I. LATAR BELAKANG
Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi masalah untuk kebanyakan masyarakat Indonesia.
Kekhawatiran akan terjangkitnya penyakit yang berasal dari gigitan nyamuk ini semakin bertambah saat
musim penghujan tiba. Deteksi dini dan penanganan yang terlambat mengakibatkan meningkatnya kasus
yang berakhir dengan kematian.
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit demam serius yang ditularkan oleh nyamuk betina
Aedes aegypti yang menyerang sistem peredaran darah manusia. Oleh karena itu, penyakit ini bisa
menjadi lebih serius jika seseorang tidak segera mendapat penanganan yang tepat. Perawatan terlambat
hanya akan memperbesar risiko dampak buruk hingga kematian.
Demam berdarah dengue bisa menjangkiti seseorang yang telah mendapat gigitan dari nyamuk betina
Aedes aegypti. Nyamuk tersebut membawa virus pemicu yang berasal dari keluarga Flaviviridae,
dengan empat jenis virus yang dikenal dengan serotipe (DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4).
Serotipe tersebut bisa masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk. Virus kemudian
mengambil alih mekanisme sel-sel tubuh seseorang. Serotipe demam berdarah dengue bekerja dengan
membentuk komponen protein baru untuk memperbanyak diri.
Setelah itu, komponen baru dari virus yang telah bertambah jumlahnya akan dilepaskan ke sistem
sirkulasi darah, dan menyebar ke seluruh bagian tubuh. Ini adalah awal mula terjadinya berbagai gejala
yang akan dirasakan penderita demam berdarah dengue.
Kota Pematang Siantar merupakan salah satu kota yang merupakan daerah endemis DBD. Pada
tahun 2021 terjadi peningkatan kasus sebanyak 104 orang penderita DBD dan kematian akibat DBD
sebanyak 7. Berikut jumlah kasus penyakit DBD dan kematian akibat DBD berdasarkan bulan.
1. Data Kasus penyakit DBD dan kasus kematian karena penyakit DBD Tahun 2021 Berdasarkan bulan.
Data Kasus penyakit BDB dan kasus kematian karena penyakit DBD dari bulan Januari s/ April
2022.
3. Kesimpulan Analisis
a) Terjadi KLB DBD pada bulan Januari tahun 2022 di lihat dari peningkatan kasus dan
juga peningkatan angka kematian.
b) Terjadi KLB DBD pada bulan Pebruari tahun 2022 di lihat dari peningkatan kasus.
c) Terjadi KLB DBD pada bulan Maret tahun 2022 di lihat dari peningkatan kasus dan
juga peningkatan angka kematian.
d) Terjadi KLB DBD pada bulan April tahun 2022 di lihat dari peningkatan kasus dan juga
peningkatan angka kematian.
3. Pemberantasan Vektor
3.1 Penyemprotan Insektisida (Fogging)
a. Pelaksana : Petugas dinas kesehatan Kota Pematangsiantar, puskesmas, dan tenaga lain
yang telah dilatih.
b. Lokasi : Meliputi seluruh wilayah terjangkit Sasaran : Rumah dan tempat-tempat
umum
c. Insektisida : Sesuai dengan dosis
d. Alat : hot fogger/mesin pengabut dan/atau ULV
e. Cara : Fogging/ULV dilaksanakan 2 siklus dengan interval satu minggu
b. Lokasi : Meliputi seluruh wilayah terjangkit dan wilayah sekitarnya yang merupakan
satu kesatuan epidemiologis
c. Sasaran : Semua tempat potensial bagi perindukkan nyamuk: tempat penampungan air,
barang bekas ( botol aqua, pecahan gelas,ban bekas, dll) lubang pohon/tiang pagar/pelepah
pisang, tempat minum burung, alas pot, dispenser, tempat penampungan air di bawah
kulkas, dibelakang kulkas dsb, di rumah/ bangunan dan tempat umum
d. Cara : Melakukan kegiatan PSN 3Mplus.
• Menguras dan menyikat TPA (tempat penampungan air)
• Menutup TPA
• Memanfaatkan/mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi TPA atau
membuangnya ke tempat pembuangan sampah tertutup
PLUS :
3.3 Larvasidasi
4. Penyuluhan
Metodenya :
1. Penyuluhan perorangan
2. Penyuluhan kelompok
3. Penyuluhan massa
Tujuan :
1. Individu, kelompok dan massa dapat mengetahui cara penularan DBD dan cara pencegahan DBD.
2. Individu, kelompok dan massa mengetahui tindakan yang dilakukan di rumah sakit dan fasilitas
kesehatan lainnya dalam penanganan DBD.
Penyuluhan di sekolah dilakukan oleh guru, petugas puskesmas atau tenaga kesehatan lainnya, melalui
program UKS (Jumantik Anak Sekolah, Dokter Kecil) ataupun melalui penugasan khusus yang
berkaitan dengan Pencegahan DBD.
Metodenya :
1. Penyuluhan pada kelompok anak sekolah
2. Penugasan khusus (Misalnya : pengumpulan jentik nyamuk yang ditemukan dirumah, dll).
Tujuan
Penyuluhan perorangan dilakukan melalui kunjungan rumah dan pemantauan kartu rumah oleh kader
kesehatan/kader jumantik atau dasawisma.
Metode : Metode yang digunakan dalam melakukan penyuluhan perorangan adalah wawancara/tatap
muka dan atau demonstrasi atau peragaan.
Tujuan : Individu dan keluarga mengetahui tentang cara penularan dan cara pencegahan DBD.
Penyuluhan kelompok dilakukan oleh kader kesehatan/kader jumantik, tokoh masyarakat, tokoh agama
dan tenaga kesehatan
Sasaran : Kelompok tani, kelompok arisan, kelompo agama, kelompok PKK dan sebaginya.
Metode : Metode yang digunakan dalam melakukan penyuluhan perorangan adalah wawancara/tatap
muka dan atau demonstrasi atau peragaan.
Tujuan :
a. Kelompok mengetahui tentang cara penularan, cara pencegahan DBD serta cara pertolongan pertama
penyakit DBD.
b. Dapat memberikan informasi tentang DBD kepada keluarga dan masyarakat sekitarnya.
Penyuluhan yang dilakukan melalui TV, Radio dan Koran. Pada penyuluhan melalui media massa
biasanya tidak terjadi tanya jawab (komunikasi satu arah).
Tujuan : Masyarakat luas mengetahui informasi tentang cara penularan dan pencegahan DBD serta
bagaimana cara pertolongan pertama pada penyakit DBD.
Metode : Penyuluhan langsung atau melalui media cetak/media elektronik (foster, baligo, leaflet,
televisi, radio atau internet).
Tujuan : Masyarakat luas mengetahui informasi tentang cara penularan dan pencegahan DBD serta
bagaimana cara pertolongan pertama pada penyakit DBD.
Adalah orang yang melakukan pemeriksaan dan pemberantasan jentik nyamuk, khususnya aedes
aegypti dan aedes albopictus. Dengan susunan struktur nya : Juru mantik rumah, Koordinator
Jumantik dan supervisor.
III. Rencana Anggaran Biaya, SDM dan pelaksanaan
1. Anggaran Biaya :
3. Jadwal Pelaksanaan
6. Penutup
Demikian kerangka acuan ini di buat, kiranya dapat terlaksana, sehingga harapan bersama dapat
terwujud yaitu menurunkan insidens penyakit DBD dan menurunkan jumlah kematian karena
penayakit DBD.