Anda di halaman 1dari 18

Journal Reading

“Acute urticaria - what to do?”


Disusun oleh :
Vella Violetta (I4061212050)

Pembimbing :
dr. Retno Mustikaningsih, Sp.KK., M.Kes

Stase Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soedarso


Journal Reading
“Acute urticaria - what to do?”
Disusun oleh :
Vella Violetta (I4061212050)

Pembimbing :
dr. Retno Mustikaningsih, Sp.KK., M.Kes

Stase Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soedarso


Pendahuluan

Urtikaria spontan akut gejala khas berupa bintil-bintil, gatal, kemerahan dan/atau angiodema
Gambaran klinisnya dapat terjadi pasa semua usia, namun lebih sering pada wanita paruh baya
dengan atopik dan anak <5 tahun
Pada penelitian, terdapat 57% dari 284 pasien dengan urtikaria akut pada usia rata-rata 43 tahun
Gejala spontan akut urtikaria tidak bertahan lebih dari 6 minggu, jika >6 minggu maka kronis
Sekitar 8% penderita akut urtikaria spontan berkembang menjadi kronis urtikaria spontan (CSU)
Faktor CSU : usia >10 tahun, laki-laki, dan autoimun tiroid yang mendasarinya
Jika gejala muncul akibat stimulus, maka urtikaria akut dapat diinduksi baik dari obat, makanan,
dan lainnya
Pembahasan
Definisi
Urtikaria adalah reaksi vaskular pada kulit, ditandai dengan adanya edema setempat yang cepat timbul dan
menghilang perlahan, berwarna pucat atau kemerahan, umumnya dikelilingi oleh halo kemerahan (flare) dan
disertai rasa gatal yang berat, rasa tersengat/tertusuk.

Etiopatogenesis
Urtikaria terjadi karena vasodilatasi disertai permeabilitas kapiler yang meningkat akibat penglepasan
histamin dari sel mast dan basofil.
Sel mast memainkan peran patogenetik
Aktivasi sel mast yang diikuti pelepasan mediator (misalnya histamin, leukotriene, faktor pengaktif
trombosit) dapat terjadi melalui berbagai reseptor permukaan.
Pada urtikaria autoimun : Aktivasi sel mast dapat dimediasi oleh IgE melalui reseptor permukaan IgE
afinitas tinggi (FcεRI)

Sel mast mengekspresikan reseptor untuk IgG (FcγRII/III), komplemen (C3a/C5a), obat-obatan (Mas-
related G protein-coupled receptor X2 (MRGPRX2)), opioid, neuropeptides, nerve growth factor, stem cell
factor, and cytokines
Patogenesis pasti munculnya akut urtikaria spontan akibat infeksi tidak diketahui pasti
Pada jurnal ini, dilakukan analisis pada 18 pasien dengan spektrum sitokin sebelum dan sesudah terapi.
Jadi urtikaria terkait infeksi, kadar serum CRP, D-dimer, Interleukin-6 (IL-6) dab Ligan kemokin 8 (CCL8)
ditemukan meningkat sebelumnya dan menurun setelah pemberian steroid.
Mekanisme aktivasi sel mast :
--> faktor imunologik (hipersensitivitas tipe cepat diperantarai IgE seperti alergi obat, akivasi komplemen jalur
klasik menghasilkan anafilatoksin (C3a, C4a, C5a))
--> faktor non imunologik yaitu aktivasi langsung sel mast oleh bahan kimia pelepas mediator seperti morfin,
kodein, benzoat, faktor fisik seperti suhu, sinar-x, efek kolinergik dan ultraviolet.
Penyebab urtikaria : makanan dan food additive, infeksi dan infestasi, proses inflamasi, penyakit sistemik,
keganasan, autoimun dan rangsangan fisik,
Obat penisilin dan derivatnya, sulfonamid, analgesik, aspirin, antiinflamasi non steroid, ACE inhibitor,
narkotik, alkohol sering menimbulkan urtikaria

Infeksi

Urtikaria akut dapat muncul akibat :


Infeksi saluran pernapasan akut (di Indonesia 40% orang dewasa, 60% anak)
Infeksi Covid-19
Infeksi gastrointestinal dan ISK
Masa kanak-kanak : virus herpes (cytomegalovirus, epstein-barr, herpes tipe 6) --> peran utama urtikaria
spontan akut
Faktor pemicu lain : adenovirus, rotavirus, parvovirus B19, infeksi (tonsil, gigi, sinus, kandung empedu,
prostat, dll)
Infeksi jamur pada kulit dan kuku
Infestasi parasit (cacing, giardia, amuba)
Inflamasi kronis (gastritis, esofagitis refluks, peradangan empedu)
Obat-obatan dan pemicu lain

Pada anak --> antibiotik dan obat antiinflamasi nonsteroid memicu urtikaria akut
Pada dewasa --> NSAID, ACE inhibitor, neuromuscular inhibitor
Makanan juga menjadi faktor pemicu dan harus dapat diberikan dari alergi yang dimediasi oleh IgE seperti
susu sapi, telur ayam, kacang tanah/pohon, tepung gandum, makanan laut
Pasca vaksin, urtikaria akut dapat disebabkan oleh mediasi IgE atau non IgE reaksi
Gambaran Klinis
Rasa gatal yang hebat hampir selalu
merupakan keluhan subyektif urtikaria, dapat
juga, timbul rasa terbakar atau rasa tertusuk.
Secara klinis tampak lesi urtika (eritema dan
edema setempat yang berbatas tegas) dengan
berbagai bentuk dan ukuran. Kadang-kadang
bagian tengah lesi tampak lebih pucat. Bila
terlihat urtika dengan bentuk papular, patut
dicurigai adanya gigitan serangga atau sinar
ultraviolet sebagai penyebab.
Diagnosis Banding
Perlu pula dipertimbangkan beberapa penyakit sebagai diagnosis banding karena
memiliki gejala urtika atau mirip urtika dalam perjalanan penyakitnya, yaitu vaskulitis,
mastositosis, pemfigoid bulosa, pitiriasis rosea tipe papular, lupus eritematosus kutan,
anafilaktoid purpura (Henoch-Schonlein purpura), dan morbus Hansen.
Untuk menyingkirkan diagnosis banding ini, perlu dilakukan pemeriksaan
histopatologis kulit / biopsi kulit

Secara klinis, lesi kulit urtikaria atau angioedema mungkin terjadi sebagai gejala :
anafilaksis penyakit kulit pada kehamilan (PUPPP)
autoinflamasi premonitoring pemfigoid bulosa
angioedema herediter urtikaria vasculitis
mastositosis maculopapular
Diagnostik
Tanda dan gejala : gatal, bercak, angioedema
Lokalisasi
Durasi perubahan kulit individu
Waktu kejadian
Gejala / tanda penyerta : demam, rasa lelah, masalah persendian, sesak napas,
masalah peredaran darah, masalah pencernaan
Keadaan / penyakit penyerta : kehamilan, infeksi, stres psikososial
Asupan makanan termasuk waktu dan kuantitas
Gigitan serangga termasuk waktu, lokasi
Asupan obat termasuk waktu, dosis, cara pemakaian, alasan pengobatan
Penyebab alergi : kontak dengan alergen potensial sebelumnya timbul gejala (30-
120 menit untuk asupan oral, atau IV lebih cepat)
Dalam kasus tsb, test tusuk atau tes intradermal (khususnya obat tersedia dalam
larutan steril) harus dilakukan.
Tatalaksana

Edukasi Farmakologi
Lini I : Antihistamin H1 non-sedasi (AH1-ns)
Ditujukan untuk mengendalikan
Bila gejala menetap setelah 2 minggu, Lini II
gejala, memperbaiki rasa gatal, dan
(AH1-ns dengan dosis ditingkatkan sampai
pengurangan jumlah dan ukuran bintil
4x, jangka pendek <10 hari, max
/ eliminasi penyebab dan faktor
1mg/kg/hari)
Reading Science
pencetus.
Bila gejala menetap setelah 1-4 minggu, lini
Dijelaskan Fiction
pentingnya
Book menghindari III (AH1 sedasi atau AH1-ns golongan lain +
konsumsi alkohol, kelelahan fisik dan
antagonis leukotrien misalnya zafirlukast /
mental, tekanan pada kulit (pakaian
montelukast)
ketat), suhu lingkungan sangat panas
Bila gejala menetap setelah 1-4 minggu,
--> memperparah gejala urtikaria
Antihistamin H2 dan imunoterapi
(tambahkan siklosporin A, imunoglobulin
intravena (IVIG), plasmaferesis, takrolimus
oral, metotreksat, hidroksiklorokuin, dapson,
omalizumab)
Tatalaksana
Farmakologi

Eksaserbasi diatasi dengan kortikosteroid sistemik (dosis 10-30 mg prednison) selama


3-7 hari
Selain terapi sistemik, diberikan terapi topikal : bedak kocok / lotion yang mengandung
mentol 0,5-1% Science
Reading atau kalamin.
Lini I dan II dapat diberikan dokter umum, jika tak berhasil rujuk ke Sp.KK
Fiction Book
Jika meluas disertai angioedema perlu dirawat inap dan pemberian antihistamin +
kortikosteroid sistemik (MP 40-200 mg) untuk waktu singkat.
Bila syok anafilaksis, pemberian epinefrin (1:1000) sebanyak 0,3 ml IM setiap 10-20
menit sesuai kebutuhan.
Antihistamin H1-ns : bilastine, cetirizine, desloratadine, ebastine, fexofenadine,
levocetirizine, loratadine, rupatadine
Ciri khusus selama kehamilan

Banyak perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan, termasuk peningkatan


sekresi estrogen dan progesteron, dan keduanya memiliki efek imunomodulator.
Pada kehamilan, tahap urtikaria pemfigoid gestasional / PUPPP (papula urtikaria
pruritus dan plak kehamilan)
Eritema exsudativum multiforme memiliki aspek urtikaria dan pertimbangkan
manifestasi awal anafilaksis dengan adanya wheals atau angioedema.
Dapat menyebabkan ensefalopati hipoksia-iskemik melalui efek negatif pada
oksigenasi janin dan efek lainnya.

Untuk pengobatan gejala pada kehamilan dan laktasi :


Loratadine dan cetirizine (tidak menunjukkan bawaan malformasi)
Generasi pertama antihistamin tidak dianjurkan selama menyusui karena sekresinya
ke dalam ASI.
Ciri khusus masa anak

Infeksi penyebab utama urtikaria spontan akut pada anak, gejalanya demam,
pernafasan, dan gejala gastrointestinal
Alergi makanan (12% dari 250), usia (tertinggi pada bayi dan anak prasekolah), obat-
obatan antibiotik atau infeksi yang mendasari obat (26,8%), makanan pada remaja
meningkat (36,6%)
Diagnosis banding pada anak : lesi kulit harus mencakup eritema eksudativum
multiforme, sweet syndrome, cryopyrin-associated disease, CINCA syndrome, acute
infantile hemorrhagic edema, urticarial vasculitis, serum sickness, atau manifestasi
awal anafilaksis.
Penyebab utama urtikaria spontan akut masa anak
dan dewasa yaitu infeksi virus
Obat dan makanan jarang menjadi pemicu
2 Years
Pada kehamilan danOld
anak, diagnosis banding penting
terkait perubahan kulit urtikaria
Kesimpulan Secara terapeutik, Antihistamin H1-ns terutama
digunakan
Glukokortikosteroid jangka pendek digunakan pada
beberapa kasus
Tes diagnostik lanjutan dilakukan
Jika alergi obat/makanan dimediasi oleh IgE maka
menjadi faktor pemicu
Jika pemicu sulit dihindari maka perlu peresepan
obat darurat.
Thank You
For Your Attention

Any question?

Anda mungkin juga menyukai