Disusun Oleh :
Kelompok 3
Anggun Thevianni E2401201010
Ari Saputra E2401201017
Fedya Fedrik E2401201022
Vallen Arown Ramadhan E2401201062
Marissa Rai Syamsinar E2401201087
Dosen Pembimbing :
Vera Junita Br Sitanggang, S.Hut, M.Si
Bintang CH Simangunsong, MS., Ph.D
A. Deskripsi Produk
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), bambu merupakan komoditas yang paling
banyak diproduksi yaitu 17,1 miliar batang pada 2019. Saat ini, fungsi dan bentuk
kerajinan bambu semakin dibuat lebih modern dan variatif namun tidak menghilangkan
nilai keunikan dan sifat alami pada kerajinan bambu tersebut. Sebagai salah satu
contohnya yaitu tempat tisu dari anyaman bambu yang kekinian. Tempat tisu dari
anyaman bambu kekinian menggunakan bahan utama dari jenis bambu Jawa atau bambu
apus karena jenis bambu tersebut tidak mudah rusak apabila mengalami penyusutan
(Murti 2017). Tempat tisu akan dibuat dengan ukuran panjang 19 cm, lebar 4 cm, tinggi
13 cm. Warna yang akan digunakan pada tempat tisu merupakan warna cream, coklat dan
merah. Tempat tisu yang kami buat memiliki keunggulan bisa dilipat dengan tujuan untuk
memudahkan jika akan dibawa saat bepergian.
B. Uraian Layanan
Produk tempat tisu dari anyaman bambu dikemas menjadi produk langsung jadi
tanpa harus melakukan perakitan. Terdapat beberapa katalog yang akan menunjukan
bagian dari anyaman bambu serta kemanfaatannya. Jaminan uang kembali jika terdapat
produk yang cacat dengan syarat terdapat video unboxing yang menyatakan kerusakan
pada produk sebagai upaya membangun kepercayaan antara produsen dan konsumen.
Kami juga menyediakan call center untuk pelanggan jika mendapati kerusakan yang
cukup parah pada produk dan admin sosial media yang berperilaku tidak sopan sebagai
sarana cepat tanggap.
C. Proses Pembuatan
Proses pembuatan tempat tisu dari anyaman bambu dimulai dengan
mempersiapkan alat dan bahan. Kemudian proses pemilihan bambu, pemotongan bambu,
pembersihan bambu, proses pengeringan, pengawetan dan penganyaman.
Proses Pemilihan Bahan Bambu
Bambu yang digunakan adalah bambu Jawa atau bambu apus karena memiliki
kualitas baik dan tidak mudah rusak apabila mengalami penyusutan. Selain bambu apus
juga digunakan bambu lain yaitu bambu ori sebagai pengganti bila kekurangan bambu
apus, jadi memanfaatkan potensi alam yang ada disekitar.
Proses pemotongan
Setelah mendapatkan bahan baku berupa bambu apus, selanjutnya dilakukan
proses pemotongan menggunakan mesin serkel menjadi beberapa bagian.
Proses Pembersihan
Proses pembersihan dapat dilakukan dengan boding untuk membelah bambu
menjadi 2 setelah itu diraut dengan pisau raut untuk menghilangkan seratnya.
Proses Pengeringan
Proses pengeringan langsung dijemur di sinar matahari langsung tidak perlu
menggunakan alat pengering. Faktor musim sangat mempengaruhi proses pengeringan
yang hanya mengandalkan sinar matahari. Waktu yang diperlukan dalam pengeringan
biasanya 1 hari sampai 3 hari tergantung pada cuaca.
Proses pewarnaan
Proses pewarnaan dilakukan dengan merebus bahan ke dalam larutan yang telah
dicampur dengan pewarna sintetis wenter (Sumbo). Perbandingan air dengan pewarna
disesuaikan dengan kebutuhan warna yang diinginkan. Setelah campuran mendidih,
bahan dibasahi terlebih dahulu, kemudian dimasukkan kedalam tempat perebusan.
Selama 15 menit, bahan tersebut direbus dan diaduk-aduk, kemudian tempat perebusan
diangkat dan didinginkan bersama bahan selama 12 jam. Setelah didinginkan bahan dapat
diangkat dan dipisahkan kemudian dicuci air bersih dan dijemur hingga kering.
Pemutihan bahan pada umumnya menggunakan hidrogen peroksida (H2O2). Hidrogen
peroksida dicampurkan dengan air bersih ke dalam wadah kemudian diaduk sampai rata
lalu memasukkan lembaran bambu, direndam selama 24 jam. Setelah itu diangkat dan
dibersihkan kemudian dijemur kembali hingga kering dan siap untuk dianyam.
Proses Pengawetan
Proses pengawetan dilakukan agar bahan tidak cepat rusak oleh jamur dan rayap.
Bahan pengawet yang dipakai yaitu menggunakan H202 dan impra.Prosesnya direndam
kedalam larutan H202 yang dicampurkan dalam air sedangkan impra prosesnya di bagian
finishing.
Proses Penganyaman
Bahan-bahan baku yang sudah siap dan melalui beberapa proses, pengeringan
hingga pengawetan diseleksi dan dikumpulkan, kemudian diproses setengah jadi. Setelah
bahan setengah jadi siap melalui proses pengayaman .Bahan-bahan yang sudah disiapkan
kemudian dianyam untuk menghasilkan bentuk anyaman yang sesuai dengan jenis
produk yang dihasilkan.
BAB III
RENCANA PEMASARAN
3. Strategi Promosi
Marketing yang digunakan adalah B2C (business to consumer) yaitu
penjualan produk secara langsung dari bisnis ke konsumen yang merupakan end
user (pengguna akhir). Promosi produk kerajinan bambu, memanfaatkan
teknologi internet guna menjangkau peluang pasar yang lebih luas. Melalui blog,
website, atau situs jejaring sosial, dapat menginformasikan produk-produk buatan
kepada masyarakat luas, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Promosi dan
pemasaran di online shop dilakukan dengan aplikasi shopee, lazada dan
tokopedia. Serta dapat dilakukan pemesanan secara online melalui sosial media
seperti Instagram, facebook dan tiktok yang disertai dengan penjelasan produk
seperti macam-macam kerajinan yang dijual, keterangan harga, review produk
dan alamat produksi produk.
Promosi juga dilakukan dengan metode pintu ke pintu dimana melakukan
promosi kerajinan bambu kepada konsumen serta dapat berinteraksi secara
langsung dengan konsumen untuk menimbulkan penjualan. Dengan promosi
seperti ini juga dapat mengetahui minat dan antusias konsumen dan sekaligus
dapat mengetahui reaksi yang timbul secara langsung dari konsumen sehingga
dapat memberikan timbal balik dengan segera. Selain itu dengan mengikuti
pameran seperti, Bogor Creative Crafter, Fortex, Bamboo Expo. Dengan promosi
kerajinan bambu tersebut konsumen dapat melihat produk secara langsung dan
kita dapat memberikan penjelasan produk serta keunggulan produk secara
langsung.
4. Strategi Distribusi
Strategi distribusi yang dapat dilakukan dalam pemasaran kerajinan bambu
seperti :
a. Distribusi secara langsung dimana langsung mengirimkan atau menjual
produk kerajinan bambu ke konsumen dan dapat melakukan metode
dengan situs seperti shopee, lazada dan tokopedia dimana dapat
melakukan pembelian secara online.
b. Distribusi tidak langsung, pemasaran melalui suatu perantara atau
penyalur yang mempromosikan, bekerja sama dengan Hasta Karya Art
Shop, Gerai Nusantara dan Wisata Cinderamata. Bekerja sama dengan
toko kerajinan yang sudah besar dapat membuka peluang perkembangan
bisnis yang lebih luas.
Lebih lanjut, ketika produk kerajinan bambu ini sudah dikenali luas oleh
masyarakat, kami berencana untuk memiliki toko sendiri di mall-mall besar Kota
Bogor yang menjual kerajinan berbahan dasar alami dan memiliki nilai seni
tinggi.
5. Strategi Penjualan
Strategi penjualan dilakukan dengan melakukan promosi yang merata
kepada target pasar kerajinan bambu baik laki-laki, perempuan, remaja serta
orang dewasa mendapatkan informasi terkait produk yang dipasarkan. Melakukan
perbandingan harga dengan pesaing membuat produk lebih menarik.
Mengupayakan langkah yang tepat untuk menjangkau konsumen dengan baik,
dengan tujuan konsumen membeli produk kerajinan tangan menggunakan sosial
media sebagai perantara dengan penjual seperti membuat katalog dengan
memasukkan contoh maupun model produk yang dijual dengan mencantumkan
deskripsi produk, keunggulan produk, keterangan harga, serta review produk dan
menggunakan hasil foto kerajinan bambu yang bagus serta maksimal. Dalam
pembuatan katalog menggunakan foto yang maksimal supaya menarik minat
konsumen untuk membeli produk kerajinan bambu. Membuat giveaway atau
diskon. Memberikan giveaway dengan syarat memfollow akun bisnis kerajinan
bambu terlebih dahulu, serta memudahkan dalam pemasaran agar masyarakat
“aware” dengan bisnis kerajinan bambu. Dengan memberikan potongan dari
jumlah harga barang akan menarik minat masyarakat juga. Serta menjalin
hubungan yang baik dengan konsumen pelayanan merupakan hal utama yang
membuat pembeli merasa nyaman, maka dari itu dalam penjualan secara langsung
atau menggunakan online shop harus memiliki attitude yang baik terhadap
pembeli.
LAMPIRAN