Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL

PENYUSUNAN RENCANA INDUK TRANSPORTASI PERKOTAAN


KABUPATEN KOLAKA

Pemerintah : Kabupaten Kolaka


Unit Organisasi : Dinas Perhubungan
Sasaran Program : Tersedianya Dokumen Rencana Induk Transportasi
Perkotaan Kabupaten Kolaka yang disesuaikandengan
Tatrawil (Tataran Transportasi Wilayah) Provinsi
Sulawesi Tenggara dan Tatralok (Tataran Transportasi
Lokal) Kabupaten Kolaka.
Kegiatan : Penyelenggaraan Penelitian
Detil Kegiatan : Penyusunan Dokumen Rencana Induk Transportasi
Perkotaan Kabupaten Kolaka yang ditinjau
berdasarkan tinjauan akademik yang disesuaikan
dengan Tatrawil (Tataran Transportasi Wilayah)
Provinsi Sulawesi Tenggara dan Tatralok (Tataran
Transportasi Lokal) Kabupaten Kolaka

A. LATAR BELAKANG

Sistem transportasi diharapkan mampu menghasilkan jasa transportasi yang


berkemampuan tinggi dan diselenggarakan secara efisien dan efektif dalam
menunjang dan sekaligus menggerakkan dinamika pembangunan; mendukung
mobilitas manusia dan barang serta jasa; mendukung pola distribusi nasional
serta mendukung pengembangan wilayah, peningkatan hubungan nasional dan
internasional yang lebih memantapkan perkembangan kehidupan berbangsa dan
bernegara.

Jaringan transportasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari


pembangunan kota. Pendekatan sistem internal kota mengisyaratkan jaringan
transportasi jalan sebagai media dalam menyelenggarakan pergerakan orang,
barang, bahkan jasa sangat berpengaruh dalam mendukung aktifitas kota.
Dinamika kota tercermin dari lalu lintas yang ramai, lancar, dan tertib, mobilitas
yang terkendali, serta aksesibilitas yang mudah bagi setiap warga kota. Namun
demikian, kenyataan dilapangan memperlihatkan kondisi yang sebaliknya, yaitu
kemacetan terjadi dimana-mana pada hampir seluruh kota besar yang ada di
Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Makassar dan lain-lain.
Akibat adanya kemacetan lalu lintas pada wilayah perkotaan ini menimbulkan
dampak negatif yang sangat besar. Dampak negatif dari sisi pengguna (user)
salah satunya adalah kerugian waktu karena kecepatan perjalanan rendah,
sehingga menyebabkan biaya perjalanan tinggi. Dampak lainnya yang
ditimbulkan akibat kemacetan lalu lintas adalah pemborosan energi (konsumsi
bahan bakar minyak), karena pada kecepatan rendah konsumsi bahan bakar
lebih tinggi, pada akhirnya biaya operasi kendaraan akan semakin tinggi pula.
Masih dari sisi pengguna, kemacetan lalu lintas juga dapat menimbulkan
keausan kendaraan lebih tinggi, karena kendaraan dalam keadaan hidup lebih
lama untuk jarak yang pendek akan menyebabkan radiator tidak berfungsi dan
penggunaan rem lebih tinggi. Dari sisi lingkungan, kemacetan lalu lintas dapat
meningkatkan polusi udara karena pada kecepatan rendah konsumsi energi lebih
tinggi dan mesin tidak beroperasi pada kondisi yang optimal. Dari sisi kesehatan,
kemacetan lalu lintas dapat menyebabkan stress bagi pengguna (user), karena
berada pada kondisi kejiwaan yang tertekan.

Menurut hasil studi Annette Peters, dari Institute of Epidemiology, Helmoltz


Zentrum Muchen, Jerman, 2009, menyatakan bahwa “Terjebak kemacetan lalu
lintas selama satu jam, meningkatkan resiko serangan jantung jadi tiga kali lebih
tinggi. Satu faktor potensial bisa jadi ialah udara buangan yang berasal dari
mobil. Secara keseluruhan, waktu yang dilalui di dalam setiap jenis angkutan
jalan (mengendarai mobil, naik angkutan umum atau naik sepeda motor)
berhubungan dengan 3,2 kali resiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan
waktu yang dihabiskan jauh dari pemicu ini,". Dengan hasil studi tersebut
menunjukkan bahwa dampak negatif kemacetan lalu lintas telah menimbulkan
kerugian yang luar biasa besar.

Penanganan transportasi perkotaan mempunyai perbedaan dengan penanganan


transportasi antar kota, karena keduanya mempunyai karakteristik yang spesifik.
Adanya perbedaan antara karakteristik transportasi antar kota dengan
karakteristik transportasi perkotaan merupakan pertimbangan utama perlunya
transportasi perkotaan dikelola secara khusus. Titik sentra transportasi perkotaan
di masa yang akan datang adalah bagaimana melakukan “integrasi”, yang lebih
efektif dan efisien, yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Memadukan pemikiran dan aksi lintas semua kebijakan sektor terkait dan
pada semua tingkatan pembuatan keputusan.
b. Semua kebijakan terkait transportasi bersinergi menuju kualitas hidup yang
lebih baik.
c. Kebijakan lokal dan regional tetap seirama dengan Kebijakan Nasional.
d. Memastikan sektor publik (masyarakat dan pemerintah) dan swasta saling
bekerjasama.
Dengan demikian diharapkan kedepan akan didapatkan suatu sistem
transportasi yang efektif, ramah lingkungan, handal dan memegang peranan vital
dalam meningkatkan kualitas hidup bagi seluruh masyarakat dan perkembangan
ekonomi wilayah. Tantangan transportasi perkotaan ke depan adalah
pertumbuhan kendaraanakan tumbuh lima kali lipat dalam dua puluh tahun ke
depan, di sisi lain jaringan jalan cenderung tidak bertambah yang berakibat pada
kemacetan dan polusi udara.

Berbagai permasalahan transportasi perkotaan tidak dapat diselesaikan oleh


satu pihak, bahkan oleh pemerintah saja. Pemerintah memiliki peranan kunci
dalam pemecahan masalah transportasi perkotaan, namun masyarakat, pelaku
bisnis, pengusaha transportasi (organda) dan pengguna jalan mampu
memberikan sumbangan berarti dalam pemecahan masalah transportasi
perkotaan. Dalam konteks tersebut, pengembangan sistem jaringan transportasi
kawasan aglomerasi menjadi penting dalam konsepsi tataran nasional, propinsi
dan tataran kabupaten/kota dengan menerapakan seluruh sistem aktivitas dan
sub sistem lingkungan (regulasi dan dinamika ruang global) yang saling
berinteraksi dalam siklus akan membentuk simpul pelayanan jasa transportasi
yang efisien dan efektif pada wilayah tatarannya.

Beberapa kondisi menuntut perlunya suatu penyusunan rencana induk


transportasi perkotaan pada kawasan perkotaan Kabupaten Kolaka. Kondisi
dimaksud meliputi :

a. Pertumbuhan penduduk, ekonomi dan tingkat pendapatan akan secara


dramatis mempengaruhi jumlah kepemilikan kendaraan dan tingkat
permintaan perjalanan di Kabupaten Kolaka.
b. Hampir semua kota-kota mempunyai struktur tradisional yaitu tumbuh dari
struktur pedesaan, dimana tidak akan dapat menjawab kebutuhan dimasa
mendatang termasuk di lokasi studi.
c. Struktur institusi yang ada tidak dirancang untuk melayani kompleksitas
interaksi yang dibutuhkan pada tingkat perkotaan dan untuk keterpaduan
dalam mengantisipasi masalah yang timbul.
d. Kebutuhan pendanaan untuk infrastruktur transportasi perkotaan sangat tinggi
termasuk pengaturan anggaran dan dana yang diperlukan dan tidak sesuai
dengan kondisi keuangan daerah.
e. Dari hal-hal/kondisi tersebut, maka perlunya suatu penyusunan rencana induk
transportasi perkotaan di Pusat Kota Kabupaten Kolaka.

B. DASAR HUKUM

Beberapa landasan hukum yang berkaitan dengan kebijakan teknis penyusunan


rencana induk transportasi perkotaan Kabupaten Kolaka adalah sebagai berikut :

 UU No.26 Tahun 2007 tentang RTRWN


 UU No.23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian
 UU No.17 Tahun 2008 tentang Pelayaran
 UU No.1 Tahun 2009 tentang Penerbangan
 UU No.22 Tahun 2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan
 UU No.38 Tahun 2004 tentang Jalan
 UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
 PP No.79 Tahun 2013 tentang Jaringan Lalulintas dan Angkutan Jalan
 Peraturan Presiden No.32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa,
Analisis serta Manajemen Kebutuhan Lalulintas
 Peraturan Presiden No.61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan
 Peraturan Presiden No. 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025
 Permen Perhubungan No.69 Tahun 2013 tentang Kebandarudaraan Nasional
 Permen PU No.01/PRT/M/2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
 KM Perhubungan 49 Tahun 2005 tentang Sistem Transportasi Nasional
(SISTRANAS)
 KM Perhubungan No. KP 414 Tahun 2013 tentang Penetapan Rencana Induk
Pelabuhan Nasional
 Peraturan Gubernur Sulawesi Tenggara No. … tentang Tataran Transportasi
Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara
 Peraturan Daerah Kabupatan Kolaka No…… tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Kolaka

C. LINGKUP KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN

Ruang lingkup pekerjaan penyusunan rencana induk transportasi perkotaan di


Kabupaten Kolaka adalah sebagai berikut :
1. Melakukan inventarisasi dan kajian terhadap dokumen-dokumen, referensi
maupun studi-studi terdahulu yang berkaitan dengan studi ini.
2. Melakukan studi pustaka berkaitan dengan bidang pengembangan jaringan
transportasi, kajian dan analisis terhadap studi-studi yang berhubungan
dengan tata cara pengembangan jaringan transportasi, peraturan-peraturan
maupun pedoman-pedoman yang berkaitan dengan perencanaan pelayanan
jaringan secara terpadu.
3. Melakukan pengumpulan data :
1) Data Primer
 Survei volume lalu lintas
 Survei OD Angkutan Umum (Up Dating)
 Survei Road Side Interview
 Survei Home Interview
 Survei persepsi pengguna jalan dan pengguna angkutan umum
2) Data Sekunder
 Kondisi tata ruang Kabupaten Kolaka
 Kondisi sosio ekonomi (penduduk dan PDRB) di Kabupaten Kolaka
 Perencanaan wilayah dan RTRW Kabupaten dan Renstra Wilayah
 Data inventarisasi jaringan jalan, terminal (simpul) dan jaringan trayek
 Data inventarisasi fasilitas dan permasalahan angkutan umum
 Data inventarisasi trayek angkutan umum (road based)
 Data tata guna lahan
4. Melakukan pemodelan transportasi dan proyeksi di masa yang akan datang
untuk Kawasan Perkotaan di Kabupaten Kolaka.
5. Merekomendasikan tahapan pengembangan jaringan transportasi di kawasan
perkotaan Kabupaten Kolaka meliputi jaringan jalan dan terminal (prasarana),
jaringan trayek (pelayanan).
6. Menyusun rencana lokasi kebutuhan simpul di Kawasan Perkotaan
Kabupaten Kolaka.
7. Menyusun rencana kebutuhan ruang lalu lintas berupa jaringan jalan, jaringan
trayek dengan memperhatikan tata guna lahan di Kawasan perkotaan
Kabupaten Kolaka.
8. Menyusun rencana pengembangan jaringan transportasi terhadap
penyebaran kegiatan di Kawasan perkotaan di Kabupaten Kolaka.
9. Menyusun Rencana Induk Transportasi Perkotaan di Kabupaten Kolaka
dengan tahapan berjangka (pendek, menengah dan panjang).

D. MAKSUD DAN TUJUAN

Pekerjaan penyusunan rencana induk transportasi perkotaan di Kabupaten


Kolaka dimaksudkan untuk hal-hal sebagai berikut :
1. Mengembangkan jaringan transportasi angkutan umum terhadap penyebaran
kegiatan antar pusat kota dengan simpul kacamatan, berdasarkan kajian atas
kondisi lapangan, peraturan perundang-undangan, referensi dan melakukan
penyusunan rencana induk transportasi perkotaan di Kabupaten Kolaka.
2. Terwujudnya regulasi rencana induk transportasi perkotaan di Kabupaten
Kolaka.

Adapun tujuan daripada pekerjaan penyusunan rencana induk transportasi


perkotaandi Kabupaten Kolakaadalah sebagai berikut :

1. Menyusun rencana induk transportasi perkotaan pada kawasan perkotaan


Kabupaten Kolaka, agar menjadi acuan pembangunan dan pengembangan
jaringan transportasi perkotaan pada masa yang akan datang.
2. Adanya suatu tahapan-tahapan perencanaan dan pembangunan jangka
pendek, menengah dan panjang untuk pembangunan dan pengembangan
jaringan transportasi perkotaan di Kabupaten Kolaka.

E. INDIKATOR KELUARAN DAN KELUARAN

Pekerjaan penyusunan rencana induk transportasi perkotaan di Kabupaten


Kolaka, pada akhirnya diharapkan akan menghasilkan keluaran kualitatif berupa :
1. Data tentang ruang lalu lintas berupa, jaringan pelayanan (trayek angkutan
umum) dan jaringan prasarana (jaringan jalan danterminal) di kawasan
perkotaan Kabupaten Kolaka.
2. Perkiraan perpindahan orang dan/atau barang menurut asal tujuan perjalanan
di kawasan Kabupaten Kolaka.
3. Rencana pengembangan jaringan pelayanan (trayek angkutan umum) dan
jaringan prasarana (jaringan jalan danterminal).
4. Rencana lokasi dan kebutuhan simpul transportasi di kawasan perkotaan
Kabupaten Kolaka.
5. Arah kebijakan dan langkah-langkah kebijakan pengembangan transportasi
dalam keseluruhan moda transportasi di kawasan perkotaan Kabupaten
Kolaka.
6. Optimalisasi terhadap penggunaan sistem jaringan yang ada terhadap kondisi
transportasi yang ada dan alternatif yang akan dikembangkan (beberapa
skenario).
7. Rencana aksi terdiri atas kegiatan, waktu pelaksanaan dan perkiraan
pembiayaan.

Adapun keluaran kuantitatif dari pekerjaan penyusunan rencana induk


transportasi perkotaan di Kabupaten Kolakaadalah sebagai berikut :
1. Bahan naskah akademis penyusunan rencana induk transportasi perkotaan di
Kabupaten Kolaka, sebanyak 20 (dua puluh) eksemplar.
2. CD yang memuat keseluruhan laporan dan analisis lainnya serta gambar-
gambar yang disusun secara sistematis sebanyak 20 (dua puluh) eksemplar.

F. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan studi ini dilaksanakan dengan metode survey pola bangkitan,


tarikandan pergerakan transportasi di Kawasan Perkotaan, hasil surveyditabulasi
dalam matrik asal tujuan (OD), kemudian dianalisis denganpemodelan
transportasi selanjutnya dilakukan pertemuan dalam rapatdengan unit terkait di
Kabupaten Kolaka untuk mensinkronkan data dan informasi yangdikumpulkan.

Tahapan pelaksanaan dan pelaporan studi dilakukan sebagai berikut:

1. Tahapan Laporan Pendahuluan (Inception Report)


Penyusunan laporan pendahuluan ini berisi penjabaran dari kerangkaacuan
yang meliputi metodologi dan pendekatan atau teori yang akanditerapkan,
rencana kerja dan jadual kegiatan serta desain kuesioner yangakan
digunakan dalam penelitian.

2. Tahapan Laporan Antara (Interim Report)

Penyusunan laporan antara memuat hasil-hasil pengumpulan data,penjelasan


metode pengolahan/analisis, analisis awal serta penyusunanlangkah
selanjutnya analisis lengkap.

3. Tahapan Laporan Akhir (Final Report)

Penyusunan pada tahap laporan akhir merupakan perbaikan/penyempurnaan


setelah melaluiserangkaian diskusi dan pembahasan.

G. KEBUTUHAN TENAGA AHLI

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan penyusunan rencana induk transportasi


perkotaan di Kabupaten Kolaka, maka diperlukan tenaga-tenaga ahli yang
mempunyai kompetensi dibidang transportasi. Adapun kebutuhan tenaga ahli
dan tenaga pendukung tersebut adalah sebagai berikut :
1. Ketua Tim/Ahli Perencanaan Transportasi, (1 orang)
2. Ahli Lalu Lintas Perkotaan, (1 orang)
3. Ahli Manajemen Transportasi, (1 orang)
4. Ahli Pemodelan Transportasi, (1 orang)
5. Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota, (1 orang)
6. Surveyor, (5 orang)
7. Drafter, (1 orang)
8. Operator Komputer, (2 orang)
9. Tenaga Administrasi, (1 orang)

Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing tenaga ahli sebagai berikut:
1. Ketua Tim/Ahli Perencanaan Transportasi

Untuk posisi Ketua Tim pada pelaksanaan pekerjaan studi ini dibutuhkan
kualifikasi minimal S-2 Teknik Transportasi, dengan pengalaman minimal 5
tahun. Adapun tugas dan tanggung jawab tenaga ahli perencanaan
transportasi (Ketua Tim) ini adalah sebagai berikut :
a. Mengkoordinasi pekerjaan-pekerjaan secara umum dimulai dari tahap
persiapan, pengumpulan data, analisis sampai penyusunan laporan akhir.
b. Mengarahkan tim agar tetap pada tujuan dan kerangka proyek yang
sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja dan jadwal pelaksanaan proyek
yang telah direncanakan.
c. Mengkoordinasikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan ini
sehingga bisa menghasilkan pekerjaan yang telah diuraikan/ditentukan
dengan efektif.
d. Bekerja sama dengan staf ahli, dan tenaga pendukung lainnya yang
membantu pelaksanaan pekerjaan ini sehingga hasil yang didapat sesuai
dengan yang diharapkan oleh pemberi kerja.
e. Memimpin diskusi yang dilakukan oleh Tim dengan anggota tim dan
pengguna jasa.

2. Ahli Lalu Lintas Perkotaan

Untuk posisi Tenaga Ahli Lalu Lintas Perkotaan dibutuhkan kualifikasi S-1
Teknik Sipil/ Transportasi dengan pengalaman minimal 5 tahun dan
diutamakan kualifikasi S-2 Teknik Sipil/ Transportasi, dengan pengalaman
minimal 4 tahun. Adapun tugas dan tanggung jawab tenaga ahli lalu lintas
perkotaan ini adalah sebagai berikut :

a. Menyusun rencana kerja survei lalu lintas dan mengendalikan semua


personil yang terlibat dalam pengumpulan data lalu lintas.
b. Memeriksa dan menganalisis hasil pengumpulan data lapangan terkait
lalulintas.
c. Melakukan identifikasi permasalahan lalu lintas di kawasan studi.
d. Memberikan usulan perbaikan sistem lalu lintas di kawasan studi.
e. Bertanggung jawab atas semua analisis perhitungan lalu lintas.

3. Ahli Manajemen Transportasi


Untuk posisi Tenaga Ahli Manajemen Transportasi dibutuhkan kualifikasi S-1
Teknik Sipil/ Transportasi dengan pengalaman minimal 5 tahun dan
diutamakan kualifikasi S-2 Teknik Sipil/ Transportasi, dengan pengalaman
minimal 3 tahun. Adapun tugas dan tanggung jawab tenaga ahli manajemen
transportasi ini adalah sebagai berikut :

a. Menyusun rencana kerja terkait manajemen lalulintas


b. Memeriksa dan menganalisis hasil pengumpulan data lapangan terkait
manajemen lalulintas, termasuk angkutan umum.
c. Melakukan identifikasi permasalahan manajemen transportasi dan
kelembagaan di kawasan studi.
d. Memberikan usulan perbaikan manajemen dan kelembagaan transportasi
di kawasan studi.

4. Ahli Pemodelan Transportasi


Untuk posisi Tenaga Ahli Pemodelan Transportasi dibutuhkan kualifikasi S-1
Teknik Sipil/ Transportasi dengan pengalaman minimal 5 tahun dan
diutamakan kualifikasi S-2 Teknik Sipil/ Transportasi, dengan pengalaman
minimal 3 tahun. Adapun tugas dan tanggung jawab tenaga ahli pemodelan
transportasi ini adalah sebagai berikut :

a. Menyusun rencana kerja terkait pemodelan lalulintas perkotaan


b. Menganalisis bangkitan dan tarikan pergerakan orang dan barang
c. Memproyeksikan kebutuhan lalulintas yang dikaitkan dengan rencana
pengembangan kedepan.
d. Memberikan usulan perbaikan kebutuhan transportasi di kawasan studi
pada masa yang akan datang.

5. Ahli Perencanaan Wilayah& Kota (Planologi)


Untuk posisi Tenaga Ahli Perencanan Wilayah dan Kota dibutuhkan
kualifikasi S-1 Teknik Planologi/ Perencanaan Wilayah dan Kota dengan
pengalaman minimal 3 tahun. Adapun tugas dan tanggung jawab tenaga ahli
Perencanan Wilayah dan Kota ini adalah sebagai berikut :

a. Menyusun rencana kerja terkait pengembangan wilayah perkotaan di


lokasi studi
b. Menganalisis karakteristik guna lahan dan aktifitas transportasi akibat
bangkitan dan tarikan guna lahan tersebut
c. Memproyeksikan kebutuhan tata guna lahan kawasan perkotaan.
d. Memberikan usulan kebutuhan pengembangan wilayah dan tata guna
lahan yang berpengaruh terhadap aktifitas transportasi

6. Surveyor
Surveyor harus memiliki pendidikan yang sesuai untuk melakukan survey
yang mencakup aspek fisik, wilayah, sosial, ekonomi dan transportasi dengan
kualifikasi D-3 atau S-1.Adapun tugas dan tanggung jawab surveyor adalah
untuk membantu pelaksanaan pengumpulan data primer maupun sekunder.

7. Drafter
Minimal D-3 atau S-1 Teknik Perencanaan Wilayah (Planologi), Teknik Sipil
atau Arsitektur dan sudah berpengalaman di bidangnya. Adapun tugas dan
tanggung jawab drafter ini adalah untuk membantu mempresentasikan data-
data dan informasi dalam bentuk gambar.

8. Operator Komputer
Minimal SMA atau S-1 dan sudah berpengalaman di bidangnya. Adapun
tugas dan tanggung jawab operator komputer ini adalah untuk membantu
menginterpretasikan data-data yang diperoleh dan penyusunan laporan yang
berhubungan dengan hasil analisis data-data yang nantinya akan diarahkan
oleh Team Leader dan Tenaga Ahli.

9. Tenaga Administrasi
Minimal SMA atau S-1 dan sudah berpengalaman di bidangnya. Adapun
tugas dan tanggung jawab tenaga administrasi ini adalah untuk membantu
dalam bidang administrasi proyek yang dapat menunjang tugas-tugas Team
Leader dan Tenaga Ahli.

H. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan selama 6 (enam) bulan kalender. Untuk lebih
jelasnya jadwal pelaksanaan kegiatan penyusunan rencana induk transportasi
perkotaan di Kabupaten Kolaka dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel1.Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Bulan ke-
No. Item Kegiatan
1 2 3 4 5 6
1. Persiapan
2. Pengumpulan Data:
a. Data Sekunder
b. Data Primer
3. Pengolahan Data
4. Analisis:
a. Evaluasi kewilayahan/tata ruang &
kondisi tranportasi
b. Pengembangan Model
Transportasi
c. Identifikasi kebutuhan penanganan
d. Prioritasi Penanganan
5. Rekomendasi Tahapan Penanganan
6. Pelaporan:
a. Laporan Pendahuluan
b. Laporan Antara
d. Laporan Akhir
e. Ringkasan Eksekutif

I. TEMPAT PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan studi ini dilaksanakan di kawasan perkotaan Kabupaten Kolaka,


Provinsi Sulawesi Tenggara.

J. BIAYA

Biaya kegiatan studi dibebankan pada APBD Kabupaten Kolaka(DIPA Dinas


Perhubungan) Tahun 2015 sebesar Rp………………….,- (……………………….
Rupiah)

Anda mungkin juga menyukai