Anda di halaman 1dari 19

Deret Taylor dan

Analisis Galat
Metode-metode numerik yang diturunkan didasarkan pada penghampiran fungsi
ke dalam bentuk polinom

Fungsi yang bentuknya kompleks menjadi lebih sederhana bila dihampiri


dengan polinom, karena polinom merupakan bentuk fungsi yang paling
mudah dipahami kelakuannya

Kalau perhitungan dengan fungsi yang sesungguhnya menghasilkan solusi


sejati, maka perhitungan dengan fungsi hampiran menghasilkan solusi
hampiran

Pada pertemuan lalu sudah dikatakan bahwa solusi numerik merupakan


pendekatan (hampiran) terhadap solusi sejati, sehingga terdapat galat sebesar
selisih antara solusi sejati dengan solusi hampiran

Galat pada solusi numerik harus dihubungkan dengan seberapa teliti polinom
menghampiri fungsi sebenarnya. Kakas yang digunakan untuk membuat
polinom hampiran adalah deret Taylor.
INGAT!!!!!
Hasil penyelesaian numerik merupakan nilai perkiraan atau pendekatan dari
penyelesaian analitis atau eksak

METODE Hasil:pendekatan dari penyelesaian


NUMERIK Analitis (eksak)

Terdapat kesalahan (error) terhadap


nilai eksak

ER
UT
Dalam proses perhitungannya (algoritma)
MP
KO
dilakukan dengan iterasi dalam jumlah
yang sangat banyak dan berulang-ulang
DERET TAYLOR
• Definisi :  Click to edit the outline text format

Andaikan f dan semua turunannya, f’,f’’,f’’’,…


 Second Outline Level

 Third Outline Level


menerus di dalam selang [a,b].  Fourth Outline Level
 Fifth Outline Level
Misalkan : xoє[a,b], maka nilai-nilai x di sekitar xo
 Sixth Outline Level
 Seventh Outline Level
dan xє[a,b], f(x) dapat diperluas (diekspansi) ke
 Eighth Outline Level

dalam deret Taylor : Ninth Outline LevelClick to edit Master text styles
Second level

( x  xo ) ' ( x  xo )Third
2
level ( x  x ) m
f ( x)  f ( xo )  f ( x0 )  f '' ( xo )  ....  o
f ( m ) ( xo )  ...
1! 2! Fourth level m!
Fifth level
DERET TAYLOR
(Persamaan Deret Taylor)

Deret Taylor merupakan dasar untuk menyelesaikan masalah dalam metode


numerik,terutama penyelesaian persamaan diferensial.
Bentuk umum deret Taylor:

Jika suatu fungsi f(x) diketahui di titik xi dan semua turunan f terhadap x diketahui
pada titik tersebut, maka dengan deret Taylor dapat dinyatakan nilai f pada titik xi+1
yang terletak pada jarak ∆x dari titik xi .

f(x) f(xi ) : fungsi di titik xi


Order 2
f(xi+1 ) : fungsi di titik xi+1
Order 1
f’, f’’,..., f n : turunan pertama,
kedua, ...., ke n dari fungsi
∆x : jarak antara xi dan xi+1
Rn : kesalahan pemotongan
xi xi+1 ! : operator faktorial
DERET TAYLOR
(Persamaan Deret Taylor)

Dalam praktek sulit memperhitungkan semua suku pada deret Taylor tersebut dan
biasanya hanya diperhitungkan beberapa suku pertama saja.
1. Memperhitungkan satu suku pertama (order nol)

f ( xi 1 )  f ( xi ) Perkiraan order nol


Artinya nilai f pada titik xi+1 sama dengan nilai pada xi . Perkiraan tersebut benar
jika fungsi yang diperkirakan konstan. Jika fungsi tidak konstan, maka harus
diperhitungkan suku-suku berikutnya dari deret Taylor.

2. Memperhitungkan dua suku pertama (order satu)

x
f ( xi 1 )  f ( xi )  f ' ( xi ) Perkiraan order satu
1!
3. Memperhitungkan tiga suku pertama (order dua)

x x 2
f ( xi 1 )  f ( xi )  f ' ( xi )  f ' ' ( xi ) Perkiraan order dua
1! 2!
DERET TAYLOR
(Persamaan Deret Taylor)

Contoh
Diketahui suatu fungsi f(x) = -2x3 + 12x2 – 20x + 8,5. Dengan menggunakan deret
Taylor order nol, satu, dua dan tiga, perkirakan fungsi tersebut pada titik x = 0,5
berdasar nilai fungsi pada titik x0 = 0.

Solusi:
1. Memperhitungkan satu suku pertama (order nol)

f ( xi 1 )  f (0,5)  f (0)  2(0) 3  12(0) 2  20(0)  8,5  8,5

2. Memperhitungkan dua suku pertama (order satu)


x
f ( xi 1 )  f (0,5)  f ( xi )  f ' ( xi )
1!
0,5  0
 f (0)  f ' (0)
1!
 8,5  ( 6(0) 2  24(0)  20)(0,5)
 8,5  10
 1,5
KESALAHAN (ERROR)

Penyelesaian secara numeris memberikan nilai perkiraan yang mendekati nilai eksak
(yang benar), artinya dalam penyelesaian numeris terdapat kesalahan terhadap nilai
eksak.

Terdapat tiga macam kesalahan:


1. Kesalahan bawaan: merupakan kesalahan dari nilai data.
Misal kekeliruan dalam menyalin data, salah membaca skala atau kesalahan
karena kurangnya pengertian mengenai hukum-hukum fisik dari data yang
diukur.

2. Kesalahan pembulatan: terjadi karena tidak diperhitungkannya beberapa angka


terakhir dari suatu bilangan, artinya nilai perkiraan digunakan untuk
menggantikan bilangan eksak.
contoh, nilai:
8632574 dapat dibulatkan menjadi 8633000
3,1415926 dapat dibulatkan menjadi 3,14
GALAT PEMBULATAN
• Perhitungan dgn metode numerik hampir
selalu menggunakan bilangan riil. Masalah
timbul bila komputasi numerik dikerjakan
dengan komputer karena semua bilangan riil
tdk dapat disajikan secara tepat di dlm
komputer. Keterbatas an komputer dlm
menyajikan bilangan riil menghasilkan galat yg
disebut galat pembulatan.
• Contoh :
1/6 = 0,16666666, kalau 6 digit komputer
hanya menuliskan 0,166667.
Galat pembulatannya = 1/6 – 0,166667 =
-0,00000033.
Kebanyakan komputer digital mempunyai dua
cara penyajian bilangan riil, yaitu :
(a). Bilangan titik tetap (fixed point)
Contoh : 62.358; 0,013; 1.000
(b). Bilangan titik kambang (floating point)
Contoh : 0,6238 x 103 atau 0,6238E+03
0,1714 x 10-13 atau
0,1714E-13
Digit-digit berarti di dalam format bilangan
titik kambang disebut juga “Angka Bena”
(significant figure).
ANGKA BENA
• Adalah angka bermakna, angka penting atau angka
yg dapat digunakan dgn pasti.
• Contoh :
43.123 memiliki 5 angka bena (4,3,1,2,3)
0,1764 memiliki 4 angka bena (1,7,6,4)
0,0000012 memiliki 2 angka bena (1,2)
278.300 memiliki 6 angka bena (2,7,8,3,0,0)
0,0090 memiliki 2 angka bena (9,0)
GALAT TOTAL
• Galat akhir atau galat total pada
 Click tosolusi numerik
edit the outline text format

merupakan jumlah galat pemotongan Second Outline dan Level galat

 Third Outline Level


pembulatan.  Fourth Outline Level

• Contoh :  Fifth Outline Level


 Sixth Outline Level
 Seventh Outline Level
2 4
(0,2) (0,2)  Eighth Outline Level

Cos (0,2)  1  Second level  0,9800667


Ninth Outline LevelClick to edit Master text styles

2 24
Third level
Fourth level
Galat pemotongan Galat pembulatan
Fifth level
KESALAHAN (ERROR)

3. Kesalahan pemotongan: terjadi karena tidak dilakukan hitungan sesuai dengan


prosedur matematik yang benar. Sebagai contoh suatu proses tak berhingga
diganti dengan proses berhingga.
Contoh fungsi dalam matematika yang dapat direpresentasikan dalam bentuk
deret tak terhingga yaitu:

2 3 4
x x x
ex  1 x     ..........
2! 3! 4!
x
Nilai eksak dari e diperoleh apabila semua suku dari deret tersebut
diperhitungkan. Namun dalam prakteknya,sulit untuk menghitung semua suku
sampai tak terhingga. Apabila hanya diperhitungkan beberapa suku pertama
saja, maka hasilnya tidak sama dengan nilai eksak. Kesalahan karena hanya
memperhitungkan beberapa suku pertama disebut dengan kesalahan
pemotongan.
• Maka : x 2 Click
x 4to edit the
x 6outline x 8
x10
text format
f ( x )  cos( x )  1       ......
2! 4! Second 6Outline
! 8! 10!
Level

 Third Outline Level


 Fourth Outline Level
 Fifth Outline Level
 Sixth Outline Level
Nilai hampiran Galat pemotongan
Seventh Outline Level
 Eighth Outline Level
Ninth Outline LevelClick to edit Master text styles
• Galat pemotongan :  Click tolevel
Second edit the outline text format

 Second Outline Level


( n 1) Third level
( x  xo )
Rn ( x )  f ( n 1)Fourth  Third Outline Level
(c) level
(n  1)!  Fourth Outline Level
 Fifth Outline Level
Fifth level7  Sixth Outline Level
( x  0) ( 61) ( 61) x  Seventh Outline Level
R6 ( x)  f (c )  cos(c)  Eighth Outline Level
(6  1)! 7!
Ninth Outline LevelClick to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
KESALAHAN ABSOLUT DAN RELATIF

Hubungan antara nilai eksak, nilai perkiraan dan kesalahan dapat dirumuskan
sebagai berikut:

p = p* + Ee
dengan:
p : nilai eksak
p* : nilai perkiraan
Ee : kesalahan terhadap nilai eksak

Sehingga dapat dicari besarnya kesalahan adalah sebagai perbedaan antara nilai
eksak dan nilai perkiraan, yaitu:

Ee = p – p*
Pada kesalahan
absolut,tidak
menunjukkan besarnya
Kesalahan Absolut tingkat kesalahan
KESALAHAN ABSOLUT DAN RELATIF

Kesalahan relatif: besarnya tingkat kesalahan ditentukan dengan cara


membandingkan kesalahan yang terjadi dengan nilai eksak.
Ee
e 
p

Kesalahan Relatif
terhadap nilai eksak

Kesalahan relatif sering diberikan dalam bentuk persen.

Ee
e   100%
p
KESALAHAN ABSOLUT DAN RELATIF

Dalam metode numerik, besarnya kesalahan dinyatakan berdasarkan nilai perkiraan


terbaik dari nilai eksak,sehingga kesalahan mempunyai bentuk sebagai berikut:

dengan:
Ea : kesalahan terhadap nilai perkiraan terbaik
p* : nilai perkiraan terbaik
Indeks a menunjukkan bahwa kesalahan dibandingkan terhadap nilai perkiraan
(approximate value).
KESALAHAN ABSOLUT DAN RELATIF

Dalam metode numerik, sering dilakukan pendekatan secara iteraktif, dimana pada
pendekatan tersebut perkiraan sekarang dibuat berdasarkan perkiraan sebelumnya.
Dalam hal ini, kesalahan adalah perbedaan antara perkiraan sebelumnya dan
perkiraan sekarang.

p*n 1  p*n
a   100%
p*n 1

dengan:
p:*nnilai perkiraan pada iterasi ke n
p*:n nilai
1 perkiraan pada iterasi ke n + 1

Anda mungkin juga menyukai