xi)  ...
1! 2! 3!
atau
f ( xi  1)  f ( xi )  f ' ( xi) x  O(x 2 )
f f ( xi )  f ( xi  1)
 f ' ( xi)   O(x)
x x
Bentuk difrensial deret taylor terpusat sbb
x 3
f ( xi  1)  f ( xi  1)  2 f ' ( xi )x  2 f " ' ( xi )  ...
3!
atau
f f ( xi  1)  f ( xi  1) x 2
 f ' ( xi)   f " ' ( xi ) ...
x 2x 6
Penjlhan deret taylor umum dgn deret taylor mundur
x 2 x 4
f ( xi  1)  f ( xi  1)  2 f ( xi)  2 f " ( xi)  2 f "" ( xi)  ...
2! 4!
f ( xi  1)  2 f ( xi)  f ( xi  1) x 2
atau f " ( xi)  2
 f "" ( xi)  ...
x 12
2 f f ( xi  1)  2 f ( xi)  f ( xi  1) 2
atau 2
 f " ( xi )  2
 O (  x )
x x
Perubahan difrensial umum ke difrensial numerik sbb
f f ( xi  1)  f ( xi ) f ( xi )  f ( xi  1)
 f ' ( xi )  
x x x
f ( xi  1)  f ( xi  1)

2x
2 f f ( xi  1)  2 f ( xi )  f ( xi  1)
dan 2
 f " ( xi ) 
x x 2
Bentuk difrensial fungsi ‘ f ‘ terhadap ‘ t ‘

f f (tn  1)  f (tn)
 f ' (tn) 
t t
2
 f f (tn  1)  2 f (tn)  f (tn  1)
2
 f " (tn)  2
t t
akar-akar Persamaan
• Untuk polinomial derajat ‘dua’, dapat
diselesaikan dgn rumus ‘ABC’, misalkan
ax2+bx+c=0 ,maka akar-akarnya
diperoleh sbb:
2
b b  4ac
x12 
2a
• Untuk polinomial derajat lebih tinggi lagi,
rumus ‘ABC’ tidak digunakan. Misalkan :
3 2
f ( x)  x  x  3x  3  0
x
f ( x)  e  3x  0
• Persamaan di atas dapat diselesaikan
dengan metode ‘ Numerik ‘.
• Metode numerik dilakukan dengan
cara ‘Iterasi ( ulangan )’, sehingga
diperoleh perkiraan lebih teliti.
• Salah satu cara yang sederhana
dengan menggambarkan fungsi tsb,
lalu dicari titik potongnya dgn sumbu
‘ x ‘ yg menunjukan akar dari
persamaan tsb seperti gambar di
bawah ini.
• Cara lain dgn coba-coba untuk setiap
perubahan ‘ x ‘ dgn hasil f(x)=0.
Kurva solusi sederhana dgn mencari titik potong
y f(x)

x
Akar persamaan
• Ke dua metode di atas tidak efisien dan
tidak sistematis, karena membutuhkan
waktu yang cukup lama.
• Metode yang lebih efisien akan di
bahas secara mendalam lebih lanjut
yaitu seperti metode setengah interval(
bisection method/ metode bagi dua),
metode interpolasi linier, metode
newton-raphson, metode secant, dan
metode lainnya.
To be continue
Metode Setengah Interval
• Metode ini yang paling sederhana,
langkah yang dilakukan adalah :
1. Hitung fungsi pd interval yg sama dari ‘
x‘ sampai pd perubahan tanda dari
fungsi f(xn) dan f(xn+1), yaitu jika
f(xn).f(xn+1)<0 .
2. Estimasi pertama (tebakan awal) dari
akar ‘ xt ‘ dihitung dgn

xn  xn 1
xt 
2
3. Buat evaluasi untuk menentukan di
sub interval dimana akar persamaan
berada:
a. jika f(xn).f(xt)<0, akar persamaan
berada pd sub interval pertama, lalu
tetapkan xn+1= xt dan lanjutkan ke
langkah ‘ 4 ‘.
b. Jika f(xn).f(xt)>0, akar persamaan
berada pd sub interval ke dua, lalu
tetapkan xn=xt dan lanjutkan ke
langkah ‘ 4 ‘.
c. Jika f(xn).f(xt)=0, akar persamaan
xt dan lanjutkan ke langkah ‘ 4 ‘.
4. Hitung perkiraan baru dari akar dgn
xn  xn 1
xt 
2
5. Jika perkiraan baru sudah cukup kecil
(sesuai batasan yg ditentukan), maka
hitungan selesai dan xt adalah akar
persamaan yang dicari. Jika belum
sesuai maka hitung kembali ke
langkah ‘3’.
untuk membuat program dapat dilihat
diagram alir dari metode setengah
interval sbb:
• Contoh metode setengah interval/bagi
dua
• Hitung salah satu akar dari persamaan
di bawah ini:
f(x) = x3 + x2 - 3x – 3 = 0
• Jawab.
• Dihitung nilai f(x) pd dua titik,
misalkan x=1 dan x=2; diperoleh :
x=1→f(1)= 13 + 12 – 3(1) - 3 = -4
x=2→f(2)= 23 + 22 – 3(2) - 3 = 3
bentuk kurva setengah interval sbb;
y f(x)

x1 x3 x5
x
x4 x2

-4
x1 x3 x2
x3 x4 x2
x3 x5 x4
Kurva metode bagi dua dgn iterasi
xt berada antara x=1 dan x=2, besar xt dan
Besarnya f(xt) yaitu :

x1  x2 1  2
xt    1.5
2 2
3 2
f ( xt  1.5)  (1.5)  (1.5)  3(1.5)  3  0.01831

Oleh karena itu fungsi berubah tanda dari x =1.5


dan x=2, langkah selanjutnya membuat setengah
interval berikutnya agar interval semakin kecil.
Tabel hasil hitungan metode setengah interval
iterasi x1 x2 x3 f(x1) f(x2) f(x3)
1 1 2 1,5 -4 3 -1,875
2 1.5 2 1,75 -1,875 3 0,17187
3 1.5 1.75 1,625 -1,875 0,17187 -0,94335
4 1.625 1.75 1,6875 -0,94335 0,17187 0,40042
5 1,6875 1.75 1,71875 -0,40942 0,17187 -0,12476
6 1,71875 1.75 1,73437 -0,12478 0,17187 -0,02198
7 1,71875 1,73437 1,72656 -0,12478 0,17187 -0,02198
. . . . . . .
. . . . . . .
. . . . . . .
∞ . . 1,73205 . .
• Latihan dikerjakan bersama teman
• Tentukan akar akar persamaan di
bawah ini:
• f(x)=2X3-4X2-5X+2=0
• Jb.
• X=1 dan X=3
• X=1 ;f(1)=-5;
• X=3 ; f(3)=+5;
• Xt=(1+3)/2=2;
• X=2;f(2)=-8;
• Ambil X=2 dan X=3; Xt=(2+3)/2=2,5;
• Xt=2,5;f(2,5)=-4.25
• Ambil X=2,5 dan X=3;
• Xt=(2,5+3)/2=2,75;
• X=2,75; f(2,75)=-0,4053;
• Ambil X=2,75 dan X=3;
• Xt=(2,75+3)/2=2,875;
• X=2,875;f(2,875)=2,0898;
• Ambil X=2,75 dan X=2,875;
• Xt=(2,75+2,875)/2=2,8125;
• X=2,8125; f(2,8125)=0,7912;
• Ambil X=2,75 dan X=2,8125;
• Xt=(2,75+2,8125)/2=2,78125;
• X=2,78125; f(2,78125)=0.1802;
• Ambil X=2,75 dan X=2,78125;
• Xt=(2,75+2,78125)/2=2,765625;
• X=2,765625; f(2,765625)=-0,1161;
• Ambil X=2,765625 dan X=2,78125;
• Xt=(2,765625+2,78125)/2=2,7734375;
• X=2,7734375; f(x)=0,0313;
• Jadi akar akar pers. X=2,7734375.
Terima Kasih
Sampai jumpa
dikuliah
selanjutnya

Anda mungkin juga menyukai