Anda di halaman 1dari 2

SEJARAH SUMUR AGUNG KAMPUNG SALATUHUR DESA CIKONENG

KECAMATAN ANYAR

Serang – iGlobalNews, Terletak di salah satu Desa di pesisiran pantai di Kecatan Anyar Serang
Banten mempunyai Filosofi sejarah penyebaran Agam Islam di ranah Banten, di Kampung
Salatuhur mempunyai suatu bukti peninggalan sejarah, yakni Sumur Agung yang konon cerita
adalah hasil dari ditancapanya tongkat “Sultan Maulana Hasanuddin pada masa itu.

Menurut sejarah yang kami dapatkan jumat sore (2/6) dari “Hasun Safari sebagai narasumber
yang kami dapatakan ,di karenakan letak Sumur Agung tepatnya di belakang rumahnya.

Desa yang terlihat seperti kebanyakan Desa umumnya, akan tetapi kita di kejutkan dengan
melihat bahasa sehari hari yang di gunakan di masyarakat Cikoneng ini tidak seperti bahasa yang
kita ketahui di masyarakat Banten ( Bahasa Sunda ), ternyata penduduk Desa Cikoneng
berbahasa Lampung dan memang adalah suku Lampung.

Berawal eksitensi masyarakat Desa Cikoneng adalah peninggalan sejarah masyarakat Lampung
yang berada di Banten sejak tahun 1589, maksud dan tujuan semata – mata memang sengaja di
datangkan dari Lampung sejumlah 40 Hulubalang pilihan yang di ambil dari segala penjuru adat
yang ada di Lampung.

Mereka adalah orang – orang pilihan guna membantu Sultan Banten untuk menyebar luaskan
syariah Islam, dan tak luput membatu peperangan melawan kerajaan yang dulu mayoritas
beragamakan Hinduisme, Sunda wiwitan dan suku Baduy.

Terbentuklah kelompok masyarakat Lampung membangun suatu Desa yakni Desa Cikoneng
yang sebelumnya bernama Desa Bandulu, nama Bandulu adalah mengambil salah satu nama
Benteng pertahanan Raden Intan yang letaknya di bukit Rajabasa Lampung.
Masih cerita “Hasun Safari,Desa Cikoneng terdiri empat kampung, yakni Kampung
Bojong,Cikoneng,Tegal dan Salatuhur. Pada masa itu suatu hari “Sultan Maulana Hasanuddin
datang meninjau Desa Cikoneng yang sedang tahap pembangunan membentuk empat kampung.

Salah satu 40 Hulubalang Lampung tersebut “Minak Sangaji terpilih dan di angkat menjadi
Adipati, dalam pertemuan dengan Sultan Banten mempertanyakan nama Kampung yang sedang
di bangun kepada “Minak sangaji , akan tetapi “Minak sangaji menjawab bahwa kampung yang
sedang di bangun tersebut belum ada namanya, “Minak Sangaji pun seraya meminta Sultan
untuk memberikan Nama.

Perbincangan terdengarlah suara Azan pertanda waktu sholat Zuhur telah tiba, seketika “Sultan
memberitahukan kepada “Adipati Minak Sangaji bahwa nama kampung tersebut di beri nama
Kampung Shotal Zuhur dan sampai saat ini di kenal Kampung Salatuhur.

Selepas memberi nama kampung tersebut “Sultan Banten dangan masyarakat yang ada menuju
Suraw untuk melaksanakan Sholat Zuhur, ketika Sultan hendak mengambil wudhu dan bertanya
kembali kepada “Minak Sangaji akan tetapi belum tersedia tempat untuk berwudhu,di karenakan
kampung dalam tahap sedang di bangun, seketika.

“Sultan Banten mengtehui hal tersebut di tancapkanlah tongkatnya ke tanah dan menyemburlah
mata Air. Selepas melaksanakan Sholat berjamaah, salah satu warga penasaran dengan apa yang
telah di lakukan Sultan Banten sebelumnya, dan memeriksa kembali mata air tersebut akan tetapi
sudah tidak ada lagi.

Wasilah “Sultan Banten kepada Adipati “Minak Sangaji dan msyarakat agar di gali dan di
buatkan sumur, dan sampai saat ini keberadaannya masih terjaga dan di beri nama “Sumur
Agung.

Sumur yang tidak pernah surut airnya dalam kondisi apapun,kedalamnya bekisar 2 meter dan
airnya pun terlihat sangat jernih sekali,sedangkan masyarakat sekitar baik dari luar kota banyak
juga yang datang ,dan dari berbagai kalangan datang ke sumur tersebut untuk ziarah,ritual mandi.

Dari kalangan Artis pun juga pernah datang papar “Hasun safari, dan melanjutkan cerita prihal
Adipati”Minak Sangaji bisa di lihat keberadaan makamnya di Kecamatan Anyar pas letaknya di
samping Kantor Pos Anyar, dan makamnya pun di cagar Budayakan oelh pemerintah Provinci
Banten. ( D_wo )

Anda mungkin juga menyukai