Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

“KINETIKA ENZIM”

Senin, 12 Maret 2023

(Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum
Biokimia)

Disusun Oleh:

Rizki Ardiyanto

2282200017

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2023
A. JUDUL PRAKTIKUM
Kinetika Enzim

B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Memahami konsep kinetika enzim
2. Mengetahui reaksi enzim katalase untuk pemecahan hidrogen peroksida
(H2O2) menjadi air dan oksigen
3. Mengetahui metode penyelesaian persamaan double recripocal Linewaver-
Burk
4. Menentukan aktivitas laju awal dan maksimum reaksi enzimatis katalase

C. DASAR TEORI
Enzim merupakan suatu molekul protein yang berfungsi sebagai
biokatlis, dalam artian dapat mengkatalis reaksi-reaksi metabolisme yang
berlangsung di dalam sel makhluk hidup. Enzim katalase mampu memecah
H2O2 menjadi H2 dan O2 dalam tubuh manusia, dimana H2O2 berperan sebagai
racun. Apabila H2O2 tidak diuraikan dengan enzim katalase, maka akan
menyebabkan kematian pada sel dan penumpukan senyawa peroksida dapat
menghasilkan radikal bebas yang dapat merusak membrane sel (Muliasari,
2022).
Kinetika enzim merupakan salah satu cabang ilmu biokimia yang
membahas mengenai pengukuran kuantitatif dari kecepatan reaksi yang
dikatalis enzim serta pemeriksaan secara sistematis mengenai faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi kecepatan tersebut (Murray, 2003). Selain itu,
kinetika enzim juga dapat didefinisikan sebagai aktivitas enzim yang
berdasarkan pada konsentrasi substrat (Lehninger, 1982). Ketika konsentrasi
substrat sangat rendah, maka kecepatan reaksipun sangat rendah, jadi
kecepatan ini akan meningkat dengan meningkatnya konsentrasi substrat.
Ketika menguji pengaruh konsentrasi substrat yang terus meningkat
setiap saat, maka akan dapat diukur kecepatan awal reaksi yang dikatalisis.
Kita akan menemukan bahwa kecepatan tersebut meningkat dengan nilai yang
semakin kecil. Pada akhirnya, kecepatan reaksi akan tercapai titik batas, dan
setelah titik tersebut dilampaui, maka kecepatan reaksi hanya akan meningkat
sedemikian kecil dengan bertambahnya konsentrasi substrat. Pada batas inilah
yang disebut dengan kecepatan maksimum (Vmax), enzim menjadi jenuh
karena substratnya dan tidak dapat berfungsi lebih cepat (Lehninger, 1982).
Persamaan Michaelis-Mente merupakan persamaan yang digunakan
untuk menghitung laju enzim. Persamaan Michaelis-Mente menguhubungkan
antara laju reaksi dengan konsentrasi substrat. Semua enzim tersusun dari
protein dan karena itu sangat sensitif terhadap berbagai macam faktor dan
keadaan. Kesempatan suatu enzim melanjutkan aktifitas katalitasnya tanpa
perubahan kuantitatif untuk suatu jangka waktu yang cukup lama sangat
sedikit, baik di dalam maupun di luar sel. Banyak reaksi berlangsung perlahan
dan kadang-kadang pada tingkat yang tidak dapat diukur, karena jumlah
molekul reaktan dalam keadaan aktif sangat kecil. Jumlah ini dapat
ditingkatkan dengan penambahan energi. Hubungan kecepatan dengan
konsentrasi substrat dapat dapat dianalisa dengan menggunakan persamaan
pendekat Lineweaver-Bark plot yaitu:

Merupakan persamaan linear: y = mx + c


Dimana:
V = Kecepatan reaksi
Vmax = Kecepatan reaksi maksimum (apabila semua tempat aktif enzim
substrat)
[S] = Konsentrasi substrat
(Modul Praktikum Biokimia Untirta, 2023).

D. ALAT DAN BAHAN


Alat
1. Blender (1 buah)
2. Saringan kain putih (1 buah)
3. Gelas kimia 200 mL (1 buah)
4. Pipet tetes (3 buah)
5. Selang (1 buah)
6. Tabung reaksi (1 buah)
Bahan
1. Umbi kentang
2. Hidrogen Peroksida (H2O2)
3. Tisu
4. Aquadest

E. BAGAN ALIR LANGKAH KERJA


SAMPEL

 Diambil umbi kentang secukupnya kemudian cuci sampai bersih, keringkan dengan
kertas tisu dan kupas.
 Disiapkan preparat yang mengandung enzim katalase dengan menghancurkan
kentang tersebut dengan memeras cairannya keluar melewati kain katun halus.
Larutan keruh akan diperoleh, mengandung katalase aktif dan setiap bagian larutan
tersebut mengandung jumlah enzim yang sama.
 Dipipet 3.0 ml preparat tersebut dengan lebih dahulu mengocoknya dengan rata dan
tempatkan dalam suatu cabang dari suatu tabung reaksi bercabang.
 Ditempatkan 2 ml H2O2 dalam cabang tabung yang lain. Hati-hati jangan sampai
preparat dan H2O2 mengenai bagian atas tabung.

 Ditutup tabung tersebut sedemikian sehingga berhubungan dengan buret berskala


yang berisi air. Samakan permukaan air pada buret dengan pada reservoir.
 Dituangkan enzim dalam subtrat H2O2 dengan terlebih dahulu mencatat waktu (60
detik). Reaksi katalisa akan berlangsung dan O2 akan dihasilkan yang menekan
permukaan air pada buret. Pembentukan oksigen terjadi dengan cepat.
 Dikerjakan seperti di atas dengan menggunakan 2, 3, 4, 5 dan 6 ml H2O2 dan 3 ml
preparat katalase. Hitunglah jumlah O2 pada 60 detik pertama dan gambarlah
hubungan konsentrasi (Molaritas) O2 dengan subsrat.

HASIL

F. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Data Hasil Pengamatan
Tabel 2.1 Hasil Pengamatan
No Suhu Volume Volume Persamaan Penurunan Hasil
Cairan H2O2 Reaksi Permukaan di Pengamatan
Preparat Waktu (1
menit/60
detik)
1 2 ml 2H2O2(aq) 2 ml Warna larutan
25 3 ml mejadi coklat
(suhu keruh dan
+ 2H2O(l) +
kamar) terbentuk sedikit
O2(g)
gelembung
2 3 ml 4 ml Warna larutan
menjadi coklat
keruh dan
terbentuk sedikit
gelembung
3 4 ml 0 ml Warna larutan
menjadi coklat
keruh dan
terbentuk sedikit
gelembung
4 5 ml 1 ml Warna larutan
menjadi coklat
keruh dan
terbentuk sedikit
gelembung
5 6 ml 0 ml Warna larutan
menjadi coklat
keruh dan
terbentuk sedikit
gelembung

Perhitungan
a. 3 ml ekstrak cairan dan 2 ml larutan H2O2
Massa O2 = x

Massa O2 = x

Massa O2 = 0,002855 x 2,091


Massa O2 = 0,006 gram

Mol O2 =

Mol O2 =

Mol O2 = 0,000187 mol

Mol H2O2 = x mol O2

Mol H2O2 = x 0,000187 mol

Mol H2O2 = 0,000374 mol

Molaritas =

Molaritas =

Molaritas = 0,187 M

Kecepatan pada variansi waktu (1 menit/60 detik), yaitu:

V= = = 0,003116 m/s

b. 3 ml ekstrak cairan dan 3 ml larutan H2O2


Massa O2 = x

Massa O2 = x

Massa O2 = 0,0042 x 2,091


Massa O2 = 0,0089 gram

Mol O2 =

Mol O2 =

Mol O2 = 0,00028 mol


Mol H2O2 = x mol O2

Mol H2O2 = x 0,00028 mol

Mol H2O2 = 0,00056 mol

Molaritas =

Molaritas =

Molaritas = 1,865 M

Kecepatan pada variansi waktu (1 menit/60 detik), yaitu:

V= = = 0,003107 m/s

c. 3 ml ekstrak cairan dan 4 ml larutan H2O2


Massa O2 = x

Massa O2 = x

Massa O2 = 0,00571 x 2,091


Massa O2 = 0,01194 gram

Mol O2 =

Mol O2 =

Mol O2 = 0,00037 mol

Mol H2O2 = x mol O2

Mol H2O2 = x 0,00037 mol

Mol H2O2 = 0,000746 mol

Molaritas =

Molaritas =

Molaritas = 1,86 M
Kecepatan pada variansi waktu (1 menit/60 detik), yaitu:

V= = = 0,03109 m/s

d. 3 ml ekstrak cairan dan 5 ml larutan H2O2


Massa O2 = x

Massa O2 = x

Massa O2 = 0,00714 x 2,091


Massa O2 = 0,015 gram

Mol O2 =

Mol O2 =

Mol O2 = 0,000468 mol

Mol H2O2 = x mol O2

Mol H2O2 = x 0,000468 mol

Mol H2O2 = 0,00094 mol

Molaritas =

Molaritas =

Molaritas = 0,188 M

Kecepatan pada variansi waktu (1 menit/60 detik), yaitu:

V= = = 0,03133 m/s

e. 3 ml ekstrak cairan dan 6 ml larutan H2O2


Massa O2 = x

Massa O2 = x

Massa O2 = 0,00856 x 2,091


Massa O2 = 0,0179 gram

Mol O2 =

Mol O2 =

Mol O2 = 0,000559 mol

Mol H2O2 = x mol O2

Mol H2O2 = x 0,000559 mol

Mol H2O2 = 0,00111 mol

Molaritas =

Molaritas =

Molaritas = 0,1867 M

Kecepatan pada variansi waktu (1 menit/60 detik), yaitu:

V= = = 0,003111 m/s

Tabel 2.2 Perhitungan dengan Persamaan “double recripocal” atau


“Linewaver Burk”
NO S V X = 1/[S] Y = 1/[V]
1 0,000374 0,003116 2.673,79 320,92
2 0,00056 0,003107 1.785,71 321,85
3 0,000746 0,03109 1.340,48 32,164
4 0,00094 0,03133 1.063,82 31,91
5 0,00111 0,003111 900,90 321,44

Perhitungan Km dan Vmaks


GRAFIK LINEWAVER-BURK
3000
2500
2500

Y = 1/[V] 2000

y = 250x - 250
1500
R² = 0,125

1000

500
0 0 0 0
0
0 1 2 3 4 5 6
X = 1/[S]

Menghitung Vmax dan Km

y = mx + c
y = 250x – 250
R² = 0.125

b (gradient) =

maka, Vmax =

Vmax =

Vmax = 0,004 m/s


Km = b (gradient) x Vmax
Km = 250 x 0,004
Km =1M

2. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan mengenai kinetika enzim.
Tujuan dari praktikum ini ialah memahami konsep kinetika enzim,
mengetahui reaksi enzim katalase untuk pemecahan hidrogen peroksida
(H2O2) menjadi air dan oksigen, mengetahui metode penyelesaian
persamaan double recripocal Linewaver-Burk, dan menentukan aktivitas
laju awal dan maksimum reaksi enzimatis katalase.
Kinetika enzim merupakan salah satu cabang ilmu biokimia yang
mempelajari mengenai hubungan pengukuran kuantitatif dari kecepatan
reaksi yang dikatalis oleh enzim serta pemeriksaan secara sistematik
mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan tersebut.
Pengukuran kuantitatif pada reaksi kinetika enzim terbagi menjadi dua,
yaitu asas keseimbangan menurut Michaelis-Menten dan asas teori
keadaan tunak menurut Briggs-Haldane.
Dalam praktikum kinetika enzim yang dilakukan, praktikan
menggunakan umbi kentang yang dihaluskan dan diambil ekstraknya
sebagai sumber enzim katalase. Berdasarkan literature, ekstrak kentang
murni mengandung 35% dengan aktivitas spesifik 3000 unit/mg protein.
Perlakuan dihaluskannya kentang berfungsi untuk mempermudah
praktikan dalam mendapatkan enzim katalase serta memperluas
permukaan kentang. Selanjutnya, ekstrak kentang yang mengandung
enzim katalase sebanyak 3 ml dimasukkan kedalam salah satu sisi tabung
Y dan sisi lainnya dimasukkan larutan H2O2 dengan berbagai variasi
volume, yaitu 2,3,4,5, dan 6 ml. Pada percobaan yang dilakukan, tabung Y
dimasukkan selang yang dialiri dengan buret berisi air. Terdapat
gelembung dan adanya penurunan volume air pada buret di setiap variasi
H2O2 yang digunakan. Hal tersebut menandakan adanya reaksi kimia
ketika ekstrak kentang direaksikan dengan larutan H2O2. Adapun
persamaan reaksi kimianya sebagai berikut:
2H2O2(aq) 2H2O(l) + O2(g)
Dapat dilihat dari persamaan tersebut, hidrogen peroksida (H2O2)
menjadi air (H2O) dan oksigen (O2). Pembentukan gas oksigen ditandai
dengan adanya gelembung. Selanjutnya, gelembung yang dihasilkan dari
percobaan dari setiap variasi volume H2O2 dapat ditentukan laju reaksi
atau kinteika enzimatis dari enzim katalase pada ekstrak kentang. Hal
tersebut dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan Lineweaver-
Burk, sebagai berikut:
y = mx + c

Berdasarkan hasil perhitungan, dapat diketahui bahwa ekstrak kentang


dengan variasi volume substrat (H2O2) menunjukkan adanya peningkatan laju
atau sederhananya kinetika enzimnya semakin meningkat seiring dengan
peningkatan volume. Dan diperoleh grafik Lineweaver Burk yaitu sebagai
berikut:

GRAFIK LINEWAVER-BURK
3000
2500
2500

2000
Y = 1/[V]

y = 250x - 250
1500
R² = 0,125

1000

500
0 0 0 0
0
0 1 2 3 4 5 6
X = 1/[S]

Dari grafik diatas, dapat diketahui bahwa nilai Vmaks dan Km yang dihasilkan
sebesar 0,004 m/s dan 1 M.

G. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan mengenai kinetika enzim,
dapat disimpulkan bahwa:
1. Kinetika enzim adalah cabang ilmu biokimia yang berhubungan dengan
pengukuran kuantitatif dari kecepatan reaksi yang dikatalis enzim dan
pemeriksaan secara sistematik mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
kecepatan tersebut.
2. Persamaan Michaelis-Mente merupakan persamaan yang digunakan untuk
menghitung laju enzim. Persamaan Michaelis-Mente dengan
menggunakan persamaan Linewaver dan Burk dapat digunakan untuk
menghitung nilai Km dan Vmaks dari suatu enzim.
3. Pada percobaan yang telah dilakukan, didapatkan nilai Vmaks dan Kmnya
sebesar

H. JAWABAN PERTANYAAN
1. Pada suatu reaksi, fosfoenol piruvat menjadi piruvat yang dikatalis
menggunakan piruvat kinase
a) Tulislah reaksinya

b) Sebutkan masing-masing bagiannya (E, S, P)


E = Piruvat kinase
S = Fosfoenolpiruvat
P = Piruvat
2. Jika reaksi yang di atas menunjukkan data maka hitung nilai Km dan
Vmax, menurut persamaan: Lineweaver-Burk
Jawab:
Tabel Perhitungan dengan Persamaan “double recripocal” atau
“Linewaver Burk”
NO S V X = 1/[S] Y = 1/[V]
1 0,000374 0,003116 2.673,79 320,92
2 0,00056 0,003107 1.785,71 321,85
3 0,000746 0,03109 1.340,48 32,164
4 0,00094 0,03133 1.063,82 31,91
5 0,00111 0,003111 900,90 321,44

y = mx + c
y = 250x – 250
R² = 0.125

b (gradient) =

maka, Vmax =

Vmax =

Vmax = 0,004 m/s


Km = b (gradient) x Vmax
Km = 250 x 0,004
Km =1M

I. DAFTAR PUSTAKA
Bairoch, A. (2000). The Enzyme Database in 2000. Nucleic Acid Res, 28(1),
304-305.
Lay, W. B. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta: Grafindo.
Lehninger. 1982. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga.
Murray, R. K., dkk. 2003. Biokimia Harper. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Poedjiadi, A., Supriyatin, T. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta (ID): UI
Press.
Poedjiadi, A. 2006. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta (ID): UI Press.
Widowati, Esti dkk. 2014. Produksi dan Karakterisasi Enzim Paktinase oleh
Bakteri Pektinolitik dalam Klasifikasi Jus Jeruk Manis (Citrus cinensis).
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, 3(1), 16-20.
Wiseman, A. (1989). Handbook of Enzymes Biotechnology 2nd. Edition. New
York: Ellis Howard.

J. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai