Anda di halaman 1dari 10

Benzoilasi

Glukosa
Kelompok 8 :
Theresia Larusita (066119148)
Muhammad Rikzan (066119151)
Khoirunnisa Wulandari (066119167)
Dasar Teori Benzoilasi Glukosa
1. Glukosa adalah monomer dari karbohidrat. Glukosa termasuk monosakarida yang
mempunyai rumus C6H12O6 yang disebut dekstrosa (Edahwati, 2010)
2. Benzoilasi merupakan proses penghasilan senyawa turunan dengan menambahkan gugus
benzoil pada senyawa induk tertentu sehingga memiliki struktur yang lebih besar
dibandingkan senyawa induknya (Khopkar, 2010)
3. Benzoil klorida juga dikenal sebagai benzenakarbonil klorida adalah cairan tidak berwarna
dan berkabut C6H5COCl dengan bau yang menusuk
.
Sifat fisika dan Kimia
Benzoil Klorida
01 02
Sifat Fisika Sifat kimia
1. Rumus molekul : 1. Dapat bereaksi dengan
C6H5COCl air dan membentuk asam
2. Cairan tak berwarna klorida
3. Mempunyai bau yang 2. Menyebabkan iritasi pada
menusuk selaput lendir dan kulit
4. Massa molar : 126,58 3. Memiliki reaktivitas yang
g/mol tinggi
4. Mudah terbakar
Alat dan Bahan

Alat Bahan
1. Aquadest
1. Erlenmeyer
2. Benzoil klorida
2. Gelas ukur
3. Etanol
3. Kertas saring
4. Larutan glukosa 2%
4. Oven
5. Natrium Hidroksida
5. Pemanas
10%
6. Timbangan analitik
Cara kerja
Bagan kerja

25 ml larutan glukosa 2% + 14 ml larutan NaOH 10% +


Benzoil klorida (

Ditambahkan sedikit lebih banyak NaOH sambil dipanaskan


selama 10 menit

Setelah berbentuk kristal, larutan tersebut disaring lalu dicuci

(rekristalisasi) dengan 10 ml etanol, didinginkan dan disaring

Kristal tersebut dikeringkan di dalam oven


Kelompok B. kertas isi B. kertas kosong Data pengamatan dan Perhitungan
1 0,8055 0,3200

2 0,8155 0,3200

3 0,8355 0,3200
Diketahui :
4 0,8555 0,3200
Mol glukosa 2%
5 0,8755 0,3200
Mr glukosa = 180
6 0,8955 0,3200
Mr D-glukosa pentabenzoat = 700,9
7 1,055 0,3200

8 1,155 0,3200

9 1,25 0,3200

10 1,285 0,3200
1. Mol glukosa 2%
2 g/ 100 ml = massa/ 25 ml
Massa = 2 g x 25 ml/ 100 ml = 0,5 g
Mol = 20,5/180 = 2,8 × 10-3
2. Berat teoritis = Mol glukosa × Mr D-glukosa pentabenzoat
= 2,8 × 10-3 × 700,9 = 1,96 g
3. Berat percobaan = B. kertas saring isi – B. kertas saring kosong
= 1,155 – 0,3200 = 0,835 g
4. % rendemen = B. percobaan/ B. teoritis x 100%
= 0,835/1,96 x 100% = 42,60 %
5. % kesalahan = B.teoritis - B.percobaan/B.teoritis x 100 %
= 1,96 - 0,835/1,96 x 100%
= 57,40 %
Pembahasan
● Digunakan benzoil klorida karena lebih mudah terhidrolisis oleh air dan lebih banyak mengesterifikasi daripada

mengadisi karbon. Fungsi dari penambahan NaOH adalah sebagai katalisator dan etanol sebagai pelarut pada

saat rekristalisasi.

● Reaksi antara benzoil klorida dan NaOH menghasilkan garam netral NaCl yang ikut terbentuk sehingga residu

dilarutkan kembali agar kristal yang diperoleh murni senyawa D-glukosa-pentabenzoat.

● Penambahan benzoil klorida dilakukan dengan tujuan agar klorida habis bereaksi yang dipercepat dengan
pengocokan sehingga mendapatkan larutan bening. Dan dikarenakan benzoil klorida memiliki bau yang
menyengat maka ditambahkan NaOH agar bau benzene yang terkandung hilang secara perlahan.
● Setelah mengalami pemanasan, terdapat endapan pada larutan glukosa ketika ditambahkan pula dengan NaOH.
Hal ini menunjukkan adanya reaksi positif bahwa glukosa yang diberi NaOH dapat terhidrolisis.
● Pada data yang telah diperhitungkan didapatkan rendemen sebesar 42,60%. Rendemen menggunakan satuan
persen (%). Semakin tinggi nilai rendemen yang dihasilkan menandakan nilai ekstraksi yang dihasilkan semakin
banyak.
Kesimpulan

01
● Benzoilasi glukosa merupakan proses
penghasilan senyawa
D-gluosa-pentabenzoat.
● Reaksi benzoil klorida dan NaOH akan
menghasilkan garam murni

02
● Pemanasan dan pengocokan
mempercepat proses reaksi dan
kesempurnaan pada reaksi yang terjadi
Tha󰈝󰈕 󰇳󰈡󰉊!

Do y󰈡󰉊 󰈊a󰉐󰈩 󰇽n󰉘 󰈬u󰈩s󰉃󰈏o󰈞?

Anda mungkin juga menyukai