Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENJUALAN KERAJINAN


GERABAH DI DESA RENDENG KECAMATAN MALO KABUPATEN
BOJONEGORO

Di Susun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Pengantar Bisnis

Dosen Pengampu : Fatkur Mu’in SAg MM

Oleh :

Anisa yuliani (21010146)

Kelas B

PRODI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI CENDEKIA BOJONEGORO

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahnya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada rasullulah SAW
beserta keluarganya penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan

Dalam penyusunan makalah ini saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan karena pengalaman dan pengetahuan penulis yang terbatas. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik
lagi untuk masa mendatang.

Bojonegoro, 3 november 2021

Penulis

Anisa yuliani

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................................ii
BAB 1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.....................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................................3
C. TUJUAN PENELITIAN.................................................................................................................3
BAB II................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN..................................................................................................................................4
A. CIRI KHAS DAN KEUNIKAN GERABAH BUATAN WARGA MALO...............................................4
B. STRATEGI PEMASARAN DI SENTRA INDUSTRI GERABAH.........................................................4
C. PENGELOLAAN WISATA EDUKASI GERABAH OLEH KARANG TARUNA DESA RENDENG..........5
D. KOMODITAS EKSPOR GERABAH DI MALO................................................................................6
BAB III...............................................................................................................................................7
A. KESIMPULAN.............................................................................................................................7
B. SARAN.......................................................................................................................................7
DOKUMENTASI.................................................................................................................................8

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Gerabah adalah jenis tembikar kuno yang dibuat manusia dari tanah liat yang
dicampur pasir kemudian di bakar pada suhu 800 hingga 1200 derajat celcius. Karakteristik
gerabah adalah keras, rapuh, berpori-pori dan mudah pecah. Ketika zaman prasejarah
dimana manusia sudah mulai hidup menetap dan memenuhi kebutuhan hidupnya dari
bercocok tanam, manusia mulai membuat peralatan rumah tangga dengan memanfaatkan
tanah liat. Pada saat itu gerabah di buat dengan teknik yang sangat sederhana dan masih
kasar. Selain itu bentuknya pun masih asimetris. Fungsi gerabah tidak lain dan tidak bukan
adalah sebagai alat yang digunakan dalam membantu aktivitas rumah tangga sehari-hari.
Namun pada saat ini kebanyakan peralatan rumah tangga terbuat dari plastik dengan
berbagai macam model dan warna yang menarik. Meskipun demikian kerajinan gerabah
masih bertahan hingga saat ini. salah satu sentra industri gerabah terkenal di kabupaten
Bojonegoro yaitu Wisata Edukasi Gerabah (WEG)di Desa Rendeng Kecamatan Malo
Kabupaten Bojonegoro salah satu desa yang terletak di sebelah selatan kecamatan Malo, 10
menit perjalanan dari pusat Desa Malo desa yang menyenangkan untuk di kunjungi
penduduk yang ramah dan suasana desa yang sejuk dan tenang. Ada banyak rombongan
yang sering datang ke desa ini untuk bermain dan belajar pembuatan gerabah mulai dari
siswa – siswi PAUD Kelompok bermain taman kanak-kanak MI/SD bahkan mahasiswa dan
orang dewasa. Selain berkunjung siswa-siswi dapat mengetahui bagaimana proses
pembuatanya dan juga bisa praktek langsung membuat gerabah dengan adanya wisata
edukasi gerabah membuat para pengrajin semakin bersemangat memasarkan hasil
kerajinanya karena banayak pengunJung yang berdatangan dan membeli gerabah
Delapan puluh persen penduduk desa rendeng berprofesi sebagai pengrajin gerabah
baik pria maupun wanita Mereka biasa mengerjakan pekerjaan ini karena pengaruh
lingkungan yang dari kecil telah bergelut di bidang kerajinan ini Karena selain dapat
meningkatkan pendapatan juga dapat membuka lapangan kerja baru. Bagaimana tidak
meningkatkan pendapatan kalau dalam sebulan rata-rata ada 3000 pengunjung yang
berdatangan ke Wisata Edukasi Gerabah (WEG). Akan tetapi sekarang pengunjung wisata
sedikit berkurang di karenakan adanya wabah covid-19 yang menyebabkan berkurangnya
omset pendapatan yang membuat para pengrajin memiliki ide untuk menawarkan gerabah
dengan sistem online dengan menawarkan di bebagai media sosial dan fiur marketplace
yang ada.
Perkembangan Desa Rendeng sebagai Wisata Edukasi Gerabah tidak terlepas dari
perubahan yang terjadi pada aspek kehidupan sosial dan budaya masyarakat yang
berlangsung secara dinamis dan berkesinambungan. Seni kerajinan gerabah di desa Rendeng
menjadi mata pencaharian penduduk setempat, selain bertani yang mengandalkan
pengairan tadah hujan. Keterampilan yang diperoleh sejak lama dan turun temurun
merupakan keterampilan tangan yang spesifik, yang awal mulanya untuk memenuhi
kebutuhan peralatan dapur dan penunjang kegiatan rumah tangga di lingkungan sendiri.
Kini, seni kerajinan gerabah menjadi jalan bagi masyarakat setempat untuk
mengembangkannya sebagai industri yang banyak menyerap tenaga kerja dan memberikan
tambahan pendapatan bagi kesejahteraan masyarakat.

1
Saat ini semakin banyak pengrajin tentu saja semakin pesat persaingan penjualan
produk yang dimiliki oleh industri tersebut. Salah satu strategi yang dapat dipilih perusahaan
adalah upaya terencana untuk melakukan perbaikan-perbaikan dan penyempurnaan produk
secara terus menerus dan berkesinambungan. Hal ini selain untuk mengatasi persaingan
juga untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Dalam dunia bisnis, persaingan
merupakan hal yang wajar. Setiap pengrajin berusaha menawarkan produk mereka dengan
keunggulan masing-masing. Selain bersaing dalam hal kualitas, mereka juga bersaing dalam
hal harga karena hanya produk dengan kualitas terbaik dan harga paling murah yang paling
diminati dan dicari oleh konsumen. Banyaknya produk-produk yang masuk ke Indonesia,
membuat persaingan dunia bisnis di Indonesia semakin bertambah ketat. Tidak hanya
bersaing dengan produk lokal, pengusaha kecil di Indonesia juga dihadapkan pada
persaingan dengan pengusaha besar yang mengekspor produknya dari luar negeri. Dalam
memperebutkan pasar serta keinginan pengrajin untuk mengembangkan usahanya,
mengharuskan pengrajin untuk melakukan analisis strategi pemasaran yang sesuai untuk
mengatasi permasalahan tersebut dengan berbagai tahapan dan alat-alat analisis yang ada
dalam strategi pemasaran.

Produk adalah hal dasar yang ditawarkan perusahaan pada konsumen. Produk pada
dasarnya ada dua macam yaitu barang dan jasa. Barang atau jasa sebenarnya tidak hanya
berkaitan fisik, tetapi juga dengan hal-hal atau atribut yang melekat didalamnya. Atribut
produk merupakan unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan
dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Komponen atribut produk terdiri dari
design produk, warna, kemasan, label, harga, kualitas, pelayanan pelegkap, dan garansi.

Produk merupakan sesuatu yang penting bagi pengusaha maupun konsumen.


Pengusaha memandang produk sebagai sesuatu yang dihasilkan dan kemudian ditawarkan
kepada konsumen. Konsumen memandang produk sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan
dan memecahkan masalah yang dihadapi. Produk yang baik harus sesuai dengan selera
konsumen dan mampu menghasilkan laba bagi perusahaan. Perusahaan perlu terus
mengembangkan produknya agar dapat mengikuti perkembangan dan perubahan selera
konsumen.

Kerajinan tangan gerabah Desa Rendeng tidak hanya di distribusikan di dalam


wilayah Bojonegoro saja melainkan di luar juga seperti di Gresik, Surabaya, Kediri, Blora dan
lainnya. Ada banyak faktor yang memengaruhi pemasaran gerabah yaitu faktor internal dan
eksternal. Oleh karena itu sangat penting melakukan analisis faktor internal dan eksternal
untuk mendapatkan strategi yang tepat dalam pemasaran industri gerabah. Pemasaran
merupakan ujung tombak dari suatu usaha. Adapun faktor yang menjadi strategi pemasaran
yang baik adalah kita harus mengerti betul keadaan pasar, mempromosikan produk dengan
baik yang bertujuan untuk menarik minat konsumen, menjalin hubungan baik dengan
pelanggan maupun konsumen baru, dan lain-lain. Di harapkan strategi pemasaran ini dapat
memberikan arahan dalam pemasaran industri gerabah sehingga kepuasan konsumen
tercapai dan pengrajin mendapatkan keuntungan serta dapat meningkatkan taraf hidupnya.

Bedasarkan uraian diatas di harapkan dengan adanya industri kerajinan gerabah di


Desa Rendeng Kecamatan Malo mempunyai strategi pemasaran yang bagus dan luas
sehingga bisa meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan masyarakatnya.

2
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana kreativitas pengrajin gerabah di desa rendeng untuk menarik perhatian
konsumen?
2. Strategi pemasaran yang diterapkan para pengrajin sentra industri gerabah di desa
rendeng kecamatan malo?
3. siapa saja yang terlibat dalam mengelola wisata edukasi gerabah (WEG)?
4. Komoditas ekspor gerabah di malo?

C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah yang ada di atas, maka dapat diketahui tujuan penelitian
adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui kreativitas pengrajin gerabah di desa rendeng untuk menarik perhatian


konsumen?
2. Mengetahui Strategi pemasaran yang diterapkan para pengrajin sentra industri
gerabah di desa rendeng kecamatan malo?
3. Mengetahui siapa saja yang terlibat dalam mengelola wisata edukasi gerabah
(WEG)?
4. Mengetahui komoditas ekspor gerabah di malo

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. CIRI KHAS DAN KEUNIKAN GERABAH BUATAN WARGA MALO


Gerabah Desa Rendeng ada sejak masa prasejarah
sebagai mata pencaharian masyarakat sekitar. Sehingga gerabah sudah dijadikan kearifan
lokal di Desa Rendeng. Dahulu pada jaman nenek moyang pembuatan gerabah Desa
Rendeng hanya dari tanah liat kemudian dibakar,
tanpa menggunakan pewarna gerabah. Tetapi kini pembuatan gerabah sudah menggunakan
pewarna.
Pembuatan gerabah di Desa Rendeng dahulu juga hanya memproduksi gerabah untuk
peralatan rumah tangga saja, seperti cobek, gentong, padasan dan celengan bentuk macan.
Tetapi dengan bertambahnya kreativitas
masyarakat setempat akhirnya kini Desa Rendeng mengembangkan keterampilannya,
dengan membuat
berbagai macam bentuk celengan seperti salah satunya membuat celengan macan, sapi,
singa dan tokoh wayang. Kemudian pada tahun 2013 di Desa Rendeng mulai memproduksi
berbagai bentuk karakter terutama karakter kartun yang terbaru yang ada di Televisi seperti
doraemon, kung fu panda, super mario, minion, the owl, upin dan ipin dan masih banyak lagi
bentuk karakter unik lainya berbagai macam bentuk dan ukuran juga tersedia hal ini supaya
dapat menarik minat konsumen.

Tak hanya gerabah dua sisi saja namun di sini juga ada gerabah jenis satu sisi juga
berbentuk macam macam karakter namun hanya bisa di gunakan sebagai pajangan saja tak
harus menggunakan cetakan pembuatan gerabah ada yang dilakukan secara manual
menggunakan imajinasi para pengrajin pembuatan gerabah bisa memakan waktu sampai 24
jam. Para konsemen dan pengunjung sering datang langsung ke WEG untuk membeli
gerabah produksi Desa Rendeng. Karena selain untuk membeli, pengunjung juga lebih
memilih untuk mempraktikkan membuat gerabah langsung, tidak hanya untuk membeli
gerabah saja. Sehingga mendapatkan pembelajaran dari pembuatan gerabah, mulai dari
belajar tentang bahan utama pembuatan gerabah, pembentukan gerabah dengan alat cetak,
pembuatan gerabah dari alat putar, selain itu juga pengecatan gerabah.

Gerabah di Desa Rendeng terbuat dari tanah yang diambil di daerah


pegunungan Malo, tanah tersebut mengandung zat kapur sehingga membuat gerabah
menjadi lebih kuat. Hasil gerabah yang telah diproduksi berwarna coklat muda berbeda
dengan gerabah daerah lain yang berwarna coklat tua. Tetapi ada juga gerabah Rendeng
yang menggunakan tanah yang diambil dari bengawan solo, tetapi tanah tersebut digunakan
untuk membuat gerabah bentuk gentong, kuali, kendi, padasan, angklo.

B. STRATEGI PEMASARAN DI SENTRA INDUSTRI GERABAH


Kerajinan gerabah Rendeng Malo Bojonegoro merupakan satu-satunya sentra kerajinan
gerabah yang masih melanjutkan tradisi pembuatan gerabah dan mampu bertahan sejak dulu
hingga sekarang, dimana saat orang lebih memilih barang yang berasal dari plastik dan
alumunium dibanding gerabah . Keberadaan kerajinan gerabah tidak terlepas dari peran sebuah
promosi dalam mempertahankan eksistensi. Strategi promosi penjualan yang digunakan oleh

4
pengrajin yakni dengan cara personal selling dan pemberian potongan harga. Gerabah Rendeng
Malo menjadi bukti bahwa kerajinan gerabah masih tetap dapat bertahan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui serta mendeskripsikan strategi promosi yang dilakukan pengrajin
gerabah yang ada di Rendeng Malo Bojonegoro dalam mempertahankan eksistensinya.
Peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif, yaitu
semua data yang diperoleh disajikan apa adanya serta dalam proses melibatkan peneliti
langsung. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa untuk dapat mempertahankan eksistensi,
pengrajin gerabah menggunakan strategi promosi yang berkembang dan bervariasi. Pengrajin
gerabah Rendeng Malo menggunakan strategi promosi dengan memanfaatkan media publisitas
meliputi media cetak dan media elektronik, bekerjasama dengan lembaga pendidikan, mengikuti
berbagai even, bekerjasama dengan dinas pariwisata Bojonegoro, serta wisata edukasi sebagai
cara mempertahankan eksistensi kerajinan gerabah. Penelitian ini juga menemukan bahwa
aktivitas promosi yang telah dijalankan bertujuan agar kerajinan Rendeng dapat dikenal khalayak
dan dapat memberikan berbagai informasi melalui kegiatan promosi tersebut. Dengan cara
promosi seperti yang dilakukan pengrajin gerabah Rendeng itu ternyata dapat mempertahankan
keberadaan dari kerajinan gerabah sampai sekarang.

C. PENGELOLAAN WISATA EDUKASI GERABAH OLEH KARANG


TARUNA DESA RENDENG
Wisata Edukasi Gerabah merupakan program wisata berbasis pendidikan yang
dibuat oleh Karang Taruna Satria Muda Desa Rendeng, Malo. Dalam wisata edukasi ini,
peserta diberi materi dan wawasan mengenai seluk beluk gerabah Malo yang sudah ada
sejak puluhan tahun silam.

Malo merupakan kecamatan di Bojonegoro yang tersohor karena kerajinan


gerabahnya. Untuk mewadahi kreativitas warga setempat, Karang Taruna Satria Muda di
Desa Rendeng Malo memutuskan untuk membuat Wisata Edukasi Gerabah. Lewat bantuan
dari Badan Usaha Milik Desa, Wisata Edukasi Gerabah atau WEG di Desa Rendeng akhirnya
berdiri pada 2015.

Dengan semangat pemberdayaan masyarakat, WEG mampu menyerap banyak


tenaga kerja dari Desa Rendeng sendiri. Sampai saat ini, sudah ada 60 orang lebih dari Desa
Rendeng yang turut berpartisipasi dalam mengelola Wisata Edukasi Gerabah ini .

Peserta yang datang kebanyakan adalah anak sekolah. Mulai dari TK, SD, SMP, SMA
hingga mahasiswa. Mereka yang datang diajari mengenai proses pembuatan gerabah. Mulai
dari membentuk bahan mentah hingga tahap akhir, yakni pelukisan.

Dalam kurun waktu satu tahun sejak berdiri, Wisata Edukasi Gerabah di Desa
Rendeng mampu mendatangkan ribuan pengunjung. Jumlah yang sangat signifikan karena
semua dikelola oleh warga Desa Rendeng sendiri. Bahkan, omset yang didapat dari Wisata
Edukasi Gerabah ini bisa mencapai puluhan juta Rupiah tiap bulannya. Tak hanya dikenal
oleh masyarakat Bojonegoro saja, tapi juga dari kabupaten tetangga seperti Tuban, Blora,
Lamongan dan Ngawi. Ke depan, inovasi akan terus dilakukan agar Wisata Edukasi Gerabah
ini makin dikenal. Pemberdayaan masyarakat menjadi kunci kesuksesan program Desa
Wisata yang dikelola oleh karang taruna desa tersebut. Keberadaan Wisata Edukasi Gerabah
tak hanya meningkatkan perekonomian warga sekitar yang berprofesi sebagai pengrajin
gerabah. Tapi juga membuka puluhan lapangan kerja baru bagi para pemuda Malo.

5
D. KOMODITAS EKSPOR GERABAH DI MALO
Gerabah Malo diprediksi bakal diburu sejumlah konsumen luar kota para perajin
mulai menambah produksi. Gerabah khas dari Desa Rendeng, Kecamatan Malo, itu pun
semakin beragam.Bentuknya tak hanya hewan, namun juga peralatan masak, suvenir,
hingga tokoh pewayangan. Konsumen banyak dari surabaya, madura, rembang, hingga kediri
biasanya pembeli luar kota itu beli di pakai untuk oleh-oleh atau kulakan rata-rata tengkulak
langsung datang ke desa rendeng untuk memesan dalam jumlah yang banyak kerajinan
gerabah itu dikelola Karang Taruna Satria Muda dan BUMDes Karya Mulia prospek kerajinan
gerabah tetap bagus, karena dari segi pemasaran serta desainya terus mengikuti zaman
E.

6
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Gerabah dalah kearifan lokal khas Bojonegoro yang mengandung banyak muatan materi,
sehingga dapat dijadikan sebagai sumber belajar banyak aspek yang terkandung pada gerabah
mulai dari pembuatan, bentuk-bentuk yang terdapat pada gerabah sejarah, cara pelestarian
sampai fungsinya dalam masyarakat strategi pemasaran, pengelolaan dan komoditas ekspor
dapat dipelajari oleh mahasiswa dalam dunia bisnis dan juga dapat menambah wawasan dan
ilmu pengetahuan

B. SARAN
Sebagai manusia, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
masih banyak yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu, penulis berharap adanya kritik dan saran
dari para pembaca makalah ini yang sifatnya membangun, demi perbaikan di masa yang akan
datang. Walaupun demikian penulis sudah berusaha merampungkan makalah ini dengan sebaik-
baiknya. Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang turut serta
mendorong dan membantu penulis untuk menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya hanya kepada Allah jualah penulis berharap agar makalah ini benar-benar bermanfaat.
Semoga amal ibadah dan kerja keras kita senantiasa mendapatkan ridha, ampunan dan pahala
dari Allah SWT. Amin.

7
DOKUMENTASI

8
9

Anda mungkin juga menyukai